Anda di halaman 1dari 16

Microstructural Development Of High Speed Steels

Metal Matrix Composites


Perkembangan Mikrostruktur untuk Komposit Matriks
Logam Baja Kecepatan Tinggi (high speed steel)

NAMA : RESLIN YUSUF


Material NIM : D211 13 017
Komposit
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
DEFENISI MATERIAL KOMPOSIT

Baja kecepatan tinggi (HSS) adalah material yang digunakan


untuk aplikasi permesinan yang membutuhkan laju
pemotongan tinggi. Pada tahun 1900an telah lama di
gunakan untuk mesin-mesin kecepatan tinggi (manufaktur
alat pemotong, karena ketahanan ausnya yang baik .)
Jenis- Jenis HSS MATERIAL KOMPOSIT

Sumber : Avner, 1976


MATERIAL KOMPOSIT

pada banyak kasus dapat bersaing dengan karbida semen (cemented


carbide). Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, namun ada
celah di antara sifatnya masing-masing yang dapat diisi dengan
pengembangan baja kecepatan tinggi dengan penguatan partikel
keramik seperti Al2O3, TiN, dan karbida . Namun, manufaktur
komposit matriks logam (metal matrix composite) (MMCs) melalui
penambahan partikel keramik memunculkan kesulitan.
.
MATERIAL KOMPOSIT

Studi ini menghadirkan sinterabilitas untuk baja kecepatan


tinggi M3/2 dengan tambahan NbC dengan jumlah yang
berbeda-beda. Sintering dilakukan pada suhu di atas suhu
solidus, dan tambahan niobium mempengaruhi suhu dan
komposisi dari karbida yang dihasilkan.
MATERIAL KOMPOSIT

Material dasar yang digunakan adalah serbuk baja kecepatan


tinggi M3/2 yang diatomisasi menggunakan air dan disuplai
oleh Coldstream. Material penguat adalah karbida niobium
(NbC) komersial dengan kemurnian 99.5%. Komposisi
disiapkan dengan 2.5%, 5%, dan 8% volume NbC dengan
pencampuran di dalam ball mill selama 40 jam pada putaran
180 rpm.
MATERIAL KOMPOSIT

Material kemudian secara uniaksial di-compact pada tekanan 700


MPa dengan cetakan apung (floating die). Green density dari material
dasar mendekati 75% teoritis, dan komposisi dengan NbC adalah
sekitar 70%. Semua sampel di-sintering di dalam tungku hampa (high-
vacuum furnace) pada temperatur antara 1020 dan 1285 C. Laju
pemanasan maupun pendinginannya adalah 5K/menit.
MATERIAL KOMPOSIT

Densitas hasil sintering ditentukan oleh metode Archimedes. Gbr. 1 menunjukkan


evolusi rapat relatif dari tiap komposisi dengan suhunya.
MATERIAL KOMPOSIT

Pada suhu di bawah suhu solidus, material tidak ter-sinter dengan


baik, dan mikrostrukturnya menunjukkan pori-pori. Gbr. 2 (kiri)
menunjukkan efek ini untuk material dasar. Difusi keadaan solid (solid
state diffusion) membentuk neck antara partikel. Menaikkan suhu
sintering-nya membantu penutupan pori (Gbr. 2, kanan). Karbida juga
diamati dalam mikrostruktur, dan analisa EDX mengonfirmasi adanya
karbida MC and M6C. Karbida MC kaya akan vanadium, dan karbida
M6C mengandung Mo,W dan Fe
MATERIAL KOMPOSIT

Pada suhu di bawah suhu solidus, material


tidak ter-sinter dengan baik, dan
mikrostrukturnya menunjukkan pori-pori.
Gbr. 2 (kiri) menunjukkan efek ini untuk
material dasar. Difusi keadaan solid (solid
state diffusion) membentuk neck antara
partikel. Menaikkan suhu sintering-nya
membantu penutupan pori (Gbr. 2, kanan).
Karbida juga diamati dalam mikrostruktur,
dan analisa EDX mengonfirmasi adanya
karbida MC and M6C. Karbida MC kaya akan
vanadium, dan karbida M6C mengandung
Mo,W dan Fe.
MATERIAL KOMPOSIT

XRD telah digunakan sebagai alat untuk mempelajari


fenomena ini. Pengujuan XRD terhadap material dasar
yang di-sintering pada suhu 1265 C (Gbr. 3)
menunjukkan puncak yang sesuai dengan matriks
ferrous (sulfida besi belerang) dan dua jenis karbida,
MC dan M6C.
MATERIAL KOMPOSIT

Penambahan NbC memerlukan suhu sintering yang


lebih tinggi, yang mengindikasikan bahwa karbida
memiliki efek menghambat. Mikrostruktur pada Gbr.
4 menunjukkan bahwa penambahan NbC
memerlukan peningkatan suhu sintering untuk
material dasar untuk mencapai mikrostruktur yang
serupa. Sintering yang baik didapatkan pada suhu
1260C untuk M3/2, sementara suhu 1285C
diperlukan ketika 8% NbC ditambahkan. Namun,
Komposisi M3/2 dengan 2.5% NbC di-sintering pada
suhu 1285 C menunjukkan jaringan karbida,
mengindikasikan sintering berlebihan (oversintering)
karena suhu yang terlalu tinggi.
MATERIAL KOMPOSIT

Gbr. 5 menunjukkan spektrum XRD untuk komposit 5%


NbC pada dua suhu berbeda, dan mengindikasikan
bahwa pada kenaikan suhu sintering, puncak karbida
campuran terlihat lebih jelas.
MATERIAL KOMPOSIT

Pada suhu 1275C (Gbr. 6, kiri), sebuah mikrostruktur sintering butir halus diperoleh pada suhu solidus. Tetapi, pada suhu
1285C (Gbr. 6, kanan), ada fasa cair yang berlebih, dengan film dan jaringan karbida mengelilingi partikel. Pengujian EDX
material dengan tambahan NbC yang di-sintering pada suhu 1265C menunjukkan bahwa pada temperatur ini karbida MC
mengandung V dan Nb, artinya karbida campuran dengan V yang terdifusi sempurna bahkan sampai ke partikel NbC yang
terbesar.
MATERIAL KOMPOSIT

Gbr. 7 menunjukkan bagaimana penambahan NbC


mempengaruhi analisis XRD. Dalam semua kasus, ferit
muncul sebagai matriksnya. Tidak ada martensit yang
muncul karena pendinginan yang terlalu lambat di dalam
tungku setelah sintering. Sisa struktur menunjukkan
keberadaan karbida M6C dan MC pada semua material.
Karbida M6C menghadirkan struktur yang mirip Fe3W3C.
Karbida V8C7 yang terdapat di dalam besi menghilang
ketika NbC ditambahkan ke baja, dan karbida campuran
jenis (Nb,V)C muncul. Intensitas puncak karbida
campuran ini mengingkat dengan penambahan NbC.
Kesimpulan MATERIAL KOMPOSIT

komposit baja kecepatan tinggi harus di-sintering pada suhu di atas


suhu solidus, penambahan karbida niobium menunda sintering dan
suhu yang lebih tinggi dibutuhkan untuk memperoleh perapatan yang
cukup. Seperti yang dianjurkan oleh penulis lain, telah
didemonstrasikan bahwa keberadaan NbC di dalam komposisi akan
menghilangkan vanadium dari karbida MC utama, sehingga
meningkatkan pembentukan karbida campuran (V,Nb)C, dan adalah
mungkin untuk mengikuti proses ini menggunakan difraksi sinar-X.

Anda mungkin juga menyukai