1
Medical Surgical Unit
Unit perawatan pasien yang merawat semua jenis gangguan
atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit
dalam dan bedah.
Perawat yang bekerja di unit ini harus serba bisa dan siap
setiap saat karena pasien dapat mengalami perubahan kondisi
yang cepat dan tidak stabil, meskipun kebanyakan dari
mereka lebih banyak membutuhkan perawatan rutin saja.
2
Medical Surgical Nurses
Entry level backbone
Adult health
3
Nursing process
Mandatory for
all nurses
4
Skill
Memiliki pengetahuan terkait dengan seluruh aspek
kesehatan orang dewasa
Memiliki keterampilan mengkaji, memberikan asuhan
keperawatan, melakukan prosedur keperawatan, dan
menentukan prioritas pelayanan
Memberikan edukasi kepada pasien, keluarga, sesama
perawat, dan profesional lainnya.
5
Patient advocate
Berpartisipasi dalam menilai dan meningkatkan kualitas
pelayaan yang diberikan
Memiliki dedikasi untuk menjadikan keselamatan pasien
sebagai prioritas tertinggi dalam pelayanan
Mendukung pasien dalam mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan mereka
6
Diversity
Mampu merawat pasien di segala usia
Mengelola perawatan pasien dengan diagnosa medikal, bedah,
dan atau kejiwaan serta diagnosa medis lainnya
Mengambil kesempatan untuk belajar keterampilan baru
Mampu melayani pasien di semua unit perawatan, baik rawat
inap maupun rawat jalan
7
Making a difference
Memberikan kenyamanan dan perawatan pada pasien yang
pada saat itu membutuhkan seseorang yang benar-benar
tertarik pada kehidupan dan kesejahteraan.
Membantu menyembuhkan pasien secara fisik dan emosional
melalui pengalaman intuisi yang mengandalkan pengamatan
dan sentuhan
Membantu pasien mencapai tujuan, mengembalikan fungsi
tubuh yang optimal.
Memberikan martabat serta rasa hormat pada saat pasien
perawatan akhir hayat.
8
Tingkatan pembedahan:
Emergensi: untuk menyelamatkan kehidupan,
misalnya: ruptur aneurisme aorta atau apendiks,
hilangnya pulsasi ekstremitas karena emboli.
Mendesak: pembedahan diperlukan dalam 24-30 jam,
misalnya: repair fraktur, infeksi kandung empedu
Elektif: terencana, misalnya: repair hernia.
9
Tujuan pembedahan:
1. Estetika: permintaan pasien untuk memperbaiki kondisi, misalnya breast augmentation
2. Diagnostik: memperoleh contoh jaringan, membuat insisi untuk memastikan diagnosa,
misalnya biopsi
3. Eksplorasi: mencari tahu lebih lanjut, memastikan sudah sejauh mana kondisi yang
sebenarnya, misalnya eksplore laparatomi
4. Preventif: mengangkat jaringan sebelum hal itu menjadikan masalah, misalnya mengangkat
mola atau polip
5. Kuratif:mengangkat jaringan yang abnormal atau penyakit, misalnya tumor, kista, apendiks
yang meradang
6. Rekonstruksi: memperbaiki bagian tubuh yang rusak, misalnya TKR
7. Paliatif: mengurangi gejala tanpa menyembuhkan penyakitnya, misalnya rhizotomi,
gastrostomi.
10
Perioperatif
Pre-op: pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan
berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk
dilakukan tindakan pembedahan.
Intra-op: pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi bedah
dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
Post-op: pasien diterima di ruang pemulihan (RR) atau pasca
anaestesi (PACU) dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut
pada unit rawat inap/jalan atau di rumah.
11
Fokus perawatan pre-op:
Membantu pasien mencapai hasil pembedahan yang optimal
melalui mempersiapkan pasien pada kondisi prima sehingga
pembedahan siap dilakukan.
12
Pre-op: Psikologi
Emosi tidak stabil.
Takut nyeri atau sakit (> 1990)
Takut tidak bangun lagi karena pembiusan ( < 1990)
Edukasi untuk mengurangi kecemasan: penjelasan tentang
peristiwa operasi, pemeriksaan sebelum operasi, alasan
persiapan, alat khusus yang diperlukan, touring ke ruang bedah,
ruang pemulihan, kemungkinan pengobatan setelah operasi,
latihan bernafas dalam dan batuk terkendali, latihan kaki,
mobilisasi dan membantu kenyamanan.
