Anda di halaman 1dari 22

ETIKA PROFESI LAINNYA: BPK,

PAII, Psikologi, dan Advokat


Nama Kelompok:

Yuninda Devy Arintika 1211031119 Ana Mei Rafika 1211031137


Ari Wahyu Suyono 1211031121 Disti IsnaWardini 1211031139
Febmi Ferbienti 1211031123 Ade BalavioYunaz 1311031001
AnisaYunisari 1211031127 Iqbal Saputra 1411031065
Marisa Triana Mazta 1211031129 Renaldo 1411031107
RifaWidowati 1211031133
Latar Belakang
Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang
khususnya bidang teknologi informasi. Kode etik sangat
dibutuhkan dalam bidang TI (Teknologi Informasi), karena kode
etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik
serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh IT-er itu dapat
dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Kode etik profesi dalam
bidang apapun merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik
profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum
yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik
ini lebih memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke
bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma
terebut sudah tersirat dalam etika profesi.
Rumusan Masalah
Bagaimana Keberadaan Berbagai Profesi?
1
Apa Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia(BPK-
2 RI)?

Apa Kode Etik Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)?


3
Apa Kode Etik Psikologi Indonesia?
4
Apa Kode Etik Profesi Advokat?
5
Bagaimana Perbandingan Kode Etik antara BPK, PAII, Psikologi, dan
6 Advokat?

Apakah Profesi dan Hakikat Manusia Utuh?


7
Keberadaan Berbagai Profesi
Setiap organisasi profesi mempunyai pedoman kode etik untuk
menjadi standar/acuan perilaku bagi para anggotanya. Karena
banyaknya organisasi profesi yang ada, maka pada kesempatan ini
hanya akan dibahas beberapa contoh kode etik dari beberapa
organisasi profesi, yaitu profesi Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI), Perhimpunan Auditor Internal
Indonesia (PAII), Himpunan Psikologi Indonesia, dan Advokat
Indonesia.

Setelah mempelajari masing-masing kode etik profesi ini, dapat


diketahui bahwa: (1) tidak ada sistematika baku dalam penulisan
kode etik; (2) terdapat banyak istilah dan konsep yang sama, tetapi
pemaknaan atas istilah-istilah atau konsep tersebut bias jadi
berbeda; dan (3) banyak konsep dan istilah yang maknanya
tumpang-tindih.
Model Penalaran Kode Etik Profesi
Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia(BPK-RI)
Kode Etik BPK dituangkan dalam Peraturan Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2007, serta telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2007.

