A. SISTEM KOLOID
Gambar: susu
ASPEK LARUTAN KOLOID SUSPENSI
Bentuk Campuran Homogen Tampak Homogen Heterogen
Kestabilan Stabil Stabil Tidak Stabil
Medium
No. Nama Koloid Fase Terdispersi Contoh Koloid
Pendispersi
1. Sol padat Padat Padat Paduan logam, kaca berwama
2. Sol cair Padat Cair Tinta, cat
3. Aerosol padat Padat Gas Debu, asap rokok
4. Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan
5. Emulsi padat (Gel) Cair Padat Mentega, keju, jeli. mutiara
6. Emulsi Cair Cair Susu, es krim, santan, mayones
7. Busa padat Gas Padat Batu apung, styrofoam
8. Busa cair Gas Cair Busa sabun, krim kopi
Berdasarkan tabel pengelompokan sistem koloid pada Tabel, secara garis besar
ada empat kelompok tipe koloid. Keempat tipe koloid tersebut yaitu sol, aerosol,
emulsi, dan busa.
a. Sol
Sol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi berwujud padat
dalam medium pendispersi berwujud cair atau padat. Sol yang medium
pendispersinya berwujud cair (sol cair) juga sering disebut larutan koloid.
Fase terdispersi koloid tipe sol ini pada umumnya tidak larut dalam cairan
medium pendispersinya, misal sol Fe(OH)3 dalam air.
Kebalikan dari sol cair adalah sol padat. Sol padat adalah salah satu
tipe sol yang terbentuk saat zat padat terdispersi dalam medium
pendispersi padat, contoh kaca berwarna. Kaca berwarna dibuat dengan
cara mendispersikan senyawa logam yang berbentuk kristal halus ke
dalam kaca cair pada suhu tinggi kemudian didinginkan.
Tipe lain dari sol adalah gel. Gel bersifat sedikit kaku. Gel terbentuk
dari suatu sol dengan zat terdispersi yang mengadsorpsi medium
pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel yaitu
agar-agar, gelatin, dan gel silika.
Contoh Sol
Sol Gel
b. Aerosol
Aerosol merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi
padat atau cair dalam medium pendispersi gas. Aerosol dibedakan
menjadi dua tipe yaitu aerosol padat dan aerosol cair. Aerosol
padat terbentuk apabila partikel-partikel padat yang sangat
halus terdispersi ke dalam medium pendispersi gas. Contoh aerosol
adalah angin puting beliung.
Aerosol cair adalah koloid yang terdiri atas fase terdispersi cair
dalam medium pendispersi gas, contoh kabut. Kabut terjadi
apabila udara yang memiliki kelembapan tinggi mengalami
pendinginan. Uap air yang terkandung di udara mengembun dan
bergabung membentuk butiran- butiran halus dalam ukuran
partikel koloid.
Contoh Aerosol
c. Emulsi
Emulsi dibedakan menjadi dua, yaitu emuisi cair
dan emulsi padat. Emulsi cair biasa disebut emulsi,
terjadi saat fase terdispersi yang berwujud cair
terdispersi dalam medium pendispersi yang juga
berwujud cair. Namur, sistem dispersi ini tidak dapat
bercampur secara homogen, contoh es krim dan
susu. Susu merupakan emuisi lemak dalam air.
Emulsi padat adalah tipe koloid yang terbentuk dari
fase cair yang terdispersi dalam medium pendispersi
padat dan tidak dapat bercampur homogen, contoh
mentega.
Contoh Emulsi
1. Gerak brown
Definisi dari gerak brown adalah gerak dari partikel kloloid
dengan lintasan yang lurus dan arah yang acak. Gerak brown ini
terjadi karena tumbukan partikel partikel pendispersi
terhadap partikel terdispersi sehingga salah satunya akan
terlontar. Ukuran dari partikel terdispersi lebih besar dari
partikel pendispersi sehingga ketika berbenturan, partikel yang
terdipersilah yang akan terlompat. Kejadian melompatnya
partikel terdispersi dengan lintasa dan arahnya yang acak ini
bisa anda amati dengan menggunakan mikroskop.
2. Adsorpsi
1. Karet
Contoh koloid yang digunakan di bidang industri adalah getah
karet. Getah karet merupakan koloid tipe sol, yaitu dispersi koloid
fase padat daiam cairan. Partikel karet alam terdispersi sebagai
partikel koloid daiam sol getah karet. Karet alam dengan rumus
kimia (C5H8)x merupakan zat padat dengan mOlekul raksasa.
Karet alam dianggap sebagai polimer dari C5H8 (isoprena) yang
saling berikatan membentuk rantai atom C yang sangat panjang
melalui reaksi adisi.
2. Cat
Cat merupakan koloid tipe sol cair. Dalam pembuatan cat, partikel-
partikel padat didispersikan daiam suatu pelarut berwujud cair. Partikel-
partikel ini berupa zat warna, oksida logam, bahan penstabil, bahan
pengawet, zat pencemerlang, dan zat pereduksi yang dihaluskan hingga
berukuran partikel koloid. Agar kestabilan cat tetap terjaga dan bahan-
bahan yang didispersikan tidak menggumpal atau mengendap, ke daiam
cat ditambahkan emulgator. Jenis emulgator ini tergantung dari jenis
medium pendispersinya. Apabila medium pendispersinya berupa senyawa
polar, misal air dan alkohol, emulgatomya harus dapat larut daiam
pelarut polar. Sebaiiknya, jika medium pendispersinya bersifat nonpolar
seperti minyak, emulgatomya harus dapat larut daiam pelarut nonpolar.
3. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputih- kan. Gula dilarutkan
ke dalam air dan dialirkan meialui sistem koloid tanah diatome atau
karbon. Partikel koloid tersebut akan mengadsorpsi zat warna dari gula
tebu sehingga gula menjadi berwarna putih.
4. Pengambilan Endapan Pengotor
Gas atau udara yang dilepaskan dari suatu proses industri
mengandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid
yang bermuatan. Pengotor ini dapat dipisahkan dengan cara
menarik partikel-partikel koloid menggunakan alat pengendap
elektrostatik (pengendap Cottrell). Alat ini memiliki pelat logam
yang bermuatan berlawanan dengan partikel-partikel koloid.
5. Pewarnaan Kain
Kain menjadi berwarna karena terlebih dahulu diwarnai
dengan zat-zat pewarna dengan cara pencelupan. Kualitas kain
yang dicelup bergantung pada daya serap kain terhadap zat
pewarna.Untuk itu, kain yang akan dicelup terlebih dahulu
dicampurkan dengan garam AI2(S04)3. Ketika dicelupkan ke
dalam iarutan zat pewarna, akan dihasilkan koloid AI(OH)3
sehingga kain akan lebih mudah menyerap wama.
6. Penjernihan Air
Air dari PDAM mengandung partikel-partikel
koloid yang bermuatan negatif. Partikel koloid tersebut
dapat dipisahkan dengan penambahan tawas. Ion Al3+
dari tawas akan terhidrolisis membentuk partikel koioid
AI(OH)3 yang bermuatan positif meialui reaksi berikut.
Al3+ + 3H20 AI(OH)3 + 3H+
Senyawa AI(ON3) akan menetralkan muatan
negatif dari partikel koloid dalam air keran dan
menggumpalkannya. Dengan demikian, partikel
tersebut akan mengendap bersama tawas karena
pengaruh gravitasi.
Bidang Makanan
Susu dan santan merupakan sistem koloid di
bidang makanan. Susu dan santan termasuk emulsi
lemak dalam air. Emulsi biasanya distabilkan oleh
emulgator, contoh kasein dalam susu. Kasein terdiri
atas berbagai macam protein yang mengandung
fosfor. Kasein berfungsi menstabilkan dispersi lemak
dalam air. Lemak tidak dapat terdispersi saat susu
menjadi basi. Ini disebabkan oleh adanya bakteri yang
merusak protein (kasein) dalam susu. Akibatnya,
lemak menggumpal dan terpisah dari medium
pendispersinya yaitu air.
Bidang Farmasi
Di bidang farmasi, prinsip koloid diterapkan saat
mengobati sakit perut akibat bakteri patogen dengan
norit. Sakit perut dapat terjadi jika terdapat gas yang
terjebak dalam pencernaan. Sakit perut juga dapat
disebabkan oleh bakteri dalam perut yang
menghasilkan zat racun. Norit yang terbuat dari karbon
aktif akan membentuk sistem koloid di dalam
pencernaan. Koloid yang terbentuk akan mengadsorpsi
gas atau zat racun sehingga konsentraSinya berkurang.
Bidang Kosmetik
Bahan-bahan kosmetik hampir 90% dibuat dalam bentuk koloid.
Bahan berbentuk koloid mempunyai beberapa kelebihan seperti
berikut.
Mudah dibersihkan.
Tidak merusak kulit dan rambut.
Mengandung dua jenis bahan yang tidak saling melarutkan.
Mudah menyerap berbagai bahan yang berfungsi sebagai
pewangi, pelembut, dan pewarna.
Beberapa tipe koloid yang digunakan dalam kosmetik sebagai
berikut.
Sol padat, contoh lipstik dan pensil alis.
Sol, contoh cat kuku, masker, dan maskara.
Emulsi, contoh pembersih muka.
Aerosol, contoh hair spray, parfum semprot, dan penyegar mulut
bentuk semprot.
Buih, contoh sabun cukur.
Gel, contoh minyak rambut (Jelly) dan deodoran.