Anda di halaman 1dari 90

SELAMAT BERTEMU

GEOGRAFI TANAH
Dr. DWIYONO HARI UTOMO, MPd., MSi.
STANDAR KOMPETENSI

Memahami faktor-faktor pembentuk


tanah dan sifat-sifat tanah yang
terkait dengan keruangannya
KOMPETENSI DASAR
1. Mendeskripsikan kajian geografi tanah
dalam studi geografi
2. Menguraikan keterkaitan antar faktor
pembentuk tanah di suatu wilayah
3. Mendeskripsikan sifat-sifat tanah di suatu
wilayah
4. Menjelaskan penggunaan alat-alat
praktikum tanah
5. Menjelaskan pengklasifikasian tanah
PENGERTIAN TANAH
Bahan mineral yang tidak padat (unconsolidated)
terletak dipermukaan bumi, yang telah dan tetap
akan mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh
faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi
bahan induk, iklim, organisme dan topografi pada
suatu periode waktu tertentu

Lapisan terluar dari kontinen yang relatif tak padu


sebagai akibat pelapukan batuan induk di bawah
kondisi iklim dan topografi tertentu yang
mempunyai sifat dan ciri tertentu serta merupakan
akibat kehidupan tumbuhan dan hewan yang
persebarannya mengikuti zone-zone geografi
(Dokuchaiev)
CABANG ILMU TANAH
Fisika Tanah (Soil Physic) : mempelajari sifat-sifat fisik tanah.
Seperti berat jenis, porositas, permeabilitas, kadar air, tekstur,
struktur, warna, temperatur dsb
Kimia Tanah (Soil Chemistry) : mempelajari sifat kimia tanah
seperti susunan kimia tanah, reaksi kimia dalam tanah, unsur
hara dalam tanah, pH dsb.
Mikrobiologi Tanah (Soil Microbiology) : mempelajari kehidupan
jasad mikro dalam tanah terutama yang berperan dalam menjaga
dan meningkatkan kesuburan
Kesuburan Tanah (Soil Fertylity) : mempelajari tanah dalam
kaitannya dengan peranan unsur hara tanah bagi pertumbuhan
tanaman serta pupuk apa yang dibutuhkan
Genesa dan Klasifikasi Tanah : mempelajari proses
pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta
pengelompokannya kedalam jenis tanah berdasarkan ciri dan sifat
yang dimiliki
Konservasi Tanah dan Air (Soil and Water
Conservation): Mempelajari berbagai cara mengatasi
hilangnya permukaan tanah akibat erosi,
mempertahankan kesuburan tanah, mengatur dan
mengurangi hilangnya sumber air
Survey dan Pemetaan Tanah (Soil Survey and
Mapping) : mempelajari cara melakukan survey di
lapangan untuk memperoleh data baik data lapangan
maupun data laboratorium yang lengkap dari daerah
yang disurvey sebagai bahan pembuatan peta tanah
Tata Guna Lahan (Land Use) : mempelajari tatacara
penggunaan tanah sesuai dengan tingkat kesesuaian
tanah untuk tujuan tertentu, seperti untuk pertanian
dan bangunan
Reklamasi Tanah (soil Reclamation) mempelajari
cara mengembalikan keadaan tanah yag telah rusak
kedalam keadaan semula dalam hal kesuburan dan
produktivitas.
GEOGRAFI
TANAH
Geografi Tanah adalah Cabang dari Geografi yang
mempelajari sifat-sifat dan ciri-ciri tanah pada berbagai
daerah tertentu dalam konteks keruangan (mencakup
adanya persamaan perbedaan daerah/wilayah yang satu
dengan yang lain)
Aspek terpenting dari geografi tanah (sifat dan ciri tanah
dalam konteks keruangan) adalah klasifikasi tanah.
Mempelajari klasifikasi tanah berarti mengelompokkan
tanah (jenis-jenis tanah)
Dalam mengelompokkan tanah terlebih dahulu harus
mengetahui faktor dan proses terbentuknya tanah, juga
sifat-sifat tanah (fisika, kimia dan biologi)
Geografi tanah merupakan ramuan penting untuk
menentukan kualitas lingkungan, karena tanah yang subur
disertai penyediaan air yang cukup adalah wilayah yang
mampu menyediakan bahan makanan bagi manusia
PENDEKATAN EDAPHOLOGI DAN
PEDOLOGIS
Edapologi adalah ilmu yang mempelajari jenis tanah
dalam kaitannya dengan tumbuhan tingkat tinggi.
Kajan Edaphologi meliputi kesuburan tanah, konservasi
tanah dan air, Agrohidrologi, pupuk dan pemupukan,
ekologi tanah dan bio teknologi
Pedologi adalah ilmu yang mempelajari tanah sebagai
bagian dari alam yang menekankan hubungan tanah
dan faktor-faktor pembentuknya, termasuk asal
tanah, klasifikasi dan diskripsi tanah
kajian pedologi antara lain meliputi Agrogeologi, fisika,
kimia dan biologi tanah, morfologi dan klasifikasi tanah,
survei dan pemetaan tanah, analisis bentang lahan, ilmu
ukur tanah, perencanaan dan pengembangan wilayah
Definisi Tanah Secara Edaphologis

Lapisan Permukaan Bumi yang secara fisik berfungsi


sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran
penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi
(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe,
Mn, B, Cl,dll); dan secara biologis berfungsi sebagai
habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif
dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang
ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomassa dan
produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri
perkebunan, maupun kehutanan.
KOMPONEN UTAMA TANAH

Bahan Organik
Bahan Mineral
Air

Udara
BAHAN
ORGANIK
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik
kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik
berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa organik hasil
mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang
terlibat dan berada didalamnya. Bahan organik yang terkandung tanah
sekitar 3-5%

Sumber Bahan Organik Tanah


(1) sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat
berupa: (a) daun, (b) ranting dan cabang, (c) batang, (d) buah, dan
(e) akar.
(2) sumber sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat berupa:
kotorannya dan mikrofauna.
(3) sumber lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a)
pupuk kandang, (b) pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d)
pupuk hayati.
Humus
senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman dan atau hewan
yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat agak
resisten terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa
bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.