Kode Etik BPK


Anggota BPK adalah pejabat Negara pada BPK yang
dipilih oleh DPR dan diresmikan berdasarkan Keputusan
Presiden.
Pemeriksa BPK adalah orang yang melaksanakan tugas
pemeriksaan pengeloaan dan tanggung jawab keuangan
Negara untuk dan atas nama BPK.
Nilai-nilai dasar yang wajib dimiliki oleh
anggota dan pemeriksa BPK:
Mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku.
Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
Menjunjung tinggi indepedensi, integritas, dan
profesionalitas.
Menjunnjung tinggi martabat, kehormatan, citra, dan
kredibilitas BPK.
Proses Penalaran Kode Etik BPK
Kode Etik Perhimpunan Auditor
Internal Indonesia (PAII)
Ada dua kategori kode etik yang diterapkan oleh PAII, yaitu
kode etik PAII dan kode etik Qualified Internal Auditor
(QIA). Kode etik PAII berlaku bagi organisasi profesi dan
semua anggota PAII yang bekerja pada departemen/bagian
audit internal suatu organisasi/perusahaan. Kode etik QIA
adalah kode etik bagi anggota yang telah memperoleh
sertifikasi QIA melalui suatu pendidikan formal yang
diterapkan oleh PAII.
Beberapa hal pengaturan yang
kurang jelas/ tidak lengkap:
Kompetensi yang menyangkut persyaratan pengetahuan
minimal yang diperlukan melalui pendidikan formal
tidak diatur secara eksplisit.
Tanggung jawab profesi auditor internal hanya
disebutkan kepada pemberi tugas, tidak ada pernyataan
yang menyebutkan hubunganya dengan atau dampaknya
bagi kepentingan umum yang lebih luas.
Tidak ada pasal yang mengatur hubungan dengan rekan
sejawat dan hubungan lainnya.
Tidak ada pasal yang mengatur tentang pengawasan
dalam hal timbulnya penyimpangan terhadap kode etik
yang dilakukan oleh anggotanya.
Kode Etik Psikologi Indonesia
Kode etik yang berlaku bagi Ilmuwan psikologi dan psikolog
dibedakan berdasarkan latar belakang pendidikan mereka, di
mana latar belakang pendidikan ini menetukan boleh atau
tidaknya seseorang melakukan prakyik psikologi. Para
Ilmuwan psikologi dalam batas-batas tertentu dapat
memberika jasa psikologi, tetapi tidak boleh menjalankan
praktik psikologi. Prakti psikologi hanya boleh dilakukan ileh
para psikolig.
Kode Etik Provesi Advokat
Advokat merupakan salah satu subprofesi di bidang hukum.
Sebagaimana dikatakan oleh Abdulkadir Muhammad (2006),
peraturan hukum mengatur dan menjelaskan bagaimana
seharusnya:
a. Legislator menciptakan hokum
b. Pejabat melaksanakan administrasi Negara
c. Notaris merumuskan kontrak-kontrak harta kekayaan
d. Polisi dan jaksa menegakkan ketertiban hokum
e. Pengacara membela kliennya dalam menginterpretasikan hokum
f. Hakim menerapkan hukum dan menetapkan keputusannya
g. Pengusaha menjalankan kegiatan bisnisnya
h. Konsultan hukum memberikan nasihat hukum kepada kliennya
i. Pendidik hukum menghasilkan ahli hukum
Lanjutan....
Selanjutnya dikatakan bahwa pekerjaan yang ditangani oleh
para profesional hukum tersebut merupakan bidang-bidang
profesi hukum, yang jika dirinci adalah sebagai berikut:

Profesi legislator Profesi administrator hukum

Profesi notaris Profesi polisi

Profesi jaksa Profesi advokat (pengacara)

Profesi hakim Profesi hukum bisnis

Profesi konsultan hukum Profesi dosen hukum


Lanjutan....
Menurut Notohamidjojo (dalam Abdulkadir Muhammad,
2006), seorang profesional di bidang hukum perlu memiliki :
a. Sikap manusiawi, artinya tidak hanya menghadapi hukum
secara formal, melainkan kebenaran yang sesuai dengan hati
nurani.
b. Sikap adil, artinya mencari kelayakan yang dengan perasaan
masyarakat.
c. Sikap patut, artinya mencari pertimbangan untuk
menentukan keadilan dalam suatu perkara konkret.
d. Sikap jujur, artinya menyatakan suatu hal benar menurut apa
adanya, serta menjauhi yang tidak benar dan tidak patut.
Perbandingan Kode Etik
Dengan membandingkan keempat contoh kode etik profesi ( profesi
BPK, auditor internal, psikologi, dan advokat), dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:

