Anda di halaman 1dari 46

IMUNOLOGI

Oleh :
Titta Novianti
PENDAHULUAN

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari


sistem imunitas pada seseorang dan sistem
respon imun terhadap agen penginfeksi
Imunitas : daya resistensi tubuh terhadap
penyakit terutama penyakit infeksi
Sistem imunitas : gabungan sel, molekul, dan
jaringan yang berperan dalam resistensi
terhadap infeksi.
Proses imunitas akan menghasilkan
respon imun
Respon imun berkaitan dengan materi
genetik penghasil protein komplek
histokompatibilitas (HLA), pada
kromosom ke 6
Secara sederhana kekebalan tubuh
yang terbentuk ada dua jenis yaitu
kekebalan pasif dan kekebalan aktif.
Kekebalan pasif

adalah sistem kekebalan yang terbentuk


karena antibodi berasal dari luar
tubuhnya atau dari hospes lain
Bersifat relatif sementara, karena
antibodi yang dimasukkan ke dalam
telah terbentuk, sehingga perlindungan
pasif proses imun tergantung jumlah
antibodi
Kekebalan pasif
mekanisme perlindungan kekebalan secara
pasif bekerja setelah pemberian anti bodi,
tidak ada masa menunggu pembentukkan
antibodi
terbagi dua yaitu kekebalan pasif alami dan
buatan
Contoh kekebalan alami adalah kekebalan
pasif yang dipindahkan dari ibu kepada janin
yang dikandungnya
Kekebalan pasif

Antibodi ini dapat melindungi bayi yang baru


dilahirkan selama bulan-bulan pertama
masa hidupnya terhadap infeksi penyakit
yang ada
Kekebalan tersebut dapat diperkuat oleh
anti bodi yang disalurkan melalui air susu
ibu (kolostrum: 1-14 hari setelah
melahirkan), akan tetapi kekebalan ini
berangsur menghilang pada usia 4-6 bulan.
Kekebalan aktif
Merupakan keadaan imunitas yang
terjadi dalam tubuh seseorang setelah
kontak secara efektif dengan antigen
asing (misalnya kuman, produk kuman,
protein asing)
Secara aktif tubuh menghasilkan anti
bodi serta sel-sel tubuh belajar bereaksi
terhadap benda asing secara aktif pula
Kekebalan aktif
Antibodi pada kekebalan aktif perannya
terbatas hanya pada infeksi kuman yang
bersifat invasif, dimana imunisasi pasif
jarang berguna pada jenis penyakit ini
Kekebalan aktif ini terbentuk secara lambat
dan akan melindungi terhadap penyakit
yang bersangkutan selama berbulan-bulan
atau bahkan bertahun-tahun
Kekebalan aktif
Kekebalan aktif terbagi dua yaitu kekebalan
aktif alami dan buatan
Kekebalan alami ; proses kekebalan karena
adanya infeksi zat asing
kekebalan buatan : kekebalan yang yang
terbentuk karena tubuh menerima antigen
yang telah dilemahkan sehingga
menstimulasi tubuh untuk membentuk
antibodi terhadap antigen tersebut.
Kekebalan aktif
Berdasarkan zat imun yang dibentuknya,
kekebalan aktif terbagi dua yaitu kekebalan
humoral dan kekebalan seluler
Kekebalan humoral : kekebalan dengan
membentuk antibodi secara aktif terhadap
antigen sehingga menimbulkan resistensi
dengan cara menetralisir toksin
Tubuh akan menahan kemampuan infektif
kuman atau virus dengan mengaglutinasi
kuman, sehingga mudah difagositase dan
menggabungkan kuman dengan antigen
permukaan.
Kekebalan aktif
Tubuh akan menahan kemampuan infektif kuman
atau virus dengan mengaglutinasi kuman,
sehingga mudah difagositase dan
menggabungkan kuman dengan antigen
permukaan.
Sedangkan kekebalan aktif seluler : kekebalan
yang diatur oleh sel limfoid thymus (sel T) dengan
cara mengenali benda asing dirusak secara
sitosolik
Proses tersebut akan mengaktifan sel makrofag
yang bersifat fagositik dan merusak sel antigen.
SEL-SEL IMUN

Sel-sel imun terdiri dari sel limfosit dan


makrofag
Sel limfosit terdiri dari sel B yang
tumbuh dan matang dalam sumsum
tulang serta sel T yang diproduksi
dalam sumsum tulang dan matang di
dalam kelenjar timus
sel makrofag yang dihasilkan oleh
monosit
Sel B limfosit
Sel B limfosit memproduksi antibodi yang
bersirkulasi dalam saluran darah dan limfe
Antibodi yang dihasilkan akan menempel pada
antigen asing yang memberi sinyal agar
dihancurkan oleh sel imun
Sel B disebut antibody-mediated atau
imunitas humoral, karena antibodinya
bersirkulasi dalam darah dan limfe serta
merupakan mediator umtuk dihancurkan oleh
sistem imun lainnya.
Sel T limfosit

Sel T limfosit dimatangkan dalam timus


bersirkulasi dalam darah menandai
antigen
Dapat menghancurkan antigen asing
secara langsung serta berperan sebagai
cell mediated immunity atau imunitas
seluler dengan mengatur dan
mengkoordinasi respon imun secara
keseluruhan
Sel T bergantung pada molekul
permukaan sel yaitu major
histocompatibility complex (MHC)
yang membantu untuk mengenali
fragmen antigen
Sel T terdiri dari dua jenis yaitu sel T
helper dan sel T sitotoksik yang memiliki
peran tersendiri dalam sistem imunitas
Antibodi
Antibodi disebut juga Imunoglobulin
(Ig), merupakan kelompok glikoprotein
yang terdapat di dalam serum
dihasilkan oleh sel B limfosit
Antigen yang masuk dalam tubuh
merupakan molekul yang akan memicu
respon imun, berinteraksi dengan
antibodi atau sel T aktif yang bersifat
non-kovalen dan sangat spesifik
Antibodi dapat disebarkan secara
eksositosis dalam bentuk plasma dan
cairan sekresi serta sel reseptor B
antigen yang spesifik
Antibodi dalam plasma berikatan dengan
reseptor spesifik imunoglobulin
Antibodi yang diproduksi oleh sel B
merupakan penanda spesifik untuk
antigen target melalui proses kimia
Setiap antibodi akan memilih antigen
yang sesuai dengannya untuk
dihancurkannya
Ikatan antibodi dengan antigen, akan
mengaktifkan complement yang
bersirkulasi secara non-aktif di dalam
darah.
Komplemen tersebut akan
menghancurkan antigen asing untuk
dikeluarkan dari tubuh.
Beberapa tipe antibodi dapat mencegah
masuknya virus kedalam sel.
Bentuk molekul Antibodi
Antibodi memiliki struktur molekul yang terdiri
dari rantai panjang yang mengandung satu
domain variabel (VH) dan empat domain
konstan (CH1, CH2, CH3, CH4) yang
tergantung pada klas dan isotipe antibodi,
serta memiliki batang rantai karbon (Fc stem
region ).

Rantai panjang terdiri dari dua rantai yaitu


rantai berat (heavy chain) dan rantai ringan
(light chain).
Pada ujung kedua rantai tersebut terdapat
daearh antigen binding site (Fab) tempat
melekatnya antigen pada antibodi.
pada pangkal rantai panjang, diantara kedua
rantai tersebut terdapat hinge region yang
memudahkan pergerakan lengan Fab .
Hal tersebut menyebabkan lengan dapat
membuka atau menutup sehingga dapat
mengikat dua antigen.
Jenis-jenis antibodi
Terdapat 5 klas antibodi yaitu: IgG, IgA,
IgM, IgE dan IgD, yang berbeda jenis pada
rantai panjang yang dimlikinya yaitu rantai
, , , dan .
Klas antibodi IgD, IgE dan IgG terbentuk
dari struktur tunggal sedangkan IgA
mengandung dua atau tiga unit rantai
panjang dan IgM terdiri dari 5 unit yang
dihubungkan oleh ikatan disulfida.
Antibodi IgG
Antibodi IgG dibagi menjadi 4 subklas (disebut juga
isotipe) yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.
Komponen glikoprotein IgG, merupakan molekul
efektor terbesar dalam respon sistem imun,
jumlahnya sekitar 75% dari total imunoglobulin
dalam plasma darah orang sehat dan mendominasi
respon antibodi sekunder.
IgG merupakan respon antibodi yang telah matang
karena merupakan kontak antibodi yang kedua
dengan antigen.
Imunoglobulin G paling banyak ditemukan dalam
sumsum tulang belakang, darah, lymfe dan
cairan peritoneal.
IgG mempunyai waktu paruh 23 hari dan
merupakan imunitas yang baik (sebagai serum
transfer).
Berperan dapat mengaglutinasi antigen yang
tidak larut serta merupakan molekul yang dapat
melewati plasenta.
Ikatan antigen dan reseptor IgG (Ig- Fc) akan
merangsang antigen-dependen cel-mediated
cytotoxicity (ADCC) untuk mengikat sel target
sehingga mengaktifkan sel Natural Killer (NK
sel) membebaskan sitotoksik pada sel target
sehingga dapat mengaktifkan komplemen,
menetralkan toksin, imobilisasi bakteri dan
menghambat serangan virus.
Antibodi IgM

Sedangkan IgM, IgA, IgD dan IgE hanya mengandung sekitar


25% glikoprotein.
Antibodi yang diproduksi pertama kali oleh sel B adalah IgM.
Produksi IgM dapat meningkat dengan cepat dalam serum
darah.
Setelah IgM diproduksi, sel B mulai memproduksi IgG,
sehingga IgG meningkat cepat melebihi konsentrasi IgM
Antibodi IgG lebih kuat untuk melawan kuman karena
ukurannya kecil, memudahkan untuk berpenetrasi kedalam
jaringan.
Aktifitas IgM terbatas pada saluran darah dan merupakan
respon antibodi pertama (antibodi primer) dalam
mempertahankan tubuh sedangkan IgG merupakan antibodi
sekunder.
Antibodi IgA
Imunoglobulin A (IgA) adalah antibodi
sekretori, ditemukan dalam saliva, keringat,
air mata, cairan mukosa, susu, cairan
lambung dan sebagainya.
Fungsi IgA adalah :
Mencegah kuman patogen menyerang permukaan
sel mukosa
Bersifat bakterisida dengan kondisinya sebagai
lysozim yang ada dalam cairan sekretori yang
mengandung IgA
Bersifat antiviral dan glutinin yang efektif
Antibodi IgD
Imunoglobulin D (IgD) berjumlah sedikit
dalam serum, berperan sebagai molekul
penanda pada permukaan sel B matang.
IgD dibentuk bersama dengan IgM oleh sel B
normal. Sel B membentuk IgD dan IgM karena
untuk membedakan unit dari RNA.
Antibodi IgE
Imunoglobulin E (IgE) ditemukan sedikit dalam
serum, berikatan dengan mast sel dan basophil
secara efektif, tetapi kurang efektif dengan
eosinophil.
IgE berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut.
Adanya antigen yang spesifik untuk IgE, maka terjadi
reaksi silang untuk memacu degranulasi dan
pembebaskan histamin dan komponen lainnya
sehingga menyebabkan reaksi anaphylaksis.
IgE sangat berguna untuk melawan parasit.
Antibodi IgM
Immunoglobulin M (IgM) ditemukan pada permukaan
sel B yang matang.
IgM mempunyai waktu paruh 5 hari, berbentuk
pentamer dengan lima valensi dan hanya dibentuk
saat fetus.
Peningkatan jumlah IgM terjadi karena adanya
infeksi baru atau adanya antigen (imunisasi atau
vaksinasi).
IgM dibentuk setelah terbentuk T-independen
antigen, dan setelah imunisasi dengan T-
dependen antigen
PROSES RESPON IMUN
SELULER
Aktivasi sel limfosit
Sel T mempunyai dua peranaan dalam sistem kekebalan, yaitu
sebagai regulator yang merancang respon sistem kerja sama
diantara beberapa beberapa sel imun dan sebagai sel mediated
respon imun. Sel T Helper (Th) memiliki molekul CD4+ yang
akan menstimulasi sel T sitotoksik (Tc) dan sel makrofag
mempengaruhi sel B membentuk antibodi yang diperlukan. Sel
T sitotoksik (Tc) memiliki molekul CD8+ sehingga menjadi sel
pembunuh antigen dengan menyerang dan menghancurkan sel
yang menginfeksi sel tersebut. Sel T sitotoksik atau CTLs
(Cytotoxic lymphocytes) disebut juga sebagai sel T
pembunuh (T cells killer).
a. Aktivasi sel T helper
Aktivasi terjadi ketika antigen masuk dan
difagosit oleh sel makrofag sehingga
terbentuk fragmen antigen yang akan
berkombinasi dengan protein MHC klas II
pada permukaan sel makrofag. Kombinasi
antigen-protein tersebut mempengaruhi sel T
helper menjadi aktif. Reseptor yang
bersikulasi dalam darah akan mengaktifkan
sel T sitotoksik sehingga sitotoksik sel T
menyerang sel yang terinfeksi tersebut dan
menghancurkannya.
Aktivasi sel B
Ikatan sel B dengan fragmen antigen yang diikat oleh
protein MHC klas II pada permukaannya. Sel B
merupakan reseptor untuk mengikat antigen dengan
memfagositosis antigen.
Ikatan tersebut akan mengikat sel T helper aktif dan
menstimuli terjadinya transformasi dari sel B menjadi
sel plasma yang akan mengekskresi antibodi.
Setelah antigen masuk dalam tubuh, maka helper sel
T memberi peringatan pada sel B untuk
bertransformasi menjadi plasma sel yang akan
mensintesis molekul antibodi atau imunoglobulin
yang dapat bereaksi terhadap antigen
Proses respon imun secara
keseluruhan
Antigen masuk ke dalam tubuh diikat oleh
sel dendritic (DC) di permukaan sel melalui
molekul Major Histocimpability Cell (MHC)
kelas II sel DC bermigrasi ke organ limfoid
dan mengalami pematangan sel.
Ikatan peptida antigen dengan molekul MHC
kelas II pada sel DC mengaktivasi molekul
CD4+ pada sel Th mengenali antigen
mengikat molekul MHC kelas II
Reseptor antigen sel Th juga mengikat
antigen tersebut pada saat yang sama.
Ikatan peptida reseptor antigen pada Th
antigen serta ikatan antara molekul
CD4+ molekul MHC kelas II
mengaktivasi sel Th mengsekresikan
molekul sitokin IL2.
Sitokin IL2 akan mengaktivasi sel Tc, sel
B limfosit, sel makrofag, sel Natural
Killer (NK cell) serta terbentuknya
reseptor IL2 pada sel Th.
Sel Tc memiliki molekul CD8+ yang teraktivasi
oleh IL2 berikatan dengan antigen pada
MHC kelas I sel Tc mengeluarkan zat
sitotoksik sehingga mengeliminasi sel target
Sitokin IL2 akan mengaktivasi proliferasi sel B
limfosit dan menghasilkan antibodi.
Antibodi akan mengaktivasi sel makrofag dan
sel NK sehingga terjadi rspon imun.
Selain sel DC, sel B juga dapat berperan
sebagai sel permukaan dan membawa
antigen tersebut ke sel T.
Kemampuan sel imun dalam membunuh sel
tumor
Sel makrofag merupakan mediator seluler
berpotensi dalam imunitas anti tumor
Sel makrofag akan mengenal sel tumor yang
dilapisi antibodi sehingga terjadi pesisan
dengan melepas enzim lisosom dan zat sitokin
TNF (Tumor Necrosis Factor)
Terjadi ikatan TNF dengan reseptor pada
permukaan sel tumor menginduksi ikatan
dengan molekul Fas-FasL apoptosis tumor
disrupsi protein sitoskeletal dan
pembentukkan trombosis nekrosis sel
tumor.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai