Anda di halaman 1dari 34

Responsi

Schizofrenia

Oleh:
Ahmad Maliki
105070107111010

Pembimbing :
dr. Sri Fuad H, Sp.KJ
Identitas
Nama : Nn. Vira Favila
Umur : 17 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Raya Ngijo RT 05/05 Karangploso Malang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SD (Tidak tamat SMP)
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
No. RM : 107xxxxx
Tanggal periksa : 05 Mei 2015
Anamnesis
Keluhan Utama :
Sering marah-marah dan berbicara sendiri
Pasien datang ke poli psikiatri RSSA pada tanggal 05 Mei 2015, kemudian
diputuskan untuk MRS pada tanggal yang sama di ruang 23 Empati RSSA.
Autoanamnesis dilakukan di Ruang 23 Empati RSSA pada hari Selasa tanggal
06 Mei 2015 pukul 06.30 WIB didampingi oleh Kakak pasien yang mengerti
perjalanan penyakit pasien
T : Selamat pagi Mbak. Saya dokter muda Maliki yang akan memeriksa mbak pagi ini.
Namanya siapa mbak? (menyodorkan tangan untuk bersalaman)
J : (menerima jabatan tangan) Nama saya Vira Favila. (Pasien tertawa kecil sambil
menutup mulutnya, kontak mata (+))
T : Mbak vira umurnya berapa?
J : 17 tahun (benar)
T : Pendidikan terakhirnya apa?
J : Kelas 3 SMP (Pasien tertawa kecil)
T : Berarti mau Ujian Nasional ya bentar lagi?
J : Sudah lulus
T : Vira sekolahnya di SMP mana?
J : Di SMP PGRI 1 Karangploso Hore! (Pasien menggepalkan tangan keatas dan tertawa
kecil)
T : Vira rumahnya dimana?
J : PPAI
T : Dimana itu vira?
J : di dekat SMP PGRI 1 Hore! (Pasien tertawa kecil)
T : Vira kenapa kok dibawa kesini?
J : Sakit.. sakit gigi
T : Sakit gigi nya mulai kapan?
J : Sudah 1 tahun, atas bawah (pasien mulai menggerutu) Itu lho ndek pak totok
(Tertawa) wes ojok nggudoi aku terus ta, sek onok pak dokter iki lho
T : Vira ngomong ama siapa tadi?
J : (Tertawa dan Pasien menggerutu) Ojok singitan ndek sikilku ta (Memegang
kakinya dan tertawa)
T : Loh itu siapa vira?kan dokter sama mbak (Kakak vira) disini, nggak
memegang vira.
J : Madu, eh kucing (Tertawa dan melihat kakinya terus)
T : Vira ayo sini lihat dokter dulu
J : Iya
T : Yang vira lihat siapa saja selain disini? (Diruangan hanya ada 1 dokter muda
dan 1 kakak vira)
J : Ada 3, eh 2
T : Tadi kata vira ada 3 ya, sapa aja vira?
J : Flower, gula (Tidak memperhatikan)
T : Ayo vira liat dokter dulu
J : Iya, im sorry (Tertawa kecil)
T : Siapa saja hayo yang ada diruang ini sekarang?
J : Dokter, mbak sama anak kecil.
T : Anak kecilnya sapa namanya vira?
J : Muhammad Rasulullah Sallahahualaihiwasalam
T : Umurnya berapa vira anak kecil itu?
J : 20 Bulan (Pasien mulai menggerutu dan seperti mendapat bisikan) flower,
gula ditambahi gula batok, enak pake madu ae. Wes dulin ae disik, aku nyusul
T : Vira dibisikin apa ama anak kecil itu?
J : Muhammad Rasulullah Sallahahualaihiwasalam
T : Iya dokter tahu, anak kecilnya bisikin apa aja ke vira tadi?
J : Nggak, pak suwin ae (Pasien tidak memperhatikan)
T : Vira dokter tanya ya, yang vira rasakan akhir-akhir ini apa?
J : Senang
T : Apa yang lagi vira pikirkan sekarang?
J : Tiduran
T : Vira sekarang tanggal berapa ya?dokter lupa
J : 25 Desember 76
T : Vira sudah sarapan tadi?
J : Sudah
T : Tadi yang ada di piringnya apa saja ya vira?
J : Ada 1, Kunang vision
T : Apa itu kunang vision? Vira nggak inget tadi makan apa aja?
J : (Diam dan menghadap ke kakaknya)
T : Vira lahirnya dimana ya?tanggal berapa?
J : Griyanipun ing malang, 25 Desember 2002
T : Vira dokter mau tanya tentang berhitung. 100 dikurangi 5 berapa ya vir?
J : 40, eh berapa ya 4/2 eh
T : Coba vira, kata kipas kalau di eja dari belakang jadinya apa?
J : Spik
T : Kalau benda yang berawalan huruf M apa vir?
J : Mmmmmmmmmmmm..Madu (Pasien berpikir lama
T : Coba vira ini dibaca ya Adi Makan Pagi
J : (Melihat tulisan) Good morning, Good afternoon
T : Kalau bawahnya ayo coba dibaca Budi pergi ke sekolah
J : (Melihat tulisan) Pergi ke Good morning student (tertawa)
T : Vira coba nulis yang dokter ucapkan ya Vira makan pagi
J : (Menulis tidak jelas, seperti tanda tangan)
T : Yang kedua, Vira pergi ke sekolah
J : (Hanya menulis pergi ke sekolah saja)
T : Vira dokter mau tanya tentang lawan kata, lawan katanya hitam apa ya?
J : White
T : Kalau pagi apa lawan katanya?
J : Good evening
T : Vira tau nggak walikota malang siapa?
J : Pak mardi
T : Siapa pak mardi itu vira?
J : Saudara, cousin
T : Vira, dokter mau tanya. Kalau 1 buku harganya 5000, kalau 4 buku berapa
vira?
J : Dikurangi, eh rugi kalih
T : Vira kalau nemu dompet jatuh diapakan dompetnya?
J : Dibuang
T : Loh kok dibuang kenapa?
J : Ada kucingnya (Tertawa) Cooking
T : Menurut vira, vira ini bagaimana orangnya?sama seperti orang lain?
J : Super-super guelis (Tertawa kecil)
T : Vira dokter ijin tanya-tanya ke mbak apa boleh?
J : Iya
Heteroanamnesa
(di ruang 23 Empati RSSA, dengan kakak pasien yg selama ini juga merawat pasien di rumah,
pada tanggal 6 Mei 2015 pk. 07.00WIB)
Pasien dibawa ke poli psikiatri RSSA oleh ibu dan kakak pasien karena
dikeluhkan sering marah-marah, mendengar suara-suara aneh dan
berbicara sendiri sejak 3 bulan yang lalu.
Pasien juga tidak bisa tidur dalam 1 bulan terakhir.
Pasien dulunya seseorang yang ceria dirumahnya tapi memiliki
kepribadian yang tertutup, pasien bergaul seperti biasa di sekolahnya.
Pasien juga sangat dekat dengan ayahnya.
Pada akhir tahun 2013 ayah dan ibu pasien bercerai. Ayah pasien pergi
dari rumah dan dalam 2 tahun terakhir tidak bertemu dengan anak-
anaknya.
Pada saat awal perceraian ayah dan ibunya, pasien marah-marah dan
mengunci diri selama 3 kamar. Selama 3 hari tersebut pasien tidak mau
makan serta minum dan pasien juga buang air kecil serta buang air besar
dikamar tersebut.
Setelah 3 hari, pasien akhirnya mau keluar dari kamar. Pasien
sudah tidak ceria seperti dulu dan menjadi seseorang yang
mudah marah, pasien juga membanting-banting barang yang
ada didekatnya.
Pasien juga tidak mau melanjutkan sekolah karena merasa tidak
mampu dalam menangkap pelajaran.
Akhirnya pasien dipindah ke pondok pesantren, disana pasien
hanya bertahan beberapa bulan lalu minta pulang.
Pasien memiliki riwayat nilai yang tidak terlalu baik sejak SD,
pasien juga pernah tidak naik kelas selama 1 tahun.
Pasien sering dilarang keluar oleh orang tuanya, hampir setiap
hari aktivitasnya hanya dirumah. Oleh ibu pasien, pasien
dilarang bergaul dengan tetangga sekitar.
Pasien juga dilarang menonton TV, hingga TV pasien dicabut
karena takut anaknya mendapat pengaruh buruk dari acara
yang ada di TV.
Riwayat Penyakit Dahulu
ORGANIK : disangkal
NONORGANIK: disangkal
Riwayat Pribadi
RIWAYAT KELAHIRAN:
Pasien lahir secara normal di bidan dan cukup bulan. Tidak didapatkan penyakit pada
ibu saat melahirkan
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG:
Menurut keterangan ibu kandung pasien, tidak didapatkan adanya gangguan pada
proses tumbuh kembang pasien. Tumbuh kembang sesuai dengan anak seusianya.
RIWAYAT PENDIDIKAN:
Pasien tidak tamat SMP, suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya sewaktu
masa sekolah. Tapi hanya disekolah saja, karena ibu pasien tidak mengijinkan bergaul
dengan temannya di luar sekolah
RIWAYAT KEAGAMAAN:
Pasien beragama Islam sering sholat, dan sering mengaji. Namun sejak 3 bulan terakhir
pasien tidak mau sholat dan mengaji.
Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara.
Pasien sejak kecil selalu dengan orang tuanya.
Pasien jarang bergaul dengan orang lain yang ada disekitar
rumahnya.
Kondisi ekonomi pasien tergolong baik.
Pasien dikenal ceria oleh keluarganya sebelum ayah dan
ibu nya bercerai, namun seseorang yang tertutup.
Pasien juga tidak aktif dalam kegiatan di kampung dan
sekolahnya.
Anggota Keluarga
Usia(ta
No. Keluarga Nama Pekerjaan
hun)

1. Ayah pasien Tn. T 52 PNS

2. Ibu Pasien Ny.S 50 Ibu rumah tangga

3. Kakak kandung Nn. U 24 Pegawai

pasien

4. Pasien Nn. V 17 -
RIWAYAT KETURUNAN:
Tidak ada anggota keluarga dengan gangguan jiwa maupun keluhan
yang sama.

KEPRIBADIAN PREMORBID:
Pasien dulunya seorang yang ceria di keluarganya tetapi seseorang
yang tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan apa yang
dialaminya. Pasien juga tidak terlalu banyak bergaul di lingkungan
sekitar rumahnya.

FAKTOR PENCETUS:
Ayah dan ibu pasien cerai pada akhir tahun 2013. Pasien mengunci
diri dikamar selama 3 hari. Tidak mau makan, minum dan melakukan
aktivitas seperti buangair kecil dan buang air besar dikamar tersebut.
Sejak saat itu pasien mulai menjadi orang yang mudah marah.
Timeline Perjalanan Penyakit
Home Visite
Home visite (kunjungan rumah) dilakukan pada hari
Sabtu, tanggal 9 Mei 2015, pukul 11.00-12.00 W.I.B.
Tujuan home visit, antara lain:
Mengetahui hubungan penderita dengan anggota keluarga dan
lingkungan rumahnya.
Mengetahui hubungan psikososial dan lingkungan penderita.
Mencari data tambahan dari keluarga adanya kemungkinan
stressor psikososial yang menimbulkan gejala dan mengetahui
perilaku penderita saat dirumah.
Sasaran : Rumah penderita
Lokasi Rumah
Lokasi rumah:
Rumah pasien terletak di Jl. Raya Ngijo RT
05/05, Karangploso
Tampak permukiman warga yang tidak padat,
berada di tempat keramaian yaitu tepat
dipinggir jalan besar arah batu
Kondisi Rumah
Kondisi rumah:
Rumah berukuran sekitar 6 x 12 M
Berlantai tegel dan berdinding tembok, beratap genteng, terdapat
2 lantai dirumahnya.
Dinding rumah berupa tembok bercat warna putih pada bagian
ruang tamu, dan ruang kamar berwarna kuning
Terdapat dua kamar tidur dan satu kamar mandi pada lantai 1,
pada lantai 2 juga terdapat dua kamar tidur dan 1 kamar mandi.
Kamar pasien terdapat pada lantai 2.
Rumah pasien bersih, tidak ada barang berserakan.
Memiliki fasilitas PLN, TV, kompor gas, dan magic jar, kulkas dan
kipas angin
Foto Dokumentasi Home Visite

Rumah Pasien
Tampak Depan,
Tepat pada pinggir
jalan, Jl. Raya Ngijo
Foto Dokumentasi Home Visite

