Vaksin HBsAg yang dimumikan dari plasma karier dan inaktifasiformalin/panas telah diproduksi di
beberapa laboratorium. Namun dengan terbatasnya persediaan plasma, perlunya seleksi dan kontrol
yang ketat untuk mendapatkan vaksin murni dan bebas sumber infeksi lain, maka pendekatan lain
terus dicari. Problem ini akhirnya dapat teratasi dengan pendekatan rekombinan DNA. Salah satu
sintesis HBsAg yang telah berhasil dari sel ragi (yeast) rekombinan. Partikel ini memperlihatkan sifat
imunogenik pada binatang percobaan; pengujian pada manusia telah berhasil menginduksi anti HBs
dan melindungi dari infeksi virus hepatitis B Saat ini setidaknya ada 3 sumber partikel HBsAg yang
digunakan untuk vaksinasi hepatitis B. Terutama HBsAg dimumikan dari plasma karier. Metode ini
telah berhasil dan efikasinya tidak disangsikan. Dua sumber lain yaitu melalui pendekatan teknologi
rekombinan DNA, dengan memasukan gen virus hepatitis B pengkode HBsAg ke dalam sel ragi dan
sel mamalia. Selain itu, HBsAg juga dapat disekresi oleh E coli, namun jumlahnya relatif kecil,
demikian juga sifat antigeniknya.
Virus yang dilemahkan (imunisasi)
Untuk menghasilkan vaksin dibutuhkan HBsAg yang berasal dari virus Hepatitis B, virus
diperbanyak dalam medium tertentu sehingga nantinya dihasilkan virus yang tidak
menyebabkan penyakit namun mampu merangsang system imun. Strain ini selanjutnya
dikultur pada kondisi yang sesuai dan virusnya diinaktifkan melalui pemanasan dan proses
kimia. Tahapan berikutnya virus yang telah dilemahkan ini diinjeksikan ke dalam tubuh.
Vaksin hepatitis B yang diproduksi sel ragi rekombinan telah menjalani pengujian
keamanan, imunogenisitas dan evaluasi klinis. Hasil menunjukkan bahwa vaksin ini aman,
antigenik dan relatif bebas efek samping yang merugikan, bahkan vaksin ini telah
dilisensikan dan diproduksi di berbagai negara. Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi
dibanding dari plasma yaitu siklus produksinya dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch
ke batch lebih mudah diperoleh.
Jenis-jenis vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis yang terbuat dari darah manusia yang telah kebal
Hepatitis B, disuntikkan kepada orang sehat sekali sebulan
sebanyak 3 kali (Immunoglobulin Hepatitis B)
Vaksin Hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi
(Recombivax HB dan Engerix-B), diberikan kepada penderita
sebulan sekalisebanyak 2 kali, lalu suntikan yang ketiga diberi 5
bulan kemudian.
Perkembangan vaksin hepatitis
Saat ini pemberian vaksin tidak terbatas hanya pada injeksi ke dalam otot tetapi
telah berkembang melalui makanan. Di Amerika Serikat dikembangkan tanaman
kentang yang mengandung vaksin Hepatitis B. Penelitian pada tahun 1992
menunjukkan bahwa tanaman tembakau dapat mengekspresikan vaksin hepatitis
B. dan juga akan dikembangkan penggunaan kedelai dan pisang sebagai vektor
vaksin.