Anda di halaman 1dari 22

Diklat Dwi-Bahasa, Dwi-Budaya

Universitas Jinan.
Guangzhou 4 22 November 2016
Diklat ini merupakan program dari Universitas Jinan,
khususnya fakultas bahasa dan budaya yang disponsori oleh
pemerintah China.
Merupakan bagian dari sebuah program besar The Silk Road
Economic Belt and the 21st century Maritime Silk Road
Diklat ini adalah kelas khusus untuk Indonesia setelah
sebelumnya adalah kelas khusus untuk Thailand. Setelahnya
akan ada kelas khusus untuk Malaysia
Diklat terbagi menjadi 3 jenis kegiatan ; 1). Seminar, 2) Kelas
Bahasa dan Budaya, 3) Study tour

Sekilas
Peserta
Seminar
Kelas Bahasa dan Budaya
Study Tour
Seminar I.
Perkembangan Bahasa Mandarin sebagai bahasa Internasional
1. Tahun 2005, hasil penelitian Webber bahasa Mandarin berada di peringkat 6
setelah bahasa Russia dan Arab sebagai bahasa yang paling sering digunakan
secara Internasional, ketika kemajuan ekonomi menjadi salah satu faktor
penentu. Saat ini bahasa Mandarin bisa jadi berada di peringkat ke-4 setelah
Bahasa Inggris, Perancis dan Spanyol.
2. Usaha internasionalisasi bahasa Mandarin menjadi satu hal yang paralel dengan
program The Silk Road Economic Belt and the 21st century Maritime Silk
Road.
3. Salah satunya adalah dengan pendirian confucius institute pada tahun 2004 oleh
hanban (kantor urusan kebahasaan/international concil) ada diseluruh benua
bekerjasama dengan universitas-universitas.
4. Juga pengiriman tenaga relawan pengajar bahasa Mandarin ke seluruh dunia.
Melalui riset kecil prof. Zeng yi ping menemukan kendala terbesar yang
dialami para relawan adalah perasaan kesepian
Prof. Zeng Yi Ping (2016)

Seminar
Seminar II.
The Silk Road Economic Belt and the 21st century
Maritime Silk Road. From Chinas World to the World
of China

Seminar
Seminar II.
The Silk Road Economic Belt and the 21st century Maritime Silk Road. From Chinas World to
the World of China
1. Jalur sutera pada masa lalu
Istilah Jalur Sutra sendiri tidak pernah ditemukan dalam catatan sejarah China. Istilah ini pertama kali digunakan oleh
ahli geografi Jerman pada akhir abad ke-19, Ferdinand von Richtofen, yang menyebut jalur perdagangan sepanjang
6.000 kilometer dari China sampai ke negeri Romawi itu sebagai Seidenstrae atau Jalan Sutra. Dalam bahasa
Indonesia, kita menyebutnya sebagai jalur bukan jalan, karena lintasan ini bukan hanya berupa satu jalan
melainkan beratus lintasan yang bercabang-cabang. Selain itu, lintasan bukan berupa jalan besar, tetapi kebanyakan
berwujud hanya jalan setapak bagi karavan. Setelah orang Barat dan Jepang banyak meneliti sejarah Dunhuang dan
daerah-daerah di China Barat yang dilintasi Jalur Sutra, barulah China mulai menaruh perhatian pada Jalur Sutra.
Kenyataannya, sepanjang sejarah, China tidak pernah aktif memanfaatkan Jalur Sutra. Para pedagang yang
mendominasi Jalur Sutra bukanlah pedagang dari China, melainkan para pedagang asing seperti dari Persia, Arab, Asia
Tengah. Kalau bukan karena besarnya permintaan pembelian sutra dari Romawi, China mungkin tidak akan
memperhatikan sama sekali keberadaan Jalur Sutra ini.

Ketidakacuhan China terhadap dunia luar berkaitan dengan kepercayaan yang menganggap China adalah pusat dunia.
Dalam sejarah China, hanya ada satu konsep: tianxia ( di bawah langit), yang artinya di bawah kolong langit
(yaitu China), semuanya lengkap tersedia, sehingga China tidak membutuhkan dunia luar. Itu sebabnya, perhatian dan
ketertarikan China Kuno terhadap dunia luar sangat minim.

Pada abad ke-8 itu, Kerajaan Tibet sangatlah tangguh. Mereka bahkan berhasil menaklukkan ibukota China di Changan
(Xian). Tetapi mereka adalah orang-orang atap dunia, yang tidak tahan dengan oksigen di dataran rendah. Tak sampai
sepuluh hari di Changan, mereka langsung kembali lagi Tibet. Pada masa kekuasaan Kerajaan Tibet inilah, Jalur Sutra
terputus. Ini sangat memengaruhi perekonomian para saudagar Muslim. Sehingga, orang Arab kemudian
mengembangkan jalur perdagangan bahariyang kemudian dikenal sebagai Jalur Sutra Maritim.

