Anda di halaman 1dari 39

1

EKSPLORASI GEOKIMIA
2
1. Pendahuluan
1.1 Umum

Materi Bahasan:
Pendahuluan
Metode Analisis
Penjaminan Mutu dan Kualitas
Metode Litogeokimia & Geokimia Surficial
Radiogenik & Stable Isotopes, Alterasi Geokimia
Indikasi Alterasi
Beberapa Contoh Kasus
3
1. Pendahuluan
1.1 Umum

Materi Bahasan:
Pendahuluan
Metode Analisis
Penjaminan Mutu dan Kualitas
Metode Litogeokimia & Geokimia Surficial
Radiogenik & Stable Isotopes, Alterasi Geokimia
Indikasi Alterasi
Beberapa Contoh Kasus
4
1. Pendahuluan
1.1 Umum
Bidang kelautan yang mempelajari segala hal
mengenai proses yang terjadi di dalam laut. Baik
pergerakan komponen fisik maupun kimia. Namun
demikian pada kuliah ini dibatasi pada geokimia,
khususnya eksplorasi geokimia.
Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang
ada pada saat ini. Geokimia berasal dari dua buah
disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan kimia.
5
1. Pendahuluan
1.1 Umum

Namun bukan merupakan penggabungan ilmu, tetapi merupakan


disiplin ilmu yang membantu menjelaskan fenomena- fenomena
geologi yang terjadi dan ditinjau dari sisi kimianya.
Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan
isotop dalam lapisan bumi, terutama yang berhubungan dengan
kelimpahan (abundant), penyebaran serta hukum-hukum yang
mengontrolnya.
6
1. Pendahuluan
1.1 Umum
Dari dasar ini berkembang beberapa cabang ilmu geokimia
di antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia mineral,
geokimia petroleum dan geokimia lingkungan.
Geokimia memiliki beberapa batasan, batasan yang dibuat
oleh Goldschmidt menekankan pada dua aspek,yaitu:
1. Distribusi unsur dalam bumi (deskriptif)
2. Prinsip-prinsip yang mengontrol distribusi tersebut di
atas (interpretatif).
7
1. Pendahuluan
1.1 Umum
Pada dasarnya batasan ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari
jumlah dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air,
dan atmosfer, namun tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia
sebagai unit terkecil dari material, tetapi juga kelimpahan dan distribusi
isotop-isotop dan kelimpahan serta distribusi inti atom.
Di dalam laut banyak hal yang berkaitan dengan proses geokimia.
Khususnya pada kandungan sedimen laut dan lapisan dasar lautan.
Pada mata pelajaran ini akan dibahas terbatas pada Eksplorasi
Geokimia.
8
1. Pendahuluan
1.1 Umum

Keberadaan dan munculnya geokimia sebagai cabang ilmu


geologi baru menyebabkan munculnya metode metode dan data
observasi baru.
Hal yang menarik perhatian para ahli sedimentologi adalah awal
mulanya sebagian besar penelitian mengenai geokimia mengarah
pada penelitian kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-
unsur kimia di alam, termasuk penyebarannya dalam batuan
sedimen.
9
1. Pendahuluan
1.2 Geokimia
Keberadaan dan munculnya geokimia sebagai cabang ilmu
geologi baru menyebabkan munculnya metode metode dan
data observasi baru.
Hal yang menarik perhatian para ahli sedimentologi adalah awal
mulanya sebagian besar penelitian mengenai geokimia
mengarah pada penelitian kuantitatif untuk mengetahui
penyebaran unsur-unsur kimia di alam, termasuk penyebarannya
dalam batuan sedimen.
10
1. Pendahuluan
1.2 Geokimia

Seiring berjalannya waktu data tersebut menuntun pada


kenyataan untuk memahami apa yang disebut siklus geokimia
(geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang
mengontrol penyebaran atau distribusi unsur dan proses proses
yang menyebabkan timbulnya pola penyebaran dan distribusi
seperti itu.
11
1. Pendahuluan
1.2 Geokimia

