Anda di halaman 1dari 19

Patofisiologi Asma

Mohd Zaid bin Ahmad Zalizan


11-2015-199
UKRIDA
dr. Ganda Sp.P
DEFINISI ASMA
Asma merupakan sebuah penyakit inflamasi kronik saluran napas
berhubungan dengan dengan peningkatan (hiperesponsif) kepekaan
saluran napas
memicu episode mengi berulang (wheezing), sesak napas
(breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness), dispnea, dan
batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari.
berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi
dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan
PATOFISIOLOGI ASMA
Patofisiologi Asma
Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast,
eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel.
Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain berperan
sebagai penyebab atau pencetus inflamasi saluran napas
pada penderita asma
Tipe asma

Asma:
Atopik (ekstrinsik)
Non-atopik (intrinsik)
Campuran
Inflamasi Akut
Reaksi Asma Tipe Cepat
Alergen akan terikat pada IgE yang menempel pada sel mast dan
terjadi degranulasi sel mast
Kontraksi otot polos bronkus, sekresi mukus dan vasodilatasi.
Reaksi Asma Tipe Lambat
Timbul antara 6-9 jam setelah provokasi alergen
Melibatkan pengerahan serta aktivasi eosinofil, sel T CD4+,
neutrofil dan makrofag
Inflamasi Kronis
Berbagai sel terlibat dan teraktivasi pada inflamasi kronik.
Sel tersebut ialah:
Limfosit T
Eosinofil
Makrofag
Sel mast
Sel epitel
Fibroblast
Otot polos bronkus
Limfosit T
T-CD4+ subtype Th2
Orchestra inflamasi saluran napas dgn mengeluarkan sitokin IL-3,
IL-3, IL-5, IL-13
IL-4 induksi Th0 ke arah Th2 dan bersama IL-13 menginduksi
limfosit B mensintesis IgE
IL-3 dan IL-5 berperan pd maturasi, aktivasi serta memperpanjang
ketahanan hidup eosinofil

Epitel
Sel yang teraktivasi dapat mengekspresi membran markers eg
(molekul adhesi, endothelin, nitric oxide, synthase, sitokin atau
khemokin)
Eosinofil
Jaringan eosinophil (tissue eosinophil) karakteristik untuk asma tetapi tidak
spesifik
Eosinofil berperan sebagai efektor dan mensintesis sejumlah sitokin antara lain
IL-3, IL-5, IL-6, GM-CSF, TNF-alfa
Mengandung granul protein yang toksik terhadap epitel saluran napas
Sel Mast
mempunyai reseptor IgE dengan afiniti yang tinggi
Aktivasi sel mast - degranulasi sel mast yang mengeluarkan preformed mediator
seperti histamin dan protease serta newly generated mediators antara lain
prostaglandin D2 dan leukotrin.
mast juga mengeluarkan sitokin antara lain TNF-alfa, IL-3, IL-4, IL-5 dan GM-CSF.
Makrofag
Merupakan sel terbanyak didapatkan pada organ pernapasan
Makrofag dapat menghasilkan berbagai mediator antara lain
leukotrin, PAF serta sejumlah sitokin.
Berperan dalam proses inflamasi, makrofag juga berperan pada
regulasi airway remodeling
Sekresi growth-promoting factors untuk fibroblast, sitokin, PDGF
dan TGF-B
Asma Atopik
Reaksi hipersensitivitas
Diperantarai IgE dan sel mast
Tersensitisasi dan degranulasi
Terjadi degranulasi sel mast dan pelepasan preformed
granule histamine dkk
Asma Non-atopik
Bukan karena paparan alergan.
Sistem saraf otonom mempersarafi paru
Parasimpatis:
Diatur oleh impuls saraf vagal
Berhubungan dgn asetilkolin
Simpatis:
Alpha adrenergic reseptor - bronkokonstriksi
Beta adrenergic reseptor bronkodilatasi
Diatur oleh cAMP
Airway Remodeling
Asma menyebabkan kerusakan jaringan secara fisiologis dan
diikuti proses penyembuhan, perbaikan dan pergantian sel
Ada hubungan dengan proses inflamasi dan remodeling
Perubahan struktur:
Hipertrofi dan hyperplasia otot polos jalan napas, kelenjar mucus
Penebalan membrane reticular basal
Pembuluh darah meningkat
Perubahan struktur parenkim
Peningkatan fibrogenic growth factor menjadikan fibrosis
Airway Remodeling
Fenomena ini merupakan fenomena sekunder dari
inflamasi yang lama
Konsekuensinya peningkatan gejala asma eg
(hiperaktivitas jalan napas, masalah regangan jalan napas
dan obstruksi jalan napas
Terjadi kerusakan epitel dan perubahan sifat epitel bronkus
pada asma
Lebih rentan terjadi apoptosis akibat oksidan
Permeabiliti meningkat akibat pajanan polutan
Meningkatnya penglepasan sitokin + mediator inflamasi
Injuri sel melepaskan mediator proinflamasi yg bersifat
fibroproliferasi dan profibrogenic growth factor terutama
TGF-B
Obstruksi Jalan Napas
Termasuk bronkokonstriksi akut, edema saluran napas,
pembentukan sumbat lendir kronis, dan remodeling
saluran napas.
Bronkokonstriksi akut adalah konsekuensi dari pelepasan
IgE-dependent mediator setelah terpapar aeroallergen
dan merupakan komponen utama dari respon asma awal.
Edema saluran napas terjadi 6-24 jam setelah tantangan
alergen dan ini disebut sebagai respon asma terlambat.
Obstruksi Jalan Napas
Pembentukan plak lendir kronis terdiri dari eksudat protein
serum dan puing-puing sel yang membutuhkan waktu selama
beberapa minggu untuk membaik
Airway remodeling dikaitkan dengan perubahan struktural
karena peradangan lama dan mendalam dapat mempengaruhi
tingkat reversibilitas obstruksi jalan napas.
Peningkatan resistensi terhadap aliran udara dan penurunan
laju aliran ekspirasi
Perubahan ini menyebabkan penurunan kemampuan untuk
mengusir udara dan dapat menyebabkan hiperinflasi
Kesimpulan
Asma dapat berupa yang atopi atau non atopi.
Terdapat banyak proses, termasuk persarafan dan zat dan mediator
inflamasi yang berperan dalam terjadinya obstruksi atau hambatan
jalan napas pada serangan asma sehingga menyebabkan gejala pada
pasien asma.
Gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai sel
yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T sehingga
pada individu yang rentan inflamasi, mengakibatkan gejala episode
mengi yang berulang, sesak napas, dada terasa tertekan, dan batuk
khususnya pada malam atau dini hari

Anda mungkin juga menyukai