Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TRANSFORMASI
I. PENGANTAR
UNSUR-UNSUR TAK TERDEFINISI: TITIK & HIMPUNAN
BAGIAN BIDANG DISEBUT GARIS
I. AXIOMA INSIDENSI:
- SEBUAH GARIS ADLH HIMPUNAN TTK2 YG TAK KOSONG
DAN MENGANDUNG PALING SEDIKIT 2 TTK
- KALAU ADA DUA TTK, MK ADA TEPAT SEBUAH GRS YG
MEMUAT DUA TTK TSB
- ADA 3 TTK YG SEMUA TERLETAK PD SUATU GRS.
II. SISTEM AKSIOMA URUTAN:
MENGATUR URUTAN 3 TTK PD SEBUAH GRS, KONSEP
SETENGAH GARIS(SINAR), KONSEP RUAS GARIS
III. SISTEM AXIOMA KEKONGRUENEN
MENGATUR KEKONGRUENAN DUA RUAS GARIS,
KEKONGRUENAN DUA SEGITIGA DSB.
SIFAT KEKONGRUENAN
- S SD S
- SD S SD
- S S S
- S S SD
GARIS-GARIS ISTIMEWA DLM SEGITIGA
- GRS BAGI
- GRS BERAT
- GRS TINGGI
- GRS SUMBU
TUGAS:
1. BUKTIKAN BAHWA HANYA ADA SATU GRS a
MELALUI SEBUAH TTK PD SEBUAH GRS b, SHG
a TEGAK LURUS b
2. DIK g SEBUAH GRS DAN ABC. APABILA ABC
DICERMINKAN PD GRS g KITA PEROLEH A1B1C1
APAKAH ABC KONGRUEN DGN A1B1C1?
3. DIK g SEBUAH GRS. k & l DUA GRS SALING TEGAK
LURUS. GRS k & l DICERMINKAN PD GRS g YG
MENGHASILKAN KURVA k1 DAN KURVA l1.
APAKAH k1 & l1 JUGA GRS?
4. DIK g SEBUAH GRS; l SEBUAH LINGKARAN DGN
PUSAT A; l DICERMINKAN PD g YG MENGHASIL-
KAN KURVA l DAN TTK A. APAKAH l
LINGKARAN DGN PUSAT A?
PERTEMUAN 2
II. TRANSFORMASI
TRANSFORMASI
Suatu trnsformasi pd suatu bidang V adalah
Suatu fungsi yg bijektif dgn daerah asal V dan
daerah nilainya V juga.
PENCERMINAN
PENCERMINAN
Definisi: Suatu pencerminan (refleksi) pd sebuah grs s
adalah suatu fungsi Ms yg didef: untuk setiap ttk pd
bidang V berlaku
(i) Jika Ps mk Ms(P) = P
(ii) Jika Ps mk Ms(P) = P shg garis s adalah sumbu PP
Pencerminan M pd garis s selanjutnya dilambangkan Ms.
Grs s dinamakan sumbu refleksi atau sumbu cermin.
Untuk menyelidiki sifat pencerminan, akan diselidiki
apakah pencerminan itu suatu transformasi.
ISOMETRI
ISOMETRI
Telah diketahui bahwa pencerminan atau reflexi
pd sebuah grs g adalah suatu transformasi yg
mengawetkan jarak (isometri)
Selain mengawetkan jarak antara dua ttk, suatu
isometri memiliki sifat2 berikut.
Teorema 4.1 Sebuah isometri bersifat:
1. mengawetkan garis menjadi garis
2. mengawetkan besarnya sudut antara dua garis
3. mengawetkan kesejajaran dua garis
Bukti:
1. Andaikan g sebuah grs & T suatu isometri.
Kita akan buktikan bahwa T(g) = h adalah
suatu garis pula. Perhatikan gambar..
Ambil A g dan B g. mk A = T(A)h,
B= T(B)h. melalui A & B ada satu grs misal g.
Akan dibuktikan g= h. Untuk itu akan dibuktikan: (i) g h dan h g.
(i) Bukti:
ambil XA . Karena bidang Euclides, kita andaikan
(AXB), artinya AX + XB AB oleh karena T
suatu isometri. Jadi suatu transformasi. Maka
X T(X) = X dan olehkarena T suatu isometri mk
AX = AX; begitu pula XB = XB.
Jadi AX + XB = AB. Ini berarti bahwa A,X,B
segaris pada g. Jadi X = T(X) h. Sehingga
gh. bukti serupa berlaku untuk (XAB)
atau (ABX).
(ii) Bukti hg
Ambil Y h. maka Y g T(Y) = Y dgn Y
misalnya (AYB). Artinya Y g dan AY + YB = AB
Oleh karena T sebuah isometri, mk AY=AY,
YB=YB, AB=AB. Shg AY+YB=AB.
Ini berarti A,Y,B segaris yaitu grs yg melalui
A dan B. Oleh karena g satu-satunya grs yg
melalui A dan B mk Y g. Jadi haruslah hg.
bukti serupa berlaku untuk (YAB) atau (ABY).
Jadi kalau g sebuah grs mk h=T(g) adalah sebuah
garis pula.
2. Ambil sebuah ABC. Perhatikan gambar
Andaikan A=T(A), B=T(B), C=T(C). Menurut 1
mk AB dan BC adalah grs lurus. Oleh karena
ABC=BABC, mk ABC=BABC
sedangkan AB=AB, BC=BC, dan CA=CA shg
ABCABC jadi ABC=ABC shg suatu
isometri mengawetkan besarnya sebuah sudut.
3. Ambil dua grs ab. Perhatikan gambar .
Perhatikan bahwa ab. Andaikan a memotong
b di ttk P. Jadi Pa dan Pb. Oleh karena T
sebuah transformasi mk ada P shg T(P)=P dgn
Pa dan Pb ini berarti bahwa a memotong b di P.
Maka pengandaian bahwa a memotong b salah.
Jadi haruslah ab. Jadi isometri mengawetkan
kesejajaran dua garis.
Akibat:
Salah satu akibat dari sifat (b) ialah bahwa
apabila ab maka T(a)T(b)dgn T sebuah
isometri.
Contoh: Diketahui grs g(X,Y)Y=-X dan grs
h (X,Y)Y=2X-3 apabila Mg adalah reflexi pd grs g
tentukan persamaan grs h=Mg(h)
Jawab: oleh karena Mg sebuah reflexi pd g jadi suatu
isometri. Mk menurut teorema 4.1 h adalah sebuah grs.
Perhatikan gambar
grs h akan melalui ttk potong antara h & g misal R, sebab
Mg(R)=R. jelas R=(1,-1); h akan pula melalui Q=Mg(Q) oleh
karena Q=(2/3,0) mk Q=(0,-3/2). Dgn demikian persamaan
h= (X,Y)X-2Y-3=0.
Soal
1. Jika g= (X,Y)Y=X dan h= (X,Y)Y=3-2X
Tentukan persamaan garis Mg(h)
HASILKALI TRANSFORMASI
HASIL KALI TRANSFORMASI
Definisi: Andaikan F dan G dua transformasi
F: VV
G: VV
maka produk atau komposisi dari F dan G yg ditulis
GF didefinisikan: (GF)(P)=GF(P),PV
Bukti:
1) Andaikan AT(H), jadi ada XH sehingga A =
T(X) mk T-1(A) = T-1[T(X)] = (T-1T)(X) = I(X) = X.
Jadi T-1(A)H.
2) Andaikan T-1(A)H. Ini berarti bahwa T[T-
1(A)]T(H) atau AT(H)
RUAS GARIS BERARAH
RUAS GARIS BERARAH
Definisi dan Sifat-sifat Sederhana
Definisi: Suatu ruas (garis) berarah adalah sebuah
ruas garis yg salah satu ujungnya dinamakan ttk
pangkal dan ujung yg lain dinamakan ttk akhir.
Apabila A dan B dua ttk, lambang AB disebut ruas
garis berarah dgn pangkal A dan ttk akhir B.
Sedangkan AB dapat menggambarkan sinar atau
setengah grs yg berpangkal di A dan melalui B.
Dua ruas grs AB dan CD disebut kongruen apabila
AB = CD ditulis ABCD.
Andaikan ada dua ruas grs berarah AB dan CD. Dalam
membandingkan dua ruas grs berarah AB dan CD tidaklah cukup
kalau AB = CD, kedua ruas grs berarah itu juga searah. Jika
demikian, kita mengatakan bahwa ruas grs berarah AB dan CD
ekivalen.
Definisi: AB = CD apabila SP(A)=D dengan P titik tengah BC
(perhatikan gbr)
Teorema 9.1
Andaikan AB dan CD dua ruas grs berarah yg tidak segaris, mk
segi-4 ABCD sebuah jajar genjang jhj AB=CD.
Bukti: (lihat gbr di atas)
1) Andaikan AB=CD. Jika P ttk tengah BC, mk SP(A)=D menurut
definisi ke-ekivalenan. Diagonal-diagonal segi-4 ABCD membagi
sama panjang di P. Ini berarti ABCD sebuah paralelogram.
2) Andaikan ABCD sebuah paralelogram. Mk
diagonal-diagonal AD dan BC berpotongan di ttk P.
shg SP(A)=D sebuah P ttk tengah AD maupun ttk
tengah BC. Jadi AB = CD
Akibat: Jika AB = CD mk AB = CD dan AB dan CD
sejajar atau segaris.
Teorema 9.2
Diketahui ruas-ruas grs berarah AB, CD, dan EF mk
1) AB = CD (sifat reflexi)
2) Jika AB = CD mk CD = AB (simetrik)
3) Jika AB = CD dan CD = EF mk AB = EF (transitif)
Catatan: sebuah reflexi yg memiliki ketiga sifat tsb
dinamakan reflexi ke-ekivalenan.
Teorema 9.3
Diketahui sebuah ttk P dan sebuah ruas grs
berarah AB, mk ada ttk tunggal Q sehingga
PQ=AB. (perhatikan gbr)
Bukti: Untuk membuktikan keberadaan Q,
andaikan R ttk tengah BP.
Jika Q = SR(A) mk AB = PQ atau PQ = AB
untuk membuktikan ketunggalan Q, andaikan AB
= PT. Jika SR(A) = T oleh karena R ttk tengah BP.
Berhubung peta A oleh SR tunggal, mk T = Q.
Ini berarti PQ satu-satunya ruas grs berarah dgn
pangkal P dan ttk akhir Q yg ekivalen dgn AB.
Akibat 1: Jika P1(x1, y1), P2(x2, y2), dan P3(x3, y3),
ttk-ttk yg diketahui mk ttk
P(x3 + x2 x1, y3 + y2 y1) adalah tunggal shg
P3P = P1P2
Akibat 2: Jika Pn(xn, yn), n = 1,2,3,4 maka
P1P2 = P3P jhj x2 x1 = x4 x3 y2 y1= y4 y3
Definisi: Andaikan AB sebuah ruas garis berarah dan
k suatu bilangan real. Mk k AB adalah ruas grs berarah
AP sehingga PAB dan AP = k(AB) kalau k 0. Apabila
k 0 maka k AB adalah ruas grs berarah AP dgn P
anggota sinar yg berlawanan arah dgn AB sedangkan
AP = |k|AB. Dikatakan bahwa AP adalah kelipatan AB.