Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

HEPATOMA
Yogi Pranata Putra (1310070100083)
Yopi Oktori (1010070100107)
Fikri Aprimansyah (1210070100070)

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
2017
Hepatoma merupakan tumor ganas primer di hati yang berasal dari sel
parenkim atau epitel saluran empedu. Yang pertama (dikenal sebagai karsinoma
hepatoseluler) merupakan 80-90% keganasan hati primer, yang terakhir disebut
sebagai kolangiokarsinoma. Sekitar 75% penderita karsinoma hepatoselular
mengalami sirosis hati, terutama tipe alkoholik dan pasca nekrotik.
Hepatoma primer secara histologis dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

Karsinoma hepatoselular
Karsinoma kolangioselular
Karsinoma campuran
EPIDEMIOLOGI

Hepatoma meliputi 5,6% dari seluruh kasus kanker pada manusia serta
menempati peringkat kelima pada laki-laki dan kesembilan pada perempuan
sebagai kanker yang paling sering terjadi di dunia, di Afrika dan Asia hepatoma
adalah karsinoma yang paling sering ditemukan dengan angka kejadian
100/100.000 populasi. Sekitar 80% dari kasus hepatoma di dunia berada di negara
berkembang seperti Asia Timur dan Asia Tenggara serta Afrika Tengah yang
diketahui sebagai wilayah dengan prevalensi tinggi hepatitis virus. Hepatoma
jarang ditemukan pada usia muda, kecuali di wilayah yang endemic infeksi hepatitis
B virus (HBV) serta banyak terjadi transmisi HBV perinatal.
ANATOMI HEPAR

Ket:
1. Ligamentum coronarium
2. Lobus hepatis dextra
3. Vesica biliaris
4. Diafragma
5. Lobus hepatis sinistra
6. Ligamentum falciforme

Gambar 1. Hepar tampak anterior


Ket:
1. Appendix fibrosa hepatis
2. Lobus caudatus
3. Lobus hepatis sinistra
4. Arteri hepatika propria
5. Ligamentum teres hepatis
6. Lobus quadrates
7. Vesica biliaris
8. Lobus hepatis dextra
9. Vena porta hepatis
10. Vena cava inferior

Gambar 2. Hepar tampak Posterior


FISIOLOGI HEPAR

1. Pembentukan dan ekskresi empedu (metabolisme garam empedu dan pigmen


empedu).
2. Metabolisme karbohidrat (glikogenesis glikogenolisis, glukoneogenesis) dan
metabolism protein, serta sintesis protein.
3. Pembentukan urea, penyimpanan protein (asam amino), metabolism lemak,
ketogenesis, sintesis kolesterol,dan penimbunan lemak.
4. Penimbunan vitamin dan mineral. Vitamin larut lemak A D E Kdisimpan dalam
hati juga vitamin B12 tembaga dan besi.
5. Metabolism steroid. Hati menginaktifkan dan menyekresi aldosteron
glukokortikoid, ekstrogen, progresteron dan testoteron.
6. Detoksifikasi
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

1. Virus hepatitis B (HBV)


2. Virus hepatitis C (HCV)
3. Sirosis hati
4. Aflatoksin
5. Obesitas
6. Diabetes mellitus
7. Alkohol
8. Faktor risiko lain (Penyakit hati autoimun,penyakit hati metabolik, Kontrasepsi
oral, Senyawa kimia)
PATOFISOLOGI

