Anda di halaman 1dari 51

DENGUE SHOCK SYNDROME

Di Susun oleh:
Citra Maya Sipta
1507101030099

Pembimbing:
Dr. dr. Herlina Dimiati, Sp.A(K)

BAGIAN/ SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2017
BAB I
PENDAHULUAN
DBD merupakan vector-
born disease yang potensial
yang menyebabkan
kejadian luar biasa (KLB)
dan kematian

Pada sebagian anak,


sebagian besar penderita
DBD akan mengalami
Dengue Shock Syndrome
(DSS).
Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan penyakit yang banyak
ditemukan di sebagian besar
wilayah tropis dan subtropis,
terutama Asia Tenggara, Amerika
Tengah, Amerika dan Karibia

Diperkirakan setiap tahun Di Indonesia, setiap


sekitar 50 juta manusia tahunnya selalu terjadi KLB
terinfeksi virus dengue yang di beberapa provinsi, yang
500.000 di antaranya terjadi pada tahun 1998 dan
memerlukan rawat inap dan 2004 dengan jumlah
hampir 90% dari pasien rawat penderita sebanyak 79.480
inap adalah anak-anak. orang dengan kematian
sebanyak 800 orang lebih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DBD adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti.

Infeksi virus dengue disebabkan


oleh salah satu dari 4 serotipe virus
dengue (DENV), yaitu DENV-1, 2, 3
dan 4.

DSS adalah syok hipovolemik yang


terjadi pada DBD, yang diakibatkan
peningkatan permeabilitas kapiler
yang disertai perembesan plasma.
Urbanisasi Peningkatan
yang tidak sarana
terencana transportasi

Pertumbuhan kontrol vektor


penduduk nyamuk yang
yang tinggi tidak efektif
FAKTOR
RISIKO
ETIOLOGI

Di Indonesia, virus dengue tipe 1, 2, 3


Virus dengue termasuk group B
dan 4 telah berhasil diisolasi dari darah
arthropod borne virus (arboviruses) dan
penderita. Di Jakarta, daerah endemis
sekarang dikenal sebagai genus
tinggi, dari sebagian besar penderita
flavivirus, famili Flaviviridae, yang
DBD derajat berat maupun yang
mempunyai 4 jenis serotipe yaitu den-1,
meninggal dapat diisolasi virus Dengue
den-2, den-3 dan den-4
tipe 3.
PENULARAN
Sebagian besar virus dengue berada dalam
kelenjar liur nyamuk. Pada saat nyamuk tersebut
menggigit, maka setelah alat tusuk nyamuk
(probosis) menemukan kapiler darah, sebelum
darah orang itu diisap, terlebih dulu dikeluarkan
air liur dari kelenjar liurnya agar darah yang
diisap tidak membeku.

Bersama dengan liur nyamuk inilah,


virus dengue dipindahkan kepada orang
lain.
- Tes tourniquet positif dan
Demam Dengue adanya bukti kebocoran plasma
DHF I - Trombositopenia
Demam 2-7 hari - Hematokrit meningkat > 20%
dengan dua atau
lebih dari gejala
berikut:
- Sakit kepala - Gejala diatas ditambah beberapa
- Nyeri retroorbital bukti perdarahan spontan pada
- Myalgia DHF II kulit atau organ lainnya & nyeri
- Arthralgia perut
- Dengan atau tanpa
leukopenia
- Trombositopenia -Gejala diatas ditambah dengan
- Tidak ada bukti
kebocoran plasma DHF III kegagalan sirkulasi
- kulit lembab dan dingin
- gelisah

DHF IV Syok mendalam dengan tekanan


darah atau nadi tidak terukur.
Tidak perbaikan klinis saat suhu
reda
Menolak makan/minum
Nyeri perut hebat
Letargi, perubahan perilaku
Perdarahan: epistaksis, BAB hitam,
Warning hematemesis, menorragia,
hemoglobinuria/hematuria
sign Giddines
Pucat, ekstremitas dingin
Diuresis menurun dalam 4- jam
SYOK
TERKOMPENSASI DEKOMPENSASI

Tekanan sistolik normal tetapi Perubahan status mental


tekanan diastolik meningkat CRT sangat memanjang
Ekstremitas dingin Ekstremitas dingin dan lembab
CRT memanjang >2 detik Nadi lemah atau menghilang
Nadi lemah dan halus Takikardi berat, bradikardi pada
Takikardi syok lanjut
Quite tachypnea Tekanan darah tidak terukur
Diuresis menurun Asidosis
metabolik/hiperpnea/pernapasan
Kussmaull
Oliguria/anuria
PATOGENESIS
hari sakit ke 3-6 permeabilitas vaskular plasma leakage

Ginjal:
oliguria
atau anuria
venous return,
preload
disfungsi sirkulasi & penurunan miokard,
perfusi organ volume
SSP: sekuncup, curah
penurunan jantung
kesadaran

takikardia, vasokonstriksi, penguatan


kontraktilitas miokard, takipnea,
hiperpnea dan hiperventilasi
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSA
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Demam 2-7 hari Gejala klinis DHF + nadi cepat dan
Sakit kepala lemah, tekanan darah yang
Nyeri retroorbital menyempit ( 20 mmHg) atau
Mialgia hipotensi menurut usia, akral dingin,
Artralgia kulit berkeringat dan gelisah
Ruam

