Anda di halaman 1dari 31

BENGKAK LUTUT Skenario 3

KANAN Kelompok B-2


KELOMPOK : B-2
KETUA : MUHAMMAD SALMAN NASUTION (1102016182)
SEKRETARIS : RATU MIRANDA (1102016182)
ANGGOTA : MUHAMMAD ANDIAN IKBAR (1102016131)
MUHAMMAD HAFIDS SHULTHON (1102016133)
NUR ANISA MUTHIA RAMADHANI (1102016157)
NURCAHYA TRIA AGUSTI (1102016158)
SHADRINA SAFIRA (1102016201)
SHIVA FAIRUZ (1102016207)
VIERA DZAKKIYAH MUTHOHHAROH (1102016220)
VINA MONICA ROBERT (1102016221)
SKENARIO 3
BENGKAK LUTUT KANAN
Seorang laki-laki berusia 45 tahun, masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan bengkak
dan nyeri pada lutut kanan sejak 6 hari yang lalu. Keluhan yang sama hilang timbul
sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan lainnya kadang-kadang timbul demam dan nafsu
makan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan oedem dan calor pada patella
joint dextra. Pemeriksaan fisik lain tidak didapatkan kelainan. Dokter mendiagnosis
pasien menderita Artritis Rheumatoid yang merupakan salah satu penyakit
autoimun. Kemudian dokter menyarankan pemeriksaan laboratorium hematologi
dan dirawat untuk follow up pemeriksaan serta terapi. Dokter menyarankan agar
pasien bersabar dalam menghadapi penyakit karena membutuhkan penangan
seumur hidup.
KATA SULIT
1. Artritis Rheumatoid
Penyakit autoimun yang ditandai inflamasi sistemik kronik dan progresif dimana sendi merupakan target utama.
2. Hematologi
Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah dan jaringan pembuluh darah termasuk morfologi, fisiologi dan patolo
3. Patella Joint Dextra
Patella : Tulang sesamoid atau pipih berbentuk segitiga yang terletak di depan lutut pada insersi musculi quadriceps fem
Joint : Sendi
Dextra : Kanan
4. Oedem
Pengumpulan cairan secara abnormal di ruang interselular tubuh
5. Calor
Panas. Salah satu tanda utama peradangan
6. Penyakit autoimun
Penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri
PERTANYAAN
1. Mengapa terjadi oedem dan calor pada patella joint dextra ?
2. Apa faktor penyebab artritis rheumatoid ?
3. Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium hematologi?
4. Mengapa artritis rheumatoid memerlukan penanganan seumur hidup?
5. Mengapa kadang-kadang timbul demam dan nafsu makan menurun?
6. Terapi apa saja yang diberikan pada artritis rheumatoid?
7. Apa kemungkinan pemeriksaan hematologi yang memungkinkan positif?
8. Apa saja gejala yang timbul pada penderita artritis rheumatoid?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan?
10. Apa saja yang dapat menyebabkan penyakit autoimun?
11. Bagaimana patogenesis secara singkat artritis rheumatoid?
12. Apa tujuan pemberian terapi pada artritis rheumatoid?
JAWABAN
1. Karena pada daerah yang mengalami infeksi mengalami kebengkakan oleh permeabilitas sel dan terjad
calor karena tubuh mengkompensasi aliran darah yang lebih banyak ke daerah infeksi untuk mengirim lebi
banyak antibodi.
2. Usia, hormon, genetika, lingkungan, obesitas, kebiasaan merokok dan sistem kekebalan tubuh yan
seharusnya melawan infeksi tetapi menyerang sel normal pada persendiaan.
3. Karena di pemeriksaan hematologi ada pemeriksaan HDL digunakan sebagai tes scrinning untu
memeriksa gangguan seperti anemia dan infeksi. Pemeriksaannya meliputi : sel darah putih, sel dara
merah, hematokrit, jumlah limfo volume trombosit, hemaglobin, indeks eritrosit, dan pemeriksaa
differential count (Hitung jenis leukosit).
4. Karena saat ini belum ada obat yang menangani artritis rheumatoid secara total. Namun, denga
perawatan yang tepat dan terapi yang bekelanjutan penyebaran dan peradangan dapat dihambat.
5. Hilang timbul tergantung pada tingkat peradangan, pada saat jaringan tubuh terkena peradangan penyak
jadi aktif, dan apabila peradangan mereda penyakit menjadi tidak aktif atau remisi. Remisi bisa terjad
secara spontan atau saat pengobatan.
6. Analgesik anti radang, NSAIDs, dan obat supresif long acting (DMRAD)
7. Pemeriksaan laju endap darah leukositnya naik akibat dari inflamasi jumlah sel darah merah
dan komplemen CD4 turun, C-reaktive protein dan anti nukleus hasilnya positif.
8. Nyeri persendiaan, persendian bengkak, terbatasnya pergerakan sendi, sendi-sendi terasa
panas, demam, anemia dan berat badan menurun.
9. Pemeriksaan hematologi, Mri, pemeriksaan cairan sendi, foto pola sendi, pemeriksaan
imunoglobulin, x-ray, pemeriksaan laju endap darah (LED), pemeriksaan rheumatoid faktor,
ACPA, pemeriksaan C-aktif protein.
10. Karena perbedaan toleransi imun, faktor genetik, hormon dan reaksi silang dengan antigen
bakteri.
11. Antigen akan mengaktifkan sel T CD4+ yang akan mengaktivasi sel B yang menyebabkan
pembentukan faktor rheumatoid yang mengakibatkan pengendapan kompleks imun yang
menyebabkan cedera sendi dan mengakibatkan kerusakan tulang dan tulang rawan.
12. Untuk menghambat penyebaran dan peradangan faktor-faktor artritis rheumatoif, Untuk
mempertahankan faktor fungsional, mengendalikan keterlibatan sistemik.
HIPOTESIS
Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi
ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh
sendiri salah satunya adalah artritis rheumatoid yang
disebabkan oleh faktor usia,hormon dan genetik dengan
gejala nyeri dan bengkak pada persendian.
1.
SASARAN BELAJAR
Memahami dan Menjelaskan Penyakit Autoimun
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
1.3 Patofisiologi
1.4 Klasifikasi
2. Memahami dan Menjelaskan Artritis Rheumatoid
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
2.4 Patofisiologi
2.5 Kriteria Diagnosis
2.6 Diagnosis Banding
2.7 Komplikasi
2.8 Penatalaksanaan
2.9 Prognosis
2.10 Pemeriksaan Penunjang
3. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam dalam Sabar Menghadapi Penyakit
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
PENYAKIT AUTOIMUN
1.1 DEFINISI
Penyakit autoimun adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk salah
mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia
justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi.

