Anda di halaman 1dari 18

Faktor-Faktor Kegagalan

Anesetesi Spinal

Christine Laurenza Sirait


11.2015.112
Identitas Pasien dan Keluhan Utama

Nama : Ny. H
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kampung Rawa Sari no 19
OS merasa mulas-mulas disertai keluar lendir berwarna
jernih dari vagina sejak jam 18:00 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang dan Riwayat
Penyakit Penyerta
Wanita G2P1A0 hamil 39-40 minggu datang ke RS
Bhakti Yudha pada tanggal 13 september 2016 karena
sebelumnya telah dijadwalkan untuk rencana sectio
caesarea pada tanggal 14 september 2016 karena
didiagnosis cephalo pelvic disproportion. Pasien
mengatakan 1 hari SMRS terasa mulas sejak pukul 18.00
disertai nyeri pada vagina dan keluarnya cairan dari
vagina berwarna jernih. HPHT 13 desember 2016.

DM (-), Hipertensi (-), Asma (-), Alergi (-), Pre-eklampsia


(-)
Anamnesis
Riwayat alergi obat dan Penderita tidak memakai gigi
makanan disangkal palsu, tidak ada gigi yang goyang
Riwayat asma disangkal Batuk pilek, nyeri dada
Riwayat kencing manis disangkal
disangkal Pasien sudah mulai puasa sejak
Riwayat hipertensi disangkal jam 23.00 WIB
Riwayat penyakit jantung Informed consent.
disangkal Pemberian surat persetujuan
Riwayat operasi sebelumnya tindakan medis terhadap
disangkal keluarga pasien.
Riwayat penyakit ginjal Penjelasan terhadap pasien dan
disangkal keluarga mengenai
kemungkinan resiko dan
komplikasi terhadap tindakan
operasi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,4 C
Respirasi : 22 x/menit
Pemeriksaan berkaitan rencana anestesi
Airway paten, nafas spontan, ronki (-), Wheezing (-)
Mallampati 1
Leher bebas
Buka mulut > 3 jari.
Gigi goyang (-), Gigi palsu (-)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hemoglobin : 13.2 g/dl
Leukosit : 13.900* / mm3
Hematokrit : 39%
Trombosit : 315.000/Ul
Hemostatis
Masa Perdarahan : 3 menit
Masa Pembekuan : 13 menit
Kimia Darah
Gula Darah Sewaktu :90mg/dl
Golongan darah : O rh +
Status Fisik ASA, Diagnosis Kerja dan
Rencana Tindakan

Status Fisik ASA


ASA II: Pasien Hamil.

Diagnosis Kerja
Wanita 32 tahun G2P1A0 dengan usia kehamilan
39-40 minggu dengan Cephalo Pelvic
Disproportion.

Rencana Tindakan Bedah


Sectio Caesarea
Rencana Anestesi dan Anestesi Intra
Operasi
Rencana Teknik Anestesi
Jenis Anestesi :Anestesi Regional
Teknik Anestesi :Spinal
Intra Operasi
Lama Anestesi :08.20 - 08.55 (35 menit)
Lama Operasi :08.25 08.50 (25 menit)
Premedikasi :Ondansetron 4mg bolus IV
Obat-obatan :Bupivacain 15mg spinal,
Oksitosin 20 unit, Methergin 200 mcg,
Dexketoprofen 50 mg, Tramadol
100mg.
Maintenance :O2 2L/menit
POST-OPERASI
Pasien dipindahkan ke recovery room keadaan pulih sadar
Keluhan: pusing (+), nyeri (-), mual (-)

Pemeriksaan Fisik :
09.00 : TD 100/65 mmHg HR 74 x/m SpO2 99%
09.15 : TD 100/65 mmHg HR 70 x/m SpO2 98%
09.30 : TD 110/79 mmHg HR 73 x/m SpO2 98%
09.45 : TD 114/79 mmHg HR 75 x/m SpO2 99%
10.00 : TD 110/75 mmHg HR 75 x/m SpO2 98%
10.15 : TD 117/75 mmHg HR 72 x/m SpO2 99%
10.30 : TD 109/78 mmHg HR 72 x/m SpO2 99%
10.45 : TD 117/80 mmHg HR 72 x/m SpO2 98%
11.00 : TD 117/78 mmHg HR 72 x/m SpO2 98%

Terapi pasca bedah


Infus : RL 500cc/8 jam
Medikamentosa : Tramadol 100mg
Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan
Anestesi Spinal
1. Kegagalan pungsi lumbal
dry tap.
Jarum dan stylet (mandren) harus dicek untuk
memastikan kelayakannya sebelum digunakan dan
jarum tidak boleh dimasukkan tanpa style
terpasang karena jaringan atau bekuan darah dapat
dengan mudah menyumbat lubang kecil dari jarum
yang digunakan.
Posisi pasien yang kurang tepat atau insersi jarum
yang tidak benar.
2. Posisi Pasien dan Insersi Jarum
Kelainan tulang belakang, obesitas, dan
kecemasan pasien membuat posisi pasien
dan insersi jarum lebih sulit.
Insersi jarum dilakukan pada ruang antar
lumbal ke-3. Hindari terlalu ke arah kepala
dengan risiko kerusakan korda spinalis.
Insersi harus dimulai tepat pada garis
tengah antara tulang belakang posterior,
dengan batang jarum tegak lurus terhadap
punggung.
3. Pemilihan dosis yang tidak tepat
Dalam usaha meminimalkan hipotensi,
misalnya dengan usaha menghasilkan blok
unilateral, atau untuk mempercepat mobilisasi
pascaoperasi dengan mengurangi durasi,
beberapa dokter menggunakan dosis lebih
rendah (misalnya dengan dosis 5-10 mg
dibanding 15 mg bupivakain hiperbarik)
namun resiko blok anestesi tidak adekuat)
5. Injeksi salah tempat
Jarum dan syringe harus dihubungkan dengan
kuat atau rapat, tetapi hati-hati untuk
menghindari berpindahnya ujung jarum dari
ruang subaraknoid ke ruang epidural.
6. Densitas larutan
Larutan isobarik dengan densitas dalam
kisaran normal cairan serebrospinal,
sebenarnya akan menjamin blok anggota
gerak bawah dengan sedikit risiko blok
saraf torakal dan hipotensi.
Larutan hiperbarik bergerak lebih pasti
dengan pengaruh gravitasi dan kurva
saluran tulang belakang. Pada pasien
dengan posisi telentang setelah injeksi
larutan hiperbarik setinggi lumbal tengah,
larutan akan menyebar turun karena efek
gravitasi.
Anestesia Regional / Spinal

Method of choice operasi SC


Onset cepat
Efek samping minimal
Efektivitas sama dengan GA
Relatif murah
Menurunkan mortalitas
Waktu rawat singkat
Kontraindikasi Anestesi Spinal
Absolut Relatif
Pasien menolak Infeksi sistemik
Infeksi pada tempat suntikan Infeksi sekitar tempat suntikan
Hipovolemia berat, syok Kelainan neurologis
Koagulapatia atau mendapat terapi Kelainan psikis
koagulan
Bedah lama
Tekanan intracranial meningkat
Penyakit jantung
Fasilitas resusitasi minim
Hipovolemia ringan
Kurang pengalaman tanpa didampingi
Nyeri punggung kronik
konsulen anestesi.
Bupivakain

Obat Analgesia pasca bedah


Derivat butyl dari mepivakain
Biasa digunakan untuk operasi panggul ke
bawah
Dosis total 15-20 mg dalam ampul 3-4ml
Sering digunakan karena efek hipotensi rendah
Relatif murah
Diskusi
Teknik anestesi pilihan untuk pasien Ny. H
adalah blok anestesi spinal
Anestesi spinal > anestesi umum pada kasus
SC
DOC anestesi spinal adalah bupivakain
Monitor keadaan pasien terutama jalan nafas
dan saturasi oksigen
Kesimpulan
Pasien Ny.H 32 tahun G2P1A0 hamil 39-40
minggu dengan Cephalo Pelvic Disproportion
dilakukan operasi sectio cesar transperitoneal
profunda cito dengan teknik anestesi blok regional
spinal. Teknik ini dipilih karena penggunaan
anestesi spinal memiliki efek samping lebih sedikit
dibandingkan anestesi umum baik pada ibu
maupun janin, serta tidak ada indikasi untuk
dilakukan anestesi umum. Obat anestesi spinal
yang dipilih adalah bupivakain dengan tujuan
menurunkan resiko terjadinya hipotensi pada
pasien.

Anda mungkin juga menyukai