Anda di halaman 1dari 40

Dr. dr. Sutoto,M.

Kes

KARS
CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes

DR.Dr Sutoto,M.Kes adalah adalah Ketua Eksekutif


KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit Seluruh
Indonesia),
Disamping itu juga sebagai Board Member of ASQua
(Asia Society for Quality in Health Care),
Regional Advisory Council dari JCI (Joint Commission
Internasioanl) sejak 2013, Dewan Pembina MKEK IDI
Pusat.
Pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Rumah
sakit seluruh Indonesia Periode tahun 2009-2012 dan
2012-2015, Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta,
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Pusat Kanker
Nasional, serta Plt Dirjen Pelayanan Medis
Kementerian Kesehatan R.I thn 2010
KARS
Persetujuan (Consent)
. (Pasal 45 ayat (1) UU Praktik Kedokteran yang berbunyi:
Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.)

General consent (persetujuan Umum)


Persetujuan perawatan dan pegobatan (bagi
semua tindakan, prosedur, pengobatan yg
berisiko rendah)

Informed consent
Untuk tindakan , prosedur, pengobatan
berisiko tinggi, tranfusi darah dan produk
darah dan anestesi Sutoto KARS 3
Standar HPK.6.3. GENERAL
GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM
CONSENT
Persetujuan umum untuk
pengobatan, bila didapat pada
waktu pasien masuk sebagai pasien
rawat inap atau didaftar pertama
kali sebagai pasien rawat jalan,
harus jelas dalam cakupan dan
batas- batasnya
Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM

Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu


pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama
kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas dalam cakupan dan
batas- batasnya.

Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan
penjelasannya
Dokumen:
Formulir persetujuan umum
Pastikan semua pasien baik rawat jalan maupun rawat inap
telah menanda tangani general consent
Pasien Rawat inap, setiap datang harus tanda tangan general
consent.
Pasien rawat jalan cukup sekali saja.
Sutoto KARS 5
HAL APA SAJA YANG DAPAT DIMASUKKAN DALAM
GENERAL CONSENT

1. Persetujuan pengobatan.
2. Persetujuan pelepasan informasi data pasien dan
privasi
3. Tanggung jawab pasien dalam menjaga barang
berharga miliknya dan tanggung jawab RS
4. Hak dan kewajiban pasien
5. Informasi dan Tata tertib di rawat inap
6. Informasi biaya
7. dll
KARS
CONTOH GENERAL CONSENT

Sutoto KARS 7
KARS
CONTOH DALAM GENERAL CONSENT
Saya mengerti dan memahami bahwa:
Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang
pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang
yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.
Saya Saya mengerti dan memahami bahwa memiliki hak untuk
persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap
prosedur/terapi
Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis rumah sakit
yang bukan karyawan tetapi staf independen/tamu yang telah
diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan
pengobatan pasien mereka.
Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam pemilihan
dokter yang akan bertanggung jawab untuk perawatan saya
selama saya dalam perawatan di rumah sakit.

Sutoto KARS 9
CONTOH GENERAL CONSENT

PERSETUJUAN UNTUK PENGOBATAN


Saya mengetahui bahwa saya memiliki kondisi yang
membutuhkan perawatan medis, saya mengizinkan dokter dan
profesional kesehatan lainnya untuk melakukan prosedur
diagnostik dan untuk memberikan pengobatan medis seperti
yang diperlukan dalam penilaian profesional mereka.
Prosedur diagnostik dan perawatan medis termasuk tetapi
tidak terbatas pada electrocardiograms, x-ray, tes darah terapi
fisik, dan pemberian obat.
Saya sadar bahwa praktik kedokteran dan bedah bukanlah ilmu
pasti dan saya mengakui bahwa tidak ada jaminan atas hasil
apapun, terhadap perawatan prosedur atau pemeriksaan
apapun yg dilakukan kepada saya.

Sutoto KARS 10
CONTOH GENERAL CONSENT UNTUK RS PENDIDIKAN

Apabila saya terlibat dalam penelitian atau prosedur


eksperimental, maka hal tersebut hanya dapat
dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan saya
Saya setuju untuk mengizinkan medis, keperawatan,
dan tenaga kesehatan lainnya dalam
pendidikan/pelatihan, kecuali diminta sebaliknya,
untuk hadir selama perawatan pasien, atau
berpartisipasi dalam perawatan pasien sebagai
bagian dari pendidikan mereka.

Sutoto KARS 11
INFORMED CONSENT
Siapa yang harus menjelaskan informed
consent
Siapa yang kompeten menandatangani
informed consent
Bila pasien tak kompeten , siapa penggantinya
Apa saja yang wajib dimintakan informed
consent
Bagaimana memastikan suatu tindakan atau
prosedur, pengobatan perlu informed consent
KARS
STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu


proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih,
dalam bahasa yang dipahami pasien

Elemen Penilaian HPK.6

1. Rurnah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent


dalam kebijakan dan prosedur.

2. Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur


tersebut.

3. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan


prosedur.

Sutoto KARS 17
STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat


melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan
oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien

EP
1. RS punya kebijakan dan
prosedur proses permintaan IC
1. Tersedia Staf yang dilatih untuk
membantu melaksanakan
kebijakan dan prosedur IC
1. Pasien memberi IC sesuai
kebijakan dan prosedur.
Sutoto KARS 18
Standar HPK.6
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran
Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis

Dokumen
informed consent
Formulir persetujuan/ penolakan

Proses
Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran

19
SIAPA YG WAJIB MEMBERIKAN PENJELASAN
(PMK Nomer 290/2008)

Sutoto KARS 20
ORANG KOMPETEN MEMBERIKAN TANDA TANGAN PADA
INFORMED CONSENT (PMK 290/2008,pasal 1 nomer 7)

1. Dewasa atau bukan anak


2. Telah/pernah menikah
3. Tidak terganggu kesadaran fisik
4. Mampu berkomunikasi secara wajar
5. Tidak mengalami retardasi mental
6. Tidak mengalami gangguan mental
BILA PASIEN TIDAK KOMPETEN YANG TANDA TANGAN
KELUARGA TERDEKAT ATAU PENGAMPUNYA
(PMK 36 THN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN)

KELUARGA TERDEKAT ATAU PENGAMPUNYA:


SUAMI/ISTRI, AYAH/IBU, ANAK2 KANDUNG, SAUDARA KANDUNG
(PMK 290 THN 2008 TTG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN).
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya

PMK 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran


Sutoto KARS 23
Manual
Persetujuan
Tindakan
Kedokteran.
KKI 2006

Sutoto KARS 24
Manual Persetujuan
Tindakan
Kedokteran.
KKI 2006

Sutoto KARS 25
PERTOLONGAN DARURAT
Pasal 85 UU Kesehatan
(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
wajib memberikan pelayanan kesehatan pada bencana bagi penyelamatan nyawa
pasien dan pencegahan kecacatan.
(2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang
muka terlebih dahulu.
UU Rumah Sakit, Pasal 29 ayat (1) huruf c UU Rumah Sakit, rumah sakit wajib
memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya.
UU No 36 Thn 2014 tentang Tenaga Kesehatan : Pasal 59 ayat (1) UU Tenaga
Kesehatan menyebutkan bahwa tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik
pada fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama
kepada penerima pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat
darurat dan/atau pada bencana untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan.
Pasal 17 Kode Etik Kedokteran Indonesia: setiap dokter wajib melakukan
pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
KARS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 9
(1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan pasien dalam rangka
kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta kepentingan umum.
(2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis
Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
(3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien.
(4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. audit medis;
b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular;
c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;
d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa yang akan
datang; dan e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat.
(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada institusi atau
pihak yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sutoto KARS 27
Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI
PERSETUJUAN

Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam


konteks undang-undang dan budaya yang ada,
tentang orang lain yang dapat memberikan
persetujuan

Sutoto KARS 28
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya

PMK 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran


Sutoto KARS 29
Standar HPK.6.4.
SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT TERTULIS

1. Sebelum operasi atau prosedur invasif


2. Sebelum anestesia termasuk sedasi yang
moderat dan dalam
3. Sebelum penggunaan darah atau produk darah
4. Sebelum pelaksanaan tindakan dan
pengobatan yang berisiko tinggi.

Mencatat ldentitas petugas yang memberikan


penjelasanan di dalam rekam medis pasien dan
tanda tangannya
Bila informed consent lisan juga harus dicatat

Sutoto KARS 30
Standar HPK.6.4.1
Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis
pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed consent
yang khusus.

DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan
yang perlu informed consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan
daftar tersebut
Sutoto KARS 31
DAFTAR TINDAKAN YG MEMERLUKAN INFORMED CONSENT

Semua tindakan pembedahan dan tindakan invaisif


Semua tindakan anestesi & sedasi sedang dan dalam
Semua Pemberian darah dan produk/komponen darah
Semua pengobatan berisiko tinggi

Pemberian Darah dan Produk Darah


Whole blood
Trombosit
Wash erytrocite Trombopheresis
Pack red cell Human albumin :
Fresh frozen plasma Plasbumin
Liquid plasma Octalbin
Albuminar

KARS
CONTOH TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI YG PERLU INFORMED
CONSENT
Tindakan anestesi
Anestesi Umum Tindakan sedasi
Sedasi sedang
Anestesi Regional Mengunakan midazolam 0,1 mg/kbgg
Anastesi Infiltrasi Mengunakan ketamin 0,5 mg/kgbb
Mengunakan propofol 0,5 mg/kgbb
Anastesi Blok Sedasi dalam
Anastesi Spinal Mengunakan ketamin 3-8 mg/kgbb
intramuskuler
Blok Epidural Mengunakan ketamin 1 mg/kgbb intravena
Mengunakan midazolam oral 10 mg/kgbb
Blok Pleksus Brakialis Mengunakan flunitrazepam 0,1 mg/kgbb
Anestesia Paravertebral Mengunakan fentanil 0,5 1 ug/kgbb
Mengunakan alfentanil 3-5 ug/kgbb
Blok Transakral (Kaudal) Mengunakan remifentanil 0,1 mg/kg/min
Anastesi Regional Intravena

KARS
*Standar PAB.7.1 Risiko, manfaat, dan alternatif didiskusikan dgn pasien dan
keluarganya atau orang yg berwenang membuat keputusan bagi pasien.
Elemen Penilaian PAB.7.1 T
1. Pasien, keluarga & pmbuat keputusan diedukasi ttg risiko, manfaat,
komplikasi yg potensial serta alternatif yg berhubungan dgn prosedur
bedah yg direncanakan. (lih. juga HPK.6.4, EP 1)
2. Edukasi mencakup kebutuhan untuk, risiko dan manfaat dari, maupun
alternatif terhadap : darah dan produk darah yg digunakan
3. Dr bedah / petugas lain yg kompeten memberikan edukasi (lih.juga
HPK.6.1, EP 2)

*Standar PAB.7.2 Ada laporan operasi atau catatan operasi singkat dalam
rekam medis pasien untuk keperluan pelayanan berkesinambungan.
Elemen Penilaian PAB.7.2 T
1. Laporan tertulis operasi atau ringkasan catatan operasi trmasuk
sekurang2nya ad a) s/d f) tsb dari Maksud dan Tujuan.
2. Laporan tertulis operasi, atau ringkasan catatan operasi dalam rekam
medis pasien, tersedia sebelum pasien meninggalkan lokasi pemulihan
pasca anestesi (lih.juga PP.2.3, Maksud dan Tujuan) 34
PAB.7.1 : Informed (consent) Bedah dan pemberian
darah / produk darah
1. Regulasi dan Form, tanda tangan pasien utk
Informednya dan utk Consentnya
2. Sebagai bagian dari proses Informed consent
tindakan bedah, pemberian darah / produk darah,
dilaksanakan pemberian informasi tentang risiko,
manfaat dan alternatif
3. Dilaksanakan oleh DPJP ybs

PAB.7.2 : Laporan operasi


1. Regulasi, Form, Telusur
2. Laporan minimal berisi ad a) s/d f)
3. Laporan tertulis operasi tersedia sebelum pasien
meninggalkan lokasi pemulihan pasca
35
Standar PAB 7.2. M&T :
Laporan tertulis tindakan bedah atau catatan singkat
operasi tsb minimum memuat :
a) diagnosa pasca operasi;
b) nama dokter bedah dan asisten;
c) nama prosedur;
d) spesimen bedah untuk pemeriksaan;
e) catatan spesifik komplikasi atau tidak adanya
komplikasi selama operasi, termasuk jumlah
kehilangan darah; dan
f) tanggal, waktu, dan tandatangan dokter yang
bertanggung jawab. 36
*Standar PAB.5.1 Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dgn
pasien dan keluarganya atau mereka yg membuat keputusan bagi
pasien.
Elemen Penilaian PAB.5.1 T
1. Pasien, keluarga dan pengambil keputusan diberi pendidikan
tentang risiko, manfaat dan alternatif anestesi. (lih.juga HPK.6.4, EP
2)
2. Antestesiolog atau petugas lain yg kompeten mmberikan edukasi tsb

*Standar PAB.5.2 Anestesi yg digunakan & tehnik anestesi ditulis di


rekam medis pasien
Elemen Penilaian PAB.5.2 T
1. Anestesi yg digunakan dituliskan dalam rekam medis pasien
(lih.juga PP.2.1, EP 7, dan MKI.19.1, EP 4)
2. Teknik anestesi yg digunakan dituliskan dalam rekam medis pasien
3. Dr SpAn & atau perawat anestesi dan asisten anestesi di catat di
rekam medis anestesi pasien. 37
PAB.5.1 : Informed (consent) Anestesi termasuk Sedasi Moderat
dan Dalam
1. Regulasi dan Form, tanda tangan pasien utk Informednya dan
utk Consentnya
2. Sebagai bagian dari proses Informed consent anestesi termasuk
sedasi moderat dan dalam, dilaksanakan pemberian informasi
tentang risiko, manfaat dan alternatif anestesi
3. Dilaksanakan oleh DPJP ybs
4. Tanda tangan dokter dibagian informed. Pada bagian consent
(setuju/tidak setuju) dokter tidak memberi tanda
tangan.(Perkonsil manual persetujuam tindakan
kedokteran,2007 dan PMK 290/2008
5. Perhatikan bila terjadi perluasan operasi dan keterkaitan dg
anestesi

PAB.5.2 : Anestesi dan Tehnik anestesi


1. Regulasi dan Form
2. Obat Anestesi danTeknik anestesi, didokumentasikan dlm form
3. Tanda tangan pelaksana

38
Penjelasan Standar HPK.6.1
penyakit, Pasien & keluarganya menerima
pengobatan penjelasan yang memadai ttg
nya dan penyakit, saran pengobatan,
siapa dan para pemberi pelayanan,
pemberi shg mereka dapat membuat
asuhannya keputusan ttg pelayanan
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN
PEMBERI PELAYANAN

Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai


tentang penyakit, saran pengobatan, dan para pemberi
pelayanan, sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang
pelayanan.

Elemen Penilaian HPK.6.1


1. Pasien diberikan penjelasan dan rencana pengobatannya dari
elemen a s/d h
2. Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi yang lain
yang bertanggung jawab melayani mereka. (lihat juga APK.2.1,
EP 1)
3. Ada proses untuk menanggapi permintaan tambahan
informasi dari pasien tentang tanggung jawab praktisi untuk
pelayanannya. Sutoto KARS 40
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN
PEMBERI PELAYANAN

Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai


tentang penyakit, saran pengobatan, dan para pemberi
pelayanan, sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang
pelayanan.

1. Pasien diberikan penjelasan dan rencana pengobatannya dari


elemen a s/d h
2. Pasien mengenal identitas DPJP dan Staf (lihat juga APK.2.1,
EP 1)
3. Ada proses untuk menanggapi permintaan tambahan
informasi ttg tanggung jawab DPJP dan staf (SPK dan RKK
tersedia)

Sutoto KARS 41
KARS
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN
DAN PEMBERI PELAYANAN

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk rencana pengobatan ( a sp
h)
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan
DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
Dokumen:
Catatan pemberian informasi
Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP dan
Staf (SPK dan RKK)

Sutoto KARS 43
Lampiran Permenkes 1691/2011 pengaturan tentang
Standar I. Hak pasien,
Panduan DPJP
SEKIAN &
TERIMAKASIH ..

Anda mungkin juga menyukai