Keterangan 1. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada usia 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali
Cara membaca kolom usia : misal 2 berarti usia 2 bulan (60 hari) s.d. 2 bulan 29 hari (89 hari) dengan interval 2 bulan; dan pada usia lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali. Keduanya perlu
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Oktober 2016 booster pada usia lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak
Akses website IDAI (http:// idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html) usia di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
2. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis ke-1 usia 6-14 minggu,
Optimal Catch-up Booster Daerah endemis dosis ke-2 dengan interval minimal 4 minggu dan harus selesai sebelum usia 24 minggu. Vaksin
rotavirus pentavalenb diberikan 3 kali, dosis ke-1 usia 6-14 minggu, dosis ke-2 dengan interval 4-
Untuk memahami tabel jadwal imunisasi perlu membaca keterangan tabel 10 minggu, dosis ke-3 diberikan pada usia kurang dari 32 minggu.
1. Vaksin hepatitis B (HB). Vaksin HB pertama paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah 3. Vaksin influenza. Vaksin influenza diberikan pada usia minimal 6 bulan, diulang setiap tahun.
lahir dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 sekitar 30 menit sebelumnya. Bayi lahir dari Untuk imunisasi pertama kali (primary immunization) pada anak usia kurang dari 9 tahun diberi
ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6 - < 36 bulan, dosis 0,25 mL. Hal ini
yang berbeda. Vaksinasi HB selanjutnya dapat menggunakan vaksin HB monovalen atau vaksin berlaku bagi vaksin trivalen dan quadrivalen.
kombinasi. Jika diberikan vaksin kombinasi DTP-HB-Hib, vaksin HB usia 1 bulan tidak perlu 4. Vaksin campak dan MMR. Vaksin campak diberikan usia 9 bulan, vaksin MMR 12 bulan. Apabila
diberikan (vaksin HB mencapai 5 dosis pada umur 18 bulan). Jika diberikan vaksin HB monovalen, MMR sudah diberikan pada 12 bulan, vaksin campak kedua tidak perlu diberikan pada usia 18
maka jadwal pemberian adalah 0, 1 dan 6 bulan. bulan. Vaksin campak ketiga tidak perlu diberikan apabila sudah mendapat MMR kedua.
2. Vaksin polio. Pada saat lahir atau pada saat bayi dipulangkan harus diberikan vaksin polio oral 5. Vaksin varisela. Vaksin varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada usia
(OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster diberikan vaksin OPV atau sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada usia lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis
IPV, paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV a bersamaan dengan pemberian OPV-3. dengan interval minimal 4 minggu.
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimal 2 bulan. Apabila 6. Vaksin human papiloma virus (HPV). Vaksin HPV diberikan mulai usia 10 tahun. Vaksin HPV
diberikan sesudah usia 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. bivalen diberikan tiga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan. Vaksin HPV tetravalen c diberikan 3 kali
4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada usia 6 minggu. Dapat diberikan dengan interval 0,2,6 bulan, khusus pada remaja usia 10 - 13 tahun cukup 2 dosis dengan
vaksin DTPw atau DTPa atau kombinasi dengan vaksin lain. Apabila diberikan vaksin DTPa maka interval 6 - 12 bulan.
interval mengikuti rekomendasi vaksin tersebut yaitu usia 2,4, dan 6 bulan. Vaksin DTPw-HB-Hib 7. Vaksin Japanese ensefalitis (JE). Vaksin JE yang dilemahkan dapat diberikan mulai usia 12 bulan
dapat pula diberikan pada usia 2,4, dan 6 bulan. Untuk anak usia lebih dari 7 tahun diberikan pada daerah endemis dan bepergian ke daerah tersebut. Untuk perlindungan jangka panjang
vaksin Td atau Tdap, booster diberikan setiap 10 tahun. dapat diberikan booster 1-2 tahun berikutnya.
8. Vaksin Dengue. Diberikan pada usia 9 - 16d tahun dengan jadwal 0, 6, 12 bulan.
Jadwal Imunisasi 2016
BMJ 2014;349:g4643
Vaksin DTP
Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada usia 6
minggu. Dapat diberikan DTPw atau DTPa atau
kombinasi dengan vaksin lain
Jika diberikan vaksin DTPa maka interval mengikuti
rekomendasi vaksin tersebut: 2, 4, 6 bulan.
Vaksin DTPw-HB-Hib dapat pula diberikan pada usia 2, 4,
dan 6 bulan
Untuk usia > 7 tahun diberikan Td atau Tdap, booster
diberikan setiap 10 tahun
Evaluation of a DTaP-IPV-Hib vaccine given concurrently with
meningococcal group C conjugate vaccine compared with
DTwP-Hib-OPV at 2, 3 and 4 months of age
http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2016/infectious-diseases-related-to-travel/jap
WHO : prevention and control
WHO recommends having strong JE prevention and control
activities, including JE immunization in all regions where the
disease is a recognized public health priority, along with
strengthening surveillance and reporting mechanisms.
58.4
DENV-1 47.7 66.9
47.1
DENV-2 31.3 59.2
73.6
DENV-3 64.4 80.4
83.2
DENV-4 76.2 88.2
80.8
Hospitalized cases 70.1 87.7
81.9
In dengue-seropositive subjects 67.2 90.0
52.5
In dengue-seronegative subjects 5.9 76.1
0 20 40 60 80 100
DENV=dengue virus; DHF=dengue hemorrhagic fever; ITT=intent to treat; VE=vaccine efficacy;
WHO=World Health Organization.
*Data come from the 2 pivotal, phase III, large-scale efficacy trials CYD14 and CYD15, which were designed to fully assess efficacy; postdose 1; 1Full Analysis Set for Efficacy
(FASE): all subjects who received at least one injection. dengue hemorrhagic fever, World Health Organization 1997 criteria. CI=confidence interval; DENV=dengue virus.
Placebo (n=1780)
39
Unsolicited non-serious AE CYD vaccine (n=4615)
44.3
59
Solicited systemic reaction
66.5
64.1
Solicited AR
74
0
Immediate unsolicited AR
0.2
0 20 40 60 80 100
Percentage of subjects presenting with at least 1 reaction or event
*Integrated safety analysis pooling data from 13 studies that used the final formulation and final vaccination schedule (CYD12, 13, 22, 24, 28, 30, 47, 23, 17, 32, 14, 15, 51).
AE=adverse event; AR=adverse reaction.
( 1% and < 10%) ( 0.1% and < 1%)
Infections and infestations Upper respiratory tract
infection
Blood and lymphatic tissue
disorders
Nervous system disorders Headache Dizziness
Respiratory, thoracic and Oropharyngeal pain,
mediastinal disorders cough, rhinorrhoea
Gastrointestinal disorders Nausea
Skin and subcutaneous Urticaria, rash
tissue disorders
Musculoskeletal and Myalgia Neck pain
connective tissue disorders
General disorders and Injection site pain, Injection site reactions Injection site reactions
administration site conditions Malaise, asthenia, fever (erythema, swelling) (hematoma, pruritus,
inducation)
BUKU PEDOMAN IMUNISASI
di Indonesia