Ciri-Ciri Humus
(1) bersifat koloidal (ukuran kurang dari 1 mikrometer), karena ukuran yang
kecil menjadikan humus koloid ini memiliki luas permukaan persatuan bobot
lebih tinggi, sehingga daya jerap tinggi melebihi liat. KTK koloid organik ini
sebesar 150 s/d 300 me/100 g yang lebih tinggi daripada KTK liat yaitu 8 s/d
100 me/100g. Humus memiliki daya jerap terhadap air sebesar 80% s/d
90% dan ini jauh lebih tinggi daripada liat yang hanya 15% s/d 20%. Humus
memiliki gugus fungsional karboksil dan fenolik yang lebih banyak.
(2) daya kohesi dan plastisitas rendah, sehingga mengurangi sifat lekat tanah
dan membantu granulasi agregat tanah
(3) Tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein kasar.
(4) berwarna coklat kehitaman, sehingga dapat menyebabkan warna tanah
menjadi gelap.
Fungsi Bahan Organik Bagi Tumbuhan

Sebagai Pembentuk Butir (Granulator) dari


butir-butir tanah dan memperbaiki struktur
tanah sehingga produktif bagi tanaman
Sumber pokok unsur P, N, K dan S serta unsur
Mikro
Mendorong peningkatan daya penahan tanah
dan mempertinggi jumlah air yang tersedia
bagi kehidupan tanaman
Sumber tenaga bagi mikro organisme
MINERA
L dari kristal-kristal
Mineral merupakan kumpulan
Kristal adalah suatu persenyawaan yang mempunyai bentuk tertentu
sebagai hasil reaksi antara dua atau lebih unsur-unsur kimia kulit
bumi
Pembagian Mineral
Mineral Primer : Merupakan sumber utama unsur kimia dan bahan
pokok senyawa anorganik tanah dengan diameter 0.002-1.00 mm.
Contoh : Feldspar, amfibol, kuarsa, dll
Mineral Asesoria : campuran dari bermacam-macam mineral dalam
jumlah kecil dalam sistem mineralogi batuan. Tahan terhadap
pelapukan dan tergabung dalam kuarsa pada partikel pasir. Contoh :
zirkon, pirit, magnetit, dll
Mineral Sekunder : terbentuk dari pelapukan mineral primer yang
kurang tahan terhadap pelapukan. Diameter <0.002 mm. contoh :
illit, kaolinit, mika, dll
AI
R ada dua bentuk
Komponen air dalam tanah
Air yang diikat dalam ruang pori dengan kekuatan yang
berbeda tergantung jumlahnya
Air dengan garam yang larut dalamnya (larutan tanah)
yang penting bagi penyediaan hara tanaman

Fungsi air bagi pertumbuhan tanaman


Sebagai Unsur Hara
Sebagai pelarut unsur hara
Sebagai bagian dari sel (protoplasma)
Sebagai pengatur suhu
UDAR
A
Udara Menempati ruang pori-pori makro antar
agregat-agregat sekunder tanah

Susunan udara dalam tanah


Kandungan uap air tinggi
Kandungan CO2 lebih besar aripada di atmosfer
(0.03%)
Kandungan O2 lebih kecil daripada di atmosfer (udara
tanah 10 20% , sedangkan di Atmosfer 20%)
Air 25%
25% Air

Bahan
Mineral
45%

Udara 25%

BO
5%

5% Bahan Organik
PEMBENTUKAN TANAH
(PEDOGENESIS)

= PROSES PEMBENTUKAN TANAH:


a. FISIKA,
b. KIMIA,
c. BIOLOGI

= PROSES PERKEMBANGAN TANAH:


PERKEMBANGAN TANAH
PERKEMBANGAN TANAH
PERKEMBANGAN TANAH
PERKEMBANGAN TANAH
PERKEMBANGAN TANAH
FAKTOR PEMBENTUK
Iklim TANAH
Dua Faktor terpenting dari iklimdalam pembentukan tanah
adalah Curah Hujan dan Temperatur
Curah Hujan : Sebagai Pengangkut dan Pelarut, air hujan
akan mempengaruhi 1) komposisi kimiawi minera-mineral
penyusun tanah. 2) kedalaman dan diferensiasi profil tanah,
dan 3) sifat fisik tanah
Temperatur : Perbedaan temperatur akan memicu 1)
proses fisik dalam pembentukan liat dari mineral-mineral
bahan induk tanah, dengan mekanisme identik proses
pelapukan batuan, 2) keanekaragaman hayati yang aktif, 3)
kesempurnaan proses dekomposisi biomassa tanah hingga
ke mineralisasinya.
ORGANISM
E Makhluk yang paling berpengaruh dalam pembentukan
tanah adalah vegetasi karena bertempat kedudukan tetap
untuk waktu yang lama
Mikro organisme mempunyai peranan dalam proses
pelapukan dan pengangkutan. Organisme makro dan
mikro mempengaruhi pembentukan humus, pembentukan
profil dan sifat fisika dan kimia tanah.

Bahan Induk
Bahan Induk adalah bahan pemula tanah, yang
tersusun dari bahan organik dan atau mineral. Potensi
bahan induk dalam pembentukan tanah ditentukan oleh
rasio mineral mudah lapuk terhadap mineral tahan lapuk.
TOPOGRA
FI Topografi adalah pola permukaan bumi yang
disebabkan oleh perbedaan tinggi. Lereng adalah faktor
topografi yang paling mempengaruhi pembentukan tanah
terutama kaitannya dengan arah hadap lereng terhadap
matahari, arah gerakan air tanah dan erosi air.
waktu
5 tahapan pembentukan tranah menurut Mohr (94) :
1. Tahap Pemulaan
2. Tahab Juvenil
3. Tahap Viril
4. Tahap Terakhir
PROSES PEMBENTUKAN TANAH

Proses Fisika Proses Kimia


Fluktuasi Suhu Hidrolisis
Erosi dan Hidrasi
Pengendapan Karbonisasi
Pengaruh Oksidasi
Tanaman dan Pelarutan
Binatang
PROSES TERBENTUKNYA
TANAH
Proses Fisika
Suhu : batu merupakan agregasi dari mineral-mineral yang
masing-masing mempunyai koefisien memuai dan menciut
berbeda. Setiap perubahan suhu akan menyebabkan tegangan
yang berbeda-beda yang menghasilkan retakan dan akhirnya batu
tersebut secara mekanik pecah.
Air dan Erosi : erosi dari air maupun angin akan mengangkut
lapisan atas batuan, hal ini menyebabkan tekanan batuan induk
semakin kecil, dengan demikian batuan lebih mudah
mengembang dan retak.
Tanaman : akar tanaman mempunyai kekuatan untuk meretakkan
batuan. Lumut juga dapat menimbulkan gaya tarikan yang kuat
pada permukaan batuan tempatnya berpijak.
Proses Kimia
Hidrolisis : penggatian kation-kation yang terdapat dalam
struktur silikat primer oleh ion-ion hidrogen yang berasal
dari air dan kemudian menghasilkan gugusan hidroksida
Hidrasi : Asosiasi air dan mineral.
Karbonasi : Disinterasi dan pelapukan bahan bahan
mineral dipercepat dengan adanya ion hidrogen dalam air
Oksidasi :
Pelarutan : Kemampuan air sebagai pelarut dan ion yang
terdapat dalam air membantu proses hancuran lebih lanjut
Derajat Pelapukan Kimia : Kecepatan pelapukan suatu
mineral ditentukan oleh unsur-unsur yang dikandungnya
serta stuktur kristal mineral tersebut.
MORFOLOGI
TANAH
Sifat Fisika Tanah
Horison Tanah
Adalah lapisan tanah yang kurang lebih sejajar
dengan permukaan tanah, dengan sifat-sifat dan
karakteristik yang dihasilkan oleh proses pembentukan
tanah. Secara garis besar, horison tanah dapat dibedakan
menjadi horison O, A, B, C, dan R.

Cara Menentukan Horison Tanah dilapangan


Horison ditentukan di lapangan dengan cara membuat
profil tanah. Salah satu sisi profil yang terkena sinar
matahari, diambil sebagai bidang tempat deskripsi profil.
Lapisan profil dicukil dilihat warna, tekstur, struktur dan
konsistensinya, kemudian ditentukan tebal, batas
peralihan dan bentuk batas peralihan.
HORISON TANAH
HORISON TANAH
WARNA TANAH

merupakan sifat morfologi yang mudah dilihat.


Warna tanah tersusun dari :
-hue yaitu warna-warna dasar yang terdiri dari
warna merah (red), kuning (yellow) dan kombinasi
kuning dan merah (YR);
-value yaitu tingkat atau derajad kegelapan warna
antara hitam mutlak (0) dan putih mutlak (10);
-chroma yaitu intensitas warna mulai dari angka 0
sampai 12.
Warna tanah diketahui setelah membandingkan
atau matching antara tanah dengan buku munsell
soil color chart. Contoh 10 YR 5/3 = coklat
(brown) , 10 YR 5/8 = coklat kekuningan (yellowish
brown).
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif jumlah
fraksi pasir, debu dan liat dalam massa tanah. Tekstur
dapat digunakan untuk menduga sejarah geogenesis dan
pedogenesis.
Diameter Diameter
Tekstur
Nama Tekstur Tanah Menurut USDA dan ISSSS
mm micron mm micron
Pasir Sangat Kasar 1-2 1000 2000
Pasir Kasar 0.5 - 1 500 - 1000 0.2 - 2 200 2000
Pasir Sedang 0.25 0.5 250 500
Pasir Halus Pasir 0.1 0.25 100 - 250 0.02 0.2 20 200
Pasir Sangat Halus 0.05 0.1 50 100
Debu 0.002 0.05 2 - 50 0.002 0.2 2 20
Liat <0.002 <2 <0.002 <2
Struktur Tanah
Struktur tanah adalah gumpalan kecil tanah dengan
bentuk tertentu dan dibatasi oleh bidang belah alami.

Struktur tanah berdasarkan bentuk dan besarnya


Tipe Lempeng : Ukuran Agregat Horisontal lebih dari Vertikal
Tipe Tiang : Ukuran Agregat Vertikal lebih dari Horisontal
Tipe Gumpal : Ukuran Agregat vertikal horisontal sama besar
Tipe Remah : Berbentuk Butir-butir Tanah yang saling
Mengikat
Tipe Granular : berbentuk butir lepas-lepas
Tipe Berbutir Tunggal : Tidak membentuk agregat tanah
Tipe Pejal : Kesatuan partikel-partikel tanah yang mampat
Struktur Tanah Berdasarkan
Ketahanan Agregat
Tidak Beragregat : struktur pejal atau
berbutir tunggal
Lemah : Mudah Hancur dan Pecah
Cukupan : Terbentuk ped yang jelas dan
masih bisa dipecahkan
Kuat : terbentuk agregat yang tahan lama
dan terasa ada tahanan jika dipecah
KONSISTENSI
TANAH
Konsistensi tanah adalah gambaran keadaan fisik
tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda.
Istilah yang dipakai dalam menggambarkan
konsistensi tanah adalah :

lepas, gembur, tegar, halus, kuat, plastik, dan lekat


TINGKAT KELEMBAPAN
KONSISTENSI TANAH

1. Konsistensi Basah (kadar air melebihi


kapasitas lapang)

2. Konsistensi Lembap (kandungan air tanah


antara kekeringan dan kapasitas lapang)

3. Konsistensi Kering (tanah dalam keadaan


kering)
SUHU
TANAH
Suhu tanah ditentukan oleh 3 faktor
1. Jumlah Panas yang diserap
2. Energi panas yang diperlukan untuk
mengubah suhu tanah
3. Energi yang diperlukan untuk evaporasi

Faktor utama lain yang mempengruhi suhu tanah


adalah Panas Jenis yaitu jumlah panas yang perlukan
untuk menaikkan suhu suatu benda.
BERAT JENIS, POROSITAS DAN
PERMEABILITAS

Berat Jenis Partikel : Perbandingan massa


suatu unit isi tanah yang hanya terdiri dari
bagian-bagian padat dan dinyatakan dalam
gram/cm3
Porositas : Jumlah total ruang pori tanah
Permeabilitas : Kemampuan Tanah untuk
dapat mengalirkan air
KIMIA TANAH
Bagian yang paling aktif dalam tanah adalah
bagian yang berada dalam keadaan koloidal,
yaitu liat dan bahan organik yang berada dalam
keadaan tercampur satu sama lain.
Keadaan koloidal merupakan sebab terjadinya
perubahan dan dan reaksi fisika-kimia tanah.
Ukuran pertikel yang disebut koloid adalah

patikel berukuran < 0.001 mm atau satu


milimikron.
KOLOID LIAT
Secara umum mineral liat adalah hidrasi silikat
aluminum, besi dan magnesium yang tersusun dalam
berbagai kombinasi lapisan disebut juga sebagai silikat
atau filosilikat

Struktur lembar/lempeng penyusun liat adalah


tetrahedra dan oktahedra. Variasi susunan tersebut
menentukan tipe mineral liat. Perbedaan utama antara
kedua struktur lembar tersebut (tetrahedra dan oktahedra)
adalah susunan geometri Si, AI, MgO, dan OH

Partikel-partikel liat bermuatan listrik negatif, mengikat


ion-ion positif atau kation-kation.
=>Kation-kation dapat mengadakan pertukaran dengan
kation-kation bebas yang terdapat dalam larutan tanah
disebut kation-kation dapat ditukar

=>Karena ukurannya kecil, liat mempunyai luas


permukaan total yang besar sekali. Beberapa liat di
samping mempunyai permukaan luar mempunyai
permukaan dalam, permukaan dalam terdapat unit-unit
lempengan

=>Permukaan liat yang luas tidak saja disebabkan oleh


ukurannya yang kecil tetapi juga disebabkan oleh bentuk
lempeng
MACAM-MACAM MINERAL LIAT
1. Kaolinit dan Haloisit. Kaolinit dan haloisit adalah mineral liat tipe
1:1, struktur kedua mineral tersebut sama. Satu-satunya
perbedaan yang ada adalah bahwa haloisit mempunyai lapisan
air di antara kedua lapisan penyusunnya.

2. Montmorilonit kelompok mineral liat tipe 2:1. sering kali terjadi


substitusi isomorfik (penggantian tanpa merubah bentuk) yang
menyebabkan perbedaan susunan kimia pada berbagai mineral
Substitusi yang paling sering terjadi adalah substitusi Fe dan Mg
terhadap Al, meskipun kadang-kadang terjadi pula substitusi Al
terhadap Si. Muatan negatif yang dihasilkan akibat substitusi ini
sebagian diimbangi oleh kation hidrasi antar lapisan yang
mengikat lapisan-lapisan di dekatnya. Karena adanya ion negatif
yang dihasilkan akibat substitusi tersebut, pada mineral tipe 2:1
ini sering terjadi pertukaran kation dengan air. Mineral ini
mengembang bila ditambahkan air, tetapi mengkerut bila kering.
3. Illit kelompok mineral liat tipe 2:1. Meskipun
struktur dasarnya sama dengan montmorilonit,
substitusi yang pertama terjadi adalah substitusi
Al, terhadap Si. Kation yang mengikat antar
lapisan adalah K, karena ion K tidak dekat
dengan Si yang bermuatan negatif maka ikatan
yang terbentuk biasanya kuat dan tidak terjadi
proses mengembang dan mengkerut seperti
halnya pada montmorilonit.
4. Vermikulit. Vermikulit juga termasuk dalam
kelompok mineral liat tipe 2:1 seperti halnya
montmorilonit, mineral liat ini sering kali tersusun
oleh tetrahidra dan oktahedra. Substitusi terjadi
juga pada antar lapisan, seperti halnya illit. Hal ini
menyebabkan kuatnya ikatan dan tidak terjadi
pengembangan pada lapisan.K
5. Klorit. Klorit adalah mineral tipe 2:1:1 tersusun
dari lapisan yang diselubungi dengan lapisan
oktahedra, dan substitusi terjadi umumnya Al
terhadap Si dalam lembar tetrahedra
menghasilkan muatan negatif.
KAPASITAS TUKAR KATION

Salah satu sifat yang menonjol dari koloid


adalah kemampuannya menyerap kation. Kation
ini mudah digantikan, oleh karena itu kation-
kation tersebut dinamakan kation-kation yang
dapat dipertukarkan. Kejadian tersebut
dinamakan pertukaran kation
Satuan yang dipakai dalam reaksi dan
kapasitas tukar kation adalah miliekvivalen.
1 miliekvivalen = 1 miligram hidrogen atau
sejumlah ion lain yang dapat bergabung atau
menggantikan ion hidrogen tersebut.
Kapasitas tukar kation tanah sangat beragam, karena
jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai
dalam tanah berbeda-beda pula. Dimana kapasitas
tukar kation montmorilonit lebih besar dibandingkan
koalinit karena montmorilonit daya serapnya lebih
tinggi.
Kapasitas tukar kation dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Makin halus tekstur tanah makin tinggi KTK-nya. Pasir
dan lempung berpasir sedikit mengandung liat koloidal
dan juga mungkin miskin akan bahan organik atau
humusKTK nya rendah
KEJENUHAN BASA
Perbandingan dari kapasitas tukar kation yang
ditempati basa-basa ini disebut persentasi
kejenuhan basa.
Jadi, bila persentase kejenuhan basa = 80, 4/5
dari seluruh KTK tanah ditempati basa dan 1/5
oleh hidrogen dan aluminium.
Kejenuhan basa tanah di daerah kering pada
umumnya jenuh dengan basa, sedangkan di
daerah humid kurang basa-basa, tetapi lebih
banyak ion H dan Al.
Keasaman tanah terutama terjadi pada semua
curah hujan tinggi sehingga cukup banyak basa
tercuci dari lapisan permukaan tanah.
Kebasaan terjadi kalau derajat kejenuhan basa

relatif tinggi, terdapat garam-garam karbonat


terutama kalsium, magnesium dan natrium yang
memberikan jumlah ion OH lebih dari H dalam
larutan tanah.
Tanah basa (alkali), dan kadangkadang sangat

kuat, terutama jika terdapat natrium karbonat,


sehingga pH mencapai 9 sampai 10.
PH TANAH
pH adalah logaritma negatif aktivitas ion
hidrogen
Ion hidrogen merupakan sumber yang
menyebabkan kemasaman tanah
pH tanah hanya merupakan ukuran
intensitas keasaman tanah, bukan kapasitas
jumlah unsur hara
SIFAT BIOLOGI
TANAH
Binatang Mikro Tanah
Binatang mikro tanah yang mempunyai
peranan penting adalah nematoda dan
protozoa

Nematoda dijumpai hampir disemua jenis


tanah. Nematoda dibagi menjadi 3 golongan
besar ; 1) hidup dari bahan organik yang sedang
membusuk, 2) predator, 3) parasit

Protozoa, protozoa berperan secara tidak


langsung mempercepat tersedianya unsur hara
bagi tumbuhan dengan memakan bakteri dan
mikroflora yang lainnya.
TUMBUHAN
TANAH
Tumbuhan tanah dibedakan dalam 5
kelompok yaitu; akar, algae, fungi,
aktinomisetes, bakteri
akar yang mati berfungsi sebagai sumber
makanan bagi faona dan mikroflora tanah.
Akar yang tumbuh secara fisik akan
mengubah tanah dengan masuk kedalam
celah-celah tanah dan membesarkan dirinya.
Bila dilapuk akar merupakan bahan untuk
pembuatan humus
Akar dapat berfungsi sebagai pelarut
JASAD MIKRO TUMBUHAN ALGAE
TANAH
Sebagian Besar Algae tanah mempunyai klorofil,
artime mereka harus hidup dipermukaan tanah

Sebagiandari alga ada yang hidup dengan memperoleh


bahan organik dan hidup dilapisan tanah yang agak
dalam
FUNGI
TANAH
Menurut miselianya Fungi dibedakan
menjadi ; Ragi, Kapang, dan jamur. Dari
ketiganya kapang dan jamur yang mempunyai
arti penting. Kapang membentu pelapukan
tanah dalam suasana asam

Fungi merupakan jasad mikro yang tahan.


Mereka dapat menghancurkan selulosa, zat
pati, lignin dan senyawa organik mudah
dilapukkan seperti protein dan gula
AKTINOMISE
TESAktinosetes sangat perbeperan dalam pelapukan
bahan organik dan pembebasan unsur hara. Juga
dapat menyerang lignin dan mengubahnya menjadi
senyawa yang lebih sederhana

Bakteri Tanah
Bakteri berperan dalam tanah karena
Bakteri turut serta dalam semua perubahan bahan
organik
Bakteri memegang monopoli dalam reaksi enzimatik
yaitu nitrifikasi dan oksidasi bakteri
Fikasi nitrogen
SIFAT MORFOLOGI YANG
LAIN
Karatan yaitu bercak-bercak warna yang lain
dari warna dasar tanah. Ini disebabkan drainase
yang jelek
Konkresi yaitu butir-butir kecil berbagai ukuran
(0.5 10 mm), berbagai bentuk dan warna yang
merupakan pengerasan dan akumulasi setempat
secara konsentris dari beberapa senyawa.
Kutan yaitu modifikasi tekstur, struktur atau
fabrik dalam tanah akibat konsentrasi bahan
tertentu atau akibat modifikasi setempat.
Umumnya ada 4 kutan yaitu ; liat, mampatan,
oksida dan bahan organik
AirTanah. Letak ketinggian air tanah didalam
profil tanah mempengaruhi pertumbuhan akar
tanaman.
Padasyaitu horison tanah yang mengeras
yang umumnya sulit ditembus akar
Glei yaitu Horison yang mengalami reduksi,
karena tergenangair, bewarna kelabu tua.
Bahan Organik : Bahan organik
berpengaruh pada sifat kimia dan fisika tanah
Keadaan Perakaran : Jumlah dan cara
penyebarannya meruakan pencerminan
kesuburan lapisan/horison tanah.
Kerikil dan Batu Kecil : mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan pengolahan tanah
KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi adalah suatu cara untuk
mengelompokkan atau menggolongkan objek-
objek atau benda dengan tujuan untuk
mempermudah cara mengingat dan
mempelajarinya.

Tujuan klasifikasi tanah adalah


Mempermudah mengingat tanah beserta cirinya
Mempermudah dalam pengkajian hubungan
genetik antara tanah satu dengan tanah lain
Untuk mendapatkan gambaran ilmiah dalam
pengkajian tanah secara menyeluruh
Dipakai sebagai Legenda tanah
DASAR-DASAR KLASIFIKASI
TANAH
Sifat-sifat Khusus
Morfologi Profil
Genesa Tanah
Kesulitan Klasifikasi Tanah

Tanah Bukan merupakan tubuh alami yang


mempunyai batasan pasti
Adanya berbagai macam kriteria yang harus
dipilih untuk mengklaskan suatu tanah
Genesa tanah seringkali amat kompleks
Terbatasnya tentang pengetahuan tanah dunia
SISTEM KLASIFIKASI
TANAH
Taksonomi Tanah Amerika (1975)

Sistem FAO/UNESCO (1986)

Sistem Klasifikasi Indonesia (1983)


SISTEM TAKSONOMI
TANAH
Sistem ini mengelompokan tanah
berdasarkan kesamaan genetik. Ciri
khusus sistem ini adalah
Ciri-ciri
tanah yang digunakan sebagai
dasar terstruktur secara kuantitatif.
Tata
nama yang digunakan terutama untuk
pemilihan katagori lebih luas sehingga
dapat dipahami leh berbagai negara.
TATA
NAMA
Pemberian nama kumpulan dilakukan
dengan menambah dua atau tiga huruf awalan
pada nama golongan (ent, ert, id, dl, alf, ulf,
ox, ist) dan menambahkan lagi awalan untuk
menunjukkan ciri kumpulan, misalnya aqu,
hidromofik, ust, iklim lembab, bor, iklim
dingin, xer, iklim kering, trop, iklim tropika.
Nama jenis disusun dengan menambahkan
awalan yang lain pada nama kumpulan
dengan memperhatikan adanya horison
penciri.
GOLONGAN
Entisol : Tanah horison genetik alamiah. Ciri umum
tanah ini adalah tidak adanya perkembangan profil
yang nyata. Tanah ini banyak terdapat di Yogyakarta,
Malang, Bogor
Vertisol : tanah ini dicirikan oleh liat yang
mengembang. Vertisol banyak dijumpai di Cianjur,
Tuban, Nganjuk dan Pasuruan
Incepticol : profilnya mempunyai horison yang
dianggap pembentuknya agak cepat sebagai hasil
alterasi bahan induk. Inceptisol dijumpai di Pujon
(Malang), Nganjuk, Tulung Agung, beberapa tempat di
Kalimantan Selatan, Kolaka, dan Kalimantan Timur
Aridisol : Tanah ini dijumpai di daerah beriklim
kering terkecuali dimana air tanah dangkal atau ada
irigasi. Aridisol bisa dijumpai di NTT, dan Baucau
(Timor timur)
Mollisol : Golongan tanah yang umumnya subur,
dicirikan oleh adanya epidon molik atau horison atas
yang tebal dan didominasi oleh kationbervaliensi 2.
banyak dijumpai di lereng barat gunung kawi, jawa
timur.
Spodosol : Tanah yang mempunyai horison spodik,
dengan akumulasi bahan organik, dan oksidasi
alumunium dengan atau tanpa oksidasi besi. Spodosol
dijumpai di kalimantan barat, tengah, dan timur, bangka
dan irian barat
Alifisol : Tanah Lembab, tidak mempunyai epidon molik
atau horison spodik atau oksik. Alfisol umumnya tanah
yang produktif dan banyak dijumpai di indonesia.
Ultisol : Tanah yang mengalami hancuran dan bersifat
masam dari alfisol. Banyak dijumpai di daerah lembab
dengan vegetasi hutan asli.
Oxisol : Tanah yang mengalami pelapukan lebih lanjut
dicirikan dengan adanya horison oksik yang tebal.
Histosol : Golongan tanah organik yang terbentuk dalam
lingkungan jenuh air.
SISTEM FAO/UNESCO
Jenis Tanah Menurut sistem FAO
Fluvisol : Tanah aluvial yang berkembang dari
endapan aluvial
Gleysol : Tanah Glei, sifat yang dominan adalah
hidromorfik
Regosol : Perkembangan profil lemah, biasanya
berpasir, tidak mempunyai horison penciri, horison A
okrik kadang-kadang ditemukan
Lithosol : tanah yang hanya kurang dari 10 cm di
atas hamparan batuan
Arenosol : Tanah yang sangat berpasir tetapi
mempunyai horison B, kandunganliat kurang dari
15%
Rendzina : Tanah Kalkaerous yang dangkal,
berkembang pada batu kapur.
Ranker : Tanah dangkal dengan perkembangan profil
lemah dan berkembang dari batuan mantap
Andosol : Tanah yang berkembang dari vulkanik
Vertisol : tanah berliat berwarna gelap yang retak
Solonchak : tanah salinm mempunyai horison B Natrik
Solonetz : Tanah alkalin, Mempunyai resim kelangsaan
aridik dan horison A akrik yang lemah.
Xerosol : adalah tanah semi gurun pasir, mempunyai
resim kelangasan aridik horison A okrik lemah.
Kastanozem : Tanah Chestnut dari daerah steppe
beriklim sedang
Chernozem : tanah hitam dari daerah steppe beriklim
sedang
Phaezoem : Tanah praire seperti Chernozem berwarna
lebih muda
Greyzem : Tanah hutan berwarna kelabu dari wilayah
ketinggian sedang dan dingin
Cambisol : Tidak mempunyai horison argilik,
tetapi mempunyai horison B kambik
Luvisol : Tanah yang mempunyai Horison B
argilik kejenuhan lebih dari 50%
Podsoluvisiol : Tanah yang mempunyai
Horison B Spodik
Plansol : Tanah yang mempunyai horison E
Albik
Aerisol : Tanah yang mempunyai Horison B
argilik kejenuhan kurang dari 50%
Nitosol : Tanah yang berkembang dari bahan
Induk basis di daerah tropica basah
Ferrasol : Tanah-tanah tropica yang melapuk
intensif.
KLASIFIKASI TANAH DI
INDONESIA
Katagori dalam sistem klasifikasi tanah di
indonesia berdasarkan golongan, kumpulan, jenis,
macam, rupa dan seri. Setiap katagori dibedakan atas
kriteria pembeda yaitu horison utama, horison penciri
dan horison tambahan.
TANAH UTAMA DI
1. INDONESIA
Latosol
Faktor pembentuk tanah
memiliki CH 2000mm/thn dengan
bulankering kurang dari 3 bulan
Umumnya berkembang dari tuf Vulkanik dan batuan
Vulkanik. Proses pembentukan tanah yang dominan adalah
feralisasi liksiviasi yang lemah.

Sifat dan ciri


Solum yang dalam (> 1.5 cm), berwarna merah sampai
coklat
Tekstur tanah berliat
Struktur tanah remah sampai gumpal.
Reaksi tanah berkisar dari masam sampai agak masam
Bahan organik rendah
Kejenuhan basa lebih dari 35 %
Kandunganunsur hara rendah - sedang
Mempunyai permeabilitas baik
2. Grumosol
Faktor Pembentuk tanah
Dijumpai di daerah dengan CH 1000-2000 mm/thn
Bulan kering lebih dari 4 bulan
Bahan induk : Marl, Batu liat, tuf vulkanik dan bahan
aluvium
Vegetasi didominasi savana
Proses dalam tanah yang dominan adalah kalsifikasi,
self mulching dan pedoturbasi
Sifat dan Ciri
Solum agak dalam (sekitar 1 m)
Warna tanah kelabu sampai hitam
Kandungan liat sangat tinggi
Stuktur Gumpal bersudut sampai Gumpal membulat
Reaksi dari agak masam sampai alkai
Kandungan BO rendah
Kejenuhan basa >35%
3. Andosol
Faktor Pembentuk tanah
Dijumpai di daerah dengan CH 2000 mm/thn
Hampir tidak mempunyai musim kering
Bahan induk tuf vulkanik dan abu vulkanik yang
relatif muda
Dijumpai pada ketinggian >1000m
Proses pembentukan tanah masih lemah
Sifat dan Ciri
Solum agak dalam - dalam
Warna tanah hitam sampai kekuningan
Stuktur tanah remah
Mempunyai sifat tidak pulih bila kering
Kandungan debu tinggi
Reaksi tanah agak masam sampai netral
Kandungan BO tinggi di atas dan turun semakin ke
bawah
4. Mediteran
Faktor Pembentuk tanah
Dijumpai di daerah dengan CH 800-2500 mm/thn
Bulan kering lebih dari 3 bulan
Bahan induk : batu kapur kristalin, tuf vulkan basa -
intermedier
Vegetasi didominasi savana dan hutan
Proses dalam tanah transkolasi liat

Sifat dan Ciri


Solum agak dalam
Warna tanah kuning - merah
Kandungan liat maksimum pada horison Bi
Tekstur lempung sampai liat
Reaksi dari agak masam sampai agak alkai
Kandungan BO rendah
Kejenuhan basa >35%
5. Regosol
Faktor Pembentuk tanah
Bisa terbentuk pada daerah dengan iklim bervareasi
Bahan induk : abu vulkan, pasir pantai, Bahan
Sedimen yang tidak mantab
Tanah muda yang be,um mempunyai perkembangan
profil
Diferensiasi horison tidak nampak jelas

Sifat dan Ciri


Solum dangkal - dalam
Warna tanah kelabu sampai kuning
Kandungan pasir dan debu >60%
Stuktur butir tunggal
Reaksi bervareasi tergantung bahan induk
Kandungan BO rendah
Permeabilitas rendah.
6. Podsolik
Faktor Pembentuk tanah
Dijumpai di daerah dengan CH 2500 - 3500 mm/thn
Bulan kering lebih dari 3 bulan
Bahan induk : tuf asam, batu pasir dan bahan sedimen
berpasir yangasam
Vegetasi didominasi hutan tropika basah
Translokasi liat dan podsolisasi (lemah) merupakan
proses pembentukan tanah yang mudah dijumpai
Sifat dan Ciri
Solum agak dalam (sekitar 1-2 m)
Warna tanah merah - kuning
PH kurang dari 5.5
Kandungan BO rendah - sedang
Kejenuhan basa <35%
Permeabilitas lambat sampai cepat
Unsur hara rendah
7. Aluvial
Faktor Pembentuk tanah
Bisa terbentuk pada daerah dengan iklim bervareasi
Bahan induk aluvial dan kaluvial berbagai sumber
Terbentuk dari dataran rendah yang rata, kadang
berombak, di dataran rendah yang sering banjir
Proses pelapukan belum intensis

Sifat dan Ciri


Solum jelas sampai 50 cm
Warna tanah kelabu sampai coklat
Kandungan pasir dan debu <40%
Stuktur masif atau tanpa struktur
Kejenuhan basa sedang tinggi
Permeabilitas rendah dan pekaterhadap erosi
8. Podsol
Faktor Pembentuk tanah
Dijumpai di daerah dengan >1500 mm/thn
Bahan induk : tuf vulkan masam, bahan endapan
berpasir yang masam
Podsolisasi merupakan proses pembentukan tanah
yang mencirikan podsol
Sifat dan Ciri
Solum sedang (sekitar 1 m)
Warna tanah kelabu - kuning
Tekstur berpasir dan struktur tunggal
Reaksi sangat masam-masam
Kandungan BO rendah - tinggi
Kejenuhan basa <20%
Permeabilitas cepat sehingga peka pada erosi
9. Renzina
Faktor Pembentuk tanah
Dijumpai di daerah dengan >1500 mm/thn
Musim kering < 3bulan
Bahan induk : batu kapur pada daerah berombak
sampaiberbukit
Melanisasi dan pelapukan dijumpai pada tanah ini

Sifat dan Ciri


Solum dangkal (sekitar 0.5 -1 m)
Warna tanah kelabu - hitam
Tekstur liat pd lapisan bahah tercampur fragmen
kapur
Kandungan BO sedang
Kejenuhan basa >35%
Kandungan unsur hara rendah
Permeabilitas lambat dan peka terhadap erosi
SURVEI DAN PEMETAAN
TANAH
Survei tanah adalah suatu kegiatan
pengumpulan data dan informasi tentang tanah
dan lngkungannya untuk mendapatkan
prakiraan sifat tanah dan lingkunagannya
secara teliti agar bisa dimanfaatkan untuk
suatu tujuan tertentu terhadap tanah tersebut.
Hasil surveu tanah umumnya berbentuk peta
tanah
TUJUAN
Tujuan survei tanahadalah menyajikan
data prakiraan tentang tanah dan
lingkungannya.
atas dasar tujuannya survei dan pepeta
tanah dikelompokkan menjadi 2
1. Survei tanah untuk tujuan umum

2. Survei tanah untuk tujuan khusus


PENGGUNAAN HASIL SURVEI
TANAH
Hasil survei tanah digunakan oleh
petani,konsultan pertanian, peneliti,
pakar/ahli kehutanan, lembaga
perencana, dll.
KLASIFIKASI KESESUAIAN
LAHAN
Klasifikasi kesesuaian lahan adalah
gambaran tingkat kecocokan dari sebidang
lahan untuk penggunaan tertentu
Faktor yang digunakan untuk penentuan
kelas kesesuaian lahan adalah; tekstur tanah,
permeabilitas, solum tanah, kemiringan
lereng, erosi dan drainase.
KESESUAIAN LAHAN PADA TINGKAT
ORDER
Order Sesuai (S)

Adalah lahan yang dapat digunakan secara


lestari untuk suatu tujuan tertentu yang
telah dipertimbangkan
Order Tidak Sesuai (N)
Adalah lahan yang bila dikelola
mempunyai kesulitan sedemikian rupa
sehingga mencegah kegunaannya untuk suatu
tujuan yang telah direncanakan
KESESUAIAN LAHAN PADA TINGKAT
KELAS
Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian
lebih lanjut dari order dan menggambarkan
tingkat-tingkat kesesuaian dari satu order
Kelas S1 : Sangat Sesuai
Kelas S2 : Cukup Sesuai

Kelas S3 : Hampir Sesuai

Kelas N1 : Tidak Sesuai pada saat ini

Kelas N2 : Tidak Sesuai Selamanya

Anda mungkin juga menyukai