Anda di halaman 1dari 6

Litium (Li)

Sejarah
Litium berasal dari bahasa Yunani Lithos yang berarti batu
Penemu Johan Arfvedson pada tahun 1817. Arfvedson
menemukan unsur ini di dalam mineral spodumen dan
lepidolit. Pada tahun 1818 Christian Gmelin adalah orang
pertama yang mencerap garam warna garam litium apabila di
bakar. Arfvedson dan Gmelin mencoba untuk memisahkan
unsur dari garamnya namun keduanya gagal.
Namun WT Brande dan SH Davy menggunakan metode
elektrolisis ke atas litium oksida. Kemudian di produksi secara
komersial oleh perusahaan asal Jerman .
Sifat
Sifat Fisik
Berbentuk padat
Teksturnya lunak
Memiliki spektrum emisi (memberi warna nyala jika di panaskan)

Sifat Kimia
Cenderung membentuk ion positif agar stabil
Sangat reaktif
Sumber
Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di
alam; ia selalu terkombinasi dalam unit-unit kecil
pada batu-batuan berapi dan pada sumber-sumber
mata air. Mineral-mineral yang mengandung litium
contohnya: lepidolite, spodumeme, petalite dan
amblygonite.
Litium terdistribusi luas secara luas tetapi tidak
wujud dalam alam semula jadi dalam bentuk
tulennya. Oleh karena keraktifannya, ia biasanya
ditemukan terikat dengan satu atau banyak unsur
atau senyawa lain.
Manfaat
Pembuatan kaca, keramik dan aluminium
Produksi baterai Litium-Ion pada alat komunikasi elektronik
Bahan dasar pelumas kendaraan
Sebagai bahan aloi pada pesawat terbang

Anda mungkin juga menyukai