2
GANGGUAN HIPOKONDRIK
Pembimbing:
dr. H. Yulizar Darwis, Sp. KJ, M.M
DISUSUN OLEH:
AHMAD AMANAN [I4A011105]
AMALIA YUSAIRAH ARHAM [I4A013247]
ADELAIDE SHARFINA [I4A013249]
KELUHAN UTAMA
Keyakinan ada pacet di dalam kepala
KELUHAN TAMBAHAN
Nyeri kepala, sulit menelan, mual muntah, diare
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poli Jiwa di RSUD Ulin Banjarmasin berdasarkan rujukan
dari Poli THT RSUD Ulin bersama anak dan keponakan, tetapi hanya
ditemani oleh keponakannya saat berkonsultasi. Pasien mengeluhkan ada
hewan pacet yang masuk ke telinga dan kemudian merayap ke hidung serta
tenggorokan sejak 3 bulan yang lalu sampai sekarang. Pacet dirasakan masuk
ke telinga kiri pasien saat menemani suami bekerja di sawah. Pergerakkan
pacet mulai dirasakan 3 hari setelah pasien merasa ada pacet yang masuk ke
dalam telinganya dan terasa hilang timbul tapi sering. Saat pacet sedang
merayap, pasien merasa daerah yang dilalui pacet terasa sakit dan dingin.
Dalam 2 bulan terakhir pasien mengeluhkan adanya mual muntah dan diare
karena memikirkan pacet yang mengganggunya. Pasien sangat khawatir
karena sebelumnya pernah menonton acara televisi On the Spot di
rumahnya bahwa pacet dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan memakan
organ tubuh disekitarnya, dalam keluhan ini adalah otak pasien.
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
Riwayat prenatal dan perinatal: lahir normal dirumah ditolong bidan, pasien tidak
mengetahui riwayat kehaliman ibu pasien
Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun): pasien tidak ingat lagi
Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun): banyak memiliki teman, sering
mencari kayu bakar yang hanyut disungai dan dijual kembali. Pasien tidak pernah
berkelahi
Riwayat masa kanak akhir dan remaja: pasien bersam teman-temannya mencari
kerja untuk mendapatkan uang
Riwayat Pendidikan: Pasien tamatan SDN Terusan Kapuas.
Riwayat Perkerjaan: Pasien mulai bekerja sejak SD dengan mengumpulkan kayu
bakar yang hanyut di sungai.
Saat usia 1216 tahun, pasien bekerja di pabrik dekat rumah sebagai pemotong
kayu bulat.
Setelah menikah, pasien hanya bekerja di rumah dan sesekali membantu suami
di sawah.
Riwayat Perkawinan: Pasien menikah dengan suami (sebelumnya pacar) pada
usia 19 tahun tanpa ada paksaan dan memiliki tiga orang anak.
Riwayat Keagamaan: Pasien rajin shalat dan ngaji, untuk terawih pasien sering
diurmah karena jauh, tetapi pasien tidak puasa saat dikunjungi.
Riwayat Psikoseksual: Pasien sudah haid ketika usia 12 tahun dan menyukai
lawan jenis.
Riwayat Aktivitas Sosial: Pasien rajin mengikuti kegiatan arisan maupun
kegiatan PKK di wilayah RT dan berhubungan baik dengan semuanya.
Riwayat Hukum: Pasien tidak pernah bermasalah dengan hukum.
Riwayat penggunaan waktu luang: Membersihkan rumah, ikut turun ke
sawah, mengobrol dengan tetangga.
Riwayat Kehidupan Sekarang
Pasien merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara. Sekarang pasien
tinggal bersama suami dan ketiga anaknya. Anak pertama baru saja lulus SMK
jurusan mesin, anak kedua sedang menempuh pendidikan SMP dan anak terakhir
sedang bersekola di SD. Hubungan pasien dengan suami kurang harmonis tetapi
dengan anak-anak dan saudara-saudaranya baik-baik saja.
Rumah pasien terbuat dari kayu beratapkan seng dan tampak kecil untuk dihuni
lima orang dengan tempat tidur digabung dalam satu kamar. Listrik sudah tersedia
24 jam tetapi air masih didapatkan dari menyedot sumur bor. Jarak rumah pasien
ke kota dapat ditempuh dalam satu jam lebih menggunakan kendaraan roda dua
atau roda empat dan pasien memiliki dua kendaraan roda dua untuk mobilitas
bersama.
Genogram
: Pasien
Status Interna :
Tekanan darah : 105/70 mmHg
Nadi : 60x/menit
Frekuensi napas : 20x/menit
Suhu tubuh : 36,2oC
SpO2 : 99%
Status Neurologis
Nervus I XII : Dalam batas normal
Rangsang Meningeal : Tidak ditemukan
Gejala peningkatan TIK : Tidak ditemukan
Refleks Fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ditemukan
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien datang mengunakan kerudung merah muda, baju kaos lengan panjang merah
muda, celana kain coklat tua, dan sendal karet ungu-putih. Saat dirumah, pasien
mengenakan baju kaos merah lengan pendek celana kaos pendek warna abu-abu dan
berambut lurus sebahu. Pasien berperawakan tinggi kurus dan tampak terawat.
2. Kesadaran : Jernih
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Normoaktif
4. Pembicaraan : Spontan, relevan, lancar dan prosodi
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
6. Kontak psikis : Ada, wajar, dapat dipertahankan
Keadaan
Mood : Hipotimik
Afek : Luas
Keserasian : Serasi
Hidup Emosi
Stabilitas : Stabil
Pengendalian : Pasien dapat mengendalikan emosinya secara wajar
Sungguh-sungguh/tdk : Sungguh-sungguh
Dalam/dangkal : Dalam
Skala diferensiasi : Luas
Empati : Dapat diraba/rasakan
. Fungsi Kognitif
Kesadaran : Jernih
Orientasi
Waktu/ Tempat / Orang / Situasi :+ / + / +/+
Daya ingat
Segera : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka menengah : Baik
Jangka panjang : Baik
Konsentrasi : Baik
Perhatian : Dapat dipertahankan
Kemampuan membaca dan menulis : Baik
Kemampuan visuospasial : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Kapasitas intelegenesia : Sesuai tingkat pendidikan
Bakat kreatif : Membuat kerajinan tangan
Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup
Gangguan persepsi
Halusinasi (A/V/T/O/S) : / / / /
Ilusi A / V / G / T / O : / / / /
Depersonalisasi : Tidak
Derealisasi : Tidak
Pikiran :
Proses pikir
a. Bentuk pikiran : Realistik
b. Arus pikiran : Koheren
Isi pikiran : Preokupasi adanya pacet yang merayap dari telinga ke hidung
dan tenggorokan.
Pegendalian impuls : Baik
Daya Nilai
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realita : Baik
Persepsi Pasien Tentang Diri dan Lingkungan: Pasien menyadari dirinya sakit
dan butuh bantuan tetapi pasien tidak memahami penyebab sakitnya.
Tilikan :4
Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Maret 2017: Pasien pertama kali merasakan ada pacet masuk dan bergerak di
dalam telinga, kemudian berjalan ke dalam hidung dan ke tenggorokan. Pasien
memeriksakan ke Puskesmas Sidomulyo 3 hari setelahnya dan dirujuk ke RS
Marabahan. Selama 1 bulan ini pasien berobat ke RS Marabahan hingga 3x karena
tidak ada perbaikan keluhan.
April 2017: Pasien mulai mencari terapi di faskes lain seperti praktik dokter
pribadi dan pengobatan tradisional tetapi tidak pula mengurangi keluhan pasien.
Pasien mulai berpikir untuk mengakhiri hidup dengan cara meminum obat yang
banyak supaya tidur selamanya, namun terpikir nasib keluarga (anak-anak). Pasien
jadi menyendiri karena tidak dipercaya oleh suami. Pasien kemudian melanjutkan
terapi ke RS Marabahan sebanyak 5x tetapi hasilnya tetap sama bahwa tidak
ditemukan adanya kelainan.
Mei 2017: Pasien tidak puas dengan pengobatan di RS sebelumnya sehingga pasien
minta dirujuk ke RS Moh. Ansari Saleh dan hasilnya pun tidak ditemukan adanya
kelainan fisik sesuai keluhan pasien. Pasien kemudian minta dirujuk kembali ke
RSUD Ulin Banjarmasin dan oleh dokter THT disitu, pasien dirujuk ke Poli Jiwa
RSUD Ulin Banjarmasin.
Kesadaran : Jernih
Psikomotor : Normoaktif
Afek/mood : Hipotim
Ekspresi Emosi
Stabilitas : Stabil
Pengendalian : Pasien dapat mengendalikan emosinya
secara wajar
Sungguh-sungguh/tidak : Sungguh-sungguh
Dalam/dangkal : Dalam
Skala diferensiasi : Luas
Empati : Dapat diraba/rasakan
Stressor keluarga diduga karena: suami pasien sering berkata-kata kasar karena
merasa pasien melakukan pengobatan yang sia-sia dengan keluhan yang dirasa
suami pasien tidak benar adanya.
EVALUASI MULTIAKSIAL