Amanda Fairuz
NIM : 110610040
Preseptor :
2
ETIOLOGI
Afasia biasanya berarti hilangnya kemampuan berbahasa
setelah kerusakan otak. Stroke, tumor di otak, cedera otak,
demensia dan penyakit lainnya dapat mengakibatkan
gangguan berbahasa.
3
PATFISIOLOGI
Afasia paling sering muncul akibat stroke, cedera kepala, tumor
otak, atau penyakit degeneratif. Kerusakan ini terletak pada
bagian otak yang mengatur kemampuan berbahasa, yaitu area
Broca dan area Wernicke.
4
5
6
Area Broca atau area 44 dan 45 Broadmann, bertanggung
jawab atas pelaksanaan motorik berbicara. Lesi pada area
ini akan mengakibatkan kesulitan dalam artikulasi tetapi
penderita bisa memahami bahasa dan tulisan.
Area Wernicke atau area 41 dan 42 Broadmann,
merupakan area sensorik penerima untuk impuls
pendengaran. Lesi pada area ini akan mengakibatkan
penurunan hebat kemampuan memahami serta mengerti
suatu bahasa.
7
Selain itu lesi pada area disekitarnya juga dapat
menyebabkan afasia transkortikal. Afasia juga dapat
muncul akibat lesi pada fasikulus arkuatus, yaitu
penghubung antara area Broca dan area Wernicke.
8
Berdasarkan manifestasi klinik, afasia dapat dibedakan atas:
1. Afasia tidak lancar atau non-fluent
2. Afasia lancar atau fluent
Berdasarkan lesi anatomik, afasia dapat dibedakan berdasarkan:
Sindrom afasia peri-silvian
3. Afasia Broca (motorik, ekspresif)
4. AfasiaWernicke (sensorik, reseptif)
5. Afasia konduksi
Sindrom afasia daerah perbatasan (borderzone)
6. Afasia transkortikal motorik
8. Afasia transkortikal sensorik
9. Afasia transkortikal campuran
Sindrom afasia subkortikal
10. Afasia talamik
11. Afasia striatal
Sindrom afasia non-lokalisasi
12. Afasian anomik
13. Afasia global
9
PEMERIKSAAN GANGGUAN BAHASA
1. PEMERIKSAAN KELANCARAN BAHASA
2. PEMERIKSAAN PEMAHAMAN BAHASA
LISAN
3. PEMERIKSAAN REPETISI
4. PEMERIKSAAN MENAMAI DAN
MENEMUKAN KATA
5. PEMERIKSAAN SISTEM BAHASA
6. PEMERIKSAAN PENGGUNAAN TANGAN
7. PEMERIKSAAN BERBICARA SPONTAN
8. PEMERIKSAAN TAMBAHAN : LAB, MRI, CT-
SCAN
10
DIAGNOSIS
Diagnosis afasia ialah berdasarkan tanda dan gejala klinis yang
ditemukan pada pemeriksaan fisik dan kejiwaan. Sedangkan
pemeriksaan tambahan lainnya dilakukan untuk mengetahui
penyebab kerusakan otaknya.
11
1. Afasia tidak lancar.
Pada afasia ini, output atau keluaran bicara terbatas.
13
Seorang afasia yang non-fluen mungkin akan mengatakan
dengan tidak lancar dan tertegun-tegun: mana rokok
beli.
14
3. Afasia Broca.
Ciri klinik afasia Broca:
bicara tidak lancar
tampak sulit memulai bicara
kalimatnya pendek (5 kata atau kurang per kalimat)
pengulangan (repetisi) buruk
kemampuan menamai buruk
Kesalahan parafasia
Pemahaman lumayan (namun mengalami kesulitan memahami
kalimat
yang sintaktis kompleks)
Gramatika bahasa kurang, tidak kompleks
Irama kalimat dan irama bicara terganggu
16
5. Afasia konduksi.
Ini merupakan gangguan berbahasa yang lancar (fluent)
gangguan repetisi,
kesulitan membaca kuat-kuat (namun pemahaman dalam
membaca baik),
gangguan menulis,
parafasia yang jelas,
pemahaman bahasa lisan terpelihara.
Anomianya berat.
18
6. Gambaran klinik afasia motorik transkortikal:
Keluaran tidak lancar (non fluent)
Pemahaman (komprehensi) baik
Repetisi baik
Inisiasi ot/fpunerlambat
Ungkapan-ungkapan singkat
Parafasia semantik
Ekholalia
20
10. Afasia global.
Afasia global ialah bentuk afasia yang paling berat.
tidak adanya lagi bahasa spontan atau berkurang sekali
dan menjadi beberapa patah kata yang diucapkan secara
stereotip (itu-itu saja, berulang), misalnya : "iiya, iiya,
iiya", atau: "baaah, baaaah, baaaaah" atau: "amaaang,
amaaang, amaaang".
Komprehensi menghilang atau sangat terbatas, misalnya
hanya mengenal namanya saja atau satu atau dua patah
kata.
Repetisi (mengulangi) terganggu.
Membaca dan menulis juga terganggu berat.
21
Afasia global disebabkan oleh lesi luas yang merusak sebagian
besar atau semua daerah bahasa. Penyebab lesi yang paling
sering ialah oklusi arteri karotis interna atau arteri serebri
media pada pangkalnya. Kemungkinan pulih ialah buruk.
Afasia global hampir selalu disertai hemiparese atau
hemiplegia yang menyebabkan invaliditas khronis yang parah.
22
Bentuk Ekspresi Komprehensi Repetisi Menamai Komprehensi Menulis Lesi
afasia verbal membaca
Broca Tak lancar Relatif Terganggu Terganggu Bervariasi Terganggu Frontal inf-
terpelihara post
Wernick Lancar Terganggu Terganggu Terganggu Terganggu Terganggu Temporal
sup-post
Global Tak lancar Terganggu Terganggu Terganggu Terganggu Terganggu Fronto-
temporal
Konduksi Lancar Relatif Terganggu Terganggu Bervariasi Terganggu Fasikulus
terpelihara arkuatus,
girus supra
marginal
Nominal Lancar Relatif Terpelihara Terganggu Bervariasi Bervariasi Girus
terpelihara angular,
temporal
sup-post
Transkortik Tak lancar Relatif Terpelihara Terganggu Bervariasi Terganggu Peri-sylvian
al motor terpelihara ant
24
Terapi kognitif linguistik.
Program stimulus.
Stimulation-Fascilitation Therapy.
Terapi kelompok (group therapy).
PACE (Promoting Aphasic's Communicative
Effectiveness).
Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).
25
PROGNOSIS