Anda di halaman 1dari 44

REFERAT

MENINGITIS PURULENTA
Oleh: Galih Arif Setiawan (030.10.112)
Co-Asisten Universitas Trisakti
Kepanitraan Ilmu Kesehatan Anak
RSAL dr. Mintohardjo
Pembimbing: dr. Sri Rasuna Sundoro, Sp. A
BAB 1
PENDAHULUAN
Meningitis: peradangan selaput otak bakteri
patogen
Meningitis purulenta akut: inflamasi respon
infeksi lapisan piamater & arakhnoid yang
menutupi otak dan medula spinalis.
Bakteri yang sering ditemui (70%):

Haemophillus
Niesseria Streptococcus
Influenza type
Meningiditis Pneumoniae
B
PENDAHULUAN
Pada bayi (makin muda umur pasien):
manifestasi klinis & gejala semakin tidak jelas &
spesifik diagnosis sulit.
Masuknya bakteri ke
subarakhnoid

Penyebaran secara
hematogen

Penyebaran langsung dari fokus


Meningitis yang terinfeksi

Lanjutan dari penyakit


kongenital/trauma

Akibat tindakan bedah.


PENDAHULUAN
Faktor resiko:

Infeksi paru Otitis media Mastoiditis Trauma kepala

Alkoholisme Splenektomi Immunosupressan

Tiga trias klasik: demam, sakit kepala, kaku


kuduk
Penurunan kesadaran (90%), iritabel, letargi,
gelisah; 10-15% terdapat koma, prognosi yang
sangat buruk
PENDAHULUAN

Diagnosis pasti pemeriksaan cairan serebrospinal melalui pungsi


lumbal.

Indonesia meningitis purulenta urutan ke 9 dari 10 pola penyakit


anak

Angka kematiannya :18-40%; angka kecacatan: 30-50%.

Kecacatan : gangguan pendengaran yang bersifat sensoneural,


gangguan penglihatan, retardasi mental, gangguan bicara,
gangguan belajar, kelainan saraf kranialis, ataksia, kejang
berulang, hidrosefalus dan paresis anggota gerak.
BAB 2
SINONIM

Meningi Meningit
tis is
bakteria piogenik
l

Meningi Meningi
tis tis
granulo limfogen
m-atous ik
DEFINISI
Meningitis purulenta adalah radang selaput otak
(arakhnoidea dan piamater) yang menimbulkan
eksudasi berupa pus yang disebabkan oleh kuman non
spesifik dan non virus.

Meningitis purulenta berpotensi


penyakit yang mengacam
jiwa (infeksinya mengenai
meningen dan cairan
serebrospinal sepanjang
subarachnoid)
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Faktor penting:
Bulan pertama setelah kelahiran >>
Masa neonatal
Usia Bayi & anak (imunisasi sakit <<)

Afrika & Amerika


Ras

Dingin
Musim Panas

Penyakit kongenital atau AIDS, hemoglobinopati, asplenia


Faktor pejamu dan penyakit hati kronik atau penyakit ginjal kronik

Resistensi Bakteri resisten antibiotik cara terapi berbeda


antibiotik
ETIOLOGI

Pnemococcus, Haemophillus influenza type B,


Staphylococcus, E. coli, Meningococcus dan Salmonella.

Jakarta Pneumococcu dan Haemophillus influenza


type B.

Di negara barat Meningicoccusse (Jakarta jarang


ditemukan)
ETIOLOGI

Etiologi berdasarkan usia:

Neonatus Bayi dan anak-anak Dewasa

Streptococcus grup B Haemophillus Streptococcus


(49%) influenza (40-60%) pneumoniae (30-50%)
Escherichia coli (18%) Niesseria meningiditis Niesseria meningiditis
Listeria monocytogenes (25-40%) (10-35%)
(7%) Streptococcus Golongan
Non-Streptococcus pneumoniae10-20%) Staphylococcus (5-15%)
grup B Haemophillus
influenza (1-3%)
Basil gram negatif (1-
10%)
Golongan Stretococcus
(5%)
Listeria monocytogenes
(5%)
PATOGENESIS
Masuknya bakteri ke
subarakhnoid

Penyebaran secara hematogen

Meningitis Penyebaran langsung dari fokus


yang terinfeksi

Lanjutan dari penyakit


kongenital/trauma

Akibat tindakan bedah.


PATOGENESIS

Hematogen

Perluasan langsung
dari infeksi
(perkontinuitatum)

Implantasi langsung
PORTAL OF ENTRY OF MENINGITIS
BACTERIA
TAHAP INTERAKSI BAKTERI-HOST DALAM
PATHOGENESIS MENINGITIS BAKTERI
PATOGENESIS

Penyebaran non-hematogen dari meningitis antara lain


adalah daerah yang terinfeksi seperti otitis media,
mastoiditis, senusitis, osteomielitis tulang kranial, atau
osteomielitis tulang belakang.
PATOFISIOLOGI

Adanya bakteriemia / embolus septik

Masuknya bakteri ke dalam susunan saraf pusat


(mikrovaskular otak atau pleksus koroid)

Bakteri ada dalam cairan serebrospinal, memperbanyak diri


dengan mudah dan cepat

Menyebar secara pasif mengikuti aliran cairan serebrospinal


melalui sistem ventrikel ke seluruh ruang subarachnoid.

Pada saat bakteri berkembang biak / mati


melepaskan dinding sel / komponen membran sel
menyebabkan kerusakan jaringan otak &
menimbulkan peradangan di selaput otak
RESPON IMUN HOST YANG AKHIRNYA
MENYEBABKAN NEURONAL INJURY
GEJALA KLINIS
Gejala infeksi
H. Influenzae type B atau pneumococcus &
beberapa meningitis meningokokus beberapa
hari gejala-gejala saluran nafas atas atau
gastrointestinal.
Anak menjadi lesu, mudah terangsang, panas,
muntah, anoreksia, sulit makan, gejala infeksi
saluran nafas atas
Pada anak yang besar sakit kepala.
Pada infeksi yang disebabkan oleh
meningokokus terdapat ptekie, echimosis,
purpura dan herpes labialis.
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS

Gejala tekanan
intrakranial yang tinggi
Paralisis saraf
Kejang
occulomotor
(umum, fokal
Anak sering dan abdusen,
atau Kadang-
muntah, nyeri bradikardi,
twitching). kadang pada
kepala (pada Crack pot sikap
Kesadaran Ubun-ubun anak besar
anak yang sign dan dekortikasi
bayi/anak besar terdapat
besar), pernafasan dan
menurun. menonjol dan hipertensi dan
moaning cry Cheyne stokes. deserebrasi,
tegang, Choked
(pada stupor, koma
paresis dan disc.
neonatus). atau tanda-
paralisis,
tanda
strabismus.
herniasi.
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS

Gejala rangsang
meningeal

Tanda-tanda spesifik Pada anak yang sudah


Terdapat kaku kuduk
seperti kernig, besar sering
(4 hingga 6 bulan)
bruzinsky I dan II didapatkan keluhan
bahkan terjadi rigiditas
positif jarang terlihat sakit didaerah leher
umum.
sebelum usia 2 tahun. dan punggung.
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS

Gejala trias
klasik:
Demam
Sakit kepala Pada anak <2 tahun untuk meramalkan
Kaku kuduk adanya meningitis yaitu dengan menilai:
(rangsangan
meningeal)
Kualitas tangisan : lemah, merintih atau
melengking.
Warna kulit : pucat, sianotik, kelabu.
Status hidrasi : biasanya terdapat dehidrasi.
Terdapat pthekie rash.
Reaksi negatif terhadap rangsangan dari orang tua
atau sekitarnya.
Derajak kesadaran menurun, mulai dari somnolen
hingga koma.
Kejang terjadi pada 44% kasus.
DIAGNOSIS

