OFTALMIKA +
INFEKSI BAKTERI
D R. RHAPSODY KARNOVINANDA
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
RSUD CIAWI
Keluhan Tambahan:
Timbul bintil bintil berisi cairan bening, sebagian pecah, sebagian bernanah dan menjadi
keropeng kuning kehitaman
Gatal dan nyeri pada bintil
Mata kiri bengkak dan tertutup nanah
Demam
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Timbul bintil-bintil pada wajah kiri atas, isi cairan bening.
Bintil terasa nyeri dan gatal
4 hari Demam
SMRS Dibawa ke bidan diberi obat yang tidak diketahui namanya.
RIWAYAT PENGOBATAN
Berobat di bidan diberi puyer
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum di IGD (27/05)
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Frekuensi nadi : 98 x/mnt
Frekuensi napas : 20 x/mnt
Suhu tubuh : 36,8 C
Skala Nyeri :4
BB/TB : 11,5kg / 95cm
Regio facialis superior sinistra :
Vesikel isi cairan bening, multipel, sebagian konfluens,
dasar eritema, pus +, dilapisi krusta sanguinolenta
Palpebra edema dilapisi pus dan krusta sanguinolenta,
ptosis
PEMERIKSAAN FISIK (29/05)
Pemeriksaan Umum
KU: sedang, kes :cm
HR: 84
RR: 24
T: 36,8
Skala Nyeri: 1
Regio facialis superior sinistra :
Erosi dan ekskoriasi
Edema palpebra membaik
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
I
Pergerakan dinding dada simetris
Retraksi
Ictus cordis tak terlihat
P
Stem fremitus +/+ simetris
Ictus cordis tak teraba
P
Paru : Sonor
Jantung: dbn
A
Paru : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : BJ I-II N reguler, murmur -, gallop -
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
S Nyeri dan gatal berkurang, nanah sudah Gatal masih ada, nyeri berkurang, luka mengering Orang tua os merasa anak sudah sehat dan minta
berkurang, luka sudah mulai mengering, mata jadi keropeng, mata bengkak berkurang pulang
bengkak berkurang
O KU: sedang, kes :cm KU: sedang, kes :cm KU: sedang, kes :cm
HR: 90 HR: 84 HR: 85
RR: 25 RR: 24 RR: 24
T: 37,0 T: 36,8 T: 37,0
Skala Nyeri: 2 Skala Nyeri: 1 Skala Nyeri: 0
Regio fasialis superior sinistra Regio fasialis superior sinistra Regio fasialis superior sinistra
Vesikel isi cairan bening, multipel, sebagian tampak erosi dan ekskoriasi Tampak erosi dan ekskoriasi
konfluens, dasar eritema, dilapisi krusta Palpebra edema berkurang, ptosis Palpebra edema berkurang, ptosis
sanguinolenta
Palpebra edema berkurang, ptosis
A Herpes zoster oftalmika + infeksi bakteri Herpes zoster oftalmika + infeksi bakteri perbaikan Herpes zoster oftalmika + infeksi bakteri perbaikan
o Pada umumnya ditemukan pada usia dewasa, sangat jarang terdapat pada
anak
Patogenesis
Patogenesis HZ belum seluruhnya diketahui
VVZ berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensoris dan
diangkut secara sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris.
Selanjutnya terjadi infeksi laten, virus tersebut tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi,
namun tetap mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius.
Diduga insidens HZO tergantung pada faktor yang mempengaruhi hubungan antara virus dan
pejamu, serta meningkat dengan bertambahnya usia.
Manifestasi Klinis
Nyeri dan parestesi pada dermatom tertentu
Keluhan nyeri bervariasi dari perasaan gatal, kesemutan, panas, dan terasa nyeri seperti ditusuk-
tusuk.
Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung terus menerus ataupun hilang timbul.
Gejala prodomal lain seperti nyeri kepala, malaise, dan demam dapat terjadi pada 5% pasien
terutama anak-anak dan biasanya terjadi 1- 2 hari sebelum timbulnya erupsi.
Manifestasi Klinis
Lokasi lesi kulit hampir selalu unilateral, tidak melewati garis tengah dan biasanya terbatas pada
daerah kulit yang dipersarafi oleh satu ganglion sensorik
Erupsi dimulai sebagai makula eritematosa dan papula, kemudian lesi kulit berkembang menjadi
vesikel dalam 12-24 jam
Vesikel dapat berkelompok atau berkonfluensi
Kelopak mata bengkak, ptosis dan sering tampak konjungtiva hiperemi
Vesikel akan menjadi pustul pada hari ketiga dan akan mengering membentuk krusta pada hari
sakit ke 7-10, dan krusta dapat bertahan sampai 2-3 minggu
Bisa timbul Hutchinsons sign yang menunjukkan terlibatnya saraf trigeminus cabang nasosiliaris
dengan manifestasi sebagai keratouveitis
Pemeriksaan Penunjang
Deteksi antigen VZV secara imunofluoresensi pada vesikel atau spesimen lain (seperti biopsi
jaringan atau cairan serebrospinal) merupakan tes terbaik karena cepat (dalam hitungan jam),
sensitif dan spesifik (sampai 90%) .
Deteksi DNA oleh PCR sangat sensitif (hampir 100%) dan spesifik dan sangat berguna pada
spesimen yang tidak biasa atau kasus yang tidak khas.
Pewarnaan Tzanck dapat mengarahkan diagnosis infeksi VZV jika ditemukan sel raksasa
multinukleus dan inklusi intranuklear.
Kultur VZV lebih lambat dan kurang sensitif (40%), namun tetap merupakan standar pada
diagnosis virologis.
Tata Laksana
Non Farmakologi
Terapkan kompres (air, normal saline, larutan Burrow) 4-6 kali per hari selama 30-60 menit
Menjaga agar lesi bersih (sabun dan air) dan kering untuk mengurangi risiko superinfeksi bakteri.
Farmakologi
Topikal:
antivirus : acyclovir cream
Sistemik:
Antivirus : acyclovir, valacyclovir dan famciclovir
Analgetik
Kortikosteroid
Komplikasi
Neuralgia pasca herpes, namun komplikasi ini jarang timbul di bawah umur 40 tahun.
Herpes zoster oftalmikus mempunyai angka komplikasi yang relatif tinggi terutama bila
mengenai cabang nasosiliaris.
Komplikasi ini dapat berupa konjungtivitis, retraksi, ptosis paralitik, keratitis akut, skleritis,
uveitis, glaukoma sekunder, palsiokulomotor, korioretinitis dan neuritis optika, gangguan sensasi
kornea hingga keratitis neurotropik, panoftalmis.
Terima Kasih