(Purwaningsih, Endang.2013)
1.2 ETIOLOGI
Faktor Genetik

Agen Fisik Lain Faktor


Lingkungan

Obat Hormon

Infeksi
1.3 PATOFISIOLOGI
Proses dasar: melibatkan perekrutan sel-sel Th yang bekerjasama dengan
sel-sel B autoreaktif atau prekursor sel T sitotoksik untuk memacu respon
imun perusak diri sendiri
MEKANISME TERJADINYA
PENYAKIT AUTOIMUN

Mediasi Mediasi
Mediasi Difisiensi
Immune Antibodi dan Sel
Antibodi T Komplemen
Kompleks
1.4 KLASIFIKASI
Penyakit Organ Antibodi terhadap Tes diagnosis

Organ spesifik Tiroiditis Hashimoto Tiroid Tiroglobulin RIA

Grave Disease Tiroid Reseptor TSH Immunofluoresens

Pernisious anemia Sel darah merah Intrinsik faktor Immunofluoresens

IDDM Pankreas Sel beta

Infertilitas laki-laki Sperma Sperma Aglutinasi immunofluoresens

Non-organ spesifik Vitiligo Kulit persendian Melanosit Immunofluoresens

Rheumatoid arthritis Kulit ginjal sendi IgG IgG-latex


Aglutinasi

SLE Sendi organ DNA DNA


RNA RNA
Nukleoprotein Latex aglutinasi
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
ARTRITIS RHEUMATOID
2.1 DEFINISI
Penyakit sistemik kronik yang terutama menyerang sendi, biasanya
poliartikular, ditandai perubahan akibat radang pada membran sinovial dan struktur
artikular, adanya atrofi dan penipisan tulang. Pada stadium lanjut, terdapat
deformitas dan ankilosis.

(Dorland, 2015)
2.2 EPIDEMIOLOGI
Prevalensi RA relatif konstan yaitu berkisar antara 0,5-1% di seluruh dunia. insidensi
dan prevalensi RA bervariasi berdasarkan lokasi geografis dan diantara berbagai
grup etnik dalam suatu negara. Misalnya, masyarakat asli Ameika, Yakima, Pima,
dan suku-suku Chippewa di Amerika Utara dilaporkan memiliki rasio prevalensi dari
berbagai studi sebesar 7%. Prevalensi ini merupakan prevalensi tertinggi di dunia.
Beda halnya, dengan studi pada populasi di Afrika dan Asia yang menunjukkan
prevalensi lebih rendah 10 sekitar 0,2%-0,4% (Longo, 2012). Prevalensi RA di India
dan di negara barat kurang lebih sama yaitu sekitar 0,75%.
RA adalah penyakit inflamasi reumatik yang paling sering dengan prevalensi 0,5%
sampai 0,8% pada populasi dewasa. Insidensinya meningkat seiring usia, 25 hingga
30 orang dewasa per 100.000 pria dewasa dan 50 hingga 60 per 100.000 wanita
dewasa
2.3 ETIOLOGI
Arthritis Reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik
kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. Etiologi penyakit ini
tidak diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor yang dianggap mencetuskan
penyakit ini yaitu faktor genetik, hormon sex, protein heat shock(HSP) dan beberapa
factor resiko.

Hormon HSP
Genetik Faktor Genetik Faktor Resiko
Seks (Heat Shock Protein)
2.4 PATOFISIOLOGI
2.5 KRITERIA DIAGNOSIS
2.6 DIAGNOSIS BANDING

Artritis terinduksi-kristal

Artritis reaktif

Preexisting joint infection

Artritis traumatik
2.7 KOMPLIKASI
-Anemia
-Kanker
-Komplikasi Kardiak
-Penyakit tulang belakang leher (cervical spine disease)
-Gangguan mata
-Pembentukan Fisura
-Peningkatan Infeksi
-Deformitas sendi tangan
-Komplikasi Pernafasan
-Nodul Reumatoid
-Vaskulitis (Suarjana, I Nyoman.2015)
2.8 PENATALAKSANAAN
Terapi Farmako
Dalam jurnal The Global Burden Of Rheumatoid Arthritis In The Year 2000, Obat-obatan dalam terapi RA
terbagi menjadi lima kelompok, yaitu :
1. NSAID (Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs) untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan sendi.
2. Second-line agent seperti injeksi emas (gold injection), Methotrexat dan Sulphasalazine. Obat-obatan ini
merupakan golongan DMARD. Kelompok obat ini akan berfungsi untuk menurukan proses penyakit 20 dan
mengurangi respon fase akut. Obat-obat ini memiliki efek samping dan harus di monitor dengan hati-hati.
3. Steroid, obat ini memiliki keuntungan untuk mengurangi gejala simptomatis dan tidak memerlukan
montoring, tetapi memiliki konsekuensi jangka panjang yang serius.
4. Obat-obatan immunosupressan. Obat ini dibutuhkan dalam proporsi kecil untuk pasien dengan penyakit
sistemik.
5. Agen biologik baru, obat ini digunakan untuk menghambat sitokin inflamasi. Belum ada aturan baku
mengenai kelompok obat ini dalam terapi RA.
(Symmons, 2006)
Terapi Non-Farmako

Terapi modalitas, berupa :


- Diet makanan (salah satunya dengan suplementasi minyak ikan cod)
-Kompres panas dan dingin serta massase 25 untuk mengurangi rasa nyeri
-Olahraga dan istirahat
-Penyinaran menggunakan sinar inframerah

Terapi komplementer, berupa :