Kamar Pasien di lantai 2


Foto Dokumentasi Home Visite

Kamar Pasien di lantai 2


Foto Dokumentasi Home Visite

Foto Bersama Orang Tua Pasien


Denah Rumah Pasien
Lantai 1 Lantai 2
F H
I
E G
J
D K
L
C
B
M N
A
L = Kamar kakak
A = Teras E = Ruang Keluarga H = Tangga pasien
B = Kamar Ibu pasien F = Kamar mandi
I = empat cuci baju M = Kamar Pasien
C = Ruang Tamu G = Tangga
D = Kamar Ayah J = Kamar mandi 2 N = Teras atas
Pasien
K = Ruang Keluarga 2
Status Interinsik
(6 Mei 2015 pukul 06.30)
Keadaan umum: Baik
Gizi : Kesan cukup
Higiene : Cukup
Tinggibadan : 155 cm
Beratbadan : 60 kg
Tekanan darah : 110/75 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhuaksiler : 36,7oC
Kepala : Anemia -/-, ikterus -/-, sianosis -/-, edema-/-
Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB leher (-)
Thorax : Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V MCL Sinistra
Perkusi : LHM: ICS V MCL sinistra
RHM: SL dextra
Auskultasi: S1 S2 tunggal, murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Chest expansion D=S
Perkusi : Sonor di semua lapangan paru kanan
dan kiri
Auskultasi : Vesikuler di semua lapangan paru
Rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen : Inspeksi : Flat
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Distribusi timpani normal
Hepar dan lien tidak membesar
Palpasi : Soefl, meteorismus (-)
Extremitas : Akral hangat, edema -/-, CRT<2
Status Neurologis
(6 Mei 2015 pukul 06.30 WIB)
Keadaan umum : Baik, Compos Mentis (GCS:456)
Meningeal sign : (-)
Kaku kaduk : (-)
Reflek pupil/cahaya : PBI 3mm/3mm, Reflek cahaya: +/+
Parese Nervus Cranialis : dalam batas normal

Reflek fisiologis:
Reflek biseps : +2/+2
Reflek triseps : +2/+2
Reflek Knee (patella) : +2/+2
Reflek Archiles : +2/+2
Reflek patologis:
Reflek Hofmann/Tromner : -/-
Reflek Babinski : -/-
Reflek Chaddock : -/-
Reflek Oppenheim : -/-
Reflek Gonda : -/-
Pemeriksaan motorik:
Kekuatan : +5/+5
+5/+5
Tonus : Normal/Normal
Normal/Normal
Pemeriksaan sensorik : Dalam batas normal
Pemeriksaan fungsi otonom: Inkontinensia uri: (-)
Status
Status Psikiatri(6 Mei 2015 pukul
pukul 06.30)
06.30)
Kesan umum : Seorang wanita, 17 tahun, wajah tampak sesuai usia ,BB tampak normal, TB
tampak normal, pakaian rapi, terawat, higiene cukup, bicara lancar, volume keras
Kontak : Verbal (+) irrelevan, Non Verbal (+)
Kesadaran :
Kuantitas : Compos mentis, GCS 456
Kualitas : Berubah, insight terganggu
Proses berpikir :
Isi : Ide aneh
Arus : Asosiasi longgar
Bentuk : Non-realistis
Orientasi :
Tempat : Normal
Waktu : Disorientasi
Orang : Normal
Daya ingat : Normal
Persepsi: Halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+)
Afek/ Emosi : Appropriate
Intelegensi : Kurang
Psikomotor : Normal
Gaya bicara : Banyak bicara
Kemauan : Normal
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia hebrefenik (F20.0)


Aksis II : Retardasi mental
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah dengan Primary Support
Group (Keluarga)
Aksis V : GAF Scale 60-51
PENATALAKSANAAN
Rawat inap di ruang 23 Psikiatri
Farmakoterapi:
Risperidon 2 x 1 mg tablet peroral
Psikoterapi dan rehabilitasi, berupa:
Psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang praktis dengan
maksud mengembalikan pasien ke masyarakat.
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy).
Terapi kerja untuk mendorong pasien bergaul lagi dengan orang lain.
Pengaturan lingkungan agar pasien tidak mengalami stres terlalu banyak.
Terapi keluarga, antara lain dengan membantu keluarga dan pasien untuk
memahami dan mempelajari skizofrenia serta sebaiknya dianjurkan untuk diadakan
diskusi mengenai episode psikotik serta peristiwa yang mengarah ke sana. Anggota
keluarga yang memiliki masalah dengan pasien sebaiknya diberi pemahaman
mengenai kondisi pasien sehingga turut menjaga kondisi lingkungan di sekitar
pasien agar tetap kondusif dan tidak memberikan stressor yang terlalu banyak.
KIE mengenai pentingnya kepatuhan minum obat dengan aturan dan dosis yang
dianjurkan.
PROGNOSIS
Diagnosis skizofrenia: Buruk
Onset saat usia muda: Buruk
Perjalanan penyakit sudah kronis: Buruk
Tidak ada faktor keturunan: Baik
Faktor pencetus diketahui: Baik
Ciri kepribadian premorbid terbuka: Baik
Belum menikah: Buruk
Sosial ekonomi cukup: Baik
Dukungan keluarga yang baik: Baik
Kesimpulan prognosis: Dubia et bonam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai