Anda di halaman 1dari 59

Analisis

MATERI PPKN
DI KURIKULUM 2013

Otib Satibi Hidayat


Tim Dosen PGSD FIP UNJ,
Agustus 2013
Tema
an, Isi, Struktur, Kurikulum
Proses 2013 Proses Peni
Pembelajaran,
Buku*
Kurikulum yang
dapat
menghasilkan
insan Indonesia
yang:
Produktif, Kreatif,
Produktif
Kreatif Inovatif,
Inovatif Afektif
Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan
yang terintegrasi

2
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008

Kehidupan dan Karir Pembelajaran dan Inovasi Informasi, Media and


Fleksibel dan adaptif Kreatif dan inovasi Teknologi
Berinisiatif dan mandiri Berpikir kritis menyelesaikan Melek informasi
Keterampilan sosial dan masalah Melek Media
budaya Komunikasi dan kolaborasi Melek TIK
Produktif dan akuntabel
Kepemimpinan&tanggung
jawab

Kerangka ini menunjukkan


bahwa proses pembelajaran
tidak cukup hanya untuk
meningkatkan pengetahuan
[melalui core subjects] saja,
melainkan harus dilengkapi:
- Berkemampuan kreatif -
kritis
- Berkarakter kuat
[bertanggung jawab, sosial,
toleran, produktif, adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 3
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Pembelajaran berbasis
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: intelejensia tidak akan
- Observing [mengamati] memberikan hasil siginifikan
- Questioning [menanya] (hanya peningkatan 50%)
- Associating [menalar] Personal dibandingkan yang berbasis
- Experimenting [mencoba] kreativitas (sampai 200%)
- Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal

Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang


mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya,
menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan
kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja
dalam jejaringan melalui collaborative learning
4 4
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young childrens creativity: what can we
learn from research?:
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar
[banyak/semua jawaban benar],
mentolerir jawaban yang nyeleneh,
menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang
kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait
dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif

Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup proses penilaian yang menekankan


pada proses dan hasil sehingga diperlukan penilaian berbasis portofolio (pertanyaan
yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai
proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll)
5

5
Langkah Penguatan Proses
Proses Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran
Pembelajaran Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[discovery learning]
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis,
sistematis, dan kreatif
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah
sampai tinggi
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan
Penilaian pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja
siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
6
Hasil Uji Kompetensi Awal 2012
Distribusi Nilai Nasional Distribusi Nilai Per Provinsi
50,000
< 30,0 30,0 DI YOGYAKARTA 50.1
Mengikuti Melanjutkan ke Pendidikan DKI JAKARTA 49.2
40,000 pembinaan dan Latihan BALI 48.9
32.286 peserta 248.733 peserta (88,5%) JAWA TIMUR 47.1
(11,5%) JAWA TENGAH 45.2
30,000 Nilai Tertinggi 97,0 JAWA BARAT 44.0
Nilai Terendah 1,0 KEPULAUAN RIAU 43.8
Passing SUMATERA BARAT 42.7
grade = 30,0 Rata-rata 42,25
20,000 PAPUA 41.1
Standar Deviasi 12,72 BANTEN 41.1
KALIMANTAN TIMUR 40.5
10,000 NUSA TENGGARA BARAT 39.9
SULAWESI SELATAN 39.4
KALIMANTAN SELATAN Rata-rata 39.2
0 RIAU Nasional = 42,25 39.1
0 25 50 75 100 PAPUA BARAT 39.0
NUSA TENGGARA TIMUR 38.8
Hasil Uji Kompetensi Berdasarkan Tempat Bertugas
BENGKULU 38.6
GORONTALO 38.6
100 Rata-rata Nasional = 42,25 SULAWESI TENGGARA 38.5
SULAWESI UTARA 38.3
80 SUMATERA SELATAN 38.2
BANGKA BELITUNG 38.2
SULAWESI TENGAH 37.6
60
SUMATERA UTARA 37.4
LAMPUNG 37.2
40 SULAWESI BARAT 36.9
ACEH 36.1
20 JAMBI 35.7
KALIMANTAN TENGAH 35.5
KALIMANTAN BARAT 35.4
0
MALUKU UTARA 34.8
TK SD SMP SMA SMK SLB PENGAWAS
MALUKU 34.5
Standar 11,82 9,27 11,36 12,86 12,07 16,71 8,83 0 10 20 30 40 50
Deviasi 7
Hasil UKG: Gabungan Kompetensi Pedagogi & Profesional
35000
Rata-rata = 45.82 YOGYA 53.60
30000 JATENG 50.41
BABEL 48.25
25000 DKI 47.93
JATIM 47.89
20000 SUMBAR 47.21
JABAR 46.81
KEPRI 45.68
15000
BALI 45.50
BANTEN 44.96
10000
KALSEL 44.37
PAPUA 44.24
5000
RIAU 43.86
KALBAR 43.72
0
NTB 43.69
0 5 10 1 5 2 0 25 3 0 35 4 0 45 5 0 55 6 0 65 7 0 7 5 8 0 8 5 9 0 9 5 0 0
1 KALTIM 43.65
BENGKULU 43.28
100 PAPUA BARAT 42.52
Rata-rata
95 SUMSEL 42.30
Nasional :
90 LAMPUNG 42.27
45.82 42.10
85 JAMBI
80 SUMUT 42.06
75 SULTRA 41.86
Rata-rata GORONTALO 41.79
70
Nasional = 41.59
SULBAR
65
45.82 SULUT 41.53
60
SULTENG 41.45
55
SULSEL 41.18
50
KALTENG 41.14
45
NTT 41.05
40
MALUKU 40.00
35
ACEH 38.88
30
MALUT 38.02
TK SD SMP SMA SMK 8
Hasil UKG
Distribusi Nilai UKG per per Jenjangdan Kompetensi
Jenjang
Perbandingan Kompetensi Pedagogi & Profesional
60
52.93

47.05
48.89 48.64 50.27
50 44.95 46.19 45.06
42.35 41.91 43.31 44.14

40

30

20

10

0
TK 44,10 SD 41,43 SMP 44,95SMA 45,53SMK SLB
Pedagogik Profesional

9
Kebutuhan Anak Usia SD :
PRACTICE (DAP)
kembangan)

Umum
KNOWLEDGE
(Inteligence Qoutien)
Agama
SPEECH
(Pengembangan Bahasa & Seni)
PENGEMBANGAN EMOSI
(Emotional Quotien)
LIFE SKILL
(Keterampilan/Kecakapan Hidup

KEBUTUHAN GERAK/MOTORIK
Investasi terlambat,
Investasi tepat waktu hasil tidak optimal

100%
Pertumbuhan otak

80%

loss generation

lahir 2 th 5 th umur
Esensi Stimulasi Kecerdasan
Sejak Usia Awal Masuk Sekolah:
Penekanan (Stimulasi kecerdasan) pada
awal masa kanak-kanak adalah penting,
karena kelenturan saraf akan menurun,
sejalan dengan bertambahnya usia,
hingga jaringan itu menjadi permanen di
usia 15 16 tahun
(sumber:Barbara K. Given,(2007) Brain-Based Teaching hlm. 276)
3 (tiga) komponen
Standar Kompetensi Lulusan (Versi Kur 2013)
(1) kemampuan proses,
(2) konten, dan
(3) ruang lingkup penerapan
komponen proses dan
konten.
Lanjutan:
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan
dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia.
Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-
kasus perkelahian massal.
Lanjutan:
Berbagai elemen masyarakat
telah memberikan kritikan,
komentar, dan saran berkaitan
dengan beban belajar siswa,
khususnya siswa sekolah dasar.
Beban belajar ini bahkan secara
kasatmata terwujud pada
beratnya beban buku yang harus
dibawa ke sekolah. Beban belajar
ini salah satunya berhulu dari
banyaknya mata pelajaran yang
ada di tingkat sekolah dasar.
Lanjutan:
Berbagai kasus yang berkaitan dengan
penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk
masih adanya kecurangan di dalam Ujian
Nasional/UN menunjukkan mendesaknya upaya
menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui
kegiatan pembelajaran di dalam satuan pendidikan.
Maka kurikulum harus mampu memandu upaya
karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.
(pendidikan karakter)
Lanjutan:
Hasil studi PISA (Program for International Student Assessment), yaitu
studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA,
menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar
terbawah dari 65 negara.
Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam
kemampuan:
(1) memahami informasi yang komplek,
(2) teori, analisis dan pemecahan masalah,
(3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan
(4) melakukan investigasi.
Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum
dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek
kemampuan esensial yang diperlukan sernua warga negara untuk
berperanserta dalam membangun negara pada masa mendatang.
Yuk Kita Terus Berjuang untuk Anak Bangsa Indonesia
Struktur Kurikulum SD

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar


setiap minggu untuk masa belajar selama satu
semester.
Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-
masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun IV,
V, dan V1 masing-masing 36 jam setiap
minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit.
Pengembangan Kurikulum 2013

21
Pembagian peran Pemerintah dan Satuan Pendidikan/Guru dalam Kurikulum serta
Efektivitas Waktu Pembelajaran
Efektivitas waktu pembelajaran

Efektivitas waktu pembelajaran


Alokasi waktu guru untuk persiapan
silabus dan review buku ajar
KTSP 2006

Alokasi waktu persiapan silabus dan review buku


Peran Guru/Satdik

KBK 2004

Kurikulum
2013

Peran Pemerintah
... Kurikulum 2013 memberikan kesempatan yang lebih besar bagi guru/satuan
pendidikan untuk meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran ..... 22
Kompetensi Pendidikan Karakter
Sejak Dini:
Siswa ditargetkan mampu melakukan evaluasi terhadap
dirinya sendiri sejak Pra-TK
Tujuannya membantu siswa memiliki karakter dasar
bertangung jawab atas pekerjaan mereka serta dirinya
sendiri.
Guru tidak selalu harus mengontrol siswa jika target
kompetensi ini telah mulai tumbuh pada diri siswa
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan
berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan
Coba lihat guru ini:
Layanan Guru dalam Pendidikan
Karakter:
Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri paa
segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di
kelasnya
Sekolah menggabungkan antara kompetensi guru
yang tinggi, kesabaran, toleransi, dan komitmen
pada keberhasilan, melalui tanggung jawab pribadi.
Prinsip seorang guru jika merasa gagal dalam
mendidik siswa, maka itu berarti ada yang tidak
beres dengan kemampuan gurunya sendiri
STRUKTUR KURIKULUM 2013
SEKOLAH DASAR (SD)
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 4 4 4
3 Bahasa Indonesia
8 8 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Keterampilan (termasuk
muatan lokal) 4 4 4 6 6 6
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (termasuk muatan lokal) 4 4 4 3 3 3

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

= Pembelajaran Tematik Terintegratif


Keseimbangan antara sikap, keterampilan dan
pengetahuan untuk membangun soft skills dan
hard skills1

PT

SMA/K Knowledge Skill Attitude

SMP

SD

Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).


28
Pembelajaran Tematik Integratif:
Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif
dari kelas I sampai kelas VI.
Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap,
kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta
pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.
Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak
belajar konsep dasar secara parsial tanpa terkait dengan kehidupan nyata.
Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Pengintegrasian dilakukan dalam 2 hal:

Integratif
Berbagai Konsep Dasar
yang Bekaitan (BS)
Sikap,
Keterampilan,
dan
pengetahuan
Tema merajut makna
berbagai konsep dasar
Peserta didik belajar konsep dasar
terkait dengan kehidupan nyata
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN BERUBAH
PADA DIRI MANUSIA
(Prof. Gay Hendrick & Dr. Kate Ludeman)

Pengaruh TerhadapPerubahan

50%
ATTITUDE
(SIKAP)

SKILL 30%
(KEMAMPUAN)

20%
KNOWLEDGE
(PENGETAHUAN)

Faktor Pada Diri Manusia


Anak melihat, anak berbuat:
Keterkaitan Kompetensi Lulusan
antar Jenjang Pendidikan

Proses Perumusan

rt i kal
e
si V
t egra
In
Tujuan
KIKI Pendidikan
KIKI KL
Kelas VI
Kelas VI Nasional
KIKI KL
Kelas V
Kelas V PT/PTA
KIKI KL
Kelas IV
Kelas IV
SMA/K/MA
Kelas IIII
Kelas IIII
KL SMP/MTs
SD/MI

Proses Pembentukan
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata Pelajaran
Himpunan Pelajaran
Mata Kompetensi Inti
Mata
MataPelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran Dasar
Himpunan Kompetensi
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
In Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Ho teg Mata
Mata Pelajaran
ris ras
on i MataPelajaran
Pelajaran KL : Kompetensi Lulusan
ta
l 34
Lanjutan Tematik:
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema
yang dipilih berkenaan dengan alam dan
kehidupan manusia, untuk kelas I, II, dan III,
Keduanya merupakan pemberi makna yang
substansial terhadap mata pelajaran PPKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan
Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan karena keduanya adalah
lingkungan nyata dimana peserta didik dan
masyarakat hidup.
Tema dalam Pembelajaran Tematik
Integratif DAFTAR TEMA 2013.docx
berkenaan
dengan
alam

Lingkungan tema
nyata
peserta yang
didik dipilih

kehidupan
manusia
Argumentasi Akademik:
Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan
peserta didik tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata
pelajaran secara terpisah-pisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah
mulai mampu berpikir abstrak.
Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar
yang kuat untuk integrasi KD yang diorganisasikan dalam
pembelajaran tematik.
Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten
kurikulum secara terpisah ketat, tidak memberikan keuntungan
bagi kemampuan berpikir selanjutnya.
Tema
lusan, Isi, Struktur, Kurikulum
Proses 2013 Proses Penilaian
Pembelajaran,
Buku* Kurikulum yang
dapat menghasilkan
insan Indonesia
yang:
Produktif, Kreatif,
Inovatif,
Produktif Afektif
Kreatif
Inovatif melalui penguatan
Afektif Sikap, Keterampilan, dan
Pengetahuan
yang terintegrasi

38
BUKU KELAS I
Kelas Judul Buku
1. Diriku
2. Kegemaranku
3. Kegiatanku
4. Keluargaku
TEMATIK 5. Pengalamanku
6. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri
7. Benda, Binatang, dan Tanaman di sekitarku
SISWA 8. Peristiwa Alam
9. Agama Islam dan Budi Pekerti
10. Agama Kristen dan Budi Pekerti
KELAS I 11. Agama Katholik dan Budi Pekerti
AGAMA 12. Agama Hindu dan Budi Pekerti
13. Agama Budha dan Budi Pekerti
14. Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Buku guru dilengkapi dengan:
1. Pedoman Proses Pembelajaran
2. Pedoman Penilaian
GURU 3. Pedoman Pelaksanaan Remedi
4. Materi Pengayaan
5. Pedoman Interaksi Guru, Siswa dan Orang Tua

39
BUKU KELAS IV
Kelas Judul Buku
1. Indahnya Kebersamaan
2. Selalu Berhemat Energi
3. Peduli terhadap Makhluk Hidup
4. Berbagai Pekerjaan
TEMATIK 5. Menghargai Jasa Pahlawan
6. Indahnya Negeriku
7. Cita-Citaku
SISWA 8. Daerah Tempat Tinggalku
9. Makanan Sehat dan Bergizi
10. Agama Islam dan Budi Pekerti
KELAS IV 11. Agama Kristen dan Budi Pekerti
12. Agama Katholik dan Budi Pekerti
AGAMA 13. Agama Hindu dan Budi Pekerti
14. Agama Budha dan Budi Pekerti
15. Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Buku guru dilengkapi dengan:
1. Pedoman Proses Pembelajaran
2. Pedoman Penilaian
GURU 3. Pedoman Pelaksanaan Remedi
4. Materi Pengayaan
5. Pedoman Interaksi Guru, Siswa dan Orang Tua

40
Skala Prioritas bagi Guru SD
(khususnya guru) Kelas 1 dan 4
1. Catatan penting dari Kurikulum 2013:
a. Jam belajar SD adalah = 35 menit
b. Proses pembelajaran siswa aktif
c. Memerlukan kesabaran guru untuk dapat mencapai SKL
(siswa menjadi: Tahu, mampu, mau belajar dan
menerapkan apa yang telah dipelajari)
d. Dengan bertambahnya jam belajar dari setiap mata
pelajaran, guru harus melakukan penilaian proses dan hasil
belajar
e. Kental dengan tuntutan CTL (7 Komponen dan 5
Kelengkapan)
Lanjutan:
2. Pendekatan pembelajaran:
a. Tematik Integratif
Tematik integratif di kelas 1 - 3 SD = terpadu dari semua mata
pelajaran yang dipayungi tema, dg perlu memperhatikan
pembentuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan bagi
seluruh siswa.
Tematik integratif di kelas 4 - 6 SD = memperhatikan konsep
dasar kemandirian setiap mata pelajaran namun diupayakan
dikaitkan dengan esensi kesamaan konsep dasar mata
pelajaran lain dan selalu dipayungi oleh tema.
b. Tema yang ada di lingkup SD berasal dari kehidupan
alam dan kehidupan sosial manusia. TEMA 2013.docx
Hubungan antara Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar dengan PPKN-SD

Pengembangan SIKAP menjadi kepedulian utama


Kurikulum 2013 khusus di Unit SD.
Kompetensi Inti menjadi organisasi bukan konsep,
generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari
pendekatan disciplinary based curriculum atau
cotent based curriculum.
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan prinsip
akumulatif, saling memperkaya antar mata pelajaran
Lanjutan:

Proses pembelajaran didasarkan pada:


a. Penguasaan kompetensi dengan tingkat memuaskan
b. Pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery)
c. Kompetensi kognitif dan psikomotor adalah kemampuan
penguasaan konten yang dapat dilatih
d. Sedangkan kompetensi sikap adalah kemampuan
penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan
memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung (indirect
learning)
Substansi dari Kompetensi Inti
dengan Eksistensi PPKN-SD
Kompetensi Inti dirancang dalam 4 (empat)
kelompok yang saling berkaitan yaitu:
a. Kompetensi Inti 1 = tentang Sikap
Keagamaan
b. Kompetensi Inti 2 = tentang Sikap Sosial
c. Kompetensi Inti 3 = tentang pengetahuan
d. Kompetensi Inti 4 = tentang Penerapan
Pengetahuan
Penjelasan Khusus KI dengan PPKN-SD:

Kompetensi yang berkaitan dengan sikap keagamaan


dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect learning)
Maknanya yaitu : KI satu dan dua harus selalu
diupayakan muncul ketika peserta didik sedang
mempelajari KI tiga dan empat.
Kesimpulannya pendekatan pembelajaran PPKN-SD
(KI dua) seyogianya dapat dirancang dengan penuh
kreativitas dan bukan formalitas.
Bedah KI dan KD PPKN-SD
Kurikulum 2013 Kelas 1 dan 4

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menerima dan menjalankan ajaran 1.1 Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama sebagai
agama yang dianutnya anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah
(Sikap Keagamaan) 1.2 Menerima kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di
lingkungan rumah dan sekolah
(Indirect Learning)
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
tanggung jawab, santun, peduli, dan dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moral
percaya diri dalam berinteraksi dengan Pancasila
keluarga, teman, dan guru 2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan
(Sikap Sosial) sehari-hari di rumah dan sekolah
2.3 Menunjukkan perilaku kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah
(Indirect Learning)
3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3.1 Mengenal simbol-simbol sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila
cara mengamati [mendengar, melihat, 3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan
membaca] dan menanya berdasarkan rasa sekolah
ingin tahu tentang dirinya, makhluk 3.3 Mengenal keberagaman karateristik individu di rumah dan di sekolah
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan 3.4 Mengenal arti bersatu dalam keberagaman di rumah dan sekolah
benda-benda yang dijumpainya (Direct Learning)
(Pengetahuan)
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dan mengaitkannya
bahasa yang jelas dan logis dalam karya dengan pengenalannya terhadap salah satu simbol sila Pancasila
yang estetis dalam gerakan yang 4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan sekolah
mencerminkan anak sehat, dan dalam t 4.3 Mengamati dan menceriterakan kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah
indakan yang mencerminkan perilaku 4.4 Mengamati dan menceriterakan keberagaman karateristik individu di rumah dan sekolah
anak beriman dan berakhlak mulia (Direct Learning)
(Penerapan Pengetahuan)
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
Menerima, menghargai, dan 1. Menghargai kebhinneka-tunggalikaan dan keragaman agama, suku bangsa, pakaian
menjalankan ajaran agama yang tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, upacara adat, sosial, dan ekonomi di
dianutnya lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar
(Sikap Keagamaan) 2. Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di
lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar
Memiliki perilaku jujur, disiplin, 1. Menunjukkan perilaku, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, berani mengakui kesalahan,
tanggung jawab, santun, peduli, meminta maaf dan memberi maaf sebagaimana dicontohkan tokoh penting yang berperan
percaya diri dalam berinteraksi dengan dalam perjuangan menentang penjajah hingga kemerdekaan Republik Indonesia sebagai
keluarga, teman, tetangga, dan guru perwujudan nilai dan moral Pancasila
(Sikap Soaial) 2. Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan hak dan kewajiban di rumah, sekolah dan
masyarakat sekitar
3. Menunjukkan perilaku sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan
sehari-hari di rumah sekolah dan masyarakat sekitar
4. Menunjukkan perilaku bersatu sebagai wujud keyakinan bahwa tempat tinggal dan
lingkungannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Memahami pengetahuan faktual 1. Memahami makna dan keterkaiatan simbol-simbol sila Pancasila dalam memahami Pancasila
dengan cara mengamati dan mencoba secara utuh
[mendengar, melihat, membaca] serta 2. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah
menanya berdasarkan rasa ingin tahu dan masyarakat
secara kritis tentang dirinya, makhluk 3. Memahami manfaat keberagaman karakteristik individu di rumah, sekolah dan masyarakat
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan 4. Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan masyarakat
benda-benda yang dijumpainya di 5. Memahami Nilai-nilai Persatuan pada masa Hindu Buddha
rumah, sekolah, dan tempat bermain 6. Memahami keberagaman alam dan sumber daya di berbagai daerah
(Pengetahuan)
Menyajikan pengetahuan faktual dalam 1. Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang
bahasa yang jelas dan logis dan kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh
sistematis, dalam karya yang estetis 2. Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat
dalam gerakan yang mencerminkan 3. Bekerjasama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan
anak sehat, dan dalam tindakan yang masyarakat
mencerminkan perilaku anak beriman 4. Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah adat,
dan berakhlak mulia makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di lingkungan
(Penerapan Pengetahuan) rumah, sekolah dan masyarakat sekitar
5. Mensimulasikan nilai-nilai persatuan pada masa Hindu Buddha dalam kehidupan di
masyarakat
6. Memetakan keberagaman sumber daya alam di berbagai daerah untuk menumbuhkan
kebanggaan nasional
Contoh Desain Pembelajaran Tematik
Terpadu PPKN-SD
PPKN kelas 1 SD tematik terpadu kelas 1
Esensi Penerapan Scientific Approach :
Vygotsky:
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa
ketika peserta didik diberi tugas untuk dirinya
sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya
ketika bekerjasama atau berkolaborasi dengan
temannya. Vigotsky merupakan salah satu
pengagas teori konstruktivisme sosial. Pakar
ini sangat terkenal dengan teori Zone of
Proximal Development atau ZPD. Istilah
Proximal yang digunakan di sini bisa
bermakna next.
Lanjutan:
Menurut Vygotsky, setiap manusia (dalam konteks
ini disebut peserta didik) mempunyai potensi
tertentu. Potensi tersebut dapat teraktualisasi
dengan cara menerapkan ketuntasan belajar
(mastery learning). Akan tetapi di antara potensi dan
aktualisasi peserta didik itu terdapat terdapat
wilayah abu-abu. Guru memiliki berkewajiban
menjadikan wilayah abu-abu yang ada pada
peserta didik itu dapat teraktualisasi dengan cara
belajar kelompok.
Lanjutan:
Seperti termuat dalam gambar, Vygostsky
mengemukakan tiga wilayah yang tergamit
dalam ZPD yang disebut dengan cannot yet
do, can do with help, dan can do alone.
ZPD merupakan wilayah can do with help
yang sifatnya tidak permanen, jika proses
pembelajaran mampu menarik pebelajar dari
zona tersebut dengan cara kolaborasi atau
pembelajaran kolaboratif.
Ranah Proses Pembelajaran
Scientific Approach:
Lanjutan:
Lanjutan:
Lanjutan:
Pola berpikir dalam belajar:

Anda mungkin juga menyukai