Pulmonary Disease
(COPD)
KELAS K
Tabung yang
dibentuk oleh otot
rangka dan dilapisi
oleh membran
mukosa yang
kontinu dengan
rongga hidung.
Dibagi menjadi tiga
wilayah utama: naso
faring, orofaring,
dan laringofaring.
LARING
ALVEOLUS
b.
Keterangan:
a. Skema singkat PPOK
b. Perbedaan ASMA dan PPOK
MANIFESTASI
KLINIS DAN
GEJALA
MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal meliputi batuk kronik dan produksi sputum. Pasien mungkin m
emiliki gejala ini selama beberapa tahun sebelum dyspnea berkembang.
Pada tahap PPOK ringan, biasanya pemeriksaan fisik normal. Bila keterbatasan
aliran udara menjadi parah, pasien memiliki sianosis pada membran mukosa,
pengembangan "chest barrel" karena hiperinflasi paru-paru, peningkatan laju
pernafasan, pernapasan dangkal, pengeritik bibir saat kadaluarsa, dan
penggunaan otot pernapasan.
Pasien yang mengalami eksaserbasi PPOK mungkin mengalami dyspnea yang m
emburuk, kenaikan volume sputum, atau peningkatan purulensi dahak. Ga
mbaran umum lainnya dari eksaserbasi meliputi sesak dada, meningkatnya ke
butuhan akan bronkodilator, malaise, kelelahan, dan toleransi olah raga ber
kurang.
(Dipiro, 2009).
(Dipiro, 2011).
(Dipiro, 2011).
G
Batuk kronik
E
Batuk hilang timbul selama 3 bulan dalam 2
J tahun terakhir yang tidak hilang dengan
A pengobatan yang diberikan.
L Batuk dapat terjadi sepanjang hari atau
A intermiten.
Batuk kadang terjadi pada malam hari.
G
Berdahak Kronik
E Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi
J sputum.
A Kadang-kadang pasien menyatakan hanya
L berdahak terus menerus tanpa disertai batuk
Hiperreaktivitas bronkus
(PDPI, 2003).
SKRINNING
DAN
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Keluhan
Riwayat
Anamnesis penyakit
Gambaran
klinis
Pemeriksaan Faktor
fisis predisposisi
Diagnosis
Pemeriksaan
rutin
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
khusus
PDPI, 2003
Pemeriksaan Fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di
leher dan edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong ke bawah
Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi
- paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh
Pink puffer
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan
pernapasan pursed - lips
breathing
Blue bloater
Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema t
ungkai dan ronki
basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer
Pursed - lips breathing
Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang
memanjang. Sikap
ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi
sebagai mekanisme
tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik.
Pemeriksaan Fisik
A. Vital Signs
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,2
B. Pemeriksaan Fisik
BB : 43 kg
TB : 133 cm
Nilai BMI untuk Laki-laki
Pada Kasus :
BB : 43 kg
TB : 133 cm
BMI = = 24,3
Keterangan: Kegemukan
Spirometri
5. VEP1 1770 ml
Restriksi : gangguan pengembangan paru
PDPI, 2003
TERAPI
TUJUAN TERAPI
Mencegah perkembangan penyakit
Mengurangi gejala
(Dipiro, 2015).
Tahap Terapi Pada PPOK Yang Stabil
(Dipiro, 2015).
Untuk PPOK
derajat II
disarankan
untuk meng-
gunakan
antikolinergik
atau beta
agonist
kerja lama
Obat yang dipilih
1. Terapi utama -> terapi O2
3. Kombinasijikabronkodilatoragonis2 tidak m
emberikan hasil yang diinginkan dikombinasika
n dengan tiotropium bromida.
4. Antioksidan->Asetilsistein
Bronkodilator Agonis Beta 2 Kerja Lam
a
1. Formoterol
Mekanism kerja : mekanisme kerja merelaksasi otot polos bronkial
dan bronkodilatasi dengan menstimulasi enzim adenil siklase untuk
meningkatkan pembentukan adenosin monofosfat siklik (cMAP)
Dosis:
Kapsul inhalasi
12 mcg (1 inhalasi) secara oral setiap 12 jam menggunakan inhaler ae
rolizer .Dosis maksimum per hari : 24 mcg
Antikolinergik Kerja Lama
1. Tiotropium bromida
Mekanisme kerja:
Efek samping: mulut kering, dispepsia, sakit perut, nyeri dada, edema
Dosis:
Dosis:
Administrasi oral larutan 20% untuk inhalasi:
Loading Dose : 140 mg / kg berat badan, secara oral, sekali
Maintenance Dose: 70 mg / kg berat badan, oral, 4 jam setelah dosis
pemuatan dan setiap 4 jam untuk 17 dosis total, kecuali asetaminofen
yang diulang menunjukkan tingkat tidak beracun.
TERAPI
NONFARMAKOLOGI
Meningkatkan toleransi latihan
TUJUAN
Memperbaiki kualitas hidup
REHABILITAS INDIKASI
1. LATIHAN FISIS
2. PSIKOSOSIAL
3. LATIHAN PERNAPASAN
4. BERHENTI MEROKOK
TERAPI NONFARMAKOLOGI
Rehabilitasi: Semua pasien PPOK mendapat m
anfaat dari program pelatihan, memperbaiki tole
ransi olah raga dan gejala dyspnea (sesak) dan kelela
han (perbaikan kualitas hidup).
TERAPI NONFARMAKOLOGI
PPOK Hipoksemia (kurang oksigen pada pembuluh arteri) Kerusakan
Jaringan
Mengurangi Mengurangi
Vasokonstriksi Hematokrit
Memperbaiki Meningkatkan
Fungsi Neuropsikiatri Memperbaiki Kualitas Hidup
Aktivitas
Cara Pemberian Oksigen
Gangguan Keseimbangan
Elektrolit
NUTRI Hiperkalemi
SI Hipofosfatemi
Hipokalsemi
PENANGANAN Hipomagnesemi
1. Berhenti merokok
(Silva, 2004).
Pemantauan Riwayat Eksaserbasi
(Silva, 2004).
Pemantauan Komorbid
(Silva, 2004).
KONSELING
1. Mempersilahkan duduk pada pasien
2. Memperkenalkan diri sebagai Apoteker
3. Skrining resep :
Harus ditanyakan resep ini untuk siapa ? karena bisa jadi
orang yang dihadapi adalah keluarganya
Administrasi (identitas) berupa Nama, usia, alamat rumah
dan pekerjaan pasien.
Farmakologi dan farmasetika dari resep
4. Three frime question : apa kata dokter tentang
obatnya, penggunaannya dan harapan setelah
minum obat.
5. Meminta izin waktu untuk konseling dan apakah
pasien bersedia.
KONSELING
6. Assestment khusus untuk Asma :
- Keluhan apa yang dirasakan dan sudah berapa
lama?
- Apakah ada orang tua/saudara yang memiliki
penyakit asma (keturunan/genetik) ?
- Apakah pasien perokok aktif atau pernah minum
alkohol ?
- Apakah ada riwayat penyakit lain selain asma ?
- Apakah sedang menggunakan obat lain selain
obat yang diresepkan ?
- Apakah ada alergi terhadap obat/makanan dan
makanan apa yang biasa dikonsumsi ?
KONSELING
7. Resolution (pemberian Informasi Obat) meliputi :
Indikasi; Dosisnya serta cara penggunaannya (peroral, Inhaler,
nebulizer); Kontraindikasi; Peringatan; Efek samping; Interaksi
obat dan Penyimpanan obat.
KONSELING
Dipiro, Joseph T. 2011. Pharmacoterapy Handbook 8th Edition. New York : Mc-Graw Hill