Mekanisme karsinogenesis hepatoma belum sepenuhnya diketahui, apapun


agen penyebabnya, transformasi maligna hepatosit, dapat terjadi melalui
peningkatan perputaran (turnover) sel hati yang diinduksi oleh cedera (injury) dan
regenerasi kronik dalam bentuk inflamasi dan kerusakan oksidatif DNA. Hal ini
dapat menimbulkan perubahan genetik seperti perubahan kromosom, aktivasi
oksigen sellular atau inaktivasi gen suppressor tumor, yang mungkin bersama
dengan kurang baiknya penanganan DNA mismatch, aktivasi telomerase, serta
induksi faktor-faktor pertumbuhan dan angiogenik.
Hepatitis virus kronik, alkohol dan penyakit hati metabolik seperti
hemokromatosis dan defisiensi antitrypsin-alfa1, mungkin menjalankan
peranannya terutama melalui jalur ini (cedera kronik, regenerasi, dan sirosis).
Aflatoksin dapat menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53 dan ini
menunjukkan bahwa faktor lingkungan juga berperan pada tingkat molekular
untuk berlangsungnya proses hepatogenesis
DIAGNOSIS

Gambaran Klinis
Hepatoma Sub Klinis (pemeriksaan AFP dan teknik pencitraan)
Hepatoma Fase Klinis
a) Nyeri abdomen kanan atas
b) Massa abdomen atas
c) Perut membesar
d) Anoreksia
e) Penurunan berat badan secara tiba-tiba.
f) Demam
g) Ikterus
h) Dll
Standar klasifikasi stadium klinis hepatoma primer:

Ia : Tumor tunggal berdiameter 3 cm tanpa emboli tumor, tanpa metastasis


kelenjar limfe peritoneal ataupun jauh: Child A
Ib : Tumor tunggal atau dua tumor dengan diameter gabungan 5 cm, di
separuh hati, tanpa emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe peritoneal
ataupun jauh: Child A
IIa : Tumor tunggal atau dua tumor dengan diameter gabungan 10cm, di
separuh hati, atau dua tumor dengan gabungan 5cm, dikedua belahan hati kiri
dan kanan, tanpa emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe peritoneal
ataupun jauh; Child A
IIb : Tumor tunggal atau multiple dengan diameter gabungan 10cm, di
separuh hati, atau tumor multiple dengan gabungan > 5cm, dikedua belahan hati
kiri dan kanan, tanpa emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe peritoneal
ataupun jauh; Child A. Terdapat emboli tumor dipercabangan vena portal, vena
hepatika atau saluran empedu dan atau Child B
IIIa : Tidak peduli kondisi tumor, terdapat emboli tumor di pembuluh utama vena
porta atau vena kava inferior, metastasis kelenjar limfe peritoneal atau jauh, salah
satu daripadanya; Child A atau B
IIIb : Tidak peduli kondisi tumor, tidak peduli emboli tumor, metastasis; Child C.
Pemeriksaan Penunjang

1. Ultrasonografi Abdomen
2. CT Scan
3. MRI
4. Angiografi arteri hepatika
5. Penanda Tumor
6. Biopsi hati
Diagnosa Banding
1. Hemangioma
2. Abses hepar
3. Tumor metastasis

TERAPI
1. Reseksi Hepatik
2. Transplantasi Hati
3. Terapi Operatif non Reseksi
4. Ablasi radiofrekuensi (RFA)
5. Kemoembolisasi arteri hepatik perkutan
6. Kemoterapi
7. Radioterapi
Bagan 1. Alur penatalaksanaan Hepatoma,
Prognosis

Prognosis tergantung atas stadium penyakit dan penyebaran pertumbuhan


tumor. Pasien tumor massif kurang mungkin dapat bertahap hidup selama 3 bulan.
Kadang-kadang dengan tumor yang tumbuh lambat dan terutama yang berkapsul
kecil, kelanngsungan hidup 2-3 tahun atau bahkan lebih lama. Jenis massif
perjalanannya lebih singakat dibandingkan yang nodular. Metastasis paru dan
peningkatan bilirubin serum mempengaruhi kelangsungan hidup. Pasien berusia <
45 tahun bertahan hidup lebih lama dibandingkan usia tua.
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Asnan Daulay


Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 01.02.90.45
Alamat : Desa Hadungdung Pintu Padang Kec.Barumun Kab.Padang
Lawas Prov.Sumatra Utara
Ruangan : Asoka I / XXI
Tgl Masuk RS : 30-04-2017
ANAMNESIS

Anamnesis: Autoanamnesis
Keluhan Utama: Nyeri perut
Anamnesis Terpimpin:Hal ini dialami OS 2 bulan ini, nyeri bersifat hilang timbul,
riwayat BAK seperti the pekat (+), riwayat BAB hitam (-),riwayat menderita sakit
kuning (-),riwayat trnsfusi darah (-), riwayat konsumsi jamu-jamuan (+),riwayat
konsumsi tuak (+), frekuensi 1 gelas/hari. Sesak nafas (-), batuk (+), demam (-),
mual (+), muntah (-),riwayat menderita DM dan HT disangkal OS. Sebelumnya OS
dirawat di RS luar dan sudah dilakukan USG abdomen dengan hasil Hepatoma.
STATUS PRESENT
Sakit sedang
Gizi Kurang
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 165cm.
IMT : 16,5kg/m2
Kesadaran Composmentis

STATUS VITAL
TD : 130/80 mmHg
HR : 96x/menit
RR : 26x/menit
Temp : 36,8 0C
PEMERIKSAAN FISIS

Kepala:
Rambut : dbn
Sakit kalau dipegang :-
Perubahan lokal :-

Muka :
Sembab :-
Pucat :-
Kuning : sedikit kuning
Parase :-
Gangguan lokal :-
Mata
Stand mata :-
Gerakan :-
Exoftalmus :-
Ptosis :-
Ikterus : +/+
Anemia :-
Reaksi pupil : +/+
Gangguan lokal :-

Telinga:
Secret :-
Radang :-
Bentuk :-
Benjolang benjolan :-
Bibir
Sianosis :-
Pucat :-
Kering :-
Radang :-

Gigi
Karies :-
Pertumbuhan :-
Jumlah : 32
Pyorroe alveolaris :-
Lidah
Kering :-
Pucat :-
Beslag :-
Tremor :-

Tonsil
Merah :-
Bengkak :-
Beslag :-
Membrane :-
Angina lacunaris: -
Leher:
Inspeksi :
Struma :-
Kelenjar bengkak :-
Pulsasi vena :-
Torticholis :-
Venektasi :-
Palpasi:
Posisi trakea : Medial
Sakit/nyeri tekan :-
Tekanan vena jugularis R-2cmH2O
Thoraks depan:
Inspeksi
Bentuk : simetris fusiformis
Simetris/asimetris : simetris
Bendungan vena :-
Ketinggalan bernafas :-
Venektasi :-
Pembengkakan :-
Pylsasi verbal :-
Mammae : dbn
Palpasi :
Nyeri tekan :-
Fremitus suara : ka=ki
Fremissement :-
Iktus :-
Lokalisasi :-
Kuat angkat :-
Melebar :-
Iktus negative :-
Perkusi :
Suara perkusi paru : sonor
Batas paru hati :
Relative : ICS V
Absolute : ICS VI
Gerakan bebas :-
Batas jantung :
Auskultasi :
Paru-paru :
Suara pernafasan : bronchial
Suara tambahan : ronkhi basah di lap.paru atas
dan tengah paru kiri
Ronki basah :+
Ronki kering :-
Krepitasi :-
Gesek pleura :-
Cor
Heart rate : 96x/i
Suara katup
M1>M2
P2>P1
A2>A1
A2>P2
Suara tambahan
Desah jantung fungsionil/organis :-
Gesek pericardial/pleuracardial :-
Thorak belakang
Inspeksi
Bentuk : simetris
Simetris/asimetris : simetris
Benjolan-benjolan :-
Scapulae alta :-
Ketinggalan bernafas :-
Venektasi :-
Palpasi
Nyeri tekan :-
Fremitus suara : kanan=kiri
Penonjolan-penonjolan :-
Perkusi
Suara perkusi paru : sonor
Batas bawah paru
Kanan : proc.spin.vert.thy
Kiri : proc.spin.vert.thy
Gerakan bebas :-
Auskultasi
Suara pernafasan : bronckhial
Suara tambahani : ronkhi basah di lapangan atas dan
tengah paru kiri
Abdomen
Inspeksi
Bengkak :+
Venektasi/pembentukan vena :+
Gembung :+
Sirkulasi kolateral :+
Pulsasi :-
Palpasi
Defens muscular :-
Nyeri tekan :+
Lien : tdp
Ren : tdp
Hepar teraba, pinggir tumpul, konsistensi padat, permukaan tidak rata, nyeri tekan +
Perkusi
Pekak hati : tdp
Pekak beralih : tdp
Auskultasi
Peristaltic usus : + Normal
Genitalia
Luka :-
Cicatrik :-
Nanah :-
Hernia :-

Ekstremitas
Atas
Bengkak :-
Merah :-
Stand abnormal :-
Gangguan fungsi :-
Test rampelit :-
Reflek
Biceps :+
Triceps :+
Bawah
Bengkak :-
Merah :-
Oedema :-
Pucat :-
Gangguan fungsi :-
Varises :-
Reflek :-
KPR :+
APR :+
Straple :-
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kimia Darah (30-04-2017) Darah Rutin (30-04-2017)

SGOT 130,00 u/L Kreatinin 0,85 mg/dl


WBC 9,97 x 103/uL MCH 24,4 pg
SGPT 32,00 u/L Uric acid 6,30 mg/dl RBC 4,92 x 106/uL MCHC 34.6 g/dl

Bil.total 2,25 mg/dl Glucose ad random HBG 11,9 g/dL PLT 242 x 103 u/L
79,00 mg/dl HCT 34,4 % Lym : 6,36 %
Bili.direct1,54 mg/dl
MCV 69,9 fl Neut : 26,3 %
Natrium 133,00
AlkaliFosfatase Eo : 1,0 %
mmol/L
269,00 u/l
Baso : 0,2%
Ureum 28,00mg/dl Kalium 3,50 mmol/L

Chloride 103,00
mmol/L
Pemeriksaan Imunologi (30-04-2017)
Anti HCV :-
HBsAg kualitatif :-
HIV kualitatif :-
AFP : 1.209,10 ng/ml

Foto Thoraks
Uraian hasil pemeriksaan jantung bentuk dan ukuran biasa, tampak infiltrate halus di paru
kanan tengah. Sinus costophrenicus kanan lancip, kiri tumpul. Diafragma licin, tulang-tulang
dinding dada baik.
Kesan : Pneumonia, efusi pleura massif kiri
DIAGNOSIS SEMENTARA
Hepatoma
Pneumonia
Dyspepsia fungsional
Status koagulasi

PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Diet hati III
IVFD D 5% 10 gtt/i
Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/IV
Inj. Ranitidin 50mg/12j/IV
Inj. Ketorolac 30mg/8j/IV

RENCANA PEMERIKSAAN
Cek darah rutin, sedimen urin, darah tepi, HbsAG, Anti Hcv, Albumin, Globulin, Protein total, AFP,
sputum BTA, Gram, jamur
FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
30-04-2017 Perawatan Hari 1 Tirah baring
T: 130/80 S: nyeri perut (+) Diet hati III
N: 96x/i O: S: CM IVFD D 5% 10 gtt/i
P:26x/i Mata: conj.pal.inf. anemis (+/+) Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/IV
S: 36.80C Sclera ikterik (+/+) Inj. Ranitidin 50mg/12j/IV
T/H/M: dbn Inj. Ketorolac 30mg/8j/IV
Leher : TVJ R-2cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thorak : Sp: bronchial ,ST: ronki basah di lapang paru Rencana:USG abdomen
atas dan tengah paru kiri
Abdomen : soepel, hepatomegali 8 jari bpx 6 jari bac,
nyeri tekan (+), L/R ttb, peristaltic + normal
A: Hepatoma
Pneumonia
Dyspepsia
Status koagulasi
1-05-2017 Perawatan Hari 2 Tirah baring
T: 120/90 S: nyeri perut (+) Diet hati III
N: 82x/i O: S: CM IVFD D 5% 10 gtt/i
P:288x/i Mata: conj.pal.inf. anemis (+/+) Inj IVFD Comafusin hepar 1 fls/hari
S: 36,40C Sclera ikterik (+/+) Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/IV
T/H/M: dbn Inj. Ranitidin 50mg/12j/IV
Leher : TVJ R-2cmH2O, pembesaran KGB (-) Inj. Ketorolac 30mg/8j/IV
Thorak : Sp: bronchial ,ST: ronki basah di lapang paru
atas dan tengah paru kiri
Abdomen : soepel, hepatomegali 8 jari bpx 6 jari bac,
nyeri tekan (+), L/R ttb, peristaltic + normal
A: Hepatoma
Pneumonia CAP dd TB Paru
Dyspepsia
Status koagulasi
02-05-2017 Perawatan Hari 3 Tirah baring
T: 110/70 S: nyeri perut (+) Diet hati III
N: 60x/i
P:32x/i O: S: CM IVFD D 5% 10 gtt/i
S: 35,6 0C Mata: conj.pal.inf. anemis (+/+) Inj IVFD Comafusin hepar 1 fls/hari
Sclera ikterik (+/+) Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/IV
T/H/M: dbn Inj. Ranitidin 50mg/12j/IV
Leher : TVJ R-2cmH2O, pembesaran Inj. Ketorolac 30mg/8j/IV
KGB (-)
Thorak : Sp: bronchial ,ST: ronki basah Rencana :USG abdomen, HBsAg, Anti
di lapang paru atas dan tengah paru kiri HCV, Foto Thorak
Abdomen : soepel, hepatomegali 8 jari
bpx 6 jari bac, nyeri tekan (+), L/R ttb,
peristaltic + normal
A: Hepatoma
Pneumonia CAP dd TB Paru
Dyspepsia
Status koagulasi
03-04-2017 Perawatan Hari 4 Tirah baring
T: 100/60 S: nyeri perut (+) Diet hati III
N: 84x/i O: S: CM IVFD D 5% 10 gtt/i
P:24x/i Mata: conj.pal.inf. anemis (+/+) Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/IV
S: 36,60C Sclera ikterik (+/+) Inj. Ranitidin 50mg/12j/IV
T/H/M: dbn Inj. Ketorolac 30mg/8j/IV
Leher : TVJ R-2cmH2O,
pembesaran KGB (-)
Thorak : Sp: bronchial ,ST: ronki Rencana : cek AFP, Rapid HIV
basah di lapang paru atas dan Konsul Anaesthesi
tengah paru kiri
Abdomen : soepel, hepatomegali
8 jari bpx 6 jari bac, nyeri tekan
(+), L/R ttb, peristaltic + normal
A: Hepatoma
Pneumonia CAP dd TB Paru
Dyspepsia
Status koagulasi
04-05-2017 Perawatan Hari 5 Tirah baring
T:100/70 S: nyeri perut (+) Diet hati III
N:86 O: S: CM IVFD D 5% 10 gtt/i
P:22 Mata: conj.pal.inf. anemis (+/+) Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/IV
S:36,90C Sclera ikterik (+/+) Inj. Ranitidin 50mg/12j/IV
T/H/M: dbn Inj. Ketorolac 30mg/8j/IV
Leher : TVJ R-2cmH2O,
pembesaran KGB (-)
Thorak : Sp: bronchial ,ST: ronki
basah di lapang paru atas dan
tengah paru kiri
Abdomen : soepel, hepatomegali
8 jari bpx 6 jari bac, nyeri tekan
(+), L/R ttb, peristaltic + normal
A: Hepatoma Pneumonia CAP dd
TB Paru
Dyspepsia
Status koagulasi

PBJ
Ranitidine 150mg 2x1
Ulcidex tab 3x1
RESUME

Seorang laki-laki usia 54 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluahan nyeri perut kanan atas
dialami telah sejak lama lebih kurang 2 bulan ini, nyeri yang dirasakan OS bersifat hilang timbul
Mual (+),muntah (-), Riwayat minum tuak (+) 1 gelas/hari,riwayat DM dan HT (-)Dari pemeriksaan
fisik penemuan bermakna yaitu : pasien tampak Anemis (+), ikterus (+), pada thorax: SP
Bronchial (+),ST:ronkhi basah di lapangan atas dan tengah paru kiri (Hepar teraba jari dibawah
arcus Costa (6 jari) dibawah prosesus xiphoideus (8jari) dengan permukaan tidak rata, konsistensi
keras berbenjol benjol dan tepi tumpul serta nyeri tekan (+) di regio hipochondrium dextra-
epigastrium. Pada Pemeriksaan laboratorium yang bermakna didapatkan SGOT 130 u/l SGPT 32
u/l ,alkalin fosfat 269 u/l total bilirubin 2,25 mg/dl direk bilirubin 1,54
Foto Thorak : pneumonia dan efusi pleura massif kiri
USG Abdomen : kesan hepatoma
DISKUSI

Pada pasien ini, setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan
penunjang kesimpulan dari keadaan pasien ini adalah Hepatoma dimana ditemukan
pemebesaran hati (10 cm) dan disertai keluhan berupa nyeri perut kanan atas dialami
telah 2 bulan ini. Dari hasil USG sebelumnya disimpulkan adanya kesan Hepatoma
sehingga sangat mendukung penegakan diagnosis Hepatoma. Pada kasus ini sangat sulit
ditentukan causa hepatomanya meskipun ada riwayat minum tuak tapi tidak begitu
bermakna mungkin hanya memperberat perlangsungan dari hepatoma itu sendiri,
sebagaimana kita ketahui Etiologi dan factor resiko dari Hepatoma bersifat multifaktorial.
yaitu berupa (virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), sirosis hati,
alfatoksin, obesitas, diabetes mellitus, alkohol, faktor risiko lain bahan atau kondisi
lain yang merupakan faktor risiko hepatoma namun lebih jarang ditemukan, antara
lain : penyakti hati autoimun : hepatitis autoimun, PBS/sirosis bilier primer,
penyakit hati metabolik : hemokromatosis genetik, defisiensi antiripsin-alfa1,
wilson disease, kontrasepsi oral, senyawa kimia : thorotrast, vinil klorida,
nitrosamine, insektisida organoklorin, asam tanik), untuk penegakan diagnosis
biasanya kita melakukan biopsy hati dan penanda serologi yaitu AFP (alfa feto
protein) yaitu komponen normal plasma dalam fetus manusia berusia lebih dari 6
minggu-16 minggu, kadarnya tidak berhubungan dengan ukuran tumor dan
kadarnya bias normal pada stadium dini sehinggat tidak begitu spesifik.
Pada pasien ini dia datang pada saat perutnya membesar sehingga terapi
kuratif sulit untuk dilakukan, Pengobatan pada pasien ini hanya berupa
symptomatic yaitu pemberian methioson yang merupakan hepatoprotektor. Untuk
kemoterapi masih kurang efektif untuk kasus hepatoma, transpalantasi hati sedang
digunakan saat ini tetapi dengan hasil yang umumnya kurang memuaskan, jka
pasien bertahan hidup terhadap pembedahan, maka biasanya terjadi kekambuhan
dan metastasis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai