Anda di halaman 1dari 12

Rekayasa Vaksin Hepatitis B

Adinda Prasetiawati 13330052


Ghina Nuraini Hadi 13330054
Mawar mely Archan 13330055
Diva Agustina 13330061
Septiani 13330064
Abstrak
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan rekayasa
genetika dalam bidang kesehatan khususnya dalam menangani penyakit
Hepatitis B. Salah satu produk rekayasa genetika adalah Vaksin Hepatitis B yang
dihasilkan oleh yeast (Saccharomyces cereviceae) melalui tehnik rekombinan
DNA menggunakan hepatitis B surface antigen (HBsAg). Penggunaan vaksin ini
telah meluas di seluruh dunia dan terbukti efektif dalam menekan jumlah infeksi
virus Hepatitis B (HVB). Jenis vaksin rekombinan yang paling umum digunakan
adalah Recombivax HB dan Energix-B, diberikan secara intramuscular pada bayi
yang baru lahir, anak-anak, dan dewasa. Dosis pemberian vaksin sebanyak 3
kali. Pemberian vaksin telah dikembangkan dengan menyisipkannya ke dalam
tanaman, misalnya pada pisang.
Teknologi DNA rekombinan atau sering juga disebut rekayasa genetika merupakan
teknologi yang memanfaatkan proses replikasi, transkripsi dan translasi untuk
memanipulasi, mengisolasi dan mengekspresikan suatu gen dalam organisme yang
berbeda. Biasanya gen dari organisme yang lebih tinggi diekspresikan pada organisme
yang lebih rendah. Teknologi ini juga memberikan kesempatan yang tidak terbatas
untuk menciptakan kombinasi baru dari gen yang tidak ada pada kondisi normal.
Melalui rekayasa genetika, akan dihasilkan kombinasi baru dari materi genetik melalui
penyisipan molekul asam nukleat kedalam suatu sistem DNA vector (plasmid bakteri,
virus dan lain-lain) dan kemudian memasukkan vektor ini kedalam suatu inang
sehingga akan dihasilkan suatu produk gen dalam jumlah banyak
sistem produksi yang diadaptasi untuk pembuatan protein rekombinan adalah
suatu proses yang berdasarkan pada:

1. penggunaan vektor ekspresi (yang berfungsi sebagai pembawa gen pengkode


protein yang diinginkan dan bertanggung jawab untuk replikasi, transkripsi dan
translasinya.
2. penggunaan sel inang yang melaksanakan instruksi yang disediakan oleh gen
tersebut untuk mensintesis gen yang diinginkan
3. produksi massa protein yang diinginkan dengan menggunakan suatu inducer
yang berfungsi untuk menginduksi produksi protein tersebut.
4. pemisahan dan ekstraksi protein dari kulturnya dilanjutkan dengan purifikasinya.
Virus hepatitis B hanya hidup di dalam sel dan plasma manusia (dan simpanse).
Virus ini tidak dapat berkembang biak pada media biakan standar yang biasa
digunakan membiakkan virus untuk pembuatan vaksin konvensional. Kesulitan ini
sedikit menghambat perkembangan pembuatan vaksin hepatitis B.
Penyakit Hepatitis
Virus ini berasal dari genus Orthohepadnavirus, dan familinya adalah
Hepadnaviridae. Mula-mula, virus ini dikenal sebagai serum hepatitis. Bila
dibandingkan dengan virus AIDS (HIV), HBV seratus kali lebih ganas dan
sepuluh kali lebih banyak menularkan. Di bawah mikroskop elektron, HBV
tampak sebagai partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut partikel
Dane. Lapisan luarnya terdiri atas antigen, yang disingkat HBsAg. Antigen
ini membungkus bagian dalam virus yang disebut partikel inti atau core
yang berukuran 27 nm. Masa inkubasi HBV kira-kira selama 6 sampai 25
minggu. Virus ini juga tidak dapat tumbuh dalam kultur jaringan, dan
memiliki 7 genotip (A G), serta 9 serotype.
Sejarah pembuatan vaksin Hepatitis
Pada tahun 1965, Blumberg dan kawan- kawan di Philadelphia menemukan
suatu antibodi pada pasien yang ditransfusi yang berasal dari suku Aborigin
Australia, sehingga antigen tersebut dikenal dengan nama Antigen Australia.
Pada tahun 1977, Blumberg mendapat hadiah nobel untuk penemuannya itu.
Sekarang antigen tersebut dikenal dengan nama hepatitis B surface antigen
(HBsAg).
pada tahun 1971 Vaksin hepatitis B pertama kali diperkenalkan oleh Krugman dan
koleganya.Mereka menggunakan serum yang mengandung virus Hepatitis B. Serum
diencerkan dan diinaktivasi panas 90oC selama 1 menit. Vaksinasi dilakukan pada
29 orang anak, hasilnya separuh dari anak terlindung dari infeksi Hepatitis B.
Pengembangan vaksin ini selanjutnya menggunakan antigen lain untuk imunisasi
aktif yaitu Hepatitis B surface antigen (HBsAg) . Vaksin HBsAg ini merupakan
partikel yang berukuran 22 nm, diinaktivasi panas, diadsobsialum dan bebas dari
asam nukleat. Dimurnikan melalui tahap presipitasi, ultrasentrifusasi, gel filtrasi
dan afinitas kromatografi.

Tahun 1973 diketahui bahwa HBV dapat menginfeksi simpanse


tahun 1981 dibuatlah vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma darah penderita,
seiring dengan perkembangan teknologi maka pada tahun 1986 dibuatlah vaksin
rekombinan dengan menggunakan yeast Saccharomyces cereviceae. Penggunaan
vaksin ini secara besar-besaran pada tahun 1991 dan dianjurkan pada bayi yang
baru lahir dan tahun 1996 penggunaan vaksin secara umum untuk dewasa.
Pembuatan vaksin Hepatitis B

Vaksin HBsAg yang dimumikan dari plasma karier dan inaktifasiformalin/panas telah diproduksi di
beberapa laboratorium. Namun dengan terbatasnya persediaan plasma, perlunya seleksi dan kontrol
yang ketat untuk mendapatkan vaksin murni dan bebas sumber infeksi lain, maka pendekatan lain
terus dicari. Problem ini akhirnya dapat teratasi dengan pendekatan rekombinan DNA. Salah satu
sintesis HBsAg yang telah berhasil dari sel ragi (yeast) rekombinan. Partikel ini memperlihatkan sifat
imunogenik pada binatang percobaan; pengujian pada manusia telah berhasil menginduksi anti HBs
dan melindungi dari infeksi virus hepatitis B Saat ini setidaknya ada 3 sumber partikel HBsAg yang
digunakan untuk vaksinasi hepatitis B. Terutama HBsAg dimumikan dari plasma karier. Metode ini
telah berhasil dan efikasinya tidak disangsikan. Dua sumber lain yaitu melalui pendekatan teknologi
rekombinan DNA, dengan memasukan gen virus hepatitis B pengkode HBsAg ke dalam sel ragi dan
sel mamalia. Selain itu, HBsAg juga dapat disekresi oleh E coli, namun jumlahnya relatif kecil,
demikian juga sifat antigeniknya.
Virus yang dilemahkan (imunisasi)

Untuk menghasilkan vaksin dibutuhkan HBsAg yang berasal dari virus Hepatitis B, virus
diperbanyak dalam medium tertentu sehingga nantinya dihasilkan virus yang tidak
menyebabkan penyakit namun mampu merangsang system imun. Strain ini selanjutnya
dikultur pada kondisi yang sesuai dan virusnya diinaktifkan melalui pemanasan dan proses
kimia. Tahapan berikutnya virus yang telah dilemahkan ini diinjeksikan ke dalam tubuh.

Vaksin DNA rekombinan

Vaksin hepatitis B yang diproduksi sel ragi rekombinan telah menjalani pengujian
keamanan, imunogenisitas dan evaluasi klinis. Hasil menunjukkan bahwa vaksin ini aman,
antigenik dan relatif bebas efek samping yang merugikan, bahkan vaksin ini telah
dilisensikan dan diproduksi di berbagai negara. Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi
dibanding dari plasma yaitu siklus produksinya dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch
ke batch lebih mudah diperoleh.
Jenis-jenis vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis yang terbuat dari darah manusia yang telah kebal
Hepatitis B, disuntikkan kepada orang sehat sekali sebulan
sebanyak 3 kali (Immunoglobulin Hepatitis B)
Vaksin Hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi
(Recombivax HB dan Engerix-B), diberikan kepada penderita
sebulan sekalisebanyak 2 kali, lalu suntikan yang ketiga diberi 5
bulan kemudian.
Perkembangan vaksin hepatitis

Saat ini pemberian vaksin tidak terbatas hanya pada injeksi ke dalam otot tetapi
telah berkembang melalui makanan. Di Amerika Serikat dikembangkan tanaman
kentang yang mengandung vaksin Hepatitis B. Penelitian pada tahun 1992
menunjukkan bahwa tanaman tembakau dapat mengekspresikan vaksin hepatitis
B. dan juga akan dikembangkan penggunaan kedelai dan pisang sebagai vektor
vaksin.

Anda mungkin juga menyukai