Anda di halaman 1dari 13

Panas Bumi adalah sumber energi panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan

gas lainnya yang secara genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi.
(UU No 21 Tahun 2014)
Geologi dan studi hidrogeologi adalah titik awal eksplorasi dari semua kegiatan survey, dan
fungsi dasarnya adalah bahwa identifikasi lokasi dan daerah yang diselidiki secara lebih rinci
akan menentukan metode eksplorasi apa yg paling tepat

Kajian geologi lebih ditekankan pada sistem, vulkanis, struktur geologi, umur batuan, jenis
dan tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan sistem panas bumi
Survei Geofisika diarahkan untuk memperoleh gambaran secara tidak langsung, dari
permukaan atau dari dekat dengan permukaan interval kedalaman, parameter fisik geologi
dalam formasi.

Parameter-parameter fisik meliputi:


suhu (survei termal), konduktivitas listrik (metode listrik dan elektromagnetik), kecepatan
propagasi gelombang elastis (survey seismik), kerapatan (survei gravitasi), suseptibilitas
magnetik (survai magnetik).
Beberapa tahun belakangan ini, metode elektromagnetik (EM) telah menjadi salah satu
metode penting untuk mempelajari struktur resistivitas secara detail terutama di daerah
vulkanik yang memiliki nilai resistivitas permukaan yang tinggi.

Controlled Source Audio Magnetotellurik (CSAMT) merupakan salah satu metode


geofisika yang merupakan hasil pengembangan dari metode magnetotellurik (MT)

Metode CSAMT merupakan metode yang menggunakan teknik sounding frekuensi dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik alami maupun buatan untuk mengukur variasi
resistivitas batuan dalam tanah (Goldstein dan Strangway ,1975)
Peralatan CSAMT terdiri dari stasiun transmisi sumber yang berupa pasangan elektroda
dipol yang dipasang secara horinsontal dan stasiun penerima yang mengukur komponen
ortogonal medan listrik (E) dan medan magnet (H) horinsontal terhadap bidang
KONDISI GEOLOGI

Gunung api Karthala saat ini memperlihatkan aktivitas hydrothermal. Alterasi hidrothermal
tersebut mengakibatkan mulculnya patahan pada kaldera, fumarole di danau, solfatara (960)
yang dinamakan Soufriereyang berlokasi 2 km ke utara dari kaldera. Perubahan level air
danau gunung api, tidak berkorelasi dengan curah hujan dan melibatkan kenaikan muka air
di geotermal sistem, juga telah diamati antara tahun 1991 dan 1997.
Pengukuran CSAMT menggunakan sistem Stratagem tensor. Dengan frekuensi
transmitter pada rentang 500 Hz-92 kHz. Untuk frekuensi yang lebih rendah
menggunakan sumber alami medan magnetic yang sama dengan metode AMT.
Hasil inversi menunjukkan sifat resistivitas lapisan:
Nilai resitivitas tertinggi (500-5000 m) merupakan lapisan dengan batuan basaltic kering
(Courteaud et al., 1997) untuk beberapa situs (4, 5 dan 8) diperkirakan merupakan lapisan tipis (< 4 m).
lapisan dengan konduktivitas beberapa puluh m diinterpretasikan merupakan akumulasi zona abu
phyroclastic dari letusan gunung api (Bachelery dan Coudray, 1993)

Nilai resistivitas sedang (20-400 Hz) secara perhitungan tidak mngindikasikan


batuan basaltic kering dan dapat diinterpretasikan dalam bentuk air pada lapisan
kedua. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan ini merupakan tubuh dari air tanah yang
timbul dalam batuan basaltic (Descloitres et al., 1997). Variasi resistivitas pada
lapisan ini mungkin mengindikasikan variasi kontribusi lempung (interbed)
dibagian itu (Lienart, 1991)
Konduktor dengan rentang resistivitas kurang dari 2 m (kecuali situs 1 yang memiliki resitivitas 11
m). Pada bagian utara dari daerah penelitian, terdapat area dengan resitivitas kurang dari 0.8
m. Karena konduktivitas merupakan pengaruh dari temperatur (semakin tinggi temperatur maka
semakin tinggi konduktivitasnya), air dalam pori-pori batuan, peningkatan porositas batuan,
konduktivitas mineral dan alterasi hidrotermal (Mogi dan Nakama, 1993). Di zona Hidrothermal,
konduktivitas mineral dan alterasi hydrothermal berkaitan akan tetapi yang memiliki pengaruh
paling besar pada nilai resitivitas adalah temperatur (Ingham, 1992).

Anda mungkin juga menyukai