Pem. Laboratorium
Trombositopenia
Bukti kebocoran plasma akibat
peningkatan permeabilitas
pembuluh darah

Anamnesis yang baik dan benar bisa menegakkan 80% DIAGNOSIS


TATALAKSANA
Kelainan ginjal

Ensefalopati Edema paru


dengue dan/atau gagal
jantung

Komplikasi

Hipoglikemia/hiperglike asidosis metabolik


mia, hiponatremia, & perdarahan
hipokalsemia hebat
Prognosis kegawatan DBD
tergantung pada
pengenalan, pengobatan
tepat, segera dan
pemantauan syok secara
Prognosis ketat.
Tanda prognosis baik
adalah membaiknya
takikardia, takipneu dan
kesadaran, diuresis cukup
dan nafsu makan timbul.
BAB III
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus

Nama : M. Oziel
No. CM : 1-04-56-48
Tanggal Lahir : 09 Juli 2013

Identitas Umur Kronologis


Suku
: 3 tahun 5 bulan 13 hari
: Aceh
Agama : Islam
Pasien Alamat
Tanggal Masuk RS
: Kuta Alam, Banda Aceh
: 18 Desember 2016
Tanggal Pemeriksaan : 22 Desember 2016
Tanggal Keluar : 24 Desember 2016
Anamnesis
RPS Pasien datang rujukan dari RSIA
KU dengan diagnosa dengue shock
syndrome. Pasien dibawa oleh
Demam keluarga ke IGD RSUDZA dengan
keluhan demam. Demam dirasakan
sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit. Demam muncul secara
K+ mendadak dan bersifat naik turun dan
Bintik-bintik meningkat pada malam hari. Menurut
ayah pasien, pasien juga mengeluhkan
merah di rasa tidak nyaman diperut. Tangan dan
lengan, rasa kaki terasa dingin. Pasien tidak mau
tidak nyaman makan dan minum. Tidak ada keluhan
batuk, mual dan muntah. Pasien juga
diperut, mengeluhkan bintik-bintik merah di
gelisah, tidak lengan .Tidak ada riwayat gusi
BAB, akral berdarah dan mimisan. Tidak ada
keluhan BAB hitam. Tidak ada keluhan
dingin, nafsu nyeri sendi dan nyeri kepala. Pasien
makan tidak BAB sejak 4 hari sebelum masuk
menurun rumah sakit.
Pasien sudah diberikan
RPO obat penurun panas
berupa paracetamol syrup.

Pasien tidak pernah


RPD mengalami keluhan yang
sama.

Keluarga pasien tidak ada


RPK yang mengalami keluhan
yang sama.
Tetangga pasien banyak yang
RKS mengalami keluhan yang sama.

Selama hamil ibu pasien melakukan


R.Kehamilan ANC teratur ke bidan dan juga dokter.

Pasien merupakan anak kedua dari 3


bersaudara, lahir cukup bulan dengan
R.Persalinan usia gestasi 34-35 minggu secara
pervaginam dengan berat badan lahir
3700 gram, saat lahir segera menangis.
R.Imunisasi Pasien imunisasi lengkap sesuai usia.

0 - 6 bulan : ASI
6 bulan 2 tahun : ASI +
R.Makanan MPASI
2 tahun sekarang : Makanan
keluarga
Compos 128 24
37,70C
Mentis kali/menit kali/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Data Antropometri
Berat badan : 13 kg
BBI : 15 kg
PB : 98 cm
HA : 3 tahun 3 bulan
LK : 50 cm

Status Gizi
Berat Badan /Umur : -2 SD sd +2 SD (Median)
Panjang Badan /Umur: -2 SD sd +2 SD (Median)
Berat /Panjang Badan : -2 SD sd +2 SD (Median)
Kesan : Gizi Baik
PEMERIKSAAN FISIK
Kebutuhan cairan : 1000 + (nx50) cc/hari
1000 + (3x50)
1000 + 150
1150 cc/hari

Kebutuhan kalori : 102 kkal x BBI


102 x 15
1530 kkal/kgBB/hari

Kebutuhan protein : 1,2 gr x BBI


1,2 x 15
18 g/kgBB/hari
PEMERIKSAAN FISIK
Status General

Kepala : Normocephali
Rambut : Hitam, distribusi normal dan tidak mudah dicabut
Mata : Simetris, konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-), pupil isokor (+/+)
3mm/3 mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
Telinga : Daun telinga normal, tidak ditemukan tanda-tanda
peradangan, serumen (-/-)
Hidung : NCH (-), sekret (-)
Mulut : Sianosis (-) mukosa lembab (+)
Tonsil : Hiperemis (-/-), T1/T1
Leher : Pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Toraks : Inspeksi : Simetris (+), stridor (-/-), retraksi (-)
Palpasi : SF kanan = SF kiri
Auskultasi : ves (+/+), rh (-/-), wh(-/-)

Jantung : Inspeksi : ictus cordis tak terlihat


Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea
midclavicula sinistra, thrill (-)
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler (+), bising (-)

Abdomen : Inspeksi : Simetris, distensi (-)


Auskultasi : Peristaktik usus (+) normal
Palpasi : Soepel, organomegali (-), nyeri tekan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Genitalia : Laki-laki, tidak ada kelainan

Anus : Tidak ada kelainan

Ekstremitas
Status Neurologis

GCS : E4M6V5 = 15
Mata : Pupil isokor 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
TRM : Kaku kuduk (-), kernig sign (-), laseque sign
>700/>700
Brudzinky I (-) Brudzinsky II (-)
Kekuatan otot : 5555/5555
5555/5555
Sensorik/Otonom : dalam batas normal
LABORATORIUM
DIAGNOSA KERJA
Dengue Shock Syndrome
TATALAKSANA
Terapi supportif Awal
-IVFD RL 130cc/jam
-Setelah itu turunkan menjadi 7cc/kgBB/jam 5 cc/kgBB/jam
-Kompres hangat tubuh
- Monitoring tanda vital
-Awasi tanda-tanda syok berulang dan perdarahan

-Terapi Rumatan
Holiday zegar + defisit 5%
1150 + 57,5 = 1207,5 cc/hari = 17 tetes/menit makro

PLANNING
-Cek Darah rutin/6 jam
PROGNOSIS
QUO AD VITAM

QUO AD
SANACTIONAM
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
No Tanda dan Gejala Teori

1. Demam dirasakan sejak Demam berdarah dengue adalah


4 hari sebelumnya. suatu penyakit infeksi virus
Demam bersifat naik dengue yang memiliki pola
turun. Nyeri perut. demam pelana kuda. Pada hari 1-
3 terjadi peningkatan suhu
mendadak yang tidak pernah
turun ke suhu normal, diikuti
dengan penurunan suhu pada
hari ke 4-5. Pada pasien DBD
seringkali mengeluh nyeri diperut
sesaat sebelum syok.
PEMBAHASAN
No Tanda dan Gejala Teori
2. Petekia di kedua lengan Hal ini sesuai dengan klinis yang
pasien telah di tetapkan oleh WHO
dimana diantaranya adalah
adanya manifestasi perdarahan,
minimal uji tourniquet positif dan
salah satu bentuk perdarahan
lain (petekia, purpura, ekimosis,
perdarahan gusi), hematemesis
atau melena.
PEMBAHASAN
No Tanda dan Gejala Teori

3. nadi cepat dan lembut Salah satu manifestasi dari syok


128x/menit. terkompensasi adalah nadi teraba cepat
dan lembut

4. Kaki dan tangan terasa dingin Hal ini menunjukkan bahwa pasien
sedang memasuki tahap syok, dimana
terjadi kompensasi yang dilakukan
secara fisiologis oleh tubuh untuk
mempertahankan sirkulasi ke arah
organ vital dengan mengurangi sirkulasi
ke daerah perifer (vasokontriksi perifer)
oleh karena itu ditemukan gejala klinis
ekstremitas yang teraba dingin dan
lembab.
PEMBAHASAN

No Tanda dan Gejala Teori


4. Inj. Novalgin 150 mg/8jam Antipiretik kadang-kadang diperlukan,
s/s Paracetamol 3x1 cth tetapi perlu diperhatikan bahwa
antipiretik tidak dapat mengurangi lama
demam pada DBD. Pemberian
parasetamol direkomendasikan untuk
mempertahankan suhu dibawah 39oC
dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali.
PEMBAHASAN
No Tanda dan Gejala Teori
5. Pasien harus diawasi ketat Periode kritis adalah waktu transisi,
terhadap kejadian syok yang yaitu saat suhu turun pada umumnya
mungkin terjadi. hari ke 3-5 fase demam. Dimana dalam
fase ini akan terjadi masa puncaknya
kebocoran plasma ke daerah
ekstravaskular (ruang interstisial dan
rongga serosa) melalui kapiler yang
rusak, yang dapat menyebabkan
terjadinya syok.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Syok merupakan patogenesis utama yang menyebabkan
kematian pada hampir seluruh pasien DBD karena adanya
kebocoran plasma. Penanganan yang tepat dan cepat
terhadap pasien presyok dan syok merupakan faktor
penting yang menentukan hasil pengobatan. Oleh karena
itu, penilaian yang akurat terhadap risiko syok merupakan
kunci penting untuk menuju tatalaksana yang adekuat,
mencegah syok dan perdarahan.
Tanda prognosis baik adalah membaiknya takikardia,
takipneu dan kesadaran, diuresis cukup dan nafsu makan
timbul. Lama perjalanan DBD berat adalah 7-10 hari. Pada
masa konvalesen DBD biasanya terdapat bradikardia atau
aritmia.

Anda mungkin juga menyukai