Seminar
Seminar II.
The Silk Road Economic Belt and the 21st century Maritime Silk Road. From Chinas World to the
World of China

Di abad ke-21 ini, sekali lagi Jalur Sutra menjadi topik hangat di negeri China. Para pemimpin
Republik Rakyat mencetuskan konsep kerja sama internasional berdasarkan sejarah Jalur Sutra. Pada 7
September 2013, dalam kunjungan kenegaraan di Kazakhstan, Presiden Xi Jinping mengusulkan
pembangunan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra (Silk Road Economic Belt). Berselang tiga minggu
kemudian, di hadapan DPR Indonesia di Jakarta, Xi mengemukakan konsep Jalur Sutra Maritim Abad
ke-21 (21st Century Maritime Silk Road). Kazakhstan dan Indonesia adalah dua negara penting dalam
pembangunan dua Jalur Sutra modern ini. Kedua konsep ini menjadi jargon yang didengungkan terus-
menerus di China hari ini: One Belt One RoadSatu Sabuk dan Satu Jalur.

Berbeda dengan Jalur Sutra kuno, konsep Jalur Sutra Baru yang diusulkan China ini sangat kental
dilandasi kepentingan ekonomi. China butuh pasar yang besar untuk produknya, juga memerlukan
pengerjaan proyek infrastruktur besar di luar negeri untuk menggenjot perekonomiannya. Selain itu,
China memerlukan akses terhadap sumber daya alam di negara-negara lain. Di lain pihak, ini menjadi
kesempatan bagi negara lain untuk mendapatkan investasi dan alih teknologi dari China demi
pembangunan masing-masing.
Prof. Zhang Zen Jian
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Program One Belt One Road ini sejalan dengan mimpi besar Presiden Jokowi untuk menjadikan
Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Karena itulah, China dan Indonesia bisa bekerja sama cukup
erat dalam beberapa tahun ke depan. Manifestasi dari program pembangunan kedua negara ini berupa
investasi yang gencar dari negeri China untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Seminar
Seminar III. Kerjasama dan Manajemen Sino-Indonesia dalam Pendidikan.
Disampaikan juga seminar tentang kerjasama dalam pendidikan Bahasa Mandarin yang lebih banyak
membahas posisi strategis Hanban dan Confucius Intitute di Universitas.
Hanban adalah sebuah badan eksekutif kantor urusan pembelajaran Bahasa Mandari Internasional.
Badan non-permerintah dan non-profit namun berafiliasi dengan kementerian pendidikan di China,
yang berfungsi untuk;
1. Membuat rencana dan kebijakan dalam mempromosikan bahasa Mandarin.
2. Mendukung program bahasa mandarin di institusi pendidikan di berbagai level di negara-negara
di luar China.
3. Memandu berdirinya confusius institute di sebuah lembaga.
4. Membuat kriteria pengajaran bahasa mandarin sebagai bahasa asing, serta melakukan evaluasi
terhadap materi-materi
5. Membuat standar sertifikasi untuk pengajar serta pelatihan bahasa Mandarin sebagai bahasa
asing, serta bertanggung jawab dalam pengiriman guru relawan ke luar China.
6. Menyediakan platform website untuk pengajaran bahasa mandari dan materi bahn ajar secara
online.
7. Mengembangkan variasi test pengajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing.

Pemateri Prof. Zeng Yi Ping

Seminar
Seminar IV. Perkenalan Fakultas Pendidikan Bahasa
Mandarin Internasional.

Diperkenalkan tentang universitas-universitas di China


dengan ranking-rangking terbaik, cara pendaftaran
beasiswa dan lain-lain.
Pemateri Dr. Li Je Lin

Seminar
Ada beberapa kelas, diantaranya;
1. Kelas Cross Cultural understanding oleh Dr. Tao Mai

Kelas Bahasa dan Budaya


2. Kelas Tai-chi oleh ibu Liang jie

Kelas Bahasa dan Budaya


3. Kelas kerajinan tangan Bp. Pengganti ibu Dai lian he

Kelas Bahasa dan Budaya


4. Kelas Bahasa Mandarin sehari-hari oleh ibu Cai li wen

Kelas Bahasa dan Budaya


5. Kelas istilah bahasa Mandarin dalam pendidikan oleh
Prof. Zhou jing

Kelas Bahasa dan Budaya


6. Kelas Percakapan Bahasa Mandarin dengan ibu We Jie

Kelas Bahasa dan Budaya


Selama Diklat kami juga mengunjungi beberapa tempat seperti;

1. Pusat perbelanjaan Xiangxiajiu Lu


2. Museum Jinan university
3. Sungai Lizhi
4. Menara Guangzhou
5. Naik kapal di sungai Zhujiang
6. Plaza Huacheng
7. Cheng Klan palace
8. taman Zhongshan
9. Desa Tionghua-Kaiping
10. Desa Zili
11. Desa tepi sungai Zhikan

Study Tour
Saya pribadi bersama teman yang Kristen diberi
kesempatan untuk beribadah di Katedral di Guangzhou

Mengunjungi katedral
Membawa bendera tour sekolah dan kenang-kenangan
sekolah untuk tiap guru pengajar disana.

Saran-saran
TERIMAKASIH ...

Anda mungkin juga menyukai