Anda di halaman 1dari 27

VIII.

PENYALURAN DAN PENGUKURAN


AIR IRIGASI

A. Jaringan Irigasi

Bangunan saluran dari sumber ke petak sawah


melalui saluran yang ukurannya makin kecil.

Saluran pertama dari sumber disebut saluran primer


dan melayani daerah irigasi yang merupakan gabungan petak sekunder.

Saluran primer mempunyai cabang sekunder yang ukurannya lebih


kecil,

Saluran yang lebih kecil dari sekunder adalah saluran tersier,

Saluran yang melayani petak kwarter disebut saluran kwarter.


Secara skematis dapat digambarkan dalam skema berikut :

Gambar 22. Susunan saluran


Dalam suatu daerah irigasi teknis sering dijumpai klasifikasi
saluran yang lengkap dari saluran besar sampai saluran kecil sbb. :

a) saluran primer

b) saluran sekunder
c) saluran sub sekunder
d) saluran tersier
e) saluran sub tersier

f) saluran kwarter.

Mutu teknis suatu jaringan irigasi dapat dibedakan menjadi


petak tersier sederhana, setengah tehnis dan teknis.
Pada jaringan tersier sederhana belum diperhatikan saluran drainase,
box tersier belum ada dan pengambilan air belum teratur,
terjadi aliran dari petakan satu ke petak yang lain.

Gambar 23. Jaringan tersier sederhana


Dalam petak tersier setengah tehnis telah terdapat box tersier,
selain saluran pemberi saluran pembuang sudah mendapat perhatian.
Petak ini sudah mempunyai saluran tersier dan sub tersier permanen,
satu petak kwarter hanya menerima air dari satu tempat.

Gambar 24. Jaringan tersier setengan tehnis


Petak tersier teknis telah ada box tersier, sub tersier dan kwarter.
Saluran drainase telah direncanakan dengan baik, sehingga
pengambilan dan pembuangan air kelebihan telah benar-benar diatur.

Gambar 25. Jaringan tersier tehnis


Bentuk dan luas petak tersier sebaiknya mengikuti batasan tertentu,
untuk memudahkan pengelolaan.

Bentuknya mendekati empat persegi panjang,

dengan perbandingan panjang dan lebar 1- 1,5.

Pada keadaan normal adalah :


a. pada tanah datar 200 300 ha,
b. tanah agak miring 100 200 ha,
c. tanah perbukitan 50 100 ha.
Contoh kriteria design petak tersier memberikan syarat-syarat sbb :

1. Luas petak tersier sedapat mungkin diseragamkan


2. Pemberian air petak tersier harus melalui satu tempat, dapat diatur
dan diukur dengan baik.
3. Batas petak tersier harus jelas dan tegas
4. Semua bidang petak tersier harus dapat menerima air dari tempat
pemberian air
5. Petak tersier merupakan satu kesatuan yang dimiliki satu desa
6. Kelebihan air harus bisa dibuang melalui saluran drainase
yang terpisah dari saluran pemberi
7. Batas-batas petak tersier diusahakan menggunakan batas yang ada
misal parit alam, jalan desa, jalan raya. Kalau sangat perlu dapat
dibangun batas buatan.
B. Penyaluran air irigasi

a. Bangunan saluran

Untuk mengalirkan air sampai petak pertanaman perlu bangunan,


mulai dari bangunan pembagi, saluran serta tanggul saluran.

Bangunan pembagi pada saluran besar,


misalnya saluran primer, dan sekunder memiliki tiga bagian utama :

1. Alat pembendung saluran besar


2. Jalan air melintasi saluran besar menuju cabang, dilengkapi
dengan pintu pengatur
3. Kontruksi ukur, untuk mengukur besarnya debit .
Bangunan pembagi pada saluran kecil umumnya sangat sederhana,
misalnya box tersier, sub tersier dan kwarter.
Bangunan ini berupa kolam yang diberi lobang ukuran proporsional
menurut luasan yang diairi.

Dimensi dan bentuk saluran perlu diperhatikan


supaya didapatkan saluran yang stabil, saluran yang stabil adalah
saluran yang tidak terganggu masalah erosi maupun sedimentasi.

Dalam hal ini diinginkan kecepatan terpakai lebih kecil


dari kecepatan erosi, tetapi masih lebih besar dari kecepatan transport.
Dengan kecepatan ini erosi dihindari,
tetapi aliran air masih mampu melakukan transport sedimen
sehingga menghindari pengendapan.

Tanggul saluran harus dibuat dengan memperhatikan fungsinya,


misalnya untuk jalan inspeksi, jalan lalulintas ringan,
jalan untuk mengangkut hasil daerah tersebut ke pasar.

Saluran dibuat memerlukan tinggi cadangan


untuk tanggul saluran lazimnya dibuat 0,50 m.
Gambar 26. Penampang tanggul saluran
b. Sistem golongan

Pemberian air secara golongan karena permulaan tanam tidak


serentak, tetapi bergiliran dengan maksud penggunaan air lebih
efisien.

Sawah dibagi menjadi golongan-golongan dan saat permulaan


pengerjaan sawah bergiliran menurut golongan masing-masing.

1) Giliran bebas

Pengusahaan sawah di Indonesia menunjukkan


sistem giliran yang terjadi secara tidak sengaja,
misalnya disebabkan kurang alat atau tenaga mengerjakan sawah.
Giliran yang terjadi dengan sendirinya itu disebut giliran bebas,

anggota golongan tidak diketahui dengan pasti,

tetapi giliran pengerjaan memang terjadi,

secara alamiah sering disebut juga giliran alam,

suatu giliran yang terjadi tanpa direncanakan.

