Anda di halaman 1dari 33

FILSAFAT ILMU

DISUSUN OLEH:
LUKMAN HAKIM 13
ELENA PUTRI 14
BAB VII

Manfaat ilmu bagi


kehidupan manusia
A. Hajat manusia terhadap ilmu pengetahuan
B. Eksistensi pengetahuan metafisika
C. Filsafat tentang eksistensi
manusia melakukan penelitian terhadap
Proses pemuaian bahan besi dan logam.
Secara kasat mata dinyatakan bahwa besi
dan logam merupakan benda padat dan
sangat kuat. Apakah besi dan logam bisa
mencair? Dilakukanlah perbandingan dengan
es batu yang dipanaskan sinar matahari dan
hasilnya es itu mencair. Besi pun dipanaskan
dengan api dan hasilnya lama kelamaan
menjadi cair.
Hasil uji coba tersebut dinyatakan ilmiah
karena mengandung kebenaran objektif dan
empiris.
Manusia menciptakan kereta api sebagai
alat transportasi, sedangkan kereta
memerlukan rel yang terbuat dari bahan
besi dan logam yang akan mengalami
pemuaian jika suhunya panas. sedangkan
Rel dan roda akan bergesekan dan
menimbulkan panas. Dengan demikian rel
kereta api tidak boleh dipasang terlalu rapat
dan terlalu senggang supaya rel tidak
bengkok.
Penelitian rel kereta api
Pagi hari sore hari
Ilustrasi tersebut semakin menegaskan
manusia bahwa manusia membutuhkan ilmu
pengetahuan untuk mempermudah
kehidupannya.
Kita mengetahui sosok thomas alpa edison
yang menurut sejarah mengalami kelainan
jiwa, yakni takut akan kegelapan. Oleh
sebab itu ia menciptakan lampu yang
manfaatnya masih bisa kita rasakan sampai
saat ini.
untuk mencapai suatu penemuan ilmiah
manusia harus terus berusaha tanpa kenal
putus asa. Layaknya anak kecil yang belajar
berjalan, walaupun dia tejatuh dan menangis
tetapi dia terus mencoba hingga berhasil
berjalan.
Menurut imam Al-Ghazali ilmu
terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1. Ilmu sebagai proses adalah ilmu yang di
dapat dari pengalaman pancaindra dan
digagas kembali menjadi gambaran
mengenai realitas.
2. Ilmu laduni adalah ilmu yang datang
langsung dari tuhan berupa wahyu dan
kekuatan hati.
3. Ilmu yaqini adalah ilmu yang kebenarannya
tidak perlu diragukan lagi dan akan selalu
benar.
Namun pandangan imam Al-Ghazali tidak
sejalan dengan pandangan barat dengan
paradigma humanistiknya.
Imam Al-Ghazali memandang bahwa ilmu
sebagai alat untuk mengetahui kebesaran
tuhan (marifatullah), sedangkan paradigma
barat memandang ilmu itu ditemukan untuk
memenuhi kepentingan dan kebutuhan
manusia.
Manusia dimuliakan oleh penemuannya
sendiri. Pabrik besar menggunakan robot
canggih untuk produksinya tidak perlu
menggunakan tenaga yang berlebihan.
Hanya manusia yang lemah ilmunya yang
mau menjadi karyawan pabrik walau dengan
honor yang kecil. Orang-orang berbondong-
bondong pergi ke luar negri (TKI,TKW)
hanya untuk menjadi buruh pabrik yang bila
di rupiahkan honornya lumayan besar.
Sedangkan penduduk aslinya jarang menjadi
buruh pabrik, karena merekalah penemu
robot canggih itu.
Dari pembahasan tersebut kita simpulkan
bahwa semakin rendah ilmu yang kita miliki
semakin rendah mata pencaharian kita dan
semakin rendah pula pendapatan yang akan
kita terima.
Yang akan membedakan derajat kita di mata
tuhan adalah ilmu. Dengan ilmu kita bisa
membedakan mana orang yang bodoh dan
orang yang pintar.
Hajat manusia terhadap ilmu
disebabkan dua hal mendasar,
yaitu:
1. Ilmu sebagai penunjuk ke jalan yang lebih
baik di kehidupan manusia dalam segala
hal.
2. ilmu sebagai alat untuk mempermudah
manusia dalam menghadapi masalah.
B. EKSISTENSI PENGETAHUAN METAFISIKA

Filsafat tentang yang ada dan yang mungkin


ada adalah unjuk giginya filsafat bahwa tidak
ada satu pun perkara yang terlewatkan dari
sentuhan filsafat.
Filsafat akan berbicara 3 hal penting:
1. Metafisika
2. Manusia
3. tuhan
Filsafat metafisika akan menguraikan hal yang
berada diluar eksistensi yang nyata menurut
pengalaman indrawi.
Diperkenalkan oleh andronicos dari rhodes
(yunani) tahun 70 SM. Menurutnya filsafat ini
adalah kajian dari hal yang nonfisikal. Jadi,
yang ada itu bukan hanya yang dapat dirasa
oleh pancaindra karena selain jasmani itu ada
rohani yang merupakan bagian dari
metafisika.
Metafisika berasal dari bahasa
yunani,yaitu:
Meta artinya dibalik sesuatu yang setelah fisik.
Fisik artinya nyata dan terjangkau pancaindra.
M.J langeveld (cecep sumarna 2006:61)
metafisika adalah ilmu yang mengkaji tentang
teori keadaan dan memiliki objek-objek yang
transenden seperti tentang tuhan, pahala,
dosa, surga, neraka, jiwa dan semua yang
bersifat abstrak.
Metafisika identik dengan kegaiban atau
sesuatu yang tersembunyi di balik tabir. Yaitu
hal yang tidak dapat di tangkap pancaindra.
menurut murthada muthahari (1991:61) jika
makna gaib itu sesuatu di balik tabir tertentu,
berarti gaib tidak identik dengan tidak ada,
apakah tabir itu harus dirobohkan agar hakikat
keberadaannya terlihat dengan jelas? Atau itu
hanya ungkapan metaforis diluar alam
syahadah. Kata gaib banyak di terangkan
dalam Al-Quran
Q.S Al-Baqarah ayat 3:

Artinya: orang-orang yang mempercayai yang gaib...


Menurut Murthada Muthahari (1991:91),
kepercayaan yang hanya dibangun oleh hasil
pancaindra sangat terbatas. Oleh karena itu,
manusia harus membuka ilmu dari alam gaib.
Para nabi adalah orang-orang yang memberi
petunjuk kepada alam gaib, diutus untuk
menyeru manusia agar percaya pada alam
gaib. Para nabi pun berusaha menciptakan
ikatan yang menghubungkan mereka dengan
alam tersebut. Dari sini terbentuk hubungan
praktis antara manusia dengan alam gaib.
Mampukah manusia membuka tabir yang
menutup alam gaib? Allah SWT berfirman dalam
surat Qaf ayat 22:

Artinya: sungguh kamu dahulu lalai tentang


(peristiwa) ini, maka kami singkapkan tutup
(yang menutupi) matamu, sehingga
penglihatanmu pada hari ini sangat tajam.
Menurut Murthada Muthahari kelalaian itu
karena kemiskinan manusia akan ilmu
pengetahuan untuk membuka tabir kegaiban.
Artinya ada secercah ilmu yang akan memiliki
kemampuan untuk membuka tabir itu jika
allah menghendaki.
Ali bin abi thalib berkata, sendainya penutup
disingkapkan (dariku). Niscaya tidak akan
menambah keyakinanku (karena sudah begitu
kuat.
Tabir itu tidak berbentuk fisik, melainkan
suatu ungkapan tentang jarak yang membatasi
indra manusia.
Ada itu terbagi menjadi ada yang terbatas dan
ada yang tidak terbatas. Ada yang terbatas
adalah seluruh hal tentang hubungan manusia
dengan manusia yang memiliki ruang dan
waktu yang terbatas. Ada yang tidak terbatas
adalah hubungan manusia dengan alam gaib
yang keberadaannya tidak dapat diungkap
manusia yang kemampuannya terbatas.
Maulawi seorang penyair persia pernah
mengungkapkan ihwal keterbatasan akal:
orang india pernah membawa seekor gajah ke
suatu negri dimana penduduknya belum pernah
melihat gajah. Gajah itu disimpan di suatu
rumah yang gelap, dan penduduk pun satu-
persatu masuk untuk merabanya. Dan mereka
keluar dengan bermacam-macam pernyataan.
Ada yang berbicara bahwa gajah seperti
terompet, kipas, kasur, tiang dll.
Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa
indra penglihatan bisa menangkap jelas seekor
gajah dari bentuk, bagian tubuh, dan ukuran.
Jika hanya mengandalkan indra perabanya
manusia hanya bisa berspekulasi terhadap apa
yang dirabanya.
Metafisika berkaitan erat dengan filosofika
tentang keberadaan segala sesuatu. Jika
segala sesuatu itu ada maka tidak ada yang
tidak ada. Karena tidak ada adalah
keberadaan diluar indrawi yang hanya mampu
dipikirkan dan dilogikakan tanpa mampu
dibuktikan.
Tapi, ada juga orang yang mempelajari
metafisika dan mampu mempertontonkannya.
Tentang penampakan yang mampu di tangkap
berbagai media. Jika penampakan dapat di
visualisasikan maka tidak ada yang tidak ada
itu benar adanya. Kesempurnaan manusia
mempelajarinya, semua tidak ada yang tidak
mungkin. Metafisika berkaitan dengan filsafat
eksistensialisme tapi keberadaannya diluar
fisik.
Perdebatan manusia akan hal gaib membuktikan
bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam
mengungkap hal yang di alaminya. Namun manusia
memiliki kemauan untuk berpikir dan menggali
ilmunya.
Langeveld, sebagaimana sutarjoA.Wiramiharja
(2006:35) secara khusus membagi hakikat metafisika
dalam 3 bagian penting:
1. Kosmologi sebagai bagian metafisika khusus
membahas alam semesta kecuali manusia.
2. Antropologi, termasuk metafisika khusus
membicarakan manusia.
3. Teologi, bagian khusus yang mempersoalkan hakikat
tuhan. Pembicaraannya mengenai kebaikan, kesucian
,kebenaran,keadilan,malaikat,iblis,neraka,surga,
pahala, dan dosa.
Keberadaan alam ini sungguh teratur dengan
hukumnya masing-masing. Sebagai mana
hukum terbit dan tenggelamnya matahari,
laut dengan ombaknya, hukum gunung-
gunung sebagai penyangga bumi semua serba
teratur. Filosof menyebutnya sebagai nature of
law (hukum alam) yang oleh ahli kalam
disebut sebagai sunatullah. Bahkan karl
popper mengatakan bahwa keteraturan alam
semesta itu sebagai kebenaran objektif, dan
berada pada dataran rasional yang hukumnya
tidak bisa disangkal oleh logika. Karl popper
menyebutnya sebagai realisme metafisik
Noeng muhadjir menjelaskan bahwa menurut
popper pernyataan kebenaran itu ada 2, yakni
testable dan untestable. Untestable adalah
pernyataan bahwa setiap kejadian memiliki
penyebabnya. Kejadian Y yang disebabkan
oleh X sangat mudah dibuktikan. Tapi
pernyataan tuhan itu ada karena ciptaannya
ada sulit untuk dibuktikan (testable). Itu yang
poper paparkan tentang kebenaran objektif
metafisik yang untestable.
Kajian metafisik yang paling seurius
diperdebatkan adalah mengenai tuhan yang
sebelumnya plato, plotinus, dan neo plotinus
menyinggung soal akal, menolak empirisisme
sambil menyatakan bahwa alam ide sebagai
akal pertama dan seterusnya. Maka nama
tuhan pun menjadi judul perbincangan
metafisika, terutama dikembangkan oleh para
filosof muslim, seperti al-farabi, al-kindi, dan
ibnu sina, bahkan oleh imam al-ghazali.
Sebelum al-farabi muncul, filsafat metafisika
dikupas oleh filosof yunani. Dalam kaitannya
dengan tuhan filosof yunani berpijak pada
semata-mata filsafat fisika. Tapi dikalangan
filosof muslim persoalan tentang tuhan dan
sifatnya yang esa dan metafisika lainnya telah
mengikut sertakan perspektif teologis.
pemikiran filosof muslim tentang kajian
tersebut adalah untuk memperkuat hubungan
tuhan dengan ajaran-ajarannya yang benar
dan meningkatkan keimanan pada tuhan serta
kualitas pengamalan ajaran agama.
Keberadaan tuhan terus dipertanyakan,
dengan teori wajib al-wujud dan munkin al-
wujud.
Wujud dibagi tiga kategori, yaitu:
1. Wujud yang harus ada (wajib lidzatih).
2. Wujud yang mungkin ada (munkin lidzatih).
3. Wujud yang tidak mungkin ada (mustahil
lidzatih).
Harun nasution (1987:29) mengatakan bahwa
yang harus ada disebut wajib al-wujud atau
muti al-wujud. Pemberi wujud yang pada
esensinya mungkin ada. Yang pertama disebut
sebagai yang mengadakan atau mujid dan
yang kedua disebut yang diadakan atau
mawjudah. Yang mengadakan, sebagai wujud
yang pada esensinya harus ada, termasuk juga
dalam kategori yang ada atau mawjudah.
Dengan demikian wujud tersusun dari khaliq
dan makhluq, yang menjadi pencipta dan yang
di ciptakan. Semua yang ada dalam wujud ini
selain tuhan ada makhluknya.
Dari pembahasan mengenai metafisik tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat
metafisika berkaitan dengan filsafat ilmu
pengetahuan dari 3 segi, yaitu:
1. Rasio manusia yang awalnya tercipta, dan
penciptaan rasio merupakan tanda tanya
filosof yang sama sekali belum ada jawaban
yang cukup logis.
2. Gagasan pikiran atau ide dalam rasio yang
dipikirkan para filosof sama sekali bukan
menjawab keberadaan awal mula munculnya
rasio secara empirik, melainkan menyatakan
bahwa pengalaman hanya perangsang dan
alat bantu bagi rasio.
3. ujung dari pikiran alam ide adalah diluar yang
bersifat fisik, sehingga lahirlah kebenaran
metafisik. Hanya konsepnya terbagi 2, yaitu:
konsep metafisika deterministik dan konsep
metafisika indeterministik

Anda mungkin juga menyukai