Anda di halaman 1dari 14

KASUS 2

EVALUASI ALAT UKUR


DENGAN ANALISIS
Nomor Peserta : 0256

Muhammad Fadli

Fajar Khairiah Shafa

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik


Tahapan Analisis
Faktor

1. Uji Asumsi

2. Pembentukan Faktor

3. Uji Normalitas
UJI ASUMSI
Determinant of Correlation Matrix

Berdasarkan output SPSS didapatkan nilai determinan dari matriks korelasi dari 9 skor tes sebesar 0,001.
Nilai determinan yang didapatkan sangat kecil hingga mendekati 0, yang berarti bahwa 9 variabel
memiliki keterkaitan atau korelasi secara univariat sehingga asumsi terpenuhi.
Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling
Adequacy (KMO) dan Bartletts Test

Dengan menggunakan uji KMO kita dapat mengetahui indeks koefisien korelasi variabel dengan
koefisien korelasi parsial. Pada kasus ini didapatkan bahwa nilai KMO sebesar 0,814 > 0,5. Sehingga
nilai KMO telah dianggap mencukupi asumsi.

Bartletts Test

: 1%
Wilayah kritis : Tolak Ho ketika p-value < 0,01
Output SPSS menunjukkan bahwa p-value dari Bartletts test sebesar 0,000 yang berarti Ho ditolak.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat korelasi antar variabel secara multivariat. Karena
asumsi terpenuhi maka data dapat dianalisis menggunakan multivariat lebih lanjut yaitu analisis
Measures of Sampling
Adequacy (MSA)

Nilai MSA untuk semua variabel telah mencukupi >0,5 seperti yang tertulis pada output SPSS, nilai MSA
P1 sebesar 0,721 , P2 sebesar 0,702 dan seterusnya P9 sebesar 0,884. Karena semua nilai MSA 9
variabel telah mencukupi sehingga semua variabel digunakan dalam pembentukan faktor dan tidak ada
variabel yang dikeluarkan
Komunalitas

Nilai komunalitas dari masing-masing variabel telah mencukupi


(> 0,5) sehingga 9 variabel dapat digunakan untuk pembentukan
faktor.
PEMBENTUKAN
FAKTOR
Dengan menggunakan nilai eigen
minimal 1 sehingga component yang terpilih
adalah komponen 1 dan 2 dengan nilai
eigen 4,263 dan 2,325. Sehingga nantinya
jumlah faktor yang terbentuk adalah 2,
dengan nilai kumulatif varians sebesar
73,202.
PENGELOMPOKAN VARIABEL KE DALAM
FAKTOR

Berdasarkan output SPSS dari rotated component matrix,


setiap variabel dapat digolongkan ke dalam faktor atau
component yang terbentuk berdasarkan nilai korelasi yang
paling kuat. Untuk P4, P6, P5, P7, P9 dan P8 memiliki
korelasi yang lebih kuat terhadap komponen atau faktor 1.
Sedangkan P2, P1 dan P3 memiliki korelasi yang lebih
besar terhadap faktor 2.

Sehingga faktor yang terbentuk adalah :


FAKTOR 1 : P4, P5, P6, P7, P8, P9
FAKTOR 2 : P1, P2, P3
Setelah mendapatkan faktor yang terbentuk langkah terakhir
pembentukan faktor adalah dengan melakukan pengecekan terhadap
korelasi masing-masing faktor pada component transformation matrix.
Berdasarkan output SPSS didapatkan nilai korelasi faktor 1 sebesar
0,886 dan korelasi faktor 2 sebesar 0,886. Oleh karena nilai korelasi
masing-masing faktor > 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
faktor yang terbentuk telah tepat dalam merangkum 9 variabel.
PEMBENTUKAN
FAKTOR
: 0,01%
Wilayah kritis : Tolak Ho ketika p-value < 0,01

Keputusan : p-value : 0,200>0,01. Gagal tolak Ho


Kesimpulan : Dengan taraf signifikansi 1% dapat disimpulkan bahwa variabel pada faktor 1
dan faktor 2 telah berdistribusi normal.

Anda mungkin juga menyukai