Kurnia Indriati Nur Irfan Ardiyansah Sarwoko Akhsanul Fikri Akbar Abdul Rahman Syafii
MATA KULIAH AIK 6
APA ITU TARJIH Tarjih berasal dari kata rojjaha-yurajjihu-tarjihan, yang berarti mengambil sesuatu yang lebih kuat. Menurut istilah ahli ushul fiqh adalah : Usaha yang dilakukan oleh mujtahid untuk mengemukakan satu antara dua jalan ( dua dalil ) yang saling bertentangan, karena mempunyai kelebihan yang lebih kuat dari yang lainnya
Sejarah pertama Majlis Tarjih Muhammadiyah, lahir sebagai
hasil keputusan Kongres ke-16 organisasi ini di Pekalongan pada tahun 1927 pada periode kepengurusan KH. Ibrahim (1878-1934) yang menjadi Ketua Hoofdbestuur Muhammadiyah kedua sesudah KH. Ahmad Dahlan (1868- 1923) istilah Majlis Tasyri menjadi Majlis Tajrih, dan sejak itulah berdirinya Majlis Tajrih tujuh orang ulama, yaitu : 1. KH. Mas Mansur, Surabaya 2. A. R. Sultan Mansur, Maninjau (Sumatra Barat) 3. H. Mochtar, Yogyakarta. 4. H. A. Mukti, Kudus 5. Kartosudharmo, Betawi 6. M. Kusni 7. M. Junus Anis, Yogyakarta Tugas tugas majlis tarjih sebagaimana yang tertulis dalam Qaidah Majlis Tarjih 1961 dan diperbaharuhi lewat keputusan Pimpinan Pusat Muhammdiyah No. 08/SK-PP/I.A/8.c/2000, Bab II pasal 4 , adalah sebagai berikut : 1. Mempergiat pengkajian dan penelitian ajaran Islam dalam rangka pelaksanaan tajdid dan antisipasi perkembangan masyarakat. 2. Menyampaikan fatwa dan pertimbangan kepada Pimpinan Persyarikatan guna menentukan kebijaksanaan dalam menjalankan kepemimpinan serta membimbing umat , khususnya anggota dan keluarga Muhammadiyah. 3. Mendampingi dan membantu Pimpinan Persyarikatan dalam membimbing anggota melaksanakan ajaran Islam 4. Membantu Pimpinan Persyarikatan dalam mempersiapkan dan meningkatkan kualitas ulama. 5. Mengarahkan perbedaan pendapat/faham dalam bidang keagamaan ke arah yang lebih maslahat. APA ITU LAJNAH TARJIH MUHAMMADIYAH Lajnah Tarjih dan Majlis Tarjih adalah dua istilah yang selalu dihubungkan kepada lembaga ketarjihan dalam persyarikatan Muhammadiyah, terutama sejak diterbitkanya surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 5/PP/1971, tentang Qaidah Lajnah Tarjih Muhammadiyah. Adapun Majlis Tarjih yaitu seperti apa yang disebutkan antara lain dalam pasal 5 ayat (1) huruf a, yaitu : 1. Pimpinan Lajnah Tarjih. Majlis Tarjih Pusat memimpin Lajnah Tarjih pusat, terdiri sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang. Kemudian ayat (2) berbunyi : Apalah dipandang perlu, anggota persyarikatan dapat diangkat sebagai anggota Majlis Tarjih. 2. Dasar Hukum yang mengatur Lajnah Tarjih Qaidah Lajnah Tarjih Muhammadiyah tahun1971 yang ditetapkan dengan SK PP Muhammadiyah No. : 5/ PP/ 1971 tanggal 9 Rabiul Awwal 1391 H / 4 Mei 1971. Qaidah ini merupakan pengganti Qaidah sebelumnya yaitu Qaidah tahun 1961.26 Aturan lain yang mengatur Lajnah Tarjih ini ialah SK. PP Muhammadiyah No. : 5/PP/1974 tanggal 3 Rajab 1394 / 22 Juli 1974, tentang Majlis dan Bagian serta pokok tugas, hak dan wewenang serta kewajibannya TUGAS LAJNAH TARJIH
1. Menyelidiki dan memahami Ilmu Agama Islam
untuk memperoleh kemurniannya. 2. Menyusun tuntunan Aqidah, Akhlak, Ibadah dan Muamalah duniawiyat. 3. Memberikan fatwa dan nasehat, baik atas permintaan maupun Tarjih sendiri memandang perlu. 4. Menyalurkan perbedaan pendapat/faham dalam bidang keagamaan ke arah yang lebih maslahat. 5. Mempertinggi mutu ulama. 6. Hal-hal lain dalam bidang keagamaan yang diserahkan oleh Pimpinan Persyarikatan. TUGAS LAJNAH TARJIH
1. Menyelidiki dan memahami Ilmu Agama Islam
untuk memperoleh kemurniannya. 2. Menyusun tuntunan Aqidah, Akhlak, Ibadah dan Muamalah duniawiyat. 3. Memberikan fatwa dan nasehat, baik atas permintaan maupun Tarjih sendiri memandang perlu. 4. Menyalurkan perbedaan pendapat/faham dalam bidang keagamaan ke arah yang lebih maslahat. 5. Mempertinggi mutu ulama. 6. Hal-hal lain dalam bidang keagamaan yang diserahkan oleh Pimpinan Persyarikatan. APA ITU IJTIHAD
menunjukkan bahwa bagi Muhammadiyah ijtihad
bukan merupakan sumber hukum, melainkan sebagai metode penetapan hukum dalam islam. Dalam hal ini Muhammadiyah sejalan dengan faham kelompok mukhaththiat yang menyatakan bahwa ijtihad adalah metode penemuan hukum, sumber hukum dalam islam. Al-quran dan Hadis sebagai sumber hukum dalam Islam tidak hanya diyakini oleh Muhammadiyah saja, tetapi diyakini oleh seluruh umat Islam dalam berbagai mazhab dan aliran. METODE IJTIHAD DALAM MANHAJ TARJIH MUHAMMADIYAH DAPAT DIRUMUSKAN KE DALAM 3 BENTUK YAITU: 1. Ijtihad Bayani, adalah usaha yang dilakukan mujtahid dalam mendapatkan hukum dari nash- zhanni dengan menginterpretasikan nash-nash al-Quran dan al-hadits, agar nash itu menjadi lebih jelas dipahami maknanya. Terdapat lima bayan yaitu: a. Bayan Taqrir (mengungkapkan suatu makna dengan dasar-dasar lain) b. Bayan Tafsir (penjelasan suatu lafazh atau kata-kata, sehingga nash tersebut menjadi lebih jelas yang dimaksud) 2. Ijtihad Qiyasi, adalah ijtihad yang dilakukan untuk mendapatkan hukum suatu masalah yang tidak ada nashnya secara langsung. 3. Ijtihad Istishlahi, adalah ijtihad dalam usaha mendapatkan hukum yang tidak ada nash langsung yang mengandung hukum masalah yang dicari, dengan mendasarkan masalah yang akan dicapai, yang disebut ijtihad istishlahi disini dapat ditempuh dengan beberapa metode yaitu: Metode Istihsan Metode Sadd-u l-dzariah Metode Istishlah Menetapkan hukum urf Menafsirkan ayat kauniyah c. Bayan Taghyir (keterangan-keterangan yang mengubah makna yang zhahir menjadi makna yang dituju, seperti kata-kata yang mengandung pengecualian atau istisna) d. Bayan Tabdil (usaha mencari penjelasan dengan jalan nasakh) e. Bayan Dlarurah (keterangan yang tidak disebutkan, tetapi tidak boleh tidak harus diungkapkan) c. Bayan Taghyir (keterangan-keterangan yang mengubah makna yang zhahir menjadi makna yang dituju, seperti kata-kata yang mengandung pengecualian atau istisna) d. Bayan Tabdil (usaha mencari penjelasan dengan jalan nasakh) e. Bayan Dlarurah (keterangan yang tidak disebutkan, tetapi tidak boleh tidak harus diungkapkan) AIK 6 PRODI PEND. TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO