Anda di halaman 1dari 19

SESTEM HUKUM

INDONESIA

OLEH :M.KHAIRUL
NIM : E 1 0 3 11 6 1 0 2 5
PRODI :ILMU
P E M E R I N TA H A N
2016-A
a.SUMBER HUKUM

PENGERTIAN SUMBER HUKUM

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang


dapat menimbulkan terbentuknya aturan-aturan yang
memiliki kekuatan bersifat memaksa, yaitu jika
dilanggar atau melanggar akan dikenakan sanksi tegas
pada orang yang melakukannya.
Sumber hukum dilihat dari seginya

1.Sumber Hukum Material


Sumber hukum material adalah segala kaidah,
aturan, atau norma yang menjadi patokan atau sumber
dari manusia untuk bersikap dan bertindak.

2.Sumber Hukum Formal


sumber hukum Formal adalah bentuk atau
kenyataan dimana kita dapat menemukan hukum yang
berlaku. Jadi karena bentuknya itulah yang
menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui, dan
ditaati.
Sumber-sumber Hukum Formal
1. Undang Undang
(a). Hukum tertulis
(b). Hukum tidak tertulis
2. Asas-asas berlakunya UU
a) LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIORI: UU yang
kedudukannya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan UU yang
kedudukannya lebih tinggi dalam mengatur hal yang sama.
b) LEX SPECIALE DEROGAT LEGI GERERALI: UU bersifat khusus
mengesampingkan UU yang bersifata umum, apabila UU tersebut sama
kedudukannya.
c) LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI: UU yang berlaku
belakangan membatalakan UU terdahulu sejauh UU itu mengatur hal
yang sama
d) NULLUM DELICTIM NOELLA POENA SINC PRAEVIA LEGI
POENATE: tidak ada pembuatan dapat di hukum kecuali sudah ada
peraturan sebelum perbuatan dilakukan.
Jadi UU yang telah diundangkan di anggap telah di ketahui setiap orang
sehingga pelanggar UU mengetahui UU yang bersangkutan.
3. Kebiasaan

Kebiasaan merupakan sumber hukum tertua.


Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dan
berulang. Sehingga merupakan pola tingkah laku yang tetap,
ajeg, lazim, dan normal/perilaku yang di ulang yang
mnimbulkan kesadaran bahwa perbuatan itu baik.
Kebiasaan/adat/custom akan menimbulkan hukum jika UU
menunjukkan pada kebiasaan untuk di berlakukan. Pasal 15
AB: kebiasaan tidak menimbulkan hukum, kecuali jika UU
menunjuk pada kebiasaan untuk di berlakukan kebiasaan
dapat menjadi sumber hukum,
4. Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah putusan hakim (pengadilan) yang


mengikuti/mendasarkan putusan hakim terdahulu dalam perkara
yang sama. Ada 3 penyebab (alasan) seorang hakim mengikuti 2
putusan hakim yang lain (menurut utrecht, yaitu:)
a) Psikologis: seorang hakim mengikuti putusan hakim lainnya
kedudukannya lebih tinggi, karena hakim adalah pengwas hakim di
bawahnya. Putusan hakim yang lebih tinggi mempunyai GEZAG
karena di anggap lebih brpengalaman.
b) Praktisi: mengikuti 2 putusan hakim lain yang kedudukannya
lebih tinggi yang sudah ada. Karena jika putusannya beda dengan
hakim yang lebih tinggi maka pihak yang di kalahkan akan
melakukan banding/kasasi kepada hakim yang pernah memberi
putusan dalam perkara yang sama agar perkara di beri putusan sama
dengan putusan sebelumnya.
c) Sudah adil, tepat dan patut: sehingga tidak ada alasan untuk
keberatan mengikuti putusan hakim yang terdahulu.
5. Traktat

Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2


negara/lebih.
a) Negara: bilateral.
b) Lebih dari 2 negara: multilateral.
c) Perjanjian terbuka/kolektif: perjanjian multilateral
yang memberi kesempatan negara lain yang tidak ikut
mengadakan perjanjian untuk menjadi pihak.
Perjanjian antar negara di bedakan mendadi treaty dan
agreement treaty adalah perjanjian yang kurang penting.
Treaty harus di sampaikan kepada parlement untuk
mendapat persetujuan sebelum diratifikasi
president/kepala negara.
6. Doktrin

Doktrin menjadi sumber hukum karena UU perjanjian


internasional dan yurisprudensi tidak memberi jawaban hukum
sehingga di carilah pendapat ahli hukum.
Berlaku: communis opinio doctorum: pendapat umum tidak
boleh menyimpang dari pendapat para ahli.
a) Commentaries on the laws at england oleh sir william
black stone.
b) Ajaran imam syafii, banyak di gunakan oleh PA
(pengadilan agama) dalam putusan
c) Trias politika
Lock: LEF (LEGISLATIF, EXSEKUTIF, FEDERATIF)
QUIEU: LEY (LEGISLATIF,EXDEKUTIF,YUDIKATIF)
KANT: TRIAS POLITIKA.
B. KLASIFIKASI HUKUM
Penggolongan (klasifikasi) hukum dapat dibedakan
berdasarkan berbagai hal. meliputi penggolongan
hukum dari segi Sifat, Fungsi, Isi/Materi Yang
Diatur, Bentuknya, Wilayah Berlakunya,
Wujud, Dan Waktu Berlakunya.
A. Hukum Menurut Sifatnya

1. Hukum Memakasa (imperative)


Adalah hukum yang dalam keadaan bagaimana pun
juga harus dan mempunyai paksaan mutlak.

2. Hukum Mengatur (fakultatif/pelengkap)


Adalah hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat
peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
B. Hukum menurut Fungsinya

1)Hukum materil adalah hukum yang berisi pengaturan


tentang hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan atau
bisa juga dikatakan bahwa hukum materil berisi perintah
dan larangan.

2)Hukum formil adalah hukum yang berisi tentang tata


cara melaksanakan dan mempertahankan/menegakkan
hokum materil. Hukum yang memaksa adalah hukum yang
memiliki sifat harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua
pihak.

3)Hukum yang mengatur (pelengkap) adalah hukum yang


dalam keadaan konkrit dapat dikesampingankan atau
tidak dijalankan.
C. Hukum Menurut Isi/Materi Yang
Diatur

a. Hukum Publik (Hukum Negara)


Adalah hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat-alat perlengkapan atau
hubungan antara Negara dengan perseorangan (warga negara)

1. Hukum Tata Negara


Adalah hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintah suatu negara serta
hubungan kekuasaan antara alat-alat perlengkapan satu sama lain, dan hubungan antar
Negara (pemerintah Pusat) dengan bagian-bagian negara (daerah-daerah swastantra)

2. Hukum Administrasi Negara (Hukum Tatausaha Negara atau Hukum Tata


Pemerintahan)
Adalah hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari
kekuasaan alat-alat perlengkpan negara.
3. Hukum Pidana (pidana=hukuman)
Adalah hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang
dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang
melanggarnya serta mengatur bagaimana cara-cara
mengajukan perkara-perkara ke muka pengadilan. Paul
Scholten dan Logemann menganggap Hukum Pidana tidak
termasuk Hukum Publik

4. Hukum acara
Adalahmerupakan ketentuan yang mengatur bagaimana cara
dan siapa yang berwenang menegakkan hukum materiil dalam
hal terjadi pelanggaran terhadap hukum materiil.
b. Hukum Privat (Hukum Sipil)

Adalah hukum yang mengatur hubungan-hubungan natar


orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan
kepada kepentingan perseorangan

1. Hukum Perorangan
Adalah himpunan peraturan yang mengatur manusia sebagai
subjek hukum dan tentang kecakapannya memiliki hak-hak serta
bertindak sendiri dalam melaksanakan hak-haknya itu. Manusia
dan Badan Hukum (PT, CV, Firma, dan sebagainya) merupakan
pembawa hak atau sebagai subjek hukum.

2. Hukum keluarga
Adalah hukum yang memuat serangkaian peraturan yang timbul
dari pergaulan hidup dan keluarga (terjadi karena perkawinan
yang melahirkan anak).
3. Hukum Kekayaan
Adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban manusia yang dapat dinilai dengan uang. Hukum
kekayaan mengatur benda (segala barang dan hak yang dapat
menjadi milik orang atau objek hak milik) dan hak-hak yang
dapat dimiliki atas benda.

4. Hukum Waris
Adalah yang mengatur kedudukan hukum harta kekayaan
seseorang setelah ia meninggal, terutama berpindahnya harta
kekayaan itu kepada orang lain. Hukum waris mengatur
pembagian harta peninggalan, ahli waris, utan penerima
waris, hibah serta wasiat.
D. Hukum Menurut Bentuknya

1. Hukum Tertulis
Adalah hukum yang dituliskan atau dicantumkan dalam
perundang-undangan. Contoh Hukum Tertulis:
Hukum pidana dituliskan pada KUHPidana, hukum perdata
dicantumkan pada KUHPerdata.

2. Hukum Tidak Tertulis


Adalah hukum yang tidak dituliskan atau tidak dicantumkan
dalam perundang-undangan. Contoh Hukum Tidak Tertulis:

Hukum adat, tidak dituliskan atau tidak dicantumkan pada


perundang-undangan tetapi dipatuhi oleh daerah tertentu atau
masyarakatnya.
E. Hukum Menurut Wilayah Berlakunya

a. Ius Constitutum (Hukum Positif)


Adalah hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu
dalam suatu daerah tertentu.)

b. Ius Constituendum
Adalah hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan
datang.

c. Hukum Asasi (Hukum Alam/Hukum Antar Waktu)


Adalah hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan
untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tak mengenal batas waktu
melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun
juga diseluruh tempat.
F. Hukum menurut Wujudnya

Menurut wujudnya, hukum dapat dikelompokkan sebagai


berikut:
Hukum objektif adalah hukum dalam suatu negara yang
berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan
tertentu. Hukum ini untuk menyatakan peraturan
yangmengatur antara dua orang atau lebih. Contoh: Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP)
Hukum subjektif adalah hukum yang dihubungkan dengan
seseorang tertentu dan dengandemikian menjadi hak.
Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Militer
G. Hukum Menurut Waktu Berlakunya

a. Hukum Lokal
Adalah hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu.
Contoh Hukum Lokal adalah hukum adat Batak,
Minangkabau, Jawa dan sebagainya.

b. Hukum Nasional
Adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara. Contoh
Hukum Nasional adalah hukum Indonesia, hukum
Malaysia, hukum Mesir dan sebagainya.

c. Hukum Internasional
Adalah hukum yang mengatur hubungan antar negara

Anda mungkin juga menyukai