Ketika mencurigai
meningitis,
Diagnosis dapat pemeriksaan segera
diperkuat dengan dari cairan
Berdasarkan
hasil positif serebrospinal
anamnesis,
pemeriksaan menjadi indikasi.
pemeriksaan fisik,
penunjang sediaan Alasan spesifik
dan pemeriksaan
berwarna dibawah untuk menunda
penunjang.
mikroskop dan hasil pungsi lumbal
biakan. adalah sangat
dicurigai adanya lesi
mass intrakranial.
DIAGNOSIS

Kelainan abnormal
dari cairan
serebrospinal termasuk

lebih dari 6 sel peningkatan peninggian dan adanya


leukosit/L, protein, hipoglikorakia, tekanan, organisme gram.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pungsi lumbal untuk menganalisi
cairan serebrospinal

Kultur darah (identifiksai jenis bakteri


dan grup strain, & penentuan terapi)

CT scan

MRI : modal pemeriksaan yang sangat


sensitif

Rontgen thorax dan tengkorak kepala


DIAGNOSIS BANDING

Selain S. pneumoniae, N. Meningiditis, dan H.


Influenzae type b, beberapa mikroorganisme bisa
menyebabkan infeksi pada SSP dengan manifestasi
yang sama dengan meningitis. Organisme yang
terdiri dari bakteri spesifik seperti Mycobacterium
tuberculosis, Nocardia, Treponema pallidum (sifilis)
dan Borrelia burgdorferi.
DIAGNOSIS BANDING

Meningitis
Ensefalitis
Tuberkulosa

Abses
Abses Otak
Parameningen
PENATALAKSANAAN
Terapi yang efektif pada meningitis tergantung oleh keagresifitasan pengobatan
suportif dan pilihan antimikroba yang cocok untuk suatu kuman patogen
tertentu.

Pasien koma, hiperkarbia intubasi

Pasien hipoksia pemberian oksigen

Terapi cairan untuk menurunkan tekanan intrakranial diuretik

Anak dengan status konvulsif atasi dengan terapi kejang


PENATALAKSANAAN

Pada meningitis purulenta, antibiotik adalah


pengobatan yang sangat efektif. Antibiotik harus
diberikan sementara kita menunggu hasil kultur.
Pilihan anjuran ada pada daftar dibawah ini.4
PENATALAKSANAAN
Antibiotic Dose (mg/kg/d) IV Maximum Daily Dosing Interval
Dose
Ampicillin 400 6-12 g q6h
Vancomycin 60 2-4 g q6h
Penicillin G 400,000 U 24 million q6h
Cefotaxime 200-300 8-10 g q6h
Ceftriaxone 100 4g q12h
Ceftazidime 150 6g q8h
Cefepime* 150 2-4 g q8h
Imipenem 60 2-4 g q6h
Meropenem 120 4-6 g q8h
Rifampin 20 600 mg q12h
*Minimal experience in pediatrics and not licensed for treatment of meningitis.
Caution in use for treatment of meningitis because of possible seizures.

Dosis antibiotik pada bayi dan anak dengan meningitis


KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat
pengobatan yang tidak sempurna atau
pengobatan yang terlambat.
Komplikasi :