- Obat-obatan herbal
- Accupressure
-Relaxasi progressive
(Afriyanti, 2009)
Terapi bedah dilakukan pada keadaan kronis, bila ada nyeri berat
dengan kerusakan sendi yang ekstensif, keterbatasan gerak yang
bermakna, dan terjadi ruptur tendo. Metode bedah yang digunakan
berupa sinevektomi bila destruksi sendi tidak luas, bila luas dilakukan
artrodesis atu artroplasti. Pemakaian alat bantu ortopedis digunakan
untuk menunjang kehidupan sehari-hari

(Sjamsuhidajat, 2010)
2.9 PROGNOSIS
Prediktor prognosis buruk pada stadium dini AR antara lain: Skor fungsional yang rendah,
status sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan rendah, ada riwayat keluarga dekat
menderita AR, melibatkan banyak sendi, nilai CRP atau LED tinggi saat permulaan penyakit,
RF atau anti-CCP positif, ada perubahan radiologis pada awal penyakit, ada nodul
rheumatoid/manifestasi ekstraartikular lainnya. Sebanyak 30% penderita AR dengan
manifestasi penyakit berat tidak berhasil memenuhi kriteria ACR 20 walaupun sudah
mendapat berbagai macam terapi. Sedangkan penderita dengan penyakit lebih ringan
memberikan respons yang baik dengan terapi. Rasio keseluruhan penyebab kematian pada
penderita AR dibandingkan dengan populasi umum adalah 1,6. Tetapi hasil ini mungkin akan
menurun setelah penggunaan jangka panjang DMARD terbaru.

(Suarjana, I Nyoman.2015)
2.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG

C-reactive protein (CRP) MRI


Laju endap darah (LED) Anticyclic citrullinated peptide (anti-CCP)
Anti-RA33
Hemoglobin/hematokrit
Antinuclear antibody (ANA)
Jumlah leukosit Konsentrasi komplemen
Jumlah trombosit Imunoglobulin
Fungsi hati Pemeriksaan cairan sendi
Faktor reumatoid (RF) Fungsi ginjal
Foto polos sendi (Suarjana, I Nyoman.2015)
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
PANDANGAN ISLAM DALAM SABAR
MENGHADAPI PENYAKIT

Allah SWT berfirman: dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. mereka
Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan
mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah: 155-157).
Dan apabila aku sakit, maka Dia (Allah) akan memberikan kesembuhan... (Asy-
Syuara : 80)
Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah kalian, dan
jangan berobat dengan sesuatu yang haram. (HR. Ad-Daulabi)
Sabar memiliki keutamaan yang sangat besar di antaranya:
1. Mendapatkan petunjuk. Allah Taala berfirman:
Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.[11]
2. Mendapatkan pahala yang sangat besar dan keridhaan Allah.
Allah Taala berfirman,
sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar diberikan pahala bagi mereka tanpa batas.[12]
3. Mendapatkan alamat kebaikan dari Allah.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya maka Dia menyegerakan hukuman
baginya di dunia, sedang apabila Allah menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya maka Dia
menangguhkan dosanya sampai Dia penuhi balasannya nanti di hari kiamat.[13]
4. Merupakan anugrah yang terbaik
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Tidaklah Allah menganugrahkan kepada seseorang sesuatu pemberian yang labih baik dan lebih lapang
daripada kesabaran.[14]
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, Karnen Garna. 2014. Imunologi Dasar edisi 11. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Dorland WA, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. p. 702, 1003
Purwaningsih, Endang. 2013. Disfungsi Telomer Pada Penyakit Autoimun. Jakarta: Jurnal
Kedokteran Yarsi. Vol 21, No. 1:041-049
Setiati, S et all. 2015. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III, Ed. VI. Jakarta: InternaPublishing
Suarjana, I Nyoman. 2015. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III, Ed. VI. Jakarta: InternaPublishing
https://almanhaj.or.id/222-keutamaan-sabar-menghadapi-cobaan.html
http://digilib.unila.ac.id/2424/9/2.%20Bab%202.pdf
https://muslim.or.id/547-rahasia-sakit.html
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/viewFile/3880/2875
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai