Anda di halaman 1dari 16

Peran Asosiasi Fasilitas Kesehatan Lanjutan

Dalam
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional

Disampaikan pada :
Pertemuan Sosialisasi INA CBGs
Bandung, 11 13 Desember 2013
PERUBAHAN PARADIGMA TARIF RS DENGAN TARIF INA CBG
Perubahan dari pola fee for service (retrospektif) menjadi pola INA-
CBG (prospective) Perlu usaha yang sungguh sungguh karena
paradigma utilitas menjadi paradigma efisiensi
Rumah sakit sebagian besar menghitung tarif pelayanan berdasarkan
perhitungan unit cost per kasus (menggunakan pathway atau metode
lain) yang biasa disebut sistem. micro costing
Tarif INA-CBG menggunakan data biaya keseluruhan rumah sakit, yang
kemudian diuraikan berdasar bobot kasus dan jumlah kasus rata-rata
di rumah sakit, sehingga sifatnya agregat.
Pada saat micro costing dibandingkan dengan tarif INA-CBG yang
bersifat agregat, maka bisa terjadi disharmonisasi tarif, ada yang
terlalu kecil, tetapi ada yang lebih besar tarif INA CBG.
1. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN
2. UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
3. Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang JKN
4. PMK Nomor 69 tahun 2013
5. PMK Nomor 71 tahun 2013
6. KMK Nomor 455 tahun 2013
Pasal 24
1. Besarnya pembayaran kepada FASKES (fasilitas
kesehatan) untuk setiap wilayah ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara BPJS dan
asosiasi FASKES di wilayah tersebut
2. BPJS wajib membayar FASKES atas pelayanan yang
diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima
belas) hari sejak permintaan pembayaran diterima.
Peran PERSI
1. Berperan aktif dengan melakukan advokasi pembuatan
kebijakan, mengkritisi usulan tariff NCC
2. Koordinasi dengan Askes yang akan bertransformasi menjadi
BPJS. Koordinasi semakin intens MoU; kesepakatan draft
Kerjasama antara BPJS dengan RS
3. Draft KS : sepakat keterlibatan PERSI mulai dari awal
4. Hasil koord : unggah di web PERSI
5. Sosialisasi ttg terjadinya perubahan besar dalam implementasi
JKN agar RS dapat survive
Peran PERSI
5. Menjembatani RS dan BPJS
6. Koordinasi dengan PERSI Daerah
7. Mendorong terbentuknya PERSI Daerah bagi Provinsi yang
belum ada PERSI Daerah
8. PERSI akan berperan pada evaluasi pelaksanaan JKN
masukan kepada Kemenkes
9. Akan membuat email hotline
10.Konsisten dgn deklarasi khususnya ke dalam perumahsakitan
REGIONALISASI TARIF INA CBG
Hasil Negosiasi tgl 9 Desember 2013
Pengelompokan Regionalisasi
Persiapan RS
Menyiapkan Diri Untuk Bermitra Dengan BPJS memenuhi
ketentuan UURS Akreditasi
Menyiapkan Diri Agar Pelayanan Makin Bermutu Dan Makin
Meningkatkan Keselamatan Pasien
Susun standar pelayanan, standar profesi, kepatuhan mengikuti
standar, Menyusun Tim RM dan Tim Tarif informasi unit cost
pengendalian biaya & pengendalian mutu
Susun sistem keuangan agar mampu menghasilkan informasi unit
cost sebagai dasar perbandingan dengan pola tarif BPJS
untung ruginya rumah sakit tergantung dari informasi unit-cost
Menyiapkan seluruh SDM agar terbiasa dengan sistem BPJS
Kecermatan Petugas terkait klaim
Unit
RM

IGD/IRJ RANAP Koder


Unit
Kode : klaim
Dx/Prosedur :
Utama
Clinical
Lab Sekunder Costing
Rekam Medik Modelling
Ro

Resume Medik Obat/


BMHP Tarif

SOURCE: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


Harapan
Pelayanan Kesehatan pada JKN berjalan lancar, berkembang
menuju kesempurnaan sistem sesuai Peta Jalan JKN
Bila muncul masalah, dapat diselesaikan dengan musyawarah
BPJS bisa memahami kondisi RS yang variasinya sangat luas
KESIMPULAN
PERSI MEMILIKI TANGGUNGJAWAB BESAR DALAM JKN
PERUMAH SAKITAN INDONESIA HARUS SOLID DAN BERSATU
MENGAJAK SELURUH STAKE HOLDER UNTUK MENCIPTAKAN WIN WIN
SOLUTION DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL
RUMAH SAKIT YANG SURVIVE ADALAH :
1.RS YG MEMPERSIAPKAN DENGAN BAIK DAN MENJADIKAN
PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL SEBAGAI PELUANG
2.RUMAH SAKIT YG MENJAGA STANDAR MUTU DAN STANDAR BIAYA
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai