Anda di halaman 1dari 16

Sustained Transmission of Pertussis in

Vaccinated,15 Year-Old Children in a


Preschool, Florida, USA
1

JAMES MATTHIAS, P. SCOTT PRITCHARD, STACEY W.


MARTIN, CRISTINA DUSEK, ERIKA CATHEY, REBECCA
DALESSIO, MARJORIE KIRSCH

Pembimbing : dr. Renny Bagus, Sp.A

Dipresentasikan oleh :

Julius Warami, S.Ked , Santi Parambang, S.Ked


Dimas Wijaya, S.Ked, Dionisius Tappy , S,Ked
Background
2

Di Amerika Serikat, insiden pertusis merupakan


yang paling sering terjadi pada bayi dan anak
usia 7-10 tahun serta remaja.

Selama tahun 2000-2012, jumlah kasus pertusis


yang dilaporkan meningkat > 6 kali lipat.

Faktor potensial yang berkontribusi dalam


peningkatan kejadian pertusis adalah
menurunnya kekebalan setelah vaksinasi pertusis
aseluler.
September 2013

3
Metode
4

Institusi prasekolah tersebut memiliki 117 siswa


berusia 10 bulan - 6 tahun dan 26 staf.

19 Desember, direktur prasekolah dan staf


diwawancarai mengenai siswa atau anggota staf
tambahan dengan gejala batuk.

Untuk kasus yang baru diidentifikasi dan orang-


orang terdekat mereka, pengobatan dan
profilaksinya dikelola sesuai pedoman dari Centers
for Disease Control and Prevention (CDC
Metode
5

Semua orang mempunyai gejala, atau orang

tua dengan anak usia < 18tahun


diwawancarai dengan menggunakan formulir
standard laporan kasus untuk mencatat
tanggal, demografi, gejala, kunjungan
kesehatan, pengujian laboratorium,
pengobatan, dan status vaksinasi.
Metode
6

The Council of State and Territorial


Epidemiologists (CSTE) 2013, definisi kasus untuk
pertusis digunakan untuk mengklasifikasikan kasus,
kecuali analisis serologis yang dilakukan di CDC dianggap
sebagai Uji laboratorium terkonfirmasi.

Semua hubungan epidemiologi, seperti rumah tangga,

diklasifikasikan sebagai definisi kasus terkonfirmasi oleh


CSTE.
Metode
7

Tanggal 7-8 Januari 2014, staf administrasi


DOH memberikan kuesioner gejala batuk
kepada keluarga dalam rumah tangga siswa.
Kuesioner diberikan untuk mengetahui
penyakit batuk, gejala pertusis klasik, dan
durasi penyakit sejak 1 Desember 2013.
Metode
8

Efektivitas vaksin dihitung sebagai (1 Risiko relatif) 100 untuk

studi cohort anak-anak yang mengikuti prasekolah. Resiko relatif


didefinisikan sebagai the Attack Rate (AR) pada anak-anak yang
divaksinasi penuh dibagi dengan AR pada anak-anak yang status
vaksinasinya tidak up to date. Semua anak yang mengikuti
kegiatan prasekolah sudah memenuhi syarat karena telah
menerima 3 dosis vaksin pertusis (DTaP). Anak-anak usia <18
bulan dianggap benar-benar divaksinasi jika mereka sudah
menerima 3 dosis DTaP. Semua anak lainnya dianggap sepenuhnya
divaksinasi jika mereka menerima 4 dosis DTaP.
Result
9

Sebelas kasus terdeteksi


selama September 2013
Januari 2014 dan
diklasifikasikan sebagai
terkonfirmasi.
Result
10

Dua puluh delapan kasus yang terjadi


diklasifikasikan sebagai suspek (total 39
dikonfirmasi dan kasus yang dicurigai).
Dua puluh enam siswa 1-5 tahun (AR 22%) dan 2
staf (AR 7%) diidentifikasi menderita pertusis.
Sisanya 11 pasien kasus terhubung dengan
kegiatan prasekolah.
11
Disscusion
12

Discussion
Investigasi ini menyoroti Meskipun begitu, jumlah kecil
wabah pertusis pada kelompok anak-anak yang tidak
anak prasekolah. Perkiraan divaksinasi di prasekolah
efektivitas vaksin untuk anak- mengakibatkan efektivitas
anak yang menerima > 3 dosis vaksin memiliki confident
vaksin pertusis aseluler telah interval sangat luas, perkiraan
diketahui > 80%. yang rendah, ditambah dengan
transmisi berkelanjutan yang
tercatat selama beberapa
bulan, menimbulkan
kekhawatiran tentang
perlindungan yang tidak
memadai terhadap pertusis
pada kelompok usia yang
diyakini terlindungi dengan
baik oleh vaksinasi pertusis
aseluler.
Disscusion
13

Meskipun jumlah kasus yang Selama wabah, profilaksis


dikonfirmasi oleh pengujian massal hanya diberikan pada
laboratorium rendah (13%), anak dengan usia 1 tahun
namun, banyak kasus dimana setelah konfirmasi laboratorium
pasien memiliki gejala penyakit dari kasus pertama yang
dasar yang sesuai dengan dilaporkan karena
pertusis. kekhawatiran tentang pertusis
yang berat pada kelompok usia
muda ini.
Disscusion
14

Kemoprofilaksis ditujukan pada keluarga/rumah tangga dan


kontak yang berisiko tinggi. Akibatnya, efek kemoprofilaksis
di seluruh sekolah atau di kelas tidak dinilai. Tidak ada staf
yang identifikasi sedang hamil selama wabah. Namun,
sejak wabah, anak anggota staf yang berusia 1 tahun
(penggunaan profilaksis pasca paparan oleh anggota staf
ini tidak diketahui) dirawat di rumah sakit dengan pertusis
yang dikonfirmasi oleh laboratorium pada bulan Desember,
meskipun sudah menggunakan profilaksis pada bulan
September oleh Kelas tempat ibu bekerja.
Disscusion
15

Dari penelitian ini, tampak jelas banyak dokter ragu


untuk memberikan diagnosis pertusis dan tidak
menguji penyakit ini, karena mengingat riwayat
vaksinasi baru dilakukan.

Keragu-raguan oleh penyedia layanan kesehatan


masyarakat dalam melaporkan dugaan pertusis ini
akan menyebabkan berlanjutnya penularan pertusis
di masyarakat. Jadi, vaksinasi dini pertusis
seharusnya tidak menghalangi diagnosis, pengujian,
dan pengobatan kasus pertusis yang diduga.
16

Anda mungkin juga menyukai