Anda di halaman 1dari 84

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS


DIPONEGORO

Oleh :
Dr. Ir. Suharyanto, MSc.

HIDROMETRI-HYDROGRAPHY
SISTEMATIKA

1) PENGUKURAN ARUS
SUNGAI/SALURAN
2) PENGUKURAN SEDIMEN LAYANG
3) PENGAMBILAN SAMPEL KUALITAS
AIR
4) PENGAMATAN PASANG SURUT
5) PENGUKURAN BATHIMETRI
6) PENGUKURAN GELOMBANG
Data Data
Debit Hujan Regional Analysis
Ada ? Tidak Ada ? Tidak

Ya Ya

Panjang
Data Panjang
Pembangkitan Data
Ok ? Tidak Data
Hujan Secara
Ok ?
Stokastik
Tidak
Ya Ya
Pemilihan Data : Pemilihan Data : Analisa Frekuensi
Annual Max. Series Peak Over Data Hujan
Threshold
Karakteristik DAS
Data Debit yang Di Curah Hujan
Tiap Tahun diambil
atas Threshold di Rencana
1 Data Debit
pakai untuk
Maksimum
analisis
Analisa Debit Analisa Debit
Puncak Cara Puncak Cara HSS
Analisa Frekuensi Rasional
Debit

Debit Banjir Rencana


PENGUKURAN ARUS (DEBIT) DI SUNGAI
TUJUAN
Mengukur kecepatan air dengan Current Meter
Menghitung Debit Aliran dengan Area-Velocity Method

4
PENGUKURAN DEBIT

A. Ambang (Untuk Saluran/Sungai yang tidak


terlalu besar)
1) Ambang Tajam
Persegi
Trapesium (Cipolletti)
Segitiga (V-notch)
2) Ambang Lebar
Ambang persegi
Parshall flume

B. Current meter
1) Mengukur penampang melintang sungai
Mengukur elevasi muka air (untuk menghitung A)
Mengukur kecepatan arus air (V)
Debit = V . A
ALAT UKUR DEBIT AMBANG TAJAM

Ambang
Persegi:
Q
L = lebar ambang (m)
H = tinggi air di atas ambang
(m)
ALAT UKUR DEBIT AMBANG TAJAM

V-notch:

H = tinggi air di atas ambang (m)


ALAT UKUR DEBIT AMBANG TAJAM

Cipoletti:

Q
L = lebar ambang (m)
H = tinggi air di atas ambang (m)
ALAT UKUR DEBIT AMBANG LEBAR

9
ALAT UKUR DEBIT AMBANG LEBAR

Parshall:

Q
C = koefisien debit
n = bervariasi tergantung ukuran flume (n = 1,55
s/d 1,60).
Rumus pendekatan : Q
PERALATAN (PENGUKURAN KECEPATAN)

Tongkat Duga
1. Kabel ukur (Stang)

2. Tongkat Duga (stang) Kabel Kontak Ke


Counter
3. Counter
4. Kabel Kontak
5. Propeler (baling-baling) Body Current Ekor
Meter
6. Stop Watch Current
Meter
Propeler (baling-
7. Pemberat (bandul) baling)
8. Form/Kartu Pengukuran
9. Sounding Riil
11
Alat Pengukur Kecepatan yang Lain :
1. Velocity Head Rod
2. Pitot Tube
3. Trupps Ripple Meter
4. Transducer
5. Acoustic Doppler Velocimeter
6. dll
MENGUKUR PENAMPANG MELINTANG SUNGAI

Alat-alat:
1) Pita atau tali ukur: digunakan untuk
mengukur panjang lintasan atau
ketebalan suatu lapisan. Pita ini
biasanya berbentuk roll agar mudah
dibawa.
2) GPS : digunakan untuk menentukan
kordinat posisi, kecepatan, arah dan
waktu saat survey. GPS juga berguna
untuk mengetahui medan lokasi agar
kita tidak tersesat.
3) Waterpass: alat yang digunakan
untuk mengukur atau menentukan
sebuah benda atau garis dalam posisi
rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal.
4) Tripod: kaki tiga untuk menyangga
alat total station, Digital Theodolite,
waterpass, dll untuk berdiri tegaknya
alat ukur dengan settingan tinggi kaki
KECEPATAN ALIRAN :

Persamaan Kalibrasi V= AN + B
(Kecepatan Aurs) :
Contoh rumus propeler :
V= 0,2491 N
+ 0,0171 m/detik untuk N < 0,93
V= 0,2583 N
+ 0,0086 m/detik untuk N > 0,93
N = jumlah putaran/detik
A,B= konstanta alat (dari pabrik atau dari Lembaga
Kalibrasi)
V = kecepatan aliran (m/detik)
N = n/waktu
Disarankan minimal 2 tahun sekali
Alat HARUS dilakukan KALIBRASI Persamaan
Kecepatannya. 14
LOKASI PENGUKURAN
Lokasi Pengukuran Arus/Kecepatan Aliran disarankan dapat
memenuhi persyaratan Sebagai Berikut :
1. Dicari ruas sungai yang lurus dan stabil.
2. Dasar sungai dan tebingnya stabil (tidak ber ubah ubah), tidak
ada batu batu besar, dan lainnya yang menyebabkan
perubahan pada kecepatan aliran.
3. Mudah dan Aman dijangkau (karena pengukuran biasanya
dilakukan pada musim penghujan)

15
PELAKSANAAN PENGUKURAN :
FOTO LAPANGAN

Merawas

Pakai Cabble Way


Pakai
Perahu

Pelampung
Di atas Jembatan
Pengukuran Debit Aliran di Lokasi Jembatan Bacem
CARA MENGUKUR KECEPATAN ALIRAN dengan
CURRENT METER

Pengukuran dengan satu titik kedalaman (0,6Hair)


Pengukuran dengan dua titik kedalaman (0,2Hair & 0,6Hair)
Pengukuran dengan tiga titik kedalaman (0,2Hair & 0,6Hair & 0,8Hair)

PERAHU

JEMBATAN
KERETA GANTUNG MENERAWA
S 20
METODE SATU TITIK
Pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada
titik 0,6 kedalaman dari permukaan air.
Kecepatan aliran pada 0,6 kedalaman tersebut
merupakan kecepatan rata-rata vertikal
kedalaman.
0,6 Metode ini digunakan apabila kedalaman air < 6
x propeler + 2 x jarak antara sumbu alat ukur
arus dan dasar pemberat (pengukuran
menggunakan kabel penduga dan pemberat).
Metode ini juga digunakan apabila metode lain
tidak mungkin dilakukan.

V = kecepatan rata-rata pada vertikal kedalaman (m/detik)

V V0,6
V0,6 = kecepatan pada 0,6 kedalaman
(m/detik)
METODE DUA TITIK

0,2
Pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada
titik 0,2 dan 0,8 kedalaman dari permukaan air.
Metode ini digunakan apabila kedalaman air > 6
x propeler (pengukuran menggunakan tongkat)
atau > 6 x propeler + 2 x jarak antara sumbu
alat ukur arus dan dasar pemberat (pengukuran
menggunakan kabel penduga dan pemberat).
0,8

V0,2 V0,8
V
2

V = kecepatan rata-rata pada vertikal kedalaman


(m/detik)
V0,2 = kecepatan pada 0,2 kedalaman (m/detik)
V0,8 = kecepatan pada 0,8 kedalaman (m/detik)
METODE TIGA TITIK
0,2 Pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada titik
0,2; 0,6 dan 0,8 kedalaman dari permukaan air.
Metode ini digunakan apabila kedalaman air > 6 x
propeler (pengukuran menggunakan tongkat)
atau > 6 x propeler + 2 x jarak antara sumbu
alat ukur arus dan dasar pemberat (pengukuran
0,6 menggunakan kabel penduga dan pemberat).
Metode ini digunakan apabila distribusi
0,8 kecepatan ke arah vertikal tidak normal.

Kecepatan rata-rata (m/det) :


V0,2 V0,8
V 1 V
2 0,6 2

V0,2 = kecepatan pada 0,2 kedalaman (m/detik)


V0,6 = kecepatan pada 0,6 kedalaman (m/detik)
V0,8 = kecepatan pada 0,8 kedalaman (m/detik)
Total Debit : Q = ( a * v )
Q = debit (m3/detik)
a = luas bagian penampang basah (m2)
v = kecepatan aliran ratarata pada luas
bagian penampang basah (m/detik)

b i 1 -b i -1
qi Vidi
2


n 1
Q i 1
qi

24
1.
TAHAP-TAHAP PENGUKURAN
Ukur lebar penampang basah;
2. Tentukan jumlah vertikal kedalaman dan jarak antara dua vertikal
disesuaikan dengan keadaan;
3. Periksa dan rakit alat ukur;
4. Hitung lama putaran propeler sebelum pengukuran pada tempat
yang bebas pengaruh angin;
5. Siapkan kartu /form pengukuran;
6. Ukur kedalaman jalur vertikal yang akan diukur kecepatan alirannya,
kemudian tentukan titik kedalaman pengukuran;
7. Catat pada kartu pengukuran jumlah putaran propeler pada setiap
titik pengukuran;
8. Hitung kecepatan aliran pada titik-titik pengukuran dalam satu jalur
vertikal dengan rumus current meter dan ratakan;
9. Hitung luas bagian penampang melintang untuk setiap jalur vertikal
kedalaman;
10. Hitung debit bagian untuk setiap jalur vertikal; 25
CONTOH FORM PENGUKURAN ARUS SUNGAI
LABORATORIM PENGALIRAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Telp. (024)7499458

FORMULIR PENGUKURAN ARUS DAN DEBIT DENGAN CURRENT METER


Judul Studi Lokasi Titik 1
Sungai Saluran yang masuk ke kolam Cuaca cerah
Tanggal 15-Jul-07
Pukul Mulai 13.00

Jarak Ketingg Waktu Jumlah Putaran kecepatan


Posisi
dari Lebar ian Kedalama Pengukur Pada Rata-
Pengukura
awal Pias Pias n Alat an Titik rata Luas Debit
n n1 n2 n3 nrata-rata
(m) (m) (m) (m) (det) (m/s) (m/s) (m2) (m3/det) Ket
0,2 h =
1 0 0.05 0,6 h =
0,8 h =
0,2 h =
2 0.31 0.05 0,6 h =
0,8 h =
0,2 h =
3 0.62 0.07 0,6 h = 10 4 4 4 4 0.106 0.062 6.60E-03
0,8 h =
0,2 h =
4 0.93 0.04 0,6 h =
0,8 h =
0,2 h =
5 1.25 0.04 0,6 h =
0,8 h =
Hasil Pengukuran Kecepatan Aliran dan Luas Cross Section serta Tinggi
Muka Air Pada berbagai kondisi tma dan berbagai kondisi banjir, maka
dapat dibuat hubungan antara tinggi muka air (tma) versus debit
aliran Q. Hubungan tma vs Q ini disebut sebagai Liku Kalibrasi Debit
(Discharge Rating Curve).

Contoh Persamaan Liku Debit (Discharge Rating Curve) adalah :


Q = 25,81 x (H-0,1)^1.368

Q : Debit dalam m3/detik


H : tinggi muka air dalam m
MENGUKUR TINGGI MUKA AIR

1) Manual: menggunakan peil


schall (papan duga air)
TMA di catat dua kali dalam
sehari.

2) Otomatis: menggunakan
AWLR (Automatic Water
Level Recorder), yang
biasanya dipasang
permanen di suatu titik di
sungai.
TMA akan tercatat tiap saat
LOKASI STASIUN PENGUKURAN TMA DAN DEBIT :
Syarat yang harus dipertimbangkan :
Pemilihan pada bagian sungai yang lurus

Arus sungai sejajar dan sedikit turbulensi

Panampang sungai yang stabil

Pemilihan tempat yang benar, dilihat dari sistem sungai dan


programnya
Di sebelah hilir pertemuan sungai

Tempat yang cocok bagi manajemen pada masa mendatang

Sensitivity tinggi

Mudah didatangi

Tidak terpengaruh backwater curve

Tidak terjadi peluapan (overflow)

Tidak diganggu tanaman air.

30
PAPAN DUGA DAN PENCATAT TINGGI MUKA AIR AUTOMATIC (AWLR)

Pengukuran TMA dilakukan dengan :


1. Dengan Papan duga (staff gauge)
2. Dengan alat ukur Automatic : Automatic Water
Level Recorder (AWLR).
PAPAN DUGA (STAFF GAUGE) :

Papan duga :
1. Dibuat dari : papan kayu, aluminium atau bahan lain
yang diberi skala ukuran (umumnya cm) dipasang pada
lokasi yang dipilih.
2. Murah biayanya dan pemasangannya.

Pemasangan papan duga :


3. Diikatkan BM yang telah ada

4. Dipasang pada penyangga yang kokoh misal : pilar


jembatan dll. Sehingga tidak mudah bergeser.
5. Diusahakan tidak langsung pada arah arus sungai, karna
dapat rusak adanya sampah dan kesulitan pembacaan.
6. Papan duga agar mencakup TMA minimum dan TMA
maksimum

32
PEMASANGAN PAPAN DUGA (STAFF GAUGE) :

33
PEMASANGAN PAPAN DUGA (STAFF GAUGE) :

34
JENIS PAPAN DUGA (STAFF GAUGE) :

Papan Duga Vertikal


Merupakan satu papa duga
yang dipasang vertikal

Papan Duga Miring


Dipasang pada saluran yang
mempunyai kemiringan
Skala harus miring sesuai
kemiringan

Papan Duga Bertingkat


Tidak memungkinkan dipasang
1 papan duga.
Harus merupakan satu
kesatuan.

35
PEMBACAAN PAPAN DUGA :

Pembacaan papan duga


Mudah

Jam-jaman atau harian

Tergantung dari Kebutuhan, makin pendek intervalnya


makin banyak informasi yang diperoleh, makin mahal.

Kelemahan Papan Duga


Ketelitian Tinggi sulit dicapai, karena sangat
tergantung dari pengamatnya (kondisi badan,
kesadaran, kepandaian).
Jam-jaman atau harian (tidak kontinue)

Pada sungai-sungai yang sensitif, interval pembacaan


terlalu lama, akan banyak informasi yang hilang, mis
debit banjir.

36
PEMBACAAN PAPAN DUGA :

37
PENCATAT TMA AUTOMATIC :

Untuk mengatasi kelemahan Papan Duga digunakan Pencatat


TMA Outomatic dengan AWLR.
Paling banyak digunakan tipe floating

Biaya pembuatan mahal


Untuk mengurangi adanya gelombang diperlukan adanya
stilling well supaya air tenang
Pengukuran kontinu

KELEMAHAN AWLR.
Kesalahan Pemasangan
Tidak bekerjanya alat-alat dengan baik (tergantung spare
part)
Adanya endapan yang menyebabkan alat tidak dapat bekerja
dengan baik.
Kesalahan-kesalahan sering dapat dilihat dan diketahui oleh
pengamat yang berpengalaman dari catatan (record) yang
diperoleh.

38
AWLR :

39
AWLR :

40
ALAT PENCATAT TMA KHUSUS

ALAT PENCATAT TMA KHUSUS

Alat pencatat tinggi muka air


khusus digunakan hanya untuk
mencatat tinggi muka air
maksimum selama periode
pemasangan
Dipasang pada tempat-tempat
yang sulit didatangi
Tidak diperoleh gambaran yang
jelas tentang hidrografnya
Gb. Griffin gauge
Ada 2 Jenis :
1. Griffin gauge : papan duga
dengan cat khusus yang luntur bila
terkena air
2. Bottle gauge : menggunakan pipa
dan dihubungkan dengan botol
untuk mengetahui tma maksimum.

41
CONTOH PENGAMATAN TMA HARIAN
DEBIT ALIRAN HARIAN (DARI HASIL TMA HARIAN)
Tgl Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop Des
1 23.37 24.06 19.67 84.52 35.79 39.31 20.33 10.27 2.10 0.32 19.02 36.18
2 20.00 21.33 17.73 75.90 31.99 35.02 17.41 8.66 1.58 0.55 16.47 32.37
3 18.05 20.00 14.92 44.54 23.72 25.11 14.92 7.37 2.10 0.43 12.54 24.06
4 21.00 39.31 13.13 116.54 43.31 49.51 13.13 7.37 1.11 0.43 22.69 44.54
5 26.16 28.68 11.11 133.26 44.54 49.51 10.83 6.14 1.11 0.12 23.37 45.36
6 26.16 24.06 77.32 188.02 72.15 85.00 7.62 6.62 0.68 0.12 37.34 74.02
7 30.51 23.72 231.42 68.45 79.22 60.32 4.52 7.37 0.55 0.55 38.13 75.90
8 28.68 27.95 84.52 44.54 44.94 51.63 2.29 6.87 0.43 1.11 23.03 46.18
9 72.15 29.04 15.84 36.57 36.95 43.72 14.92 6.14 0.55 1.58 19.02 38.13
10 66.16 25.81 11.11 31.62 31.99 40.10 13.72 4.97 0.32 3.46 16.78 33.50
11 56.37 32.37 10.83 1761.11 323.58 34.64 12.54 5.43 0.55 2.10 132.16 265.83
12 49.09 30.51 22.69 47.84 36.95 33.88 11.68 6.14 0.32 2.10 18.37 36.57
13 42.91 30.51 18.70 45.36 33.88 27.95 10.83 6.87 0.55 0.96 16.78 32.74
14 38.52 42.10 202.01 53.34 77.79 30.88 10.27 6.62 0.43 0.00 34.64 69.37
15 33.88 25.46 50.36 57.24 41.30 29.04 8.66 6.38 0.43 0.00 19.67 38.91
16 29.77 22.01 54.63 48.67 38.13 23.37 7.37 6.38 0.12 0.00 18.05 35.41
17 25.81 40.10 24.76 38.52 31.99 20.33 7.37 6.38 0.12 0.00 15.23 30.14
18 75.90 30.14 21.33 40.90 40.90 17.41 6.14 6.38 0.55 0.00 18.70 36.57
19 127.80 23.03 16.47 33.12 45.77 14.92 6.62 2.29 1.11 0.00 20.66 39.70
20 73.55 18.37 13.72 22.69 30.14 13.13 7.37 1.58 1.58 0.00 14.32 26.88
21 75.90 43.72 11.96 20.00 45.77 10.83 6.87 1.11 3.46 0.00 17.10 32.74
22 237.17 42.50 10.55 20.00 60.77 7.62 6.14 0.68 2.10 0.00 20.66 40.10
23 146.05 73.55 17.41 12.54 43.31 4.52 4.97 1.11 2.10 0.00 19.35 37.34
24 59.44 36.18 28.68 20.33 44.13 2.29 5.43 4.09 0.96 0.00 12.83 23.72
25 38.52 34.26 20.66 19.67 44.94 14.92 6.14 2.10 0.55 0.00 9.46 18.37
26 23.72 38.91 69.83 18.37 42.10 13.72 6.87 1.75 0.96 0.00 12.25 22.69
27 18.37 32.37 29.77 15.84 42.50 12.54 6.62 1.26 0.68 0.00 8.14 22.35
28 18.37 23.37 22.69 14.02 42.91 11.68 6.38 0.96 0.43 0.00 6.62 23.03
29 16.16 22.69 7.37 43.72 10.83 6.38 0.32 0.43 0.00 9.19 22.69
30 22.69 22.69 3.87 44.13 10.27 6.38 0.21 0.43 0.00 3.25 22.69
31 40.50 22.69 43.72 6.38 0.43 0.00 23.03
Rerat
a 51.06 31.55 39.09 104.16 53.00 27.47 8.94 4.52 0.95 0.45 21.86 43.58
REKAPITULASI DEBIT ALIRAN
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop Des
c. Debit
rerata
bulanan
(m3/detik) 51.06 31.55 39.09 104.16 53.00 27.47 8.94 4.52 0.95 0.45 21.86 43.58
d. Debit
aliran dasar
(base flow)
(m3/detik) 16.16 18.37 10.55 3.87 23.72 2.29 2.29 0.21 0.12 0.00 3.25 18.37
e. Debit
maksimum
231.4 323.5 132.1 265.8
(m3/detik) 237.17 73.55 2 1761.11 8 85.00 20.33 10.27 3.46 3.46 6 3
f. Volume
Aliran (juta
0,188
m3) 4,411 2,726 3,378 8,999 4,579 2,373 0,772 0,391 0,817 0,385 9 3,766
g. Volume
Aliran Dasar
(juta m3) 1,396 1,588 0,912 0,335 2,049 0,197 0,197 0,018 0,106 0.00 0,028 1,587
h.Volume
Limpasan
Langsung
(Direct Run
Off) (juta
m3) 3,015 1,138 2,466 8,664 2,530 2,175 0,575 0,373 0,711 0,385 0,161 2,178
PENGAMBILAN SAMPLE SEDIMEN LAYANG

