Anda di halaman 1dari 21

TUBERKULOSIS

Penyakit Infeksi
Mycobacterium
Tuberculosis

Amelia Suciady 406148143


Aditya Ilham 406151011

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011


EPIDEMIOLOGI

WHO tahun 2013:


Tahun 2012:
Diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita
TBMDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia
Diperkirakan proposi kasus TB anak diantara seluruh
kasus TB secara global mencapai 6% (530.000) pasien TB
anak per tahun
Tahun 2013:
Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB 1,1 juta orang
diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011


Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011
PENGOBATAN TB
Fase intensif:
Setiap hari dan diberikan selama 2 bulan
Fase lanjutan:
Untuk membunuh sisa kuman yang masih ada dalam tubuh
Mencegah terjadinya kekambuhan

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


OAT KATEGORI 1
Kategori-1 : 2(RHZE) / 4(RH)3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
Pasien TB paru terdiagnosis klinis
Pasien TB ekstra paru

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


OAT KATEGORI 2
Kategori -2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah
diobati sebelumnya (pengobatan ulang):
Pasien kambuh
Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori 1
sebelumnya
Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up)

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


Dosis panduan OAT tunggal/ lepasan

Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin
adalah 500 mg tanpa memperhatikan berat badan.

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


TB RESISTENSI OBAT
1. Monoresistensi: resistensi terhadap salah satu OAT
2. Poliresistensi: resistensi terhadap lebih dari satu OAT,
selain kombinasi INH dan rifampisin
3. Multi-Drug Resistence (MDR): resistensi terhadap INH
dan rifampisin dengan atau tanpa OAT lini pertama yang
lain
4. Extensively Drug Resistence (XDR): TB MDR disertai
dengan resistensi terhadap salah satu obat golongan
fluorokuinolon dan salah satu dari OAT injeksi lini kedua
(cth: capreomycin, kanamycin, amykasin)
5. TB resisten rifampisin (TBRR): resisten terhadap
rifampisin

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


PADUAN STANDAR OAT MDR
Km-Lfx-Eto-Cs-Z-(E) / Lfx-Eto-Cs-Z-(E)
Pengobatan ini diberikan dalam 2 tahap:
1. Tahap awal: oral dan suntikan, lama pemberian 6 bulan
atau 4 bulan setelah terjadi konversi biakan
2. Tahap lanjutan: oral tanpa suntikan
Total pengobatan paling sedikit 18 bulan setelah terjadi
konversi biakan, umumnya 19-24 bulan

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


EFEK SAMPING

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


RINGAN

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


BERAT

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2014


PEMANTAUAN TB

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011


Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011
HASIL PENGOBATAN

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2011


TERIMA
KASIH
PERTAN

1. TB PARU KASUS BARU ?


2. TB EKSTRA PARU DENGAN RHZE, TB EKSTRA PARU 9-12
BULAN ? BAGAIMANA ? PERLU KS ?
3. PENEGAKKAN DIAGNOSIS DGN SPUTUM RONTGEN DLL,
PERLUKAH PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN ? LED ? GENE X ?
4. SUSPEK TB MDR ? MENEGAKKAN MDR ? ISOLASI KARENA PUTUS OBAT
?

Anda mungkin juga menyukai