2) Giliran teknis

Giliran yang terjadi karena memang direncanakan,


secara garis besar giliran teknis ada tiga cara :
Pada petak tersier ada giliran
Giliran antar petak tersier, tidak ada giliran dalam petak tersier
Giliran dengan penggolongan, dimana anggota golongan
adalah sekelompok petak tersier.

Kebutuhan dasar dan Kebutuhan normal

Kebutuhan dasar adalah kebutuhan air pada waktu rendaman penuh,


contoh kebutuhan air tanaman padi pada minggu ke 9 11,
tabel berikut :
Minggu ke Kebutuhan air Keterangan
(l/dt/ha)
1-2 0,785 Tan. padi
sawah
3-6 0,220
7-8 0,733
9-11 1,100
12-13 0,880
14-15 0,440
16-17 0,000 Umur 110-120
hari
Kebutuhan normal nilainya didekati dengan 90 % dari kebutuhan dasar.

Kalau kebutuhan dasar diberi simbol k,

maka kebutuhan normal = 0,9 k (l/dt/ha).

Pada perhitungan-perhitungan yang dimaksud

kebutuhan dasar dan kebutuhan normal adalah

kebutuhan air pada saluran, dan secara praktis

kebutuhan air itu digunakan untuk menentukan kapasitas saluran,

dengan koreksi faktor reduksi dan surplus akibat pengaruh

giliran perlu diperhitungkan.


C. Pengukuran air irigasi

Pengukuran dan perhitungan air irigasi dapat dimulai dari


persamaan dasar : Q = AV

Q = Debit, m3/dt
A = Luas penampang air, m2
V = Kecepatan rerata, m/dt E : Laju Irigasi, m3/dt/ha
Q : Debit Irigasi, m3/dt
D : Jeluk Irigasi, m
A : Area Irigasi, ha
1 m3/dt hari : 86.400 m3................(1)

1 m3/dt hari jika digunakan utk 1 ha,


86.400
Jeluk = = 8,64 m (2)
10.000
= 8.640 mm
E = 8.640 ....(3)
D
A AD
Q = = . .....(4)
E 8.640

8.640 Q
D = ...(5)
A

8.640Q
A = ....(6)
D
1. Untuk mengairi 29, 33 ha.
Jeluk irigasi (termasuk kehilangan di saluran) = 0, 09 m,
Lama irigasi adalah 9 hari.
Berapa laju irigasi, total debit dan debit harian ?

Jawab :

8640
Laju irr = = 96 m3 / dt / ha
90

29,33
Total debit = = 0, 3 06 m3 / dt
96

Debit hr = 0, 306 = 0, 034 m3 / dt


9
2. Debit 0,054 m3 / dt memasok 6,5 ha dalam 1 hari.
Berapa jeluk irigasi

Jawab :

8.640 x 0, 054
D= = 72 mm (0,0717 m)
6, 5

3. 1 ha lahan diairi 1 m selama 1 hari, berapa debit ?

Jawab :
1x1
Q= = 0, 1157 m3 / dt
8, 64

1000 x 1
8640
4. Ada 1 ha lahan membutuhkan air 5, 25 m dalam 1 hari,
berapa debit?

Jawab :
5, 25
Q= = 0, 608 m3 / dt
8, 64

5. Jeluk irigasi adalah 100 mm, berapa luas lahan yang diairi kalau
debit 0, 5 m3 /dt ?

Jawab :

8, 64 x 0, 5
A= = 43, 2 ha
0, 1
E : Laju Irigasi, m3/dt/ha
Q : Debit Irigasi, m3/dt
D : Jeluk Irigasi, m
A : Area Irigasi, ha

QT
D= ..(7)
A

DA
T= ..(8)
Q

Q= DA ..(9)
T

A= QT .(10)
D
1. Pasokan air adalah 0, 028 m3 / dt, lama irigasi 2 jam
dan luas irigasi 0, 5 ha, berapa jeluk irigasi ?

Jawab :

QT 0, 028 x 2 x 60 x 60
D= = = 0, 04032 m = 40, 32 mm
A 10.000 x 0, 5

2. Jeluk irigasi 8,4 mm diperlukan untuk 0,2 ha lahan,


berapa lama pemberian air kalau debit 0, 028 m3 / dt ?

Jawab :

10.000 x 0,2 x 0, 0084


T= = 600 dt = 10 mnt
0, 028
3. Air setinggi 100 mm diberikan pada lahan seluas 0, 36 ha,
dalam waktu 30 menit. Berapa debitnya ?

Jawab :

0,1 x 0, 36 x 10.000
Q= = 0, 2 m3 / dt
30 x 60

4. Air 100 mm dipasok dengan debit 0, 028 m3 /dt dalam waktu 2 jam.
Berapa luas area ?

Jawab :

0, 28 x 2 x 60 x 60
A= = 0, 2016 ha
0,1 x 10.000
5. Lahan seluas 20 ha, diairi dengan pompa bekerja 12 jam

per hari. Kapasitas lengas tersedia 16 cm/m dan jeluk

perakaran 1 m.

Irigasi dilakukan apabila 50 % penurunan lengas tersedia.

Efisiensi penggunaan air 70 %. Laju penggunaan

lengas puncak 4 mm/hari.

Berapa kapasitas debit pompa yang digunakan ?


Jawab :

Jeluk penggunaan air = 16 cm x 50/100 = 8 cm

Periode irigasi = Jeluk penggunaan air/Penggunaan

lengas puncak

= 8 cm / 4 mm per hari = 20 hari

Jeluk air per penggunaan = 8 / 0,7 = 11,4 cm

Kap pompa yang dibutuhkan = 11,4 cm x 20 ha : 20 hari

= 11,4 cm. ha/hr

= 11,4 cm x 10.000 m2 : 12 x 60 x 60

= 26,4 l / dt

Anda mungkin juga menyukai