Besarnya angkutan sedimen pada suatu sungai


merupakan salah satu komponen informasi hidrologi
selain banjir, kekeringan dan potensi sumber daya
air.
Pengambilan sampel sedimen terlarut dilakukan
setelah pengukuran debit selesai.
Penentuan bagian penampang sungai tempat
pengambilan sampel dapat digunakan dengan
metode Equal Discharge Increment (EDI) dan
Equal Width Increment (EWI).
PENGAMBILAN SAMPLE SEDIMEN LAYANG
Peralatan
Penggunaan alat pada pengambilan sampel air untuk
muatan sedimen harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
Alat yang dipergunakan untuk mengambil contoh
muatan sedimen melayang harus disesuaikan
dengan kedalaman dan kecepatan aliran.
Pada saat pengambilan contoh sedimen melayang,
kecepatan saat menurunkan dan menaikkan alat
dari permukaan sampai ke dasar sungai harus
sama.
Pada saat pengambilan contoh sedimen melayang,
alat tidak boleh menyentuh dasar sungai, anak
lubang pengambilan harus 10 cm di atas dasar
sungai.
Volume air yang tertampung dalam alat
pengambilan maksimum 400 ml dan minimum 350
ml.
PENGAMBILAN SAMPLE SEDIMEN LAYANG
Peralatan dan sarana penunjang yang
digunakan meliputi:
Satu unit alat pengambilan muatan sedimen melayang jenis US DH-
48 apabila kedalaman air pada titik pengambilan 3 m; jenis US
DH-59 apabila kedalaman air pada titik pengambilan 3 m;
Satu unit alat penderek apabila kedalaman air pada titik
pengambilan 3 m;
Satu buah alat ukur waktu;
Satu unit alat ukur lebar sungai;
Perahu dan dayung dengan kapasitas angkut perahu minimal 3
orang;
Kabel melintang sungai;
Baju pelampung;
Tambang plastik;
Motor tempel apabila penggunaan dayung tidak memungkinkan;
Tongkat penggantung apabila kedalaman air pada titik pengambilan
3 m;
Botol contoh air tembus pandang, dengan volume minimal 350 ml
PENGAMBILAN SAMPLE SEDIMEN LAYANG
SUSPENDED RATING CURVE
PENGUKURAN KUALITAS AIR
Klasifikasi dan kriteria kualitas air di Indonesia diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
tersebut, kualitas air diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu:

Kelas I : dapat digunakan sebagai air minum atau untuk


keperluan konsumsi lainnya .
Kelas II : dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan mengairi
tanaman.
Kelas III : dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan dan mengairi tanaman.
Kelas IV : dapat digunakan untuk mengairi tanaman.
PENGAMBILAN SAMPEL UJI
KUALITAS AIR
PENGAMBILAN SAMPEL UJI KUALITAS AIR
PENGAMBILAN SAMPLE KUALITAS AIR
Tabel 4.2. Hasil Analisa Kualitas Air di Muara Sungai Jlantah
PENGAMATAN PASANG SURUT
TIPE PASUT
Pasang surut harian tunggal (diurnal
tide), dalam satu hari terjadi satu kali
air pasang dan satu kali air surut.
Periode pasang surut adalah 24 jam 50
menit.
Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
(Jam)
0 6 1 1 2
2 8 4
Pasang surut harian ganda (semidiurnal tide),
dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan
dua kali air surut dengan tinggi yang hampir
sama dan pasang surut terjadi secara berurutan
secara teratur. Periode pasang surut rata-rata
adalah 12 jam 24 menit. Pasang surut ini
terdapat di Selat Malaka sampai Laut Andaman.
Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
0 6 1 1 2 (Jam)
2 8 4
Pasang surut campuran condong ke harian
tunggal (mixed tide prevailing diurnal), dalam
satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali
air surut tetapi kadang-kadang untuk sementara
waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda
Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
(Jam)
0 1 2
2 4
Pasang surut campuran condong ke harian
ganda (mixed tide prevailing semidiurnal), pada
tipe ini dalam satu hari terjadi dua kali air
pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan
periodenya
Tinggi air berbeda.
(cm)

DT

Waktu
0 1 2 (Jam)
2 4
Tabel 2. Komponen/Konstanta Harmonik Pasut Utama

JENIS NAMA KOMPONEN PERIODA (jam) FENOMENA


Semidiurnal M2 12.24 Gravitasi bulan dengan orbit lingkaran
dan sejajr ekuator bumi

S2 12.00 Gravitasi matahari dengan orbit


lingkaran dan sejajr ekuator bumi

N2 12.66 Perubahan jarak bulan ke bumi akibat


lintasan yang berbentuk elips

K2 11.97 Perubahan jarak bulan ke bumi akibat


lintasan yang berbentuk elips

Diurnal K1 23.93 Deklinasi sistem bulan dan matahari

O1 25.82 Deklinasi bulan

P1 24.07 Deklinasi matahari

Perioda panjang Mf 327.86 Variasi setengah bulanan

Mm 661.30 Variasi bulanan

Ssa 2191.43 Variasi semi tahunan

Perairan dangkal 2SM2 11.61 Interaksi bulan dan matahari

MNS2 13.13 Interaksi bulan dan matahari dgn


perubahan jarak matahari akibat
lintasan berbentuk elips

MK3 8.18 Interaksi bulan dan matahari dgn


perubahan jarak bulani akibat lintasan
berbentuk elips

M4 6.21 2 x kecepatan sudut M2

MS4 2.20 Interaksi M2 dan S2


LOKASI PENGUKURAN PASUT DI PULAU RUPAT, RIAU
DESA KADOR
Pulau
Sungai Tebuk
91.3 Ha

Pulau
Genting
6217 Ha

Lokasi Pasut
L
DESA MAKERUH

KTM
425 Ha

Lokasi Pekerjaan
1.250 Ha
KTM Cingam

DESA
PANGKALAN NYIRIH DESA CINGAM
Hasil Pengukuran Pasang surut
Pengambilan data pasut dilakukan di Sungai Slomang Desa Makeruh dan
pencatatan pasang surut dilakukan selama 15 hari dengan pengamatan
muka air dengan interval 1 jam.
Berdasarkan hasil pengolahan data pasang surut diperoleh gambaran
bahwa nilai muka laut rerata (MSL) adalah +1,360 m, muka laut rendah
terendah (LWL) adalah +0,50 m dan nilai muka laut tinggi tertinggi (HWL)
adalah + 2,350 m.

Grafik Pasang Surut Selama 15 Hari DR Makeruh


Grafk Pasang Surut Sungai Indragiri, Riau
280

240
Tinggi Permukaan Air

200

160

120

80

40

0
0 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 264 288 312 336 360
Tanggal Pengamatan
Grafik pasut Perairan PPSC yang diukur di Dermaga Tanggal 9 22 September 2007
Grafik pasut Perairan PPSC yang diukur di Ujung Jetty Tanggal 9 22 September 2007
PENGUKURAN BATHIMETRI

TUJUAN : Mengukur kedalaman di


wilayah perairan
ALAT : Echosounder (e.g. :
GPSMAP178 Garmin)
PENEMPATAN ANTENNA
CONTOH HASIL PEMBACAAN ECHOSOUNDER

DEPTH_K
No TYPE IDENT LAT LONG Y_PROJ X_PROJ DEPTH TEMP REAL_DEPTH DATE TIME OREKSI

1 TRACK ACTIVE LOG -7.71584437 109.02735002 9146612.76524460 282425.99158767 1.39 28.04 1.84 9/7/2007 9:43:13 1.80 MSL = 131.4737

2 TRACK ACTIVE LOG -7.71607437 109.02702338 9146587.15741720 282390.06857987 0.67 28.03 1.12 9/7/2007 9:43:33 1.08

3 TRACK ACTIVE LOG -7.71628870 109.02668685 9146563.27782090 282353.04635100 0.68 28.03 1.13 9/7/2007 9:43:53 1.09 9.30 135 -3.53 -0.04

4 TRACK ACTIVE LOG -7.71659246 109.02650731 9146529.58614651 282333.39180638 0.71 28.02 1.16 9/7/2007 9:44:13 1.12 10.00 123 8.47 0.08

5 TRACK ACTIVE LOG -7.71691457 109.02648015 9146493.94249220 282330.55989719 0.68 27.99 1.13 9/7/2007 9:44:33 1.09 10.30 115 16.47 0.16
6 TRACK ACTIVE LOG -7.71729042 109.02645593 9146452.35595503 282328.07989734 0.77 27.98 1.22 9/7/2007 9:44:53 1.18 11.00 105 26.47 0.26

7 TRACK ACTIVE LOG -7.71765436 109.02625971 9146411.99899961 282306.61581741 0.65 27.97 1.10 9/7/2007 9:45:13 1.06 11.30 100 31.47 0.31

8 TRACK ACTIVE LOG -7.71804588 109.02607949 9146368.59946818 282286.93129542 0.64 27.95 1.09 9/7/2007 9:45:33 1.05 12.00 95 36.47 0.36

9 TRACK ACTIVE LOG -7.71842089 109.02580289 9146326.97692168 282256.60408117 0.89 27.92 1.34 9/7/2007 9:45:53 1.30 12.30 93 38.47 0.38

10 TRACK ACTIVE LOG -7.71881450 109.02554238 9146283.30514500 282228.06177329 0.70 27.90 1.15 9/7/2007 9:46:13 1.11 13.00 90 41.47 0.41

11 TRACK ACTIVE LOG -7.71923619 109.02529688 9146236.53497071 282201.19006542 0.66 27.87 1.11 9/7/2007 9:46:33 1.07 13.30 85 46.47 0.46

12 TRACK ACTIVE LOG -7.71967390 109.02507090 9146188.00270921 282176.48040072 0.65 27.85 1.10 9/7/2007 9:46:53 1.06 14.00 93 38.47 0.38

13 TRACK ACTIVE LOG -7.72011562 109.02484015 9146139.02442102 282151.24654588 0.66 27.84 1.11 9/7/2007 9:47:13 1.07 14.30 100 31.47 0.31
14 TRACK ACTIVE LOG -7.72057571 109.02460537 9146088.01206783 282125.57751253 0.68 27.81 1.13 9/7/2007 9:47:33 1.09 15.00 108 23.47 0.23

15 TRACK ACTIVE LOG -7.72100913 109.02437788 9146039.95348548 282100.69922662 0.71 27.79 1.16 9/7/2007 9:47:53 1.12 15.30 115 16.47 0.16

16 TRACK ACTIVE LOG -7.72133066 109.02420538 9146004.29958839 282081.83103118 0.85 27.76 1.30 9/7/2007 9:48:13 1.26 16.00 125 6.47 0.06

17 TRACK ACTIVE LOG -7.72175336 109.02394647 9145957.41066854 282053.48058766 0.68 27.74 1.13 9/7/2007 9:48:33 1.09 16.30 133 -1.53 -0.02

18 TRACK ACTIVE LOG -7.72221345 109.02359870 9145906.34039951 282015.34491197 0.67 27.71 1.12 9/7/2007 9:48:53 1.08 17.00 140 -8.53 -0.09
CONTOH HASIL PETA BATHIMETRI
PENGUKURAN GELOMBANG
ALAT : DIRECTIONAL WAVE RECORDER
MIDAS DWR Directional Wave Record
er

The MIDAS DWR Directional Wave


Recorder replaces the old Model 730D
instrument, and represents a significant
advance in PUV wave recording
technology. As well as the standard non-
directional data available from the MIDAS
WTR, the MIDAS DWR also performs full
onboard directional data analysis,
allowing real time directional information
at an unsurpassed 2 resolution. The
unique features of the MIDAS DWR make
it the most cost-effective solution to
directional wave monitoring requirements
in all shallow water coastal applications.
MIDAS WTR Wave and Tide Recorder
The MIDAS WTR Wave Recorder uses the
proven Linear Wave Theory wave
analysis method of measurement. The
MIDAS WTR benefits from Valeports
latest sensor measurement technology,
together with 64 bit data processing, and
an improved range of sampling options.
Fast data upload, quick change battery
carousel and intuitive operating software
make the MIDAS WTR one of the most
versatile yet easy to use pressure based
wave recorders available.
BUOYS

A sea lion on navigational NOAAWeather buoy


buoy #14 inSan Diego
BERBAGAI MACAM BENTUK BUOYS

Anda mungkin juga menyukai