Anda di halaman 1dari 47

PRESENTASI

KASUS

ODS KATARAK IMATUR


ODS MIOPIA
Doter Pembimbing :
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M
dr. Hari Trilunggono, Sp.M

YU R I TSA SA STI P R A DI TA
1 2 1 0221059
IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pringtali, Jogonegoro Mertoyudan
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
ANAMNESA
Keluhan Utama
Penglihatan kedua mata kabur
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata RST dr. Soedjono dengan keluhan mata
kanan dan kiri terasa kabur seperti melihat kabut yang dirasakan sejak 3
tahun yang lalu. Pasien mengaku saat ini penglihatannya kabur saat
melihat jauh dan lebih baik saat melihat dekat. Keluhan dirasakan
semakin lama semakin memberat. Namun, pasien mengaku dahulu
ketika membaca harus dijauhkan. Pasien merasakan adanya perubahan
penglihatan dari tidak jelas menjadi jelas. Pasien merasakan
penglihatanya lebih baik pada siang hari dari pada malam hari.
Pasien tidak merasa silau jika terkena cahaya, pasien juga tidak pernah
merasakan pusing, mual ataupun muntah dan tidak pernah melihat
pelangi disekitar lampu. Riwayat trauma mata terkena benda tumpul
maupun tajam tidak ada. Kebiasaan merokok juga disangkal.
Sebelumnya pasien mengaku kesulitan membaca pada jarak dekat.
Pasien sudah merasakan keluhannya tersebut lebih dari 10 tahun yang
lalu. Untuk memudahkan membaca biasanya pasien menjauhkan kertas
bacaannya agar terlihat lebih jelas. Namun, pasien mengaku tidak
pernah menggunakan kacamata baca dan pasien merasa tidak perlu
sebab pasien mengaku jarang membaca.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
o Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat diabetes mellitus disangkal
o Riwayat mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu lama
disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti
pasien, yaitu pandangannya kabur saat melihat jauh namun jelas saat
melihat dekat

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani, kesan ekonomi kurang.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik

Vital Sign
TD : 120/60 mmHg
Nadi : 85 x.menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5C
STATUS OPHTHALMICUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
DIAGNOSA BANDING
ODS Katarak Imatur
1. ODS Katarak Imatur
Dipertahankan, karena umur pasien 64 tahun yang merupakan faktor
resiko dari katarak serta dari hasil pemeriksaan didapatkan COA tidak
dangkal (+), iris shadow (+), lensa keruh sebagian (+), dan fundus reflex
agak suram (+) yang menandakan pada pasien ini masih dalam tahap
imatur.
2. ODS Katarak Insipien
Disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan didapatkan sebagian lensa
mengalami kekeruhan, selain itu didapatkan iris shadow (+). Sedangkan
pada pada katarak insipien iris shadow (-). Pada pasien ini juga terdapat
penurunan visus, sementara pada katarak insipien tidak terjadi
penurunan visus.
3. ODS Katarak Matur
Disingkirkan, karena pada pasien ini didapatkan COA tidak dangkal, iris
shadow (+), lensa keruh sebagian, fundus refleks agak suram (+),
Sedangkan pada katark matur COA dalam, iris shadow (-), lensa keruh
seluruhnya, fundus refleks (-)
4. ODS Katarak Hipermatur
Disingkirkan, karena dari hasil pemeriksaan didapatkan COA tidak
dangkal, Iris shadow (+), lensa keruh sebagian, fundus refleks agar
suram (+). Sedangkan pada katarak hipermatur didapatkan kekuruhan
total pada lensa dengan permukaan rata karena lensa sudah mencair,
COA dalam, pseudoshadow (+).
5. ODS Katarak akibat obat-obatan
Disingkirkan, karena dari hasil anamnesa tidak adanya pengobatan
tertentu yang dapat mengakibatkan kekeruhan lensa, seperti
penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
6. ODS Katarak Traumatik
Disingkirkan karena dari hasil anamnesa tidak ditemukan riwayat
adanya trauma pada mata.
ODS Presbiopia
1. ODS Presbiopia
Dipertahankan karena usia pasien yang sudah lebih dari 40 tahun dan
sebelumnya pasien merasa lebih enak untuk membaca ketika dijauhkan.
Hal tersebut merupakan gejala dan tanda dari presbiopianya.
2. ODS Hipermetropia
Disingkirkan, karena pasien hanya kabur saat melihat dekat tapi saat
melihat jauh tidak kabur. Pada hipermetropia gejalanya adalah melihat
jauh kabur dan melihat dekat lebih kabur lagi.
DIAGNOSA
1. ODS Katarak Imatur
2. ODS Presbiopia
TATALAKSANA
ODS Katarak Imatur
Medikamentosa
Topikal
Cendo Caterlent (CaCl2 anhidrat, kalium iodida, natrium tiosulfat, fenilmerkuri
nitrat) 3 dd gtt 1 ODS
Oral
Vitamin E 1 dd tab 1
Parenteral
Tidak ada
Operatif
EKEK
Phacoemulsifikasi
SICS

Non Medikamentosa

Tidak ada
ODS Presbiopia
Medikamentosa
Topikal
Tidak ada
Oral
Tidak ada
Parenteral
Tidak ada
Operatif
Tidak ada

Non Medikamentosa
Kacamata S + 3,00
EDUKASI
ODS Katarak Imatur
o Menjelaskan kepada pasien mengenai katarak imatur mulai dari
definisi penyakit, faktor penyebab, pengobatan, komplikasi, serta
prognosisnya.
o Menjelaskan kepada pasien bahwa visusnya berkurang disebabkan
adanya kekeruhan pada lensanya
o Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa kekeruhan yang dialami
akan semakin bertambah berat seiring berjalannya waktu, sehingga
penurunan penglihatan dapat terus berjalan
o Menjelaskan bahwa kekeruhan pada lensanya masih tipis sehingga
tidak perlu dioperasi
o Mengatakan kepada pasien untuk segera ke dokter spesialis mata jika
melihat seperti ada pelangi di sekitar lampu.
ODS Presbiopia
o Menjelaskan kepada pasien tentang presbiopia
o Menjelaskan bahwa penuruna tajam penglihatan yang dialami salah
satunya disebabkan melemahnya otot mata karena usia tua
o Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat
diperbaiki dengan kacamata baca dan untuk saat ini penggunaan kaca
mata sudah ditanggung oleh BPJS
o Menjelaskan kepada pasien bahwa setiap pertambahan usia 5 tahun,
koreksi kacamatanya akan ditambah +0,5, karena usia pasien sudah 64
tahun maka yang bisa diberikan paling tinggi adalah +3,00. Namun,
karena saat ini pasien mengalami katarak maka koreksi kacamata yang
diberikan lebih sedikit akibat katarak yang dialaminya.
o Mengingatkan pasien untuk memperhatikan sumber pencahayaan saat
membaca, terutama pada malam hari.
KOMPLIKASI
Katarak Imatur
Glaukoma sekunder sudut tertutup

Presbiopia
Tidak ada
RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak diperlukan rujukan ke disiplin Ilmu Kedokteran
lainnya.
PROGNOSIS
Oculus Dexter Oculus Sinister
Quo ad visam : Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad sanam : Ad bonam Ad bonam
Quo ad functionam : Ad bonam Ad bonam
Quo ad cosmetican : Ad bonam Ad bonam
Quo ad vitam : Ad bonam Ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI KATARAK
Setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang
lama
FAKTOR RISIKO
1. Faktor Individu
Faktor individu yang mempengaruhi diantaranya ras, keterunan dan usia
pasien
2. Faktor Lingkungan
Bahan toksik dan merokok merupakan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi
3. Faktor nutrisi
Orang yang tinggal di daerah pegunungan banyak mengkonsumsi protein
hewani yang bisa menghambat katarak dengan jalan mencegah denaturasi
protein
4. Faktor protektif
Faktor protektif diantaranya adalah keracunan obat dan penggunaan
kortikosteroid.
ETIOLOGI
Kekeruhan pada lensa dapat disebabkan oleh :
kelainan kongenital mata
trauma
penyakit mata
proses usia atau degenerasi lensa
kelainan sistemik seperti diabetes melitus
riwayat penggunaan obat-obatan steroid dan lainnya.
Kerusakan oksidatif oleh paparan sinar ultraviolet, rokok dan alkohol,
dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak
GEJALA KLINIS
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
o Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
o Peka terhadap sinar atau cahaya
o Dapat melihat ganda pada satu mata
o Kesulitan untuk membaca
o Lensa mata berubah menjadi buram

Terdapat Kontroversi (pada katarak imatur):


1. Lebih jelas melihat pada malam hari dari pada siang hari
2. Memliki 2nd sight, yaitu dahulu jika membaca harus memakai kacamata
baca namu sekarang bisa membaca tanpa kacamata
KLASIFIKASI KATARAK
Berdasarkan Usia
o Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia
di bawah 1 tahun
o Katarak juvenil, katarak yang terjadi sesudah usia > 3
bulan tetapi kurang dari 9 tahun
o Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun
Berdasarkan letak
Berdasarkan stadium
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah (air Normal Berkurang (air


masuk) keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test - + - Pseudops

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +


Glaukoma
DIAGNOSA BANDING
1. Katarak Diabetik
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes.
2. Katarak Komplikata
Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang dan proses
degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor
itraokular, iskemi okular, nekrosis snterior segmen, buftalmos, akibta
suatu trauma dan pasca bedah mata.
3. Katarak Traumatik
Katarak jenis ini paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di
lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Sebagian besar katarak
traumatik dapat dicegah .
TATALAKSANA
Penatalaksanaan pada katarak adalah tindakan pembedahan.
Pengobatan yang diberikan biasanya hanya memperlambat proses,
tetapi tidak menghentikan proses degeneransi lensa. Beberapa obat-
obatan yang digunakan untuk menghambat proses katarak adalah
vitamin dosis tinggi, kalsium sistein maupun iodin tetes.
1. EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsular)
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama
kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake
dan depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar.
2. EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan
pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa
anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui
robekan. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat
terjadinya katarak sekunder.
3. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi adalah teknik untuk membongkar dan memindahkan
kristal lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar
2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk
menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phaco akan menyedot
massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra
Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut.
4. SICS (Small Incision Cataract Surgery)
Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm.
Namun tetap dikatakan SICS sejak design arsiteknya tanpa jahitan,
Penutupan luka insisi terjadi dengan sendirinya (self-sealing). Teknik
operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak immature, mature,
dan hypermature.
KOMPLIKASI OPERATIF
Komplikasi preoperatif
o Ansietas; beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas)
akibat ketakutan akan operasi. Agen anxiolytic seperti diazepam 2-5 mg
dapat memperbaiki keadaan.
o Nausea dan gastritis; akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid
dan/atau gliserol. Kasus ini dapat ditangani dengan pemberian antasida
oral untuk mengurangi gejala.
o Konjungtivitis iritatif atau alergi; disebabkan oleh tetes antibiotik
topical preoperatif, ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari.
o Abrasi kornea; akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata
dengan menggunakan tonometer Schiotz. Penanganannya berupa
pemberian salep antibiotik selama satu hari dan diperlukan penundaan
operasi selama 2 hari.
Komplikasi intraoperatif
o Laserasi m. rectus superior; dapat terjadi selama proses penjahitan.
o Perdarahan hebat; dapat terjadi selama persiapan conjunctival flap
atau selama insisi ke bilik mata depan.
o Cedera pada kornea (robekan membrane Descemet), iris, dan lensa;
dapat terjadi akibat instrumen operasi yang tajam seperti keratom.
o Cedera iris dan iridodialisis (terlepasnya iris dari akarnya)
o Lepas/ hilangnya vitreous; merupakan komplikasi serius yang dapat
terjadi akibat ruptur kapsul posterior (accidental rupture) selama teknik
ECCE.
Komplikasi postoperatif awal
Komplikasi yang dapat terjadi segera setelah operasi termasuk hifema,
prolaps iris, keratopati striata, uveitis anterior postoperatif, dan
endoftalmitis bakterial.
Komplikasi postoperatif lanjut
Cystoid Macular Edema (CME), delayed chronic postoperative
endophtalmitis, Pseudophakic Bullous Keratopathy (PBK), ablasio retina, dan
katarak sekunder merupakan komplikasi yang dapat terjadi setelah
beberapa waktu post operasi.
Komplikasi yang berkaitan dengan IOL
Implantasi IOL dapat menyebabkan komplikasi seperti uveitis-glaucoma-
hyphema syndrome (UGH syndrome), malposisi IOL, dan sindrom lensa
toksik (toxic lens syndrome).
PRESBIOPIA
DEFINISI
Semakin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan
semakin meningkatnya umur. Kelainan ini terjadi pada mata normal
berupa gangguan perubahan kecembungan lensa yang dapat berkurang
akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan
akomodasi.
ETIOLOGI
Presbiopia terjadi akibat lensa makin keras sehingga elastisitasnya
berkurang. Demikian pula dengan otot akomodasinya, daya
kontraksinya berkurang sehingga tidak terdapat pengenduran zonula
Zinn yang sempurna. Pada keadaan ini maka diperlukan kacamata
bifokus, yaitu kacamata untuk melihat jauh dan dekat.
PATOFISIOLOGI
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya
refraksi mata karena adanya perubahan keseimbanagn antara elastisitas
matriks lensa dan kapsul sehingga menjadi cembung. Dengan
meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras dan kehilangan
elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan demikian kemampuan
melihat dekat semakin berkurang.
GEJALA KLINIS
o Memegang bacaan lebih jauh di banding orang normal saat membaca
dekat untuk mencapai titik dekatnya dengan demikian objek dapat
dibaca.
o Kesulitan membaca huruf - huruf kecil saat membaca dekat akibat
daya akomodasi yang berkurang, maka titik dekat mata makin menjauh.
o Melepaskan kacamata minus pada myopia ketika membaca dekat
o Mata lelah setelah membaca dekat terlalu lama akibat gangguan
akomodasi
o Sakit kepala setelah melakukan pekerjaan yang memerlukan
penglihatan dekat
o Kesulitan membaca dekat pada cahaya redup atau kurang terang
PEMERIKSAAN
ALAT :
Kartu snellen
Kartu jaiger
Teknik:
Adisi ditentukan beradasarakan umur penderita :
S + 1,00 D untuk usia 40 tahun
S + 1,50 D untuk usia 45 tahun
S + 2,00 D untuk usia 50 tahun
S + 2,50 D untuk usia 55 tahun
S + 3,00 D untuk usia 60 tahun
Kemudian pasien diminta untuk membaca tulisan yang ada pada kartu jaiger
Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi S+3,00 D adalah lensa positif terkuat
yang dapat diberikan kepada seseorang. Pada keadaan ini mata tidak melakukan
akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm.
TATALAKSANA
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40
tahun (umur rata-rata) diberikan tambaha sferis + 1,00 dan setiap 5 tahun diatasnya
ditambahkan lagi sferis + 0,50

Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara :
o Kacamata baca untuk melihat dekat saja
o Kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain
o Kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan
sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah
o Kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi
dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.

Anda mungkin juga menyukai