Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO

KASUS ETIK

DR. RISKA ANDRIYANI


1. Anamnesis
Keluhan utama : Sesak nafas sejak 7 jam sebelum masuk RS
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien perempuan usia 7 bulan datang ke IGD RSUD
Kota Sawahlunto pukul 01.30 WIB dengan keluhan sesak nafas,
membawa surat rujukan dari Puskesmas TA dengan diagnosa
Susp Pneumonia, tanpa diberikan Oksigen dan Infus.

2. Riwayat Pengobatan
-
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keterangan keluarga, pasien tidak memiliki riwayat
alergi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular,
keturunan dan kejiwaan.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : CM GCS : 15
Nadi : 168x/i
Nafas :52x/i
Suhu :37,5C
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Pupil isokor, Refleks cahaya +/+
Thorak
- Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi: Bunyi jantung I II normal, murmur(-), gallop(-)

- Paru : Inspeksi : retrasi (+)


Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Rh+/+, Wh -/-
Abdomen : Distensi (-), Bising usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT>3
6. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9,7 gr/dl
Leukosit : 11.500/mm3
Ht : 29%
Trombosit : 520.000/mm3

7. Diagnosis
Pneumonia

8. Tatalaksana :
Konsul dr. Doni Sp.A (via telp : tidak diangkat)
O2 nasal kanul 3l/i
Nebu combivent / 8jam
IVFD Kaen1b 10gtt/i
Inj ampicilin 2x350mg
Inj cefotaxim 2x200mg
Inj dexamethasone : 3,5mg selanjutnya 3x0,7mg
Ambroxol 3,5mg
Ctm 0,7mg
Efedrin 2mg
Hasil Pembelajaran :
Harus mampu mengambil tindakan yang tepat untuk
keselamatan pasien
Sanksi yang diperoleh terhadap pelanggaran etika kedokteran
Penjelasan mengenai Kode Etik Kedokteran Imdonesia
Penjelasan mengenai Undang-Undang Perlindungan Pasien

Assesment
Kasus :
Seorang dokter di Puskesmas merujuk Seorang pasien
perempuan usia 7 bulan ke IGD RSUD Kota Sawahlunto pukul
01.30
WIB dengan keluhan sesak nafas, membawa surat rujukan dari
Puskesmas TA dengan diagnosa Susp Pneumonia, tanpa diberikan
Oksigen dan Infus.
Pembahasan Kasus :
Tindakan yang dilakukan dokter tersebut melanggar KODEKI pasal 2, pasal 7c.
Pasal 2: Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
profesi yang tertinggi. Yang dimaksud dengan ukuran tertinggi dalam melakukan profesi
kedokteran
yaitu yang sesuai dengan perkembangan IPTEK kedokteran, etika umum, etika kedokteran, hukum,
dan agama, sesuai tingkat/jenjang pelayanan kesehatan, serta kondisi dan situasi setempat.
Dalam Pasal 7c : Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak
sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

Untuk kasus etik, dokter hanya mendapat sanksi moral, Untuk kasus disiplin profesi,
apabila terjadi pengaduan, dokter dapat dip roses oleh MKDKI dan apabila diyatakan
bersalah dapat dijatuhi sanksi berupa:
1. Pemberian peringatan tertulis
2.Rekomendasi pencabutan STR/SIP. Pencabutan dapat dilakukan minimal 1 tahun
atau selama nya
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di Institusi pendidikan kedokteran
atau kedokteran gigi. Dapat berupa pendidikan formal atau berupa pelatihan atau
magang di Institusi pendidikan kedokteran minimal 3 bulan atau maksimal 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai