Anda di halaman 1dari 43

PROBLEM BASED LEARNING

NEUROLOGY & BEHAVIOR SCIENCE


RORY SANDIKA 102008130
IRVAN JANUARD ADOE 102009016
HENSKY STALLONE SITEPU 102009063
NATHANIA PUTRI TAMBUNAN 102009110
ANGELLINA JOSSY 102009145
DONALD ARINANDA MANUAIN 102009191
SARAH REGINA CHRISTY 102009230
MUHAMMAD ADIB THAQIF BIN MAZLAN
102009276
MUHAMMAD SYAFIQ BIN AHMAD MUSTHAFA
102009310
NURUL NADJWA BINTI MOHAMED SHOKRI
102009340
SKENARIO MASALAH
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun di bawa ibunya ke RS
karena kejang beberapa menit yang lalu. Sejak 2 hari yang
lalu, anak tersebut menderita batuk & pilek, dan hanya di
beri obat yang dibeli di warung. Beberapa jam sebelum
masuk rumah sakit, anak mulai demam tinggi, selang
beberapa menit kemudian si anak mulai kejang-kejang
pada kedua tangan dan kakinya, mata mendelik ke atas.
Kejang ini berlangsung selama 5 menit, setelah kejang
terhenti anak tersebut menangis kencang dan bergerak
aktif. Menurut ibunya kejang seperti ini pernah terjadi
pada saat anak berusia 2 tahun.
IDENTIFIKASI MASALAH YANG
TIDAK DIFAHAMI
Tiada yang tidak difahami
RUMUSAN MASALAH
Laki-laki, 3 tahun, di bawa ke rumah sakit
karena keluhan kejang
Sejak 2 hari yang lalu, anak menderita batuk &
pilek
Beberapa jam sebelum masuk rumah sakit, anak
demam tinggi
Kejang-kejang pada kedua tangan dan kakinya,
mata mendelik ke atas
Kejang berlangsung 5 menit, setelah terhenti,
anak menangis kencang dan bergerak aktif
Pernah terjadi pada saat anak berusia 2 tahun.
ANALISIS MASALAH
HIPOTESIS
Laki-laki, 3 tahun, dengan keluhan kejang
selama 5 menit pada tangan dan kaki serta mata
mendelik ke atas setelah demam tinggi beberapa
jam yang lalu, dengan riwayat batuk pilek 2 hari
yang lalu dan riwayat kejang 2 tahun yang lalu
diduga mengalami penyakit kejang demam
SASARAN PEMBELAJARAN
Anamnesis pada pasien dengan kejang
demam
Pemeriksaan fisik dan penunjang pada
kejang demam
Diagnosis banding & Diagnosis kerja
Epidemiologi penyakit kejang demam
Etiologipatogenesis penyakit kejang
demam
Faktor resiko kejang demam
Penatalaksanaannya
Pencegahan kejang demam
Prognosis dari kejang demam
ANAMNESIS
Secara alloanamnesis
Identitaspasien (Perhatikan usia)
Keluhan utama dan sifat keluhan
Keluhan penyerta riwayat demam, batuk, pilek
Riwayat pengobatan anak
Riwayat penyakit neurologis - jika ada
Riwayat tumbuh kembang
Pernah ada trauma di kepala
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
Keadaan sakit
Kesadaran
Status mental dan tingkah laku
Tangisan
Antropometri anak
Tanda-tanda vital
Tanda rangsang meningeal
PEMERIKSAAN TANDA
RANGSANG MENINGEAL
Kaku kuduk dan Brudzinsky Sign
Kernig Sign
Laseque Sign
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah rutin
Kadar elektrolit jika ada dehidrasi
Pemeriksaan EEG
Pemeriksaan CSF
Pencitraan MRI dan CT Scan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EEG
indikasi untuk kejang demam kompleks dan ada
penyakit neurologis
Dapat memperlihatkan gelombang lambat dan
sering asimetris
Ditemukan pada 88% pasien bila dikerjakan pada
hari kejang dan pada 33% pasien bila dilakukan
tiga hari setelah kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lumbal puncture for CSF


anak yang kejang demam < 12 bulan
jika ada tanda rangsang meningeal
untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis
LUMBAL PUNCTURE
Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas,
maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Bayi < 12 bulan : diharuskan.
Bayi antara 12 18 bulan : dianjurkan.
Bayi > 18 bulan : tidak rutin, kecuali bila ada
tanda-tanda meningitis.
DIAGNOSIS
Working Diagniosis
Simple
Febrile Seizures/ Kejang Demam
Sederhana
Differential Diagnosis
Complex febrile seizures
Meningitis
Encephalitis
Brain Abscess
SIMPLE FEBRILE SEIZURES/
KEJANG DEMAM
Suatu gambaran kejang yang diakibatkan oleh demam
(suhu rectal melebihi 38oC)
Dapat berlaku dengan atau tanpa kelainan neurologis
Berlangsung kurang dari 15 menit dan umumnya berhenti
sendiri
Bersifat tonik-klonik tanpa menunjukkan adanya gambaran
fokal yang signifikan
Tidak berlangsung dalam suatu rangkaian yang memiliki
durasi total lebih dari 30 menit serta serangan hanya
terjadi satu kali dalam sehari.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Complex febrile seizures
Kejang lama >15 menit,
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial.
Kejang berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam dan
diantara bangkitan kejang anak tidak sadar.
Sering mempunyai kelainan neurologis
Meningitis
Peradangan selaput otak dan tulang belakang
(meningeal)
Disebabkan beberapa bakteri dan virus
Gejala yang tersering adalah pusing, kejang, gangguan
kognitif, muntah, photophobia dan phonophobia
Pada anak kecil, hanya gejala tidak spesifik yang hadir
seperti iritabilitas dan pusing
Pembesaran fontanelle pada anak sampai usia 6 bulan
Diagnosa ditegakkan dengan pungsi lumbal
Encephalitis
Peradangan akibat infeksi jaringan otak disebabkan oleh
infeksi virus dan mikroorganisme lain
Sering disertai meningitis sehingga dikenal sebagai
meningoencephalitis
Pada anak, seringkali terlihat iritabilitas, kurang nafsu
makan dan demam panas
Trias ensefalitis: demam mendadak naik, kejang yang
bersifat umum, fokal atau twitching dan kesadaran
menurun.
Encephalitis
Tanda klinik lain: disfasia, ataxia, hilangnya lapangan
pandang dan papil edema, reflex patologis dan fisiologis
(+).
Pada beberapa pasien tidak dijumpai perubahan berarti
pada analisa cairan serebrospinal.
Brain Abcess
Nanah yang diakibatkan oleh peradangan dan kumpulan
bahan infeksi di dalam jaringan otak
Trias demam, pusing dan penemuan neurologik fokal
Stadium awal demam, malaise, anoreksi dan gejala
peninggian tekanan intrakranial
Stadium lanjut trias abses otak yang terdiri dari gejala
infeksi, peninggian tekanan intrakranial dan gejala
neurologik fokal.
PP : Pemeriksaan darah rutin, EEG, CT Scan dan MRI.
Lumbal pungsi tidak dilakukan karena bahaya herniasi.
Brain Abscess
Gejala dan penemuan tergantung pada lokasi
spesifik abses pada otak
Abses lobus frontalis gejala neurologik
Abses lobus temporalis gangguan pendengaran dan
mengecap
Abses serebelum gangguan koordinasi
Abses batang otak biasanya berasal hematogen dan
berakibat fatal.
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti, faktor umur,
tinggi badan, dan cepatnya suhu meningkat
Semua jenis infeksi ekstrakranial
Efek produk toksik daripada mikroorganisme
terhadap otak
Respon alergik atau keadaan imun yang abnormal
oleh infeksi
Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit
Ensefalitis viral yang ringan atau yang tidak
diketahui atau ensefalopati toksik sepintas
ETIOLOGI
Faktor resiko yang dapat menyebabkan kejang demam
berulang adalah
Riwayat kejang demam dalam keluarga
Usia kurang dari 15 bulan
Temperatur yang rendah saat kejang
Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulang
80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut
hanya 10 - 15 % kemungkinan berulang
ETIOLOGI
Faktor resiko terjadinya epilepsi:
Adanya gangguan neurodevelopmental
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi dalam keluarga
Lamanya demam saat awitan kejang
Lebih dari satu kali kejang demam kompleks
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Pada seorang anak usia 3 tahun
65% sirkulasi darah menuju ke
otak.
Bila neurotransmitter eksitasi
berlebih, maka impuls akan
lebih mudah tersalurkan.
Eksitasi ini disalurkan menuju
motor end plate menyebabkan
kontraksi secara tiba-tiba dari
otot-otot rangka.
Klasifikasi International League Against
Epilepsy
Simplefebrile seizure
Complex febrile seizure
Kriteria Livingstone
Simple febrile convulsion
Epilepsy triggered off by fever
KRITERIA LIVINGSTONE
Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun.
Kejang berlangsung hanya sebentar saja,tidak lebih dari 15
menit.
Kejang bersifat umum.
Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya
demam.
Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.
Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah
suhu normal tidak menunjukkan kelainan.
Frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak
melebihi 4 kali.
MANIFESTASI KLINIS
Demam
Kejang tonik-klonik atau grand mal yang berlangsung
tidak lebih dari 15 menit
Pingsan yang berlangsung selama 30 detik 5 menit
setelah kejang
Frekuensi kejang dalam satu tahun tidak lebih dari 4
kali
Gigi atau rahangnya terkatub rapat
Apnue (henti nafas)
Kulitnya kebiruan
EPIDEMIOLOGI
Usia 6 bulan hingga 5 tahun dengan peak onset
adalah 14 18 bulan
3-5% dari populasi anak
Anak lelaki lebih banyak dari anak perempuan
75% rekurensi dalam jangka waktu 12 bulan dari
kejang pertama
Terdapat faktor hereditas yang mempengaruhi
Frekuensi epilepsi diantara berbagai anggota
keluarga adalah 4-10%.
Kulit putih lebih banyak dari kulit bewarna
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Pengobatan fase
akut
Mencari dan
mengobati penyebab
Pengobatan
profilaksis terhadap
berulangnya kejang
demam
Mencari punca atau sumber demam.
Antibiotik atau antiviral tergantung infeksi yang
menyebabkan demam
Mengontrol demam dengan memberikan
antipiretik
Paracetamol10 mg/KgBB/dosis PO
Ibuprofen 5 10mg/KgBB/dosis PO
Kompres
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Bebaskan jalan nafas, pakaian penderita dilonggarkan
kalau perlu dilepaskan.
Tidurkan penderita pada posisi terlentang, hindari dari
trauma. Cegah trauma pada bibir dan lidah.
Pemberian oksigen untuk mencegah kerusakan otak
karena hipoksia.
Segera turunkan suhu badan dengan pemberian
antipiretika atau diberikan kompres es.
Edukasi pada orang tua
KOMPLIKASI
Kejang demam lama
Hemiparesis dan penyebabnya adalah trombosis vena.
Kelumpuhannya sesuai kejang fokal yang terjadi.
Mula mula kelumpuhan bersifat flasid, tetapi setelah

dua minggu timbul spastisitas.


Kejang demam berulang
Berulang 30 37% dari kasus
50% anak yang mengalami KD pertama akan berulang
Kebanyakan terbatas 2-3 x berulang
Hanya 9-12% pasien mengalami > 3 x berulang
KOMPLIKASI
Epilepsi
Anak dengan kejang demam lebih beresiko terkena
epilepsi.
Faktor predisposisi lain: status neurologik, kejang
demam kompleks, riwayat kejang demam afebris pada
keluarga.
Retardasi Mental
Gangguan belajar dan perilaku, retardasi mental, defisit
koordinasi dan motorik dan status epileptikus pernah
dilaporkan sebagai gejala sisa kejang demam.
PENCEGAHAN
Pencegahan Kejang
Profilaksis intermiten saat demam dengan fenobarbital 4
5 mg/kgBB/hari. Fenobarbital merupakan obat pilihan
utama untuk terapi kejang pada anakdengan efek
samping paling sedikit dengan obat antikonvulsan
lainnya.
Profilaksis terus-menerus dengan antikonvulsan setiap
hari untuk mencegah berulangnya kejang demam berat
dengan fenobarbital 4 5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2
dosis
Mencegah Demam
Memberi kompres air dingin pada anak yang demam.
Menggunakan obat penurun suhu tubuh, yaitu
Paracetamol.
Menjaga kesehatan anak
Memberikan asupan yang bergizi kepada anak
Mencegah cedera saat kejang berlangsung :
Baringkan pasien pada tempat yang rata.
Kepala dimiringkan untuk menghindari aspirasi cairan
tubuh.
Pertahankan lidah untuk tidak menutupi jalan napas.
Lepaskan pakaian yang ketat.
Jangan melawan gerakan pasien untuk menghindari
cedera
PROGNOSIS
Secara umum, prognosis baik sekiranya
penanggulangan cepat dan tepat. Mortalitas
sangat rendah : 0,64 0,74 %.
SEKIAN.

Anda mungkin juga menyukai