13
Pre-op: Fisiologi
Diet (puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum, 8 jam menjelang operasi pasien
tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum.
Pada operasai dengan anaesthesi lokal /spinal anaesthesi makanan ringan diperbolehkan.
Tujuannya supaya tidak aspirasi pada saat pembedahan, mengotori meja operasi dan
mengganggu jalannya operasi.
Persiapan Perut Pemberian enema/lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah
saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal. Tujuannya mencegah cedera kolon,
mencegah konstipasi dan mencegah infeksi.
Persiapan Kulit Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut, pasien harus
mandi dengan antiseptik.
Hasil Pemeriksaan hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG, MRI, CT scan, dan
lain-lain.
Persetujuan Operasi/Informed Consent Izin tertulis dari pasien/keluarga harus
tersedia. Yang penting adalah prosesnya bukan tanda tangannya.
14
Preo-op Teaching
Particularly for post abdominal or thoracal surgery patient under
General Anesthesia (GA).
Before surgery so the patient is alert when being taught and has time to
learn.
1. Deep Breathing (DB)
2. Coughing Technique (CT)
3. Leg Exercises (LE)
4. Turning from side to side(TFSS)
15
Intervention:
Deep Breathing
Steps in Deep Breathing
. 1.
2.
Place the client in fowlers position.
Ask the client to place hands lightly on the
abdomen.
3. Instruct to breathe in deeply through the
nose, allowing the chest and abdomen to
expand.
4. Have the client hold the breath with the
count of 5 seconds before exhalation.
5. Instruct to exhale completely through pursed
(puckered) lips, allowing the chest and
abdomen to deflate.
6. Have the client repeat the exercise 5 times
consecutively
16
Intervention: Coughing
Techniques
17
Intervention: Leg Exercises
18
19
Preoperative Diagnostic Test
Chest X-Ray
Blood Gas Analysis
Electrolytes, Bleeding Time (BT), Clotting Time (CT), Blood
Urea Nitrogen (BUN), Creatinine, Complete Blood Count
(CBC), Fasting Blood Sugar (FBS), Urinalysis, Blood type and
crossmatch
20
Preoperative Nursing Assessment
Subjective data:
Demographic information: name, age, marital status, occupation, role
History of condition: why are you having surgery?
Medical history: any allergies, chronic condition, current medication, pain,
or prior hospitalization?
Surgical history: previous surgery, reaction or problem with anesthesia?
Tobacco use: how much do you smoke?
Alcohol use: how much or how often?
Coping mechanism: how to cope stressfull condition, any support?
Family hystory: hereditary condition, DM, cardiovascular problem?
21
Preoperative Nursing Assessment
Objective data:
Vital signs, O2 saturation
Emotional status: calm, anxious, tearful
Neurological: abilility to follow instructions
Skin: color, warmth, bruises, lesions, turgor, dryness, mucous membranes
Respiratory: cough, breath sounds, RR, breathing pattern, effort, barrel chest, clubbing
finger.
Cardiovascular: angina, HTN, Heart F,ailure MI, Mitral valve prolapse, edema, jugular vein
distention, peripheral pulses, HR (brady or tachy, VES)
GI: bowel sounds, date of BM, abdominal distention, ostomy
Musculoskeketal: deformities, weakness, decreased ROM, gait, prostheses
22
Informed Consent
Risk, benefit and alternative.
100% scope of practice of physicians. It is not within the
nurses scope of practice to provide this information.
Must be signed before anesthesia started.
Must be given voluntarily, no persuasion or threats can be
used to influence the patient.
Nursing role: witness the patients on the consent form.
23
Intra-op
Pemasangan IV cath, pemberian medikasi intaravena,
memasang folley cath, memberikan dukungan psikologis
selama induksi anestesi, bertindak sebagai perawat scrub, atau
membantu mengatur posisi pasien di atas meja operasi
dengan menggunakan prinsip - prinsip dasar kesimetrisan
tubuh.
Melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh
sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan
pasien.
