PEMBIMBING :
DR. HENNY, SPKJ
DISUSUN OLEH:
WILDAN YOGAWINATA
1102011292
Definisi
Insiden
Insiden gangguan bipolar tiap tahunnya kurang dari 1% tetapi
gangguan tersebut sulit ditebak karena gangguan bipolar sulit di
deteksi
Sex
Gangguan bipolar I angka kejadiannya sama antara laki-laki dan
perempuan.
Episode manik lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan
dengan laki-laki. Sedangkan episode depresi lebih bnyak dialami oleh
laki-laki.
Usia
Onset usia pada gangguan bipolar biasanya terjadi di usia 30 tahun
dan bisa juga pada usia remaja dan dewasa
Lingkungan
Gangguan depresi ebih sering terjadi pada pasien yang single atau
berpisah dibandingkan dengan yang sudah menikah
Etiologi
Faktor Biologis
gangguan mood adalah berhubungan dengan disregulasi heterogen
pada amin biogenik. Norepinefrin dan serotonin dari amin biogenik
merupakan dua transmitter yang paling berperan dalam patofisiologi
mood.
Faktor Genetika
perkembangan gangguan mood sangat dipengaruhi oleh genetik.
Peran dari faktor genetik pada bipolar lebih besar dari depresi
Faktor Psikosisoal
Dari pengamatan klinis yang diamati, peristiwa kehidupan sangatlah
memainkan peran dalam gangguan mood terutama depresi
Klasifikasi
Terlalu optimistik
Episode depresif
Deskripsi umum
Psikomotor merupakan gajala yang paling umum. Menggenggamkan tangan dan
menarik rambut merupakan gejala agitasi yang paling sering. Postur orang
depresi yaitu membungkuk , tidak terdapat pergerakan yang spontan , dan
pandangan mata yang putus asa serta memalingkan pandangan. Pada
pemeriksaan fisik tampak pasien seperti pasien skizofrenia katatonik.
Mood ,afek, dan perasaan
Setengah dari pasien yang memiliki gangguan depresi selalu menyangkal
penyakitnya. Pasien sering kali dibawa oleh anggota keluarganya atau teman
kerjanya oleh karena penarikan sosal dan penurunan aktivitas secara
menyeluruh.
Pembicaraan
Banyak pasien terdepresi menunjukkan suatu kecepatan dan volume bicara yang
menurun, berespon terhadap pertanyaan dengan kata tunggal dan menunjukkan
respon yang melambat terhadap pertanyaan.
Gangguan persepsi
Pasien terdepresi dengan waham atau halusinasi dikatakan
menderita episode depresi berat dengan cirri psikotik. Waham sesuai
mood pada pasien terdepresi adalah waham bersalah,memalukan,
kegagalan, kemiskinan, tidak berguna, penyakit somatic terminal
(sebagai contoh penyakit kanker dan otak yang membusuk).
Halusinasi relative jarang terjadi.
Pikiran
Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negative tentang
dunia dan dirinya sendiri. Isi pikiran mereka sering kali melibatkan
perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh diri dan kematian.
Kira-kira 10% dari pasien memiliki gejala jelas gangguan berpikir,
biasanya penghambatan pikiran dan kemiskinan isi pikiran.
Daya ingat
Kira-kira 50%-70% dari semua pasien terdepresi memiliki suatu
gangguan kognitif yang sering kali dinamakan pseudodemensia
depresif, dengan keluhan gangguan konsentrasi dan mudah lupa.
Pengendalian impuls
Kira-kira 10-15% pasien terdepresi melakukan bunuh diri dan kira-
kira dua pertiga memiliki gagasan bunuh diri. Resiko meninggi
untuk melakukan bunuh diri saat mereka mulai mebaik dan
mendapat kembali energy yang diperlukan untuk merencanakan dan
melakukan suatu bunuh diri.
Reliabilitas
Semua informasi yang didapat dari pasien selalu menonjolkan hal
yang buruk dan menekankan yang baik
Episode manik
Deskripsi umum
Pasien yang sedang dalam episode manik akan banyak bicara, hiperaktif, dan
tereksitasi. Pada waktu tertentu mereka jelas sekali menunjukkan gejala psikotik dan
terdisorganisasi, sampai mereka memerlukan pengikatan fisik dan penyuntikan
intramuscular obat sedatif agar mereka dapat tenang dan terkontrol.
Mood, afek dan perasaan
Pasien yang sedang dalam episode manik biasanya euphoria dan lekas marah. Secara
emosional mereka sangatlah labil, mereka bisa sangat gampang berubah dari tertawa
menjadi marah dan bisa menjadi depresi dalam waktu yang singkat.
Pembicaraan
Pasien dalam episode manik sangatlah susah untuk dipotong saat mereka sedang
berbicara dan sering kali menjadi pengganggu badi orang-orang disekitarnya. Apabila
mereka sedang dalam keadaan aktifitas yang meningkat, maka mereka akan berbicara
penuh kelucuan, dan banyaknya hal- hal yang tidak relefan. Dan apabila aktifitas lebih
meningkat lagi maka kemampuan konsentrasi mereka mulai hilang sehingga akan
muncul gagasan yang meloncat-loncat.
Gangguan persepsi
Waham ditemukan 75% dari semua pasien manik.
Pikiran
Isi pikirannya hanyalah kepercayaan dan kebesaran diri, pasien dengan episode
manik sering sekali perhatiannya mudah dialihkan. Sedangkan fungsi kognitifnya
tidak dapat dikendalikan, oleh sebab ide mereka begitu cepat dan tidak terkendali.
Sensorium dan kognisi
Pada pasien dengan episode manik mereka masih bisa orientasi dengan baik dan
daya ingat mereka juga cukup baik, meskipun pada beberapa pasien yang sangat
euforik, mereka sering kali menjawab secara tidak tepat (mania delirium).
Pengendalian impuls
Pasien dengan episode manik rata-rata senang menyerang dan senang
mengancam.
Pertimbangan dan Tilikan
Tanda dari pasien manik adalah gangguan pertimbangan, dan mereka senang
melanggar peraturan.
Reliabilitas
Oleh karena berbohong dan menipu lazim pada mania. Pasien manik sudah
sangat dikenal tidak dapat dipercaya informasinya.
Terapi
Tujuan terapi
Tujuan terapi untuk gangguan bipolar adalah untuk mencegah
terjadinya kekambuhan episode mania, hypomania, atau depresif,
mempertahankan berfungsi-fungsi normal, dan untuk mencegah
episode lebih lanjut mania atau depresi (Drayton&Weinstein, 2008).
Algoritma terapi
Pengobatan gangguan bipolar dapat bervariasi tergantung pada jenis
episode pasien mengalami. Setelah didiagnosis dengan gangguan
bipolar pasien harus mendapat mood stabilizer (misalnya litium,
valproat) untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Selama episode
akut obat dapat ditambahkan dan kemudian dapat diturunkan
takarannya setelah pasien stabil (Drayton & Weinstein, 2008).
Algoritma dan Pedoman Umum Terapi Akut Pada
Episode Mania atau Campuran
Algoritma dan Pedoman Umum Terapi Akut Pada
Episode Depresi