efusi gangguan meningitis


ventrikulitis
subdural elektrolit berulang

kelainan gangguan
abses otak hidrosefalus
neurologis pendengaran

retardasi
epilepsi
mental
PROGNOSIS
Mortalitas tergantung

pada:
Prognosis buruk :
Virulensi kuman penyebab Bayi usia <6
bulan cairan
Daya tahan tubuh penderita serebrospinalnya
Terlambat/cepatnya mengandung
pengobatan lebih dari
Cara penobatan &perawatan
106CFU
bakteri/mL.
PENCEGAHAN
Vaksinasi dan profilaksis antibiotik .
H. type BInfluenzae Neiseria meningiditis Streptococcus
Profilaksis Rifampisin 10 pneumoniae
rifampisin. Dosis : mg/kgBB/dosis setiap Pada penderita resiko
20 mg/kgBB/hari 12 jam selama 2 hari. tinggi : vaksin
;maks 600mg. Vaksin quadrivalen pneumokokus 23 valen
Vaksin HIB. meningokokus Penderita dengan
Diberikan mulai terhadap serogrup A, anemia sel sabit harus
umur 2 tahun C, Y, W135 dianjurkan mendapat
dengan interval 2 pada anak resiko kemoprofilaksis
bulan. Diberikan tinggi umur diatas 2 dengan penisilin,
terpisah/kombinasi tahun. amoksisilin & trisulfa.
BAB 3
RANGKUMAN
Meningitis: peradangan pada ruang subarachnoid dan
leptomeninges disebabkan oleh bermacam-macam
organisme patogen penyakit bahkan kematian.

Faktor penting: faktor usia, ras, musim, pejamu, dan


bentuk regional dari resistensi antibiotik di antara suatu
patogen.
Faktor resiko: infeksi paru, otitis media, mastoiditis, trauma
kepala, alkoholisme, splenektomi, dan immunosupressan.
Meningitis terjadi akibat masuknya kuman ke dalam ruang
subarachnoid, menyebar melalui penyebaran hematogen,
penyebaran langsung dari fokus infeksi, atau sebagai
lanjutan dari penyakit kongenital, trauma, atau karena
tindakan pembedahan.
RANGKUMAN
Patofisiologi meningitis purulenta: proses yang kompleks, komponen-
komponen bakteri dan mediator inflamasi respon peradangan pada
selaput otak perubahan fisiologis dalam otak : peningkatan tekanan
intrakranial & penurunan aliran darah di otak.

Tiga trias klasik dari meningitis purulenta adalah demam, sakit


kepala, dan kaku kuduk.

Diagnosis ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang

Terapi yang efektif pada meningitis : keagresifitasan dari pengobatan


suportif & pilihan antimikroba yang cocok untuk suatu kuman
patogen tertentu.
SARAN

Melakukan imunisasi aktif


Melakukan imunisasi
terhadapat H. Influenza tipe
terhadap S. pneumoniae.
B (usia 2, 4, dan 6 bulan)

Terapi antibiotik profilaksis


dengan rifampisin atau
sulfisoxazole
DAFTAR
PUSTAKA
Prober, Charles G: Central Nervous System Infection, Nelson Text Book of
Pediatric 17th Edition, 2005: 2038-2044.
Menkes. John H, Infection of the Nervous System, Text Book of Child Neurology
Fifth Edition, 1995: 379-401.
Soetomenggolo TS, S Ismael: Meningitis Bakterial pada Buku Ajar Neurologi
Anak, 1999: 339-351.
Rudolph CD, AM Rudolph, MK Hosteller: Baterial Meningitis in Rudolphs
Pediatric. 21st Edition, 2003: 900-904.
Incese L, A Khosla: Meningitis Bacterial. eMedicine article. 2005. Available at
http://www.emedicine.com
Meningitis Purulenta, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak2, 1965: 558-561.
Behrman RE, RM Kliegman, HB Jenson: Acute Bacterial Meningitis Beyond the
Neonatal Period in Nelson Textbook of Pediatric, 17th Ed, 2004: 2038-2044.
Oksi AF, CD De Angelis, RD Feigin, JB Warshaw: Bacterial Meningitis Beyond
the Newborn Period, 1990: 1028-1035.
Kirland: Bacterial and Fungal Meningitis. SOM 208 Microbiologic Syllabus.
Available at http://www.ratsteachmicro.com
Divis Neurologi, Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
RSCM, 2005: 1-3.

Anda mungkin juga menyukai