24
Post-op
Memantau efek anestesi dan memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi.
Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan
tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan
rehabilitasi serta pemulangan ke rumah.
25
Nursing Assessment and Care of Patient on Admisssion to Clinical Unit
1. Record time of patients return to unit
2. Take baseline vital signs
3. Assess pain and discomfort
4. Assess airway and breath sounds
5. Assess neurologic status, including LOC and movement of extremities
6. Assess wound, dressing, and drainage tubes: types and amount of drainage, connect tubing
to gravity or suction drainage (per orders)
7. Assess color and appearance of skin
8. Assess urinary status: time of voiding, presence of catheter, patency, and total output,
bladder distention or urge to void
9. Position for airway maintenance, comfort, and safety (bed in low position, side rail up)
10. Check IV infusion: type of solution, amount of fluid remaining, flow rate, integrity of
insertion site and size of catheter
11. Attach call light within reach, and orient patient to use call light
12. Ensure that emesis basin and tissues are available
13. Determine emotional condition and support
14. Check for presence of family member or significant other, orient patient and family to
immediate environment
15. Check and carry out postoperative orders
*-Ineffective breathing pattern related to pain and analgetic
medication
27
*-Ineffective airway clearance related to ineffective cough and
secretion retention
29
*- Risk for infection r/t inadequate primary defences from
surgical wound
30
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan operasi:
Respon emosional: cemas, gelisah, takut, image/citra diri
Usia: sangat muda atau manula.
Hidrasi dan nutrisi
Merokok dan minum alkohol.
- Merokok mempengaruhi kerja silia (rambut getar) untuk
membuang sekresi.
- - Alkohol mempengaruhi fungsi hati dan interaksi obat.
Penyakit kronis: DM, PPOK, Hipertensi
31
Komplikasi Post-op
1. Syok
2. Perdarahan
3. Deep Vein Thrombosis (DVT)
4. Retensi urine
5. Sepsis
6. Ilo
7. Emboli paru.
8. Gangguan GI
32
Syok Hipovolemik
Tanda-tanda syok adalah: pucat , kulit dingin, basah,
pernafasan cepat, sianosis pada bibir, gusi dan lidah, nadi
cepat, lemah dan bergetar, penurunan tekanan darah, urine
pekat.
Intervensi keperawatan: kolaborasi dengan dokter, resusitasi
cairan sesuai instruksi, posisi kaki dinaikkan 20-300 dengan
posisi lutut lurus, terapi oksigen, monitoring VS, balans
cairan, memberikan dukungan psikologis, pembatasan
penggunaan energi, dan istirahat.
33
Perdarahan
Intervensi: posisi pasien supine dengan kaki ditinggikan
membentuk sudut 300 , dan lutut harus dijaga tetap lurus.
Kaji penyebab perdarahan, dan inspeksi luka operasi terhadap
perdarahan.
34
Deep Vein Thrombosis (DVT)
35
Retensi urine
36
Sepsis
37
ILO
Infeksi luka post operasi dapat terjadi karena adanya
kontaminasi luka operasi pada saat operasi maupun pada saat
perawatan di ruang perawatan.
Pencegahan infeksi penting dilakukan dengan pemberian
antibiotik sesuai indikasi dan juga perawatan luka dengan
prinsip steril.
38
Emboli paru
Embolisme dapat terjadi karena benda asing (bekuan darah,
udara dan lemak) yang terlepas dari tempat asalnya terbawa
di sepanjang aliran darah.
Embolus menyumbat arteri pulmonal yang akan
mengakibatkan pasien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
sesak nafas, cemas dan sianosis.
Intervensi keperawatan seperti ambulatori pasca operatif dini
dapat mengurangi risiko embolus pulmonal.
39
Gangguan GI
Sering terjadi pada pasien yang mengalami pembedahan
abdomen dan pelvis. Komplikasinya meliputi obstruksi
intestinal, nyeri dan distensi abdomen.
Intervensi:
- Observasi peristaltik usus, flatus, BAB.
- Dekompresi, observasi jumlah cairan, warna dan konsistensi
dari drainase.
- Ukur lingkar perut.
- Awasi tanda dan gejala elektrolit imbalance: disorientasi dan
lemah.
40
41