Anda di halaman 1dari 26

SMA Negeri 1 Plampang

A. SISTEM KOLOID

Sistem koloid adalah suatu bentuk


campuran yang ukuran partikelnya terletak
antara ukuran partikel larutan sejati dan
ukuran partikel suspensi kasar. Sistem koloid
dibedakan atas tingkat wujud fase terdispersi
dan medium pendispersinya. Sebelum
membahas lebih lanjut tentang sistem koloid
akan dipelajari terlebih dahulu tentang sistem
dispersi.
Apabila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka
akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke
dalam zat lain yang disebutsistem dispersi. Zat yang
didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang
digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.
Contoh: tepung kanji dimasukkan ke dalam air panas maka
akan membentuk sistem dispersi. Di sini air sebagai medium
pendispersi, dan tepung kanji sebagai zat
terdispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi, koloid,
larutan.
a. Dispersi Kasar
Dispersi kasar disebutjuga suspensi. Suspensi merupakan
campuran heterogen antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi. Oleh karena itu, antara fase terdispersi dan medium
pendispersi dapat dibedakan dengan jelas. Fase terdispersi
biasanya berupa padatan, sedangkan medium pendispersi berupa
zat cair. Fase terdispersi mempunyai ukuran partikel lebih besar
dari 10-5 cm sehingga akan terlihat adanya endapan. Contoh
campuran pasir dengan air. Dalam campuran pasir dengan air,
antara fase terdispersi (pasir) dengan
medium pendispersi (air) dapat
dibedakan karena pasir mengendap
di dasar wadah. Contoh: Air sungai
yang keruh, campuran kopi dengan
air, campuran air dengan pasir, dan
campuran minyak dengan air.
Gambar: campuran kopi dengan air
b. Dispersi Halus
Dispersi halus disebut juga dispersi molekuler atau larutan sejati. Sistem
dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil, sehingga tidak
dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel
terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra.
Dalam larutan sejati terbentuk campuran homogen karena fase terdispersi
larutsempuma dalam medium pendispersi. Larutan merupakan campuran
homogen karena tingkat ukuran partikelnya adalah molekul atau ion-ion
sehingga sukar dipisahkan dengan penyaringan dan sentrifuge (pemusing).
Ukuran pertikel zat terdispersi dan medium
pendispersinya hampir sama, maka sifat zat pendispersi
dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan
adanya zat terdispersi. Dalam larutan fase terdispersi
dapat berupa zat padat atau cair, sedangkan medium
pendispersi berupa zat cair. Contoh: Larutan gula,
larutan garam, alkohol 70%, larutan cuka, spiritus,
air laut, bensin, dan udara yang bersih.
Gambar: Larutan Gula
c. Dispersi koloid
Dispersi koloid merupakan sistem dispersi antara dispersi
kasar dan dispersi halus. Campuran fase terdispersi dengan
medium pendispersi dalam koloid tampak homogen. Namun
sesungguhnya, dispersi koloid merupakan campuran
heterogen. Hal ini akan tampak dengan jelas saat dispersi
koloid diamati menggunakan mikroskop ultra. Contoh
dispersi koloid yaitu agar-agar. Partikel
fase terdispersi dalam koloid berukuran
antara 10~7-10~5 cm sehingga fase
terdispersi dapat larut dalam medium
pendispersi dan tampak homogen, Sabun,
susu, jelli, mentega, selai, santan, dan
mayonaise.

Gambar: susu
ASPEK LARUTAN KOLOID SUSPENSI
Bentuk Campuran Homogen Tampak Homogen Heterogen
Kestabilan Stabil Stabil Tidak Stabil

Pengamatan Mikroskop Homogen Heterogen Heterogen

Jumlah fase Satu Dua Dua


Sistem Dispersi Molekuler Padatan Halus Padatan Kasar

Tidak dapat disaring


Pemisahan dengan dengan kertas saring
Tidak dapat disaring Dapat disaring
Cara Penyaringan biasa, kecuali dengan
kertas saring ultra.

Ukuran Partikel <1 nm 1 nm 100 nm. > 100 nm


2. Macam-Macam Sistem Koloid
Dispersi koloid disebut juga sistem koloid. Fase terdispersi dan medium pendispersi
dalam sistem koloid dapat berwujud padat, cair, dan gas. Berdasarkan wujud fase
terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid dikelompokkan menjadi
delapan seperti yang tercantum dalam Tabel berikut.

Medium
No. Nama Koloid Fase Terdispersi Contoh Koloid
Pendispersi
1. Sol padat Padat Padat Paduan logam, kaca berwama
2. Sol cair Padat Cair Tinta, cat
3. Aerosol padat Padat Gas Debu, asap rokok
4. Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan
5. Emulsi padat (Gel) Cair Padat Mentega, keju, jeli. mutiara
6. Emulsi Cair Cair Susu, es krim, santan, mayones
7. Busa padat Gas Padat Batu apung, styrofoam
8. Busa cair Gas Cair Busa sabun, krim kopi

Berdasarkan tabel pengelompokan sistem koloid pada Tabel, secara garis besar
ada empat kelompok tipe koloid. Keempat tipe koloid tersebut yaitu sol, aerosol,
emulsi, dan busa.
a. Sol
Sol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi berwujud padat
dalam medium pendispersi berwujud cair atau padat. Sol yang medium
pendispersinya berwujud cair (sol cair) juga sering disebut larutan koloid.
Fase terdispersi koloid tipe sol ini pada umumnya tidak larut dalam cairan
medium pendispersinya, misal sol Fe(OH)3 dalam air.

Kebalikan dari sol cair adalah sol padat. Sol padat adalah salah satu
tipe sol yang terbentuk saat zat padat terdispersi dalam medium
pendispersi padat, contoh kaca berwarna. Kaca berwarna dibuat dengan
cara mendispersikan senyawa logam yang berbentuk kristal halus ke
dalam kaca cair pada suhu tinggi kemudian didinginkan.

Tipe lain dari sol adalah gel. Gel bersifat sedikit kaku. Gel terbentuk
dari suatu sol dengan zat terdispersi yang mengadsorpsi medium
pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel yaitu
agar-agar, gelatin, dan gel silika.
Contoh Sol

Sol Cair Sol Padat

Sol Gel
b. Aerosol
Aerosol merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi
padat atau cair dalam medium pendispersi gas. Aerosol dibedakan
menjadi dua tipe yaitu aerosol padat dan aerosol cair. Aerosol
padat terbentuk apabila partikel-partikel padat yang sangat
halus terdispersi ke dalam medium pendispersi gas. Contoh aerosol
adalah angin puting beliung.

Aerosol cair adalah koloid yang terdiri atas fase terdispersi cair
dalam medium pendispersi gas, contoh kabut. Kabut terjadi
apabila udara yang memiliki kelembapan tinggi mengalami
pendinginan. Uap air yang terkandung di udara mengembun dan
bergabung membentuk butiran- butiran halus dalam ukuran
partikel koloid.
Contoh Aerosol
c. Emulsi
Emulsi dibedakan menjadi dua, yaitu emuisi cair
dan emulsi padat. Emulsi cair biasa disebut emulsi,
terjadi saat fase terdispersi yang berwujud cair
terdispersi dalam medium pendispersi yang juga
berwujud cair. Namur, sistem dispersi ini tidak dapat
bercampur secara homogen, contoh es krim dan
susu. Susu merupakan emuisi lemak dalam air.
Emulsi padat adalah tipe koloid yang terbentuk dari
fase cair yang terdispersi dalam medium pendispersi
padat dan tidak dapat bercampur homogen, contoh
mentega.
Contoh Emulsi

Gambar: Emulsi Cair (Susu) Gambar: Emulsi Padat (mentega)


d. Busa
Busa merupakan tipe koloid dengan fase terdispersi
gas dalam medium pendispersi cair. Tipe busa ini
disebut jga buih. Buih dapat dibuat dengan
mengalirkan gas ke dalam zat cair yang mengandung
zat pemouih, Zat pembuih berfungsi menstabilkan buih
yang terbentuk, contoh sabun, detergen, dan proteir
Sementara itu, busa padat terjadi apabila fase gas
terdispersi dalam medium padat. Tipe koloid in
terbentuk pada suhu tinggi dalam medium pendispersi
yang mempuriyai titik lebur di atas suhu kamar. Hal
inilah yang mengakibatkan tipe oloid ini pada suhu
kamar berwujud padat, contoh lava gunung berapi.
Contoh Busa

Gambar: Busa Cair

Gambar: Busa Padat (batu apung)


Contoh Yang Ada Dalam Kegiatan Sehari-hari

1. Gerak brown
Definisi dari gerak brown adalah gerak dari partikel kloloid
dengan lintasan yang lurus dan arah yang acak. Gerak brown ini
terjadi karena tumbukan partikel partikel pendispersi
terhadap partikel terdispersi sehingga salah satunya akan
terlontar. Ukuran dari partikel terdispersi lebih besar dari
partikel pendispersi sehingga ketika berbenturan, partikel yang
terdipersilah yang akan terlompat. Kejadian melompatnya
partikel terdispersi dengan lintasa dan arahnya yang acak ini
bisa anda amati dengan menggunakan mikroskop.
2. Adsorpsi

Adalah penyerapan muatan oleh permukaan partikel


koloid. Partikel koloid dapat dengan mudah menyerap
muatan ion atau listrik statis yang ada disekitarnya. Hal ini
dikarenakan partikel koloid memiliki tegangan yang cukup
tinggi di bagian permukaannya. Jika partikel koloid
menempel dengan ion bermuatan positif maka partikel
tersebut akan bermuatan positif, sebaliknya akan bermuatan
negatif. Contoh peristiwa adsorpsi yaitu
Penyembuhan sakit perut yang disebabkan oleh bakteri
patogen dengan menggunakan norit
Proses penjernihan air dengan menggunakan tawas
Proses penjernaan air tebu ketika pembuatan gula
3. Efek Tyndal

Terhamburnya cahaya yang disebabkan oleh partikel


koloid. Jika di siapkan suspensi berupa campuran air dan pasir,i
larutan air gula dan koloid berupa larutan air teh dan
kemudian kita memberikan seberkas sinar dari senter maka kita
dapat melihat lintasan cahaya yang berasal dari senter yang
diberikan ke suspensi dan koloid. Sedangkan untuk larutan
tidak dapat dilihat bekas sinarnya karena partikel dari larutan
sangat kecil sehingga tidak mampu menghamburkan sinar.
Beberapa cotoh efek tyndal dalam kehidupan sehari hari
yaitu:
Cahaya lampu mobil atau senter ketika di tembakkan ke
udara yang berkabut
Munculnya warna jingga dan biru saat sore tiba
Terlihatnya cahaya matahari yang masuk mellaui celah daun
daun .
Bidang Industri
Sistem koloid digunakan di bidang industri di antaranya daiam
industri karet, cat, gula, pengambilan endapan pengotor udara,
dan penjernihan air.

1. Karet
Contoh koloid yang digunakan di bidang industri adalah getah
karet. Getah karet merupakan koloid tipe sol, yaitu dispersi koloid
fase padat daiam cairan. Partikel karet alam terdispersi sebagai
partikel koloid daiam sol getah karet. Karet alam dengan rumus
kimia (C5H8)x merupakan zat padat dengan mOlekul raksasa.
Karet alam dianggap sebagai polimer dari C5H8 (isoprena) yang
saling berikatan membentuk rantai atom C yang sangat panjang
melalui reaksi adisi.
2. Cat
Cat merupakan koloid tipe sol cair. Dalam pembuatan cat, partikel-
partikel padat didispersikan daiam suatu pelarut berwujud cair. Partikel-
partikel ini berupa zat warna, oksida logam, bahan penstabil, bahan
pengawet, zat pencemerlang, dan zat pereduksi yang dihaluskan hingga
berukuran partikel koloid. Agar kestabilan cat tetap terjaga dan bahan-
bahan yang didispersikan tidak menggumpal atau mengendap, ke daiam
cat ditambahkan emulgator. Jenis emulgator ini tergantung dari jenis
medium pendispersinya. Apabila medium pendispersinya berupa senyawa
polar, misal air dan alkohol, emulgatomya harus dapat larut daiam
pelarut polar. Sebaiiknya, jika medium pendispersinya bersifat nonpolar
seperti minyak, emulgatomya harus dapat larut daiam pelarut nonpolar.

3. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputih- kan. Gula dilarutkan
ke dalam air dan dialirkan meialui sistem koloid tanah diatome atau
karbon. Partikel koloid tersebut akan mengadsorpsi zat warna dari gula
tebu sehingga gula menjadi berwarna putih.
4. Pengambilan Endapan Pengotor
Gas atau udara yang dilepaskan dari suatu proses industri
mengandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid
yang bermuatan. Pengotor ini dapat dipisahkan dengan cara
menarik partikel-partikel koloid menggunakan alat pengendap
elektrostatik (pengendap Cottrell). Alat ini memiliki pelat logam
yang bermuatan berlawanan dengan partikel-partikel koloid.

5. Pewarnaan Kain
Kain menjadi berwarna karena terlebih dahulu diwarnai
dengan zat-zat pewarna dengan cara pencelupan. Kualitas kain
yang dicelup bergantung pada daya serap kain terhadap zat
pewarna.Untuk itu, kain yang akan dicelup terlebih dahulu
dicampurkan dengan garam AI2(S04)3. Ketika dicelupkan ke
dalam iarutan zat pewarna, akan dihasilkan koloid AI(OH)3
sehingga kain akan lebih mudah menyerap wama.
6. Penjernihan Air
Air dari PDAM mengandung partikel-partikel
koloid yang bermuatan negatif. Partikel koloid tersebut
dapat dipisahkan dengan penambahan tawas. Ion Al3+
dari tawas akan terhidrolisis membentuk partikel koioid
AI(OH)3 yang bermuatan positif meialui reaksi berikut.
Al3+ + 3H20 AI(OH)3 + 3H+
Senyawa AI(ON3) akan menetralkan muatan
negatif dari partikel koloid dalam air keran dan
menggumpalkannya. Dengan demikian, partikel
tersebut akan mengendap bersama tawas karena
pengaruh gravitasi.
Bidang Makanan
Susu dan santan merupakan sistem koloid di
bidang makanan. Susu dan santan termasuk emulsi
lemak dalam air. Emulsi biasanya distabilkan oleh
emulgator, contoh kasein dalam susu. Kasein terdiri
atas berbagai macam protein yang mengandung
fosfor. Kasein berfungsi menstabilkan dispersi lemak
dalam air. Lemak tidak dapat terdispersi saat susu
menjadi basi. Ini disebabkan oleh adanya bakteri yang
merusak protein (kasein) dalam susu. Akibatnya,
lemak menggumpal dan terpisah dari medium
pendispersinya yaitu air.
Bidang Farmasi
Di bidang farmasi, prinsip koloid diterapkan saat
mengobati sakit perut akibat bakteri patogen dengan
norit. Sakit perut dapat terjadi jika terdapat gas yang
terjebak dalam pencernaan. Sakit perut juga dapat
disebabkan oleh bakteri dalam perut yang
menghasilkan zat racun. Norit yang terbuat dari karbon
aktif akan membentuk sistem koloid di dalam
pencernaan. Koloid yang terbentuk akan mengadsorpsi
gas atau zat racun sehingga konsentraSinya berkurang.
Bidang Kosmetik
Bahan-bahan kosmetik hampir 90% dibuat dalam bentuk koloid.
Bahan berbentuk koloid mempunyai beberapa kelebihan seperti
berikut.
Mudah dibersihkan.
Tidak merusak kulit dan rambut.
Mengandung dua jenis bahan yang tidak saling melarutkan.
Mudah menyerap berbagai bahan yang berfungsi sebagai
pewangi, pelembut, dan pewarna.
Beberapa tipe koloid yang digunakan dalam kosmetik sebagai
berikut.
Sol padat, contoh lipstik dan pensil alis.
Sol, contoh cat kuku, masker, dan maskara.
Emulsi, contoh pembersih muka.
Aerosol, contoh hair spray, parfum semprot, dan penyegar mulut
bentuk semprot.
Buih, contoh sabun cukur.
Gel, contoh minyak rambut (Jelly) dan deodoran.

Anda mungkin juga menyukai