Sebuah Contoh: Geochemical Cycle


12
1. Pendahuluan
1.2 Geokimia
Kemudian, kimia nuklir (nuclear chemistry)
menyumbangkan sebuah metode penelitian baru
terhadap sedimen. Unsur-unsur radioaktif, khususnya 14C
dan 40K yang memungkinkan untuk dilakukannya
metoda penanggalan langsung terhadap batuan
sedimen tertentu. Metoda 14C, yang dikembangkan oleh
Libby, dapat diterapkan pada endapan resen.
13
1. Pendahuluan
1.2 Geokimia
Metoda 40K/40Ar terbukti dapat diterapkan pada glaukonit, feldspar autigen,
mineral lempung, dan silvit yang ditemukan dalam endapan tua.
Analisis isotop dapat digunakan untuk menentukan temperatur purba dengan
metoda Urey (Harold Clayton Urey, ahli kimia fisik berkebangsaan Amerika
Serikat)berdasar-kan nisbah 16O/18O yang merupakan fungsi dari
temperaturdapat dipakai untuk menaksir temperatur pembentukan
cangkang fosil yang ada dalam endapan bahari. Meskipun hasilnya masih
memperlihatkan kurang akurat, namun harus diakui bahwa keduanya telah
memberikan kontribusi yang berarti terhadap penelitian sedimen.
14
1. Pendahuluan
1.2 Geokimia
Berbagai kajian teoritis dan eksperimental tentang stabilitas
mineral pada berbagai kondisi oksidasi-reduksi (Eh) dan pH
dilakukan oleh Garrels dan beberapa ahli lain (Garrels & Christ,
1965). Penelitian aspek-aspek geokimia sedimen banyak
menambah pemahaman tentang endapan sedimen. Buku-buku
yang membahas tentang topik-topik geokimia sedimen antara
lain adalah Geochemistry of Sediments karya Degens (1965) dan
Principles of Chemical Sedimentology karya Berner (1971).
15
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
Pengertian eksplorasi atau prospeksi geokimia didefinisikan sebagai
pengukuran sistematik terhadap satu atau lebih trace elements
(unsur-unsur jejak) dalam batuan, soil, sedimen sungai, vegetasi, air
atau gas dengan tujuan untuk menentukan anomali-anomali
geokimia (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier,
1987). Untuk mengukur kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia
khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi,
dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat
dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih.
1. Pendahuluan 16
1.3 Eksplorasi Geokimia
Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah
pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam
batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk
mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari
unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya (background
geokimia).
Eksplorasi ini dilakukan dengan maksud untuk dapat menganalisis di
daerah/batuan/lapisan mana yang memiliki kandungan kandungan
unsur kimia yang berpotensi untuk dikembangkan. Contohnya:unsur-
unsur bijih besi, minyakbumi, gas alam dan lain lain
17
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
Dimana keberadaan unsur unsur tersebut berada dalam
kondisi yang tidak tetap atau tidak stabil, dan selalu
bermigrasi yang merupakan akibat dari aktivitas kerak bumi
yang berada di atas astenosfer. Kondisi yang tidak stabil ini
menyebabkan gerakan lempeng bumi yang berakibat
mempengaruhi kondisi unusr-unsur yang berada di dalam
kerak bumi.
18
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia

1.3.1 Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia


Prinsip dasar eksplorasi pada dasarnya terdiri dari 2 metode:
1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis
diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi
permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit,
mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang
kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.
19
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini
dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak
tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.
Pola dari metode yang kedua ini, yaitu pola disperse kimiawi berbeda bila
dibandingkan dengan pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya
yang membentuk pola dispersi kimiawi bisa:
a. memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya:
serussit (PbCO3) dan anglesit (PbSO4) terbentuk akibat pelapukan
endapan galena (PbS)).
20
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia

Mineral Serussit (PbCO3) Mineral Anglesit (PbSO4)


1. Pendahuluan 21
1.3 Eksplorasi Geokimia
b. terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari endapan
kalkopirit (CuFeS2) );
c. tersembunyi di dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin (X2-3Si2O5(OH)4
yang Xnya dapat digantikan oleh Mg, Fe2+, Fe3+, Ni , Al, Zn, atau Mn)). dan
lempung yang berdekatan dengan suatu endapan pentlandite ((Fe,Ni)9S8));
d. teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material organik
pada aliran sungai bisa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan
kalkopirit);
e. bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam tumbuhan atau
hewan).
22
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
Beberapa hal mendasar yang sangat perlu diketahui yang
berkaitan dengan prospeksi geokimia adalah:
1. Unsur penunjuk (indicator element) yaitu unsur utama
bijih dalam tubuh bijih yang dicari. Contoh: Hg, As, Sb,
Bi, Li, Rb, Cs, Au, Ag, B, W, Sn, Pb, Zn, Mn, Ni dan Co
dapat berfungsi sebagai unsur indikator baik langsung
maupun tidak langsung pada eksplorasi panas bumi.
23
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia

2. Unsur jejak (pathfinder element) yaitu unsur yang


berasosiasi dengan tubuh bijih tapi sulit dideteksi, atau
lebih luas penyebarannya dari unsur petunjuk. Unsur
yang relatif seluler atau gas yang berhubungan erat
dengan unsur atau komoditas yang dicari, tetapi
dapat lebih mudah ditemukan karena bentuk halo
yang lebih luas atau dapat dideteksi lebih mudah
dengan metode analisis.
24
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia

Contoh: unsur kimia seperti Ag, As dan Sb adalah


unsur yang mengalami pengkayaan di hampir
semua jenis deposit emas dan memiliki
kelimpahan lebih tinggi daripada emas.
Akibatnya, identifikasi konsentrasi anomali unsur-
unsur tersebut adalah sangat berguna dalam
eksplorasi emas. Unsur pathfinder lain yang terkait
dengan beberapa deposit emas adalah B. Ba, Bi,
C, Cd, Cu, Hg. Pb. Te, Ti dan Zn.
25
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
1.3.2 Metode Eksplorasi Geokimia
Dalam eksplorasi geokimia tidak bisa dilakukan tanpa
tahapan yang benar dan sistematik, maka para peneliti
mencoba membuat tahapan untuk melakukan eksplorasi
geokimia. Urutan eksplorasi geokimia secara umum (Peters,
1978):
a. Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas
dan ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling.
1. Pendahuluan 26
1.3 Eksplorasi Geokimia

b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling


lapangan dgn mengecek contoh-contoh secara
umum dan kedalaman contoh untuk menentukan
level yang dapat diyakini & mengevaluasi faktor
pengganggu (noise).
27
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
c. Analisis contoh, dilapangan dan laboratorium dengan analisis cek
yang dibuat pada beberapa metode.
d. Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data (geologi &
geofisika).
e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi
pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lebih
rapat & penambahan metode geokimia.
f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang &
penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah ada.
28
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu:
sampling (pengambilan contoh),
analisis, dan
interpretasi.
Ketiganya komponen tersebut merupakan fungsi yang saling terkait.
Kegagalan yang terjadi pada tahap sebelumnya akan
mempengaruhi tahap berikutnya. Kemudian dalam pemilihan
metode-metode yang akan digunakan pada eksplorasi geokimia,
harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan dicari.
29
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
Prospeksi dan eksplorasi untuk logam mulia, logam dasar, mineral dan
berlian biasanya dimulai dengan penelitian untuk menentukan area
target untuk eksplorasi dan mengambil sampel dari daerah yang
diduga terdapat cebakan mineral atau logam yang dicari.

Logam dasar adalah logam non-mulia seperti timbal, seng, tembaga,


nikel, tungsten dan lain-lain.
Logam mulia adalah emas, perak dan platinum - hanya ada tiga.
30
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
Eksplorasi termasuk prospeksi, pemetaan dan survei, baik di daratan atau
di udara dengan menggunakan pesawat atau helikopter, dilengkapi
dengan peralatan khusus untuk mengukur sifat kemagnetan, kelistrikan
dan/atau radiometri dari batuan di permukaan dan bawah permukaan
(subsurface).

Jika data dan informasi yang dikumpulkan dari survei menunjukkan sesuatu
yang luar biasa (anomali) di lokasi tertentu, maka dilanjutkan dengan
melakukan survei darat (ground survey).
31
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia

Sebuah tim prospeksi, biasanya terdiri dari dua orang, seorang


ahli dan seorang teknisi. Tim akan mengunjungi setiap anomali
untuk melihat keberadaan mineral di permukaan. Mereka
kemudian mengambil sampel untuk pengujian (analisis) guna
mengidentifikasi dan mengukur keberadaan logam dasar dan
/ atau logam mulia.
32
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
Metode pengambilan sampel lainnya termasuk mengambil
batu, tanah, mineral berat, dan stream sediment/ endapan
sungai atau danau dengan jarak sampel ratusan meter. Jika
analisis menunjukkan adanya indikasi yang menarik, maka
spasi lebih dekat pengambilan sampel perlu dilakukan.
Sampling biasanya dilakukan pada sekitar lokasi-lokasi
keterdapatan anomali.
33
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
34
1. Pendahuluan
1.3 Eksplorasi Geokimia
Metode analisis contoh yang banyak digunakan dalam prospeksi
geokimia adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi emisi, XRF,
dan AAS. Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus
adalah aktivasi neutron, radiometri dan potensiometri. AAS (atomic
absorpsion spectrometry) merupakan teknik yang paling banyak
dipakai dalam analisis unsur tunggal standar. Metode analitik dalam
eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan akurasi yang tinggi,
yang penting cepat, tidak mahal dan sederhana.
1. Pendahuluan 35
1.3 Eksplorasi Geokimia
Alat-alat yang lebih canggih dapat menganalisis multi unsur,
seperti:
Plasma emission spectrometry menganalisis:
12 unsur utama: Cu, Pb, Zn, Ag, W, Sb, Ba, Ni, Mn, Fe, Cr, Sn)
dan
10 unsur ikutan: V, P, As, Mo, B, Be, Cd, Co, Ni, Y
Optical emission spectrometry yang langsung dibaca :
quantometer, yang mengukur secara simultan 7 unsur dan 26
unsur jejak.
1. Pendahuluan 36
1.3 Eksplorasi Geokimia

Contoh Peta Hasil Prospeksi Geokimia dengan Stream Sediment


1. Pendahuluan 37
1.3 Eksplorasi Geokimia

Penggalian dan pembersihan


akar dan sisa tumbuhan, dalam
persiapan pengambilan contoh
soil.
1. Pendahuluan 38
1.3 Eksplorasi Geokimia
1. Pendahuluan 39
1.4 Dispersi
Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang
transpor dan atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat
terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan pasir di
sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi, difusi dan
pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini akan
mempengaruhi pemilihan metode pengambilan contoh,
pemilihan lokasi contoh, pemilihan fraksi ukuran dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai