Anda di halaman 1dari 17

Prevention of propofol-induced pain in

children: Pretreatment with small doses


of ketamine
Oleh:
Magdalena Corry MC
Putri Umagia Drilna
I11111026
I11112067

Pembimbing:

dr. Sandhi Yudha, SpAn KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
RSUD dr. ABDUL AZIZ
SINGKAWANG
2017
PENDAHULUAN

Propofol adalah obat anestesi umum yang memiliki onset dan


recovery yang cepat. Namun, injeksi propofol dapat
menginduksi rasa nyeri lokal dan rasa tidak nyaman dimana
insidensi nya sekitar 85% pada anak.
Ketamine mempunyai efek analgesik kuat dan efek anestesi.
Namun, ketamine dosis tinggi dapat meningkatkan resiko
laringospasme, agitasi, dan efek samping lainnya
Oleh karena itu, studi ini bertujuan menentukan dosis optimal
ketamin untuk menurunkan frekuensi nyeri pasca injeksi propofol
pada anak.
MATERIAL DAN METODE
Pasien
Penelitian ini telah disetujui oleh komite etik China Medical University.
Informed consent sebelumnya dilakukan kepada orang tua pasien.
Sampel: 192 pasien (ASA I dan ASA II)
Inklusi:
usia 3-10 tahun dengan rencana operasi elektif ortopedi dan urologi
dengan anestesi umum.
BB 40 kg
Eksklusi:
Pasien dengan ga gguan jantung, paru, atau penyakit hati dan defisit
neurologis.
Anak yang menangis
Pasien tidak mendapatkan premedikasi sedatif sebelum induksi
Pasien puasa 6-8 jam sebelum OP (hanya air putih, hingga 2
jam sebelum induksi anestesi
RANDOMIZATION AND
INTERVENTIONS
1.Electrocardiogram, pulse oximeter, and noninvasive blood pressure (BP)
dipasang
2.Atropine at a dose of 0.01 mg/kg diberikan secara IV 5 menit sebelum
induksi
3.Pasien dibagi secara acak ke dalam 4 kelompok ( 48 orang setiap grup)
Group S (kontrol) -> 2.0 mL of 0.9% normal saline
Groups K1 -> 0.1 mg/kg diencerkan dengan 0.9% normal saline menjadi
2.0 mL
Groups K3 -> 0.3 mg/kg diencerkan dengan 0.9% normal saline menjadi
2.0 mL
Groups K5 -> 0.5 mg/kg diencerkan dengan 0.9% normal saline menjadi
2.0 mL
4. 15 detik setelah pemberian ketamin, dilakukan injeksi
Propofol 1% dengan kecepatan 200 L/sec
menggunakan syringe pump hingga refleks bulu mata
menghilang
5. Fentanyl (2.0 g/kg) diberikan sebagai intraoperative
analgesia.
6. Vecuronium diberikan sebagai pelumpuh otot.
7. Isoflurane (1.0% 2.0%) bersama nitrous oxide (N2O)
50% in oxygen (O2) diberikan sebagai maintenance.
8. Penilaian terhadap nyeri pasca injeksi propofol
dilakukan setiap 5 detik. Penilaian dilakukan dengan
Behaviour Pain Scale (0 = no pain, 1 = mild pain
(meringis), 2 = moderate pain (meringis + menangis),
and 3 = severe pain (menangis + withdrawal)
9. Penilaian dilakukan sejak awal injeksi hingga pasien
hilang kesadarannya.
Efek samping yang ditemui antara lain
laryngospasm and postanesthesia emergence
agitation.
Primary outcome -> the frequency and severity
of pain during injection of propofol.
Secondary outcomes -> cardiac and respiratory
parameters, and adverse events during
anesthesia induction and recovery.
STATISTICAL ANALYSIS
RESULTS
Dari 192 sampel 6 anak tereksklusi
RESULTS
DISCUSSION
Premedikasi dengan ketamine dosis 0.1 mg/kg secara
signifikan menurunkan frekuensi nyeri pasca injeksi propofol
Peningkatan dosis ketamine menjadi 0.3 or 0.5 mg/kg secara
signifikan mengurangi nyeri pasca injeksi propofol tanpa
meningkatkan efek samping laringospasm
Propofol injection pain berhubungan dengan pelepasan kinin
yang secara langsung menyebabkan iritasi pada endotel vena.
Ketamine sebagai noncompetitive N-Methyl-D-aspartate
(NMDA) receptor antagonist, mengurangi nyeri yang
disebabkan propofol melalui blokade jalur aktivasi NMDA
pada endotel atau pada Central Nervous System.
Pemberian ketamine pada Group K5 (0.5 mg/kg) dilaporkan
memberikan efek pada sistem saraf pusat. Dalam hal ini,
contohnya munculnya emergence agitation.
CONCLUSION
Kesimpulannya, premedikasi dengan ketamine dosis 0.3 mg/kg
mengurangi frekuensi dan intensitas nyeri pasca injeksi propofol
tanpa adanyaefek samping yang signifikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai