Anda di halaman 1dari 31

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN IBU DAN

PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS


GIZI ANAK BALITA DI POSYANDU KENANGA
KELURAHAN GEDONG MENENG WILAYAH
KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2014

Disusun Oleh :
Hani Putri Rahayu
1109034
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Gizi menjadi indikator keberhasilan pembangunan


yang tidak terlepas dari program pengentasan
kemiskinan. Indonesia adalah negara dengan
penduduk miskin sangat banyak,masalah gizi akan
senantiasa mengintip kelengahan kita. Keteledoran
dalam pembangunan gizi akan mengakibatkan
tingginya kematian bayi atau balita dan kita akan
menghadapi the lost generation 20 tahun yang akan
datang (Khomsan,2012).
Menurut Badan Statistic Indonesia dan Macro
Internasional (2008), proporsi anak balita dengan
status gizi buruk dan gizi kurang dalam
penduduk termiskin hampir 2 kali lipat
dibandingkan penduduk kaya, kemudian
prevalensi status gizi buruk dan kurang pada
anak balita yang tinggal dirumah tangga dengan
kepala rumah tangga yang berpendidikan rendah
1,7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak
balita yang tinggal dirumah dengan kepala
rumah tangga yang berpendidikan tinggi.
Kota Bandar Lampung pada tahun 2010 jumlah kasus
gizi buruk pada balita sebanyak 36 kasus, pada tahun
2011 sebanyak 32 kasus, pada tahun 2012 sebanyak 28
kasus dan pada tahun 2013 menjadi 5 kasus (Dinkes
Provinsi Lampung).

Di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Raja Basa


Indah Bandar Lampung terdapat 9 posyandu.
Berdasarkan pra survey di Posyandu Kenanga
Kelurahan Gedong Meneng Wilayah Kerja Puskesmas
Rajabasa Indah Bandar Lampung tahun 2014 terdapat
67 anak balita yang melakukan penimbangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah :
Apakah ada hubungan antara pendidikan ibu
dan pendapatan keluarga dengan status gizi
anak balita di Posyandu Kenanga Kelurahan
Gedong Meneng Wilayah Kerja Puskesmas
Rajabasa Indah Bandar Lampung Tahun
2014.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Posyandu Kenanga Kelurahan Gedong
Meneng Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa
Indah Bandar Lampung
1.4.2 Bagi ibu yang memiliki balita
1.4.3 Bagi Peneliti lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anak balita dikategorikan menjadi 3, yaitu


bayi, batita dan balita. Dikatakan bayi jika
usianya 0 12 bulan, kemudian Balita usia 1-5
tahun dapat dibedakan menjadi 2, yaitu anak
usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun
yang dikenal dengan batita dan anak usia
lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang
dikenal dengan usia prasekolah
(Proverawati,2011).
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variable tertentu
atau perwujudan dari gizi dalam variable
tertentu (Supariasa,2002).
Malnutrition (Gizi Salah,Malnutrisi) adalah
keadaan patologis akibat kekurangan atau
kelebihan secara relatif maupun absolut satu
atau lebih zat gizi (Supariasa,2002).
Metode Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi adalah upaya
menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh
melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan,
biokimia dan klinik. Penilaian status gizi perlu
dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit
yang erat kaitannya dengan asupan gizi (Almatsier
dkk,2011).
Klasifikasi penilaian :
1.Berat Badan dengan Umur
2.Tinggi Badan dengan Umur
3.Berat badan dengan Tinggi Badan
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Masalah Gizi
Menurut Soekirman (2000)
1. Faktor Langsung
Asupan gizi makanan
Infeksi
2. Faktor Tidak Langsung
Ketersediaan makanan
Pola Asuh
Sanitasi lingkungan
Pelayanan Kesehatan
Pendidikan
Pendapatan Keluarga
Pengetahuan
Hubungan Antara Pendidikan Ibu dan Pendapatan
Keluarga Dengan Status Gizi Balita

1. Pendidikan
Menurut Hasbullah (2006), pendidikan formal terdiri
atas : pendidikan dasar terdiri dari
(SD/MI,SMP/MTS), pendidikan menengah terdiri
dari (SMA, MA, SMK dan MAK), pendidikan
tinggi terdiri dari ( Akademi, Institut, Sekolah
Tinggi, Universitas ).
Perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat
pendidikan turut menentukan mudah tidaknya
menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang
ibu peroleh (Suharyono, 2001).
2. Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan keluarga dapat menentukan
bahan makanan yang akan dikonsumsi oleh keluarga.
Semakin rendah pendapatan, semakin besar
presentase yang digunakan untuk membeli bahan
makanan dan semakin tinggi pendapatan maka
presentasi yang digunakan untuk membeli bahan
makanan semakin kecil (Berg,2002).
Pendapatan tinggi bila penghasilan rata-rata
keluarga perbulan Rp. 1.422.500,-
Pendapatan rendah jika penghasilan keluarga
perbulan <Rp. 1.422.500,- (UMK Bandar Lampung,
2014).
KERANGKA TEORI
Faktor Langsung
1. Asupan Gizi Makanan
2. Infeksi

Status Gizi
Faktor Tidak Langsung Balita
1. Ketersediaan Pangan
2. Pola asuh
3. Sanitasi lingkungan
4. Pelayanan kesehatan
5. Pendidikan
6. Pendapatan keluarga
7. Pengetahuan

Soekirman,2000
BAB III
KERANGKA KONSEP
Variabel Independen Variabel
Dependen

Pendidikan Ibu
Status Gizi
Anak Balita
Pendapatan
Keluarga
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu
dengan status gizi balita.
Ha : Ada hubungan antara pendidikan ibu
dengan status gizi balita.
Ho : Tidak ada hubungan antara pendapatan
keluarga dengan status gizi balita.
Ha : Ada hubungan antara pendapatan
keluarga dengan status gizi balita.
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Status Gizi Ekspresi dari keadaan Menimbang Dacin 0 = Gizi Buruk Ordinal
Balita keseimbangan dalam berat badan
bentuk variabel tertentu dan < -3 SD
atau perwujudan dari membandingka
gizi dalam variabel n dengan umur 1 = Gizi Kurang
tertentu dengan
membandingkan indeks -3SD sampai
BB/U dengan < -2 SD

2 = Gizi Baik -2 SD
sampai dengan 2
SD

3 = Gizi Lebih (>2


(Supariasa,2002) SD)

KepMenkes RI,
2012

2. Pendidikan Pendidikan formal Wawancara Kuesioner 1 = Dasar (SD,SMP) Ordinal


terakhir yang ditempuh
oleh ibu dan sudah 2= Menengah
mendapatkan ijazah (SMA)

3=Tinggi (PT)

(UU RI,2003)

3. Pendapatan Pendapatan perkapita Wawancara Kuesioner 1 = Rendah < Rp. Ordinal


dalam keluarga 1.422.500,-
(suami/istri) yang
didapat setiap bulannya 2 = Tinggi Rp.
1.422.500,-

,- (UMK BL, 2014)


BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Pada penelitian ini desain penelitian bersifat korelasi
dengan rancangan cross sectional.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
balita yang datang ke Posyandu Kenanga
Kelurahan Gedong Meneng di wilayah kerja
puskesmas Rajabasa Indah sebanyak 67 anak balita
dengan klasifikasi umur 0 12 bulan terdapat 15
anak, >12 36 bulan terdapat 35 anak dan > 36
60 bulan terdapat 17 anak .
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan anak
balita yang datang menimbang di Posyandu Kenanga
Kelurahan Gedong Meneng di wilayah kerja
puskesmas Rajabasa Indah sebanyak 67 anak balita.

Teknik sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling
yang berarti pengambilan sampel dilakukan dengan
mengambil data keseluruhan anak balita yang
melakukan penimbangan di Posyandu Kenanga
Kelurahan Gedong Meneng di wilayah kerja
puskesmas Rajabasa Indah.
Pengumpulan data
1. Alat Pengumpulan Data
Menggunakan kuesioner dengan jumlah 12 Pertanyaan
di bagi menjadi 3 bagian (status gizi balita, pendidikan
ibu dan pendapatan keluarga) serta menimbang balita
dengan menggunakan dacin .
2. Teknik Pengumpulan Data
Dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu
peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada
responden Ibu yang memiliki anak balita serta datang
untuk melakukan penimbangan ke posyandu Kenanga .
BAB V
Hasil dan Pembahasan
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Analisa Univariat
5.2.1.1 Status Gizi Anak Balita
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Balita Berdasarkan BB/U
Status Gizi Anak Jumlah (n) Persentase
Balita (BB/U) (%)

Buruk 0 0
Kurang 17 25,4
Baik 44 65,7
Lebih 6 9,0
Total 67 100
5.2.1.2 Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Memiliki Anak Balita
Pendidikan Ibu Jumlah (n) Persentasi (%)
Dasar ( SD dan 16 23,9
SMP )
Menengah ( SMA 33 49,3
)
Tinggi 18 26,9

( Perguruan
Tinggi )

Total 67 100
5.2.1.3 Pendapatan Keluarga
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga yang Memiliki Anak Balita

Pendapatan Keluarga Jumlah (n) Persentasi (%)

Rendah (< 24 35,8


Rp.1.422.500)
Tinggi ( 43 64,2
Rp.1.422.500)
Total 67 100
5.2.2 Analisa Bivariat
5.2.2.1 Pendidikan
Tabel 5.4
Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita

Pendidikan Status Gizi Anak Total P OR


Balita
Kurang Baik dan Value
Lebih

n % n % n %
Rendah 11 68,8 5 31,2 16 100
Tinggi 6 11,8 45 88,2 51 100 0,00 16,5
0
Total 17 25,4 50 74,6 67 100
5.2.2.2 Pendapatan Keluarga
Tabel 5.5
Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Anak Balita