1. Semua profesi berdampak atau bermanfaat bagi kepentingan umum,


meskipun arti umum mempunyai tingkat keluasan yang
berbeda.Contoh pengertian umum untuk :
- BPK adalah kepentingan negara.
- Auditor Internal adalah manajemen suatu entitas (suatu bisnis).
-Psikologi adalah klien (individu, kelompok, institusi).
-Advokat adalah klien dan demi penegakan hukum dan keadilan.
Lanjutan....
2. Untuk menjaga kepercayaan publik dalam setiap kode etik profesi
pada umumnya ditekankan pentingnya memelihara kompetensi
tinggi secara berkelanjutan.
3. Kompetensi mencakup pengetahuan melalui pendidikan formal
sesuai dengan latar belakang profesinya, keterampilan teknis, dan
sikap perilaku.
4. Aturan mengenai sikap perilaku umumnya menyangkut tanggung
jawab dan kesadaran diri sebagai pribadi, hubungan dengan rekan
sejawat, hubungan dengan klien, dan hubungan lainnya.
5. Tanggung jawab dan kesadaran diri berkaitan dengan karakter
utama, prinsip-prinsip, atau nilai-nilai dasar yang harus dimiliki
seorang profesional untuk menunjang citra dan martabat rofesinya
yang luhur.
Perbandingan Kode Etik
Institusi/Profesi Penekanan Kode Etik
BPK Independensi, integritas, dan profesionalitas
PAII Bersikap jujur,objektif, hati-hati, dan menghindari konflik
kepentingan
Psikologi Menjaga kompetensi, objektivitas, kejujuran, integritas,
bersikap bijak, dan hati-hati
Advokat Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria,
jujur, tidak membeda-bedakan agama, suku, keturunan,
kedudukan sosial, keyakinan politik, mandiri, serta tidak
dipengaruhi oleh siapa pun dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia
Profesi dan Hakikat Manusia Utuh
Bila seorang profesional benar-benar menghayati profesinya dan betul-betul mau
mematuhi kode etik yang ditetapkan atas dasar kesadaran diri dalam melaksanakan
profesinya, maka sebenarnya ia telah menjalani kehidupan sesuai dengan hakikat
manusia seutuhnya. Hakikat manusia utuh adalah hidup dengan menyeimbangkan
pemenuhan EQ, IQ, SQ, dan PQ. Kesadaran untuk terus-menerus memelihara unsur
kompetensi ilmu pengtahuan dan keterampilan teknis mencerminkan upaya untuk
meningkatkan IQ. Kesadaran untuk menumbuhkan sikap perilaku yang baik dalam
menjalankan profesi sebenarnya sekaligus untuk memupuk EQ, dan SQ. Membangun
karakter, prinsip-prinsip, dan nilai-nilai dasar seperti bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menanamkan integritas, kejujuran, independensi, objektivitas, dan
sejenisnya merupakan fondasi untuk membangun SQ. Melayani klien dengan
kompentesi tinggi, menjaga hubungan harmonis dengan rekan sejawat atas dasar
saling menghormati, mengahargai, dan mempercayai, berbicara sopan dengan siapa
pun, merupakan dasar bagi pembangunan EQ. Dengan demikian, walaupun tidak
dijelaskan secara eksplisit di dalam setiap kode etik, seorang profesional yang
benar0benar telah mematuhi dan mengikuti kode etik profesi dalam menjalankan
profesinya, sebenarnya disadari atau tidak, ia telah mejalani kehidupan sebagai
manusia seutuhnya.
Kasus Mulya Lubis Diberhentikan

Kronologis kasus:
Pada 2002, Todung merupakan anggota Tim Bantuan Hukum (TBH)
Pemerintah Indonesia cq menteri keuangan cq Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN) melakukan legal audit terhadap Salim Group yang juga
pemilik Sugar Group Companies (SGC). Setelah SGC dijual, pada 2006
pemilik baru (Gunawan Yusuf) ternyata beperkara melawan keluarga Salim dan
Pemerintah Indonesia di Pengadilan Negeri Kotabumi dan Gunung Sugih,
Lampung. Dalam perkara itu, Todung bertindak sebagai kuasa hukum keluarga
Salim. Atas hal ini, majelis menilai Todung berbenturan dengan keluarga Salim.
Bertolak dari fakta-fakta tersebut, menjadi jelas bahwa Teradu I sebenarnya
masih terkait dengan kepentingan Sugar Group Companies yang dulunya
termasuk perusahaan Salim Group, ujar Jack.
Lanjutan....
Laporan Todung ke Peradi diajukan Hotman Paris Hutapea yang juga pengacara
senior pada Maret lalu. Dalam laporannya, Hotman yang banyak membela kalangan
selebriti itu menuduh Todung menjadi kuasa hukum dua pihak yang saling
berseberangan. Selain personal, firma Lubis, Santosa, and Maulana juga
diperkarakan Hotman. Namun, aduan itu ditepis majelis. Perseteruan Hotman
dengan Todung sudah berlangsung panjang. Hotman adalah lawan Todung dalam
persidangan di Pengadilan Negeri Gunung Sugih, Lampung Tengah, dan PN Kota
Bumi, Lampung Utara. Meski dalam dokumen TBH dinyatakan bahwa keluarga
Salim atau Salim Group melanggar MSAA, dalam persidangan teradu I justru
menyatakan bahwa keluarga Salim/Salim Group tidak melanggar MSAA, lanjut
pengacara paro baya itu.

Jadi dapat disimpulkan posisi Todung dalam perkara Salim versus Sugar Group
Companies milik Gunawan Yusuf berihwal dari jual-beli aset yang dikelola
BPPN. Yang Semula, pada 2002, Todung menjadi kuasa hukum pemerintah untuk
melakukan audit terhadap keluarga Salim di antaranya perusahaan Sugar Group
Company. Belakangan, pada tahun 2006, yang bersangkutan menjadi kuasa hukum
keluarga Salim dalam perkara buntut penjualan aset itu.
Jawaban dari pertanyaan:
1. Menurut pendapat penulis Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta telah mengambil
keputusan yang tepat dan adil karena dalam kasus tersebut Tudong telah melanggar kode
etik advokat Indonesia dengan membocorkan sedikit informasi terkait hasil legal audit
SGC, walaupun dalam kasus tersebut Tudong telah selesai menjabat TBH-KKSK di
SGC. Bagaimanapun juga sebagai seorang advokat, Tudong seharusnya tetap
mempertahankan dan merahasiakan hasil legal audit SGC. Kemudian sebagai seorang
Advokat juga seharusnya mengutamakan tegaknya hukum, kebeneran, dan keadilan.
Selain itu dalam kasus tersebut Tudong tidak mengindahkan peringatan sehubungan
dengan adanya iklan di media massa mengenai putusan pengadilan, dimana isi iklan
tersebut berbeda dengan putusan pengadilan. Seorang Advokat tidak seharusnya
memberikan informasi yang berbeda apalagi menyangkut putusan pengadilan.
2. Menrut pendapat penulis reaksi Tudong Mulyo Lubid di media massa dalam menanggapi
keputusan Majelis tidak wajar dan tidak dapat dibenarkan. Menurut pendapat penulis
reaksi Tudong terlalu berlebihan, karena sebagai seorang advokat yang sudah jelas
melanggar kode etiknya tidak seharusya bereaksi seperti itu.
3. Menurut pendapat penulis seharusnya Tudong introspeksi diri terlebih
dahulu,karena dalam kasus tersebut Tudong telah melanggar kode etik
sebagai Advokat, yaitu melanggar larangan konflik kepentingan dan lebih
mengedepankan materi dalam menjalankan profesi dibandingkan dengan
penegakan hukum, kebenara, dan keadilan. Bagaimana bisa disebut tindakan
beliau tidak melanggar Kode Etik Advokat. Sudah terpampang jelas bahwa
tindakan yang telah beliau lakukan jelas melanggar Kode Etik Advokat
Indonesia ( KEAI ) Pasal 3 huruf a, b dan c serta Pasal 4 huruf g dan j.
Selain itu, Todung mulya Lubis jelas tidak melaksanakan KEAI Pasal 3
huruf g. KEAI pasal 3

Anda mungkin juga menyukai