Anda di halaman 1dari 27

MINGGU 7:

MASALAH DAN ISU


LINGKUNGAN
PERDESAAN

SERI KULIAH EKOLOGI DAN ANALISIS


SUMBERDAYA ALAM 1
LATAR BELAKANG

2
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
PERDESAAN

Kawasan Perdesaan adalah wilayah


yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan
sumberdaya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayananan
sosial, dan kegiatan ekonomi (UU No.
26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang) 3
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
PERDESAAN

Pembangunan perdesaaan adalah bagian dari


ilmu pembangunan wilayah.
Pembangunan wilayah adalah usaha untuk
mengembangkan dan meningkatkan
hubungan interdependensi dan interaksi
sistem ekonomi, manusia, dan lingkungan
hidup serta sumberdaya alamnya.
Bentuk-bentuk pembangunan tersebut
seharusnya berada dalam konteks
keseimbangan, keselarasan, dan kesesuaian.

4
PERMASALAHAN PERDESAAN

Pembangunan berkelanjutan menjamin


pemerataan dan keadilan sosial. Pemerataan
dan keadilan sosial tersebut harus dapat
dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, baik
di perkotaan maupun di perdesaan.
Dalam kaitannya dengan pembangunan
perdesaan dan perkotaan, ketidakseimbangan
pembangunan akan menyebabkan wilayah
perdesaan menjadi melemah karena terjadinya
pengurasan sumberdaya yang berlebihan
(backwash) di perdesaan.
5
PERMASALAHAN PERDESAAN

Namun di sisi lain kota harus menanggung beban


yang berat. Ketimpangan yang terjadi antara satu
daerah dengan daerah lainnya menyebabkan
penduduk terdorong untuk melakukan pergerakan
dari satu daerah ke daerah lainnya.
Akibatnya, kota sebagi daerah tujuan menanggung
berbagai permasalahan sosial dan lingkungan,
sementara wilayah perdesaan sebagai pusat
pertanian menjadi tertinggal.
Hal ini kemudian akan mengarah kepada proses
terjadinya kemiskinan dan keterbelakangan di
wilayah perdesaan.

6
PERAN SEKTOR PERTANIAN

Sektor pertanian menjadi sangat penting, karena kegiatan


ekonomi di sektor pertanian memberikan kontribusi yang
cukup besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto
(PDB).
Menurut Badan Pusat Statistik (2012), kontribusi sektor
pertanian terhadap sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia selama tahun 2009-2012 cenderung meningkat,
yaitu sebesar 15,29% tahun 2009 menjadi 15,31% tahun
2010, tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 14,72%,
kemudian meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi
15,14%.
Besarnya kontribusi PDB sektor pertanian yang cenderung
meningkat, mengindikasikan semakin menguatnya peranan
sektor pertanian dalam perekonomian di Indonesia.

7
MASALAH LINGKUNGAN PERTANIAN DI
PERDESAAN

Revolusi hijau yang diagungkan dapat menyelesaikan


masalah pangan, akhirnya meninggalkan kerusakan
lingkungan akibat pemakaian jenis unggul yang
mengandalkan pemakaian pupuk dan pestisida kimia
dengan dosis tinggi.
Lahan pertanian di daerah tropika basah bukanlah hal
mudah untuk diusahakan pertanian secara berlanjut dan
menguntungkan. Cara bercocok tanam yang dilakukan
pada dasarnya melawan alam dan mengabaikan kaidah
ekologis tropika basah.
Budidaya pertanian yang sepatutnya dikembangkan
adalah budidaya pertanian dengan ekosistem hutan
hujan tropis.

8
MASALAH LINGKUNGAN PERTANIAN DI
PERDESAAN

Masalah kerusakan lingkungan juga


dipengaruhi oleh tekanan penduduk
terutama pada sektor pertanian.
Pertumbuhan penduduk mengakibatkan
bertambahnya kebutuhan lahan,
sementara luas lahan potensial untuk
budidaya tetap. Hal ini mendorong
masyarakat untuk membuka lahan-lahan
pertanian baru di luar kawasan
peruntukannya.
9
MASALAH LINGKUNGAN PERTANIAN DI
PERDESAAN

Karakteristik didominasi oleh petani berpenghasilan


rendah, dan kepemilikan lahan pertanian yang kecil
yaitu kurang dari 1 ha. Kepemilikan lahan yang
sempit menyebabkan petani melakukan usaha tani
secara intensif untuk memaksimalkan produksi
pertaniannya.
Kegiatan budidaya yang dilakukan petani belum
berorientasi pada kelestarian lingkungan. Petani
sangat tergantung pada penggunaan pupuk kimia
untuk meningkatkan produksi tanaman. Pengendalian
hama dan penyakit juga menempatkan pestisida
kimia sebagai pilihan utama.

10
MASALAH LINGKUNGAN PERTANIAN DI
PERDESAAN

Upaya peningkatan produksi melalui penggunaan input


tinggi seperti pupuk dan pestisida dalam jangka pendek
dapat meningkatkan produksi. Namun, dalam jangka
panjang akan menyebabkan terjadinya penurunan
produksi.
Praktek budidaya yang demikian akan menyebabkan
terjadinya degradasi lingkungan, sehingga peningkatan
produksi maupun ekonomi menjadi tidak berkelanjutan.
Degradasi lingkungan dalam bentuk pencemaran tanah,
air, dan udara akibat residu pupuk dan pestisida yang
berasal dari budidaya maupun penanganan pascapanen
produk adalah persoalan yang senantiasa akan menjadi
pembatas dalam peningkatan produksi tanaman

11
MASALAH LINGKUNGAN PERTANIAN DI
PERDESAAN

Selain pencemaran oleh penggunaan pupuk


dan pestida kimia, pengusahaan aktivitas
pertanian di daerah sempadan danau atau
daerah dengan kelerengan yang besar dapat
mempercepat erosi tanah dan bencana.
Di samping itu, kegiatan pertanian di daerah
sempadan danau ini juga berpotensi
meningkatkan kesuburan air danau.
Akibatnya vegetasi air berkembang secara
tidak terkendali.

12
PERTANIAN BERKELANJUTAN

Conway (1984) dalam Salikin (2003), menggunakan istilah


pertanian berkelanjutan dengan konteks agroekosistem yang
berupaya memadukan antara produktivitas (productivity),
stabilitas (stability), dan pemerataan (equity).
Harwood (1990), mendefinisikan pertanian berkelanjutan
sebagai sebuah sistem yang dapat memberikan efisiensi yang
lebih besar dari penggunaan sumberdaya dan seimbang dengan
lingkungan, yang menguntungkan bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya.
American Society of Agronomy (1991), mendefinisikan pertanian
berkelanjutan sebagai pembangunan yang bersifat jangka
panjang, meningkatkan kualitas lingkungan dan sumberdaya
alam, sebagai sumber makanan bagi manusia, layak secara
ekonomi, meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat
secara keseluruhan.

13
PERTANIAN BERKELANJUTAN

Pembangunan pertanian yang berkelanjutan


berupaya mencapai keberlanjutan produksi
pertanian, keberlanjutan ekonomi perdesaan,
dan keberlanjutan lingkungan dalam jangka
panjang (Li, 2009).
Pengelolaan yang mengintegrasikan aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu
dalam upaya mencapai keberlanjutan produksi
pertanian, keberlanjutan ekonomi perdesaan,
dan keberlanjutan lingkungan dalam kerangka
pembangunan wilayah perdesaan.
14
DIMENSI PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

15
SYARAT-SYARAT PENGELOLAAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN

Syarat-syarat dalam pengelolaan


yang berwawasan lingkungan yaitu:
1. Secara lingkungan berlanjut,
2. Secara ekonomi menguntungkan,
3. Secara teknologi terkelola, dan
4. Secara sosial dapat diterima

16
GENERIC MODEL of SUSTAINABLE
AGRICULTURE

Business
Enterprise
(5)
(2) (3)
Science
People
(6)
(1) Political
Structures
Technology Nature

(4)

Culture
Institution

(7)

Individual

(7)

Inner Ecology

Sustainable Agriculture-Generic Model


(Sumber: Sustainable World Council dalam Haeruman, 2012)

17
GENERIC MODEL of SUSTAINABLE
AGRICULTURE

1. Ecologically Sound (bernuansa ekologi)


. Manusia (people) harus memandang dirinya sebagai
bagian dari alam (nature). Manusia tidak dilihat
sebagai penguasa alam, tetapi manusia sama
statusnya dengan organisme dan mahluk hidup
lainnya.
. Manusia harus mengakui bahwa keberlangsungan
hidupnya dan spesies lainnya sangat tergantung
pada kepatuhan pada prinsip-prinsip ekologis. Hal
ini berarti bahwa, manusia dalam mengelola dan
berinteraksi dengan alam tidak boleh menyimpang
dari sistem ekologi yang ada.

18
GENERIC MODEL of SUSTAINABLE
AGRICULTURE

2. Associate Economics (bernilai ekonomi)


Sistem budidaya pertanian harus mengacu
pada pertimbangan untung rugi untuk jangka
pendek dan jangka panjang, serta bagi
organisme dalam sistem ekologi maupun di
luar sistem ekologi.
Sistem pertanian harus mampu menjamin
kehidupan ekonomi yang lebih baik bagi petani
dan keluarganya, serta mampu menekan biaya
eksternalitas sehingga tidak merugikan
masyarakat dan lingkungan.
19
GENERIC MODEL of SUSTAINABLE
AGRICULTURE

3. Socially Just/Equitable (berjiwa sosial)


Sistem pertanian harus diterima
secara sosial dan menjunjung tinggi
hak-hak individu petani.
Sistem yang ada harus mampu
membuka akses bagi petani dalam hal
akses sumber informasi, pasar,
ataupun kelembagaan pertanian.

20
GENERIC MODEL of SUSTAINABLE
AGRICULTURE

4. Culturally Appropriates (berketepatan


budaya)
Sistem pertanian yang memiliki kepantasan
budaya, mampu memberikan pertimbangan
dengan nilai-nilai budaya, termasuk keyakinan
agama dan tradisi, dalam perencanaan dan
pengolaan sumberdaya alam.
Kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat
terbukti mampu mempertahankan kelestarian
dalam pengelolaan sumber daya alam.

21
GENERIC MODEL of SUSTAINABLE
AGRICULTURE

5. Holistic Science (berbasis ilmu holistik)


Sistem pertanian berkelanjutan harus
berbasis keilmuan yang holistik dengan
pendekatan multidisiplin.
Sistem pertanian berkelanjutan juga
harus mempertimbangkan interaksi
antara kegiatan pertanian dan kegiatan
di luar pertanian seperti industri dan
jasa lainnya.
22
GENERIC MODEL of SUSTAINABLE
AGRICULTURE

6. Appropriates Technology (berketepatan teknologi)


Kemajuan teknologi adalah instrumen utama dalam
pemanfaatan sumber daya. Transformasi dari
masyarakat subsisten ke masyarakat industri tidak
mungkin dilakukan secara drastis.
Diperlukan upaya percepatan melalui aplikasi teknologi
baru tepat guna dan multiguna, disertai dengan upaya
penyiapan masyarakat untuk menggunakan dan
mengembangkan teknologi tersebut.
Pengenalan teknologi dan pengetahuan pada petani
harus juga memperhatikan budaya yang berlaku di
daerah tersebut.

23
GENERIC MODEL of SUSTAINABLE
AGRICULTURE

7. Development of Human Potential


(pembangunan potensi sumberdaya manusi)
Pembangunan manusia dilihat dari sisi
ekologinya, harus mampu mengubah pola pikir,
pola sikap, dan pola tindak pelaku pertanian
dalam pembangunan pertanian.
Pendekatan yang digunakan adalah melalui
pemahaman Deep Ecology. Konsep ini dikenalkan
oleh Naess dengan istilah ecosophy yaitu
kearifan mengatur hidup selaras dengan alam
sebagai sebuah rumah tangga dalam arti luas.

24
UPAYA-UPAYA PEMBANGUNAN PERDESAAN

Kawasan perdesaan harus dikembangkan


sebagai satu kesatuan pengembangan wilayah
berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-
kota (rural-urban linkages) dan hubungan yang
bersifat timbal balik yang dinamis.
Peningkatan hubungan perdesaan dan
perkotaan akan mampu meningkatkan
pembangunan ekonomi dan lingkungan di
perdesaan.
Oleh karena itu, nilai-nilai ekonomi dari
integrasi desa-kota harus dapat dimanfaatkan
untuk mempromosikan pembangunan dan
mengentaskan kemiskinan perdesaan

25
UPAYA-UPAYA PEMBANGUNAN PERDESAAN

a. Perlu peningkatan program untuk transfer teknologi


budidaya yang ramah lingkungan melalui Good
Agricultural Practice (GAP) dan teknologi pengolahan hasil
melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan
Pengabdian Masyarakat.
b. Peningkatan pengetahuan petani tentang budidaya
pertanian yang berwawasan lingkungan dengan fokus
pada pengetahuan tentang Good Agricultural Practice,
pemanfaatan pestisida organik, dan pengendalian hama
terpadu.
c. Pengembangan varietas-varietas lokal yang memiliki
keanekaragaman lebih tinggi dibandingkan varietas
hibrida, serta tingkat produktivias hasil yang tinggi.
d. Peningkatan akses masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya yaitu kesehatan dan pendidikan.

26
Terima kasih

27

Anda mungkin juga menyukai