Pendapatan Status Gizi Anak Total P OR


Keluarga Balita

Kurang Baik dan Value


Lebih

n % n % n %
Rendah 14 58,3 10 41,7 24 100
0,00 18,66
Tinggi 3 7,0 40 93,0 43 100

Total 17 25,4 50 74,6 67 100


5.4 Pembahasan
5.4.1 Gambaran Status Gizi Anak Balita
Dari hasil penelitian keempat kategori menunjukkan bahwa
status gizi anak balita terbanyak adalah kategori gizi baik yaitu
44 anak balita (65,7%). menurut peneliti kemungkinan
menjaga agar status gizi balita tetap baik pada saat masa
pertumbuhan optimalnya sangat penting untuk dilakukan.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa golden period
yaitu usia 1 2 tahun, balita memerlukan nutrisi yang
baik untuk pertumbuhan otak dan tubuhnya. Bila masa ini
terlewat begitu saja tanpa perhatian yang baik mengenai
gizi anak, mungkin dimasa yang akan datang anak akan
memiliki tingkat intelegensi yang rendah, yang mungkin
akan menjadi beban untuk dirinya, keluarga, bangsa dan
negara.
5.4.2 Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Anak
Balita
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pendidikan
ibu dengan status gizi anak balita dapat dilihat dari uji statistic
menggunakan uji Chi-Square dengan nilai probabilitas p = 0,00
(p-value < = 0,05) yaitu, ada hubungan antara pendidikan ibu
dengan status gizi anak balita di Posyandu Kenanga.
Menurut peneliti masih terdapatnya anak balita dengan status
gizi kurang yang berhubungan dengan kategori pendidikan dasar
pada ibu terdapat 2 kemungkinan, yang pertama yaitu kurangnya
informasi yang dapat diterima ibu tentang pentingnya asupan
gizi pada makanan anak balitanya serta pentingnya untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita mereka
termasuk dalam kategori status gizi yang baik atau tidak melalui
tingkat kemampuan anak balitanya. Kemudian kemungkinan
yang kedua yaitu selain dari kurangnya informasi yang didapat
oleh ibu, kemungkinan lainnya adalah kurangnya daya
memahami informasi dari ibu yang berpendidikan rendah.
5.4.3 Hubungan Antara Pendapatan Keluarga dengan Status
Gizi Anak Balita
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan
pendapatan keluarga dengan status gizi anak balita dapat
dilihat dari uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square
nilai probabilitas p = 0,00 (p-value = 0,05) yaitu, ada
hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi anak
balita di Posyandu Kenanga.
Menurut peneliti masih terdapatnya anak balita dengan status
gizi kurang yang berhubungan dengan pendapatan keluarga
yang rendah, terdapat 3 kemungkinan yaitu pertama dengan
pendapatan yang rendah keluarga hanya mampu membeli
makanan seadanya untuk dikonsumsi tanpa memperhatikan
kebutuhan gizi dari anak balita mereka. Kemungkinan yang
kedua, ibu tidak bisa mengatur uang yang harus dibelanjakan.
ketiga yaitu ibu hanya berfikir bahwa makanan yang bergizi
hanya terdapat pada bahan makanan yang mahal
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Diketahui bahwa status gizi anak balita terbanyak berdasarkan
Berat Badan / Umur (BB/U) di Posyandu Kenanga Kelurahan
Gedong Meneng Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah
Bandar Lampung adalah status gizi baik sebanyak 44 anak
balita (65,7%).
Diketahui bahwa pendidikan ibu terbanyak yang memiliki anak
balita adalah pendidikan menengah / SMA sebanyak 33
responden (49,3%).
Diketahui bahwa pendapatan keluarga terbanyak yang
memiliki anak balita adalah pendapatan tinggi 43 responden
(64,2%).
Hasil uji statistic Chi-Square pada taraf 95%, bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status
gizi anak balita berdasarkan berat badan dibandingkan umur (p
= 0,00 < 0,05).
Hasil uji statistic Chi-Square pada taraf 95%, bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan
status gizi anak balita berdasarkan berat badan dibandingkan
umur (p = 0,00 < 0,05).

6.2 Saran
Bagi Posyandu Kenanga, Kelurahan Gedong Meneng
a.Mempertahankan kinerja kader dan petugas kesehatan yang
sudah baik
b.Kader, Bidan, Perawat serta Dokter yang membina Posyandu
Kenanga dapat memberikan penyuluhan kesehatan, pembagian
daftar menu sederhana yang dapat dibuat ibu dirumah,
memotivasi ibu untuk selalu memantau pertumbuhan serta
perkembangan anak balitanya
Bagi ibu yang memiliki anak balita di Posyandu
Kenanga, Kelurahan Gedong Meneng.
a.Memberikan anak balita makanan dengan gizi seimbang
tidak hanya yang padat kalori
b.Ibu harus aktif berpartisipasi ikut dalam kegiatan
posyandu dan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan anak

Bagi peneliti lain


Untuk peneliti selanjutnya, dapat meneliti faktor lain yang
berhubungan dengan status gizi anak balita atau
menambah variabel lain tidak hanya pendidikan ibu dan
pendapatan keluarga dengan jumlah sampel yang lebih
banyak.

Anda mungkin juga menyukai