Anda di halaman 1dari 41

TRAUMA MUSKULO

SKELETAL
A. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan bab ini di harapkan peserta mengerti
dan dapat melaksanakan pengelolaan penderita dengan trauma
musculosceletal

B. Tujuan Khusus
1.Dapat melakukan pemeriksaan dan
pengelolaan pasien trauma extremitas
dengan tepat
2.Dapat Mendiskusikan pengobatan dan
komplikasi yang berat pada trauma musculo
sceletal
3.Dapat mengetahui dan memperkirakan
hal hal yang mengancam nyawa
4.Dapat menerangkan mekanisme injury,
komplikasi dan pengelolaan pada trauma
muskuloskeletal berdasar lokasi injury
Latar belakang

Trauma muskuloskeletal sering dijumpai


dalam kehidupan sehari hari
Sering menimbulkan kematian dan
kecacatan
Penanganan yang baik menghindarkan
korban dari kecacatan dan kematian
Fungsi :
1. Membentuk rangka tubuh

2. Alat gerak

3. Perlindungan organ di bawahnya


Anatomi
Tulang rangka Penampang Tulang
Anatomi Tulang

Lapisan terluar/kulit tulang : periosteum


Tulang padat
Bagian dalam tulang disebut sumsum
tulang
Sumsum kuning bertugas menyimpan
lemak
Sumsum merah berfungsi memproduksi
sel darah
Anatomi Otot
Cedera pada muskuloskeletal

1. Fraktur
2. Cerai sendi/dislokasi
3. Strain/terkilir
4. Sprain Robek/putus jaringan disekitar
sendi
5. Memar jaringan lunak
1.Fraktur
Terputusnya jaringan tulang sebagian atau
seluruhnya

Penyebab:
a. Gaya langsung
b. Gaya tidak langsung
c. Gaya puntir
Gejala Klinis dari fraktur
1.Perubahan
bentuk,tumor,luka,sakit
2.Gangguan fungsi
3.Krepitasi
4.ujung tulang terlihat
keluar dari luka
5.Pemeriksaan Radiologi
Jenis fraktur
Berdasar Klinis
1. Fr Tertutup
2. Fr Terbuka
Berdasar type fraktur
Derajat luka pd patah tulang terbuka menurut
gasfillo
1. Derajat I LUKA < 1 CM

2. Derajat II LUKA > 1 CM

3. Derajat III Fraktur di ikuti kerusakan


jaringan lunak yang luas
Prinsip penanganan fraktur
1.Recognition ( diagnosis)
- Pemeriksaan fisik
Look. Feel. Move, Ukur
- Pemeriksaan penunjang
2.Reduction(posisi anatomis)
Reposisi dan traksi ringan
3.Retaining (imobilisasi)
- bidai
- Fixasi (OREF/ORIF)
4.Rehabilitasi
- Mengembalikan fungsi
2. DISLOKASI
Kepala sendi/ujung tulang keluar
sendi
Gejala klinis:
Nyeri saat bergerak maupun diam
Tindakan
a. Reposisi terbuka
tertutup
b. Imobilisasi Bidai
Elastic verban
3. SPRAIN (TERKILIR)
Robek/putusnya jaringanikat di sekitar
sendi
Penyebab
a. Tekanan berlebihan pada jaringan ikat
(meregang dan robek)
b. Pergerakan mendadak
pada sendi
Gejala klinis:
a. Bengkak ( proses inflamasi)
b. Memar jaringan(cepat)
c. Tidak tampak pada X ray
d. Nyeri saat bergerak
4. STRAIN
Otot atau sambungan otot
meregang melebihi batas normal

Penyebab
Tarikan dan robekan
pada daerahpertemuan
antara tendon dan otot
Strain
Gejala Klinis
a. Nyeri hebat
b. Pembengkakan
c. Memar
d. Bisa disertai perdarahan

Penanganan Strain dan sprain


a. Rest
b. Ice
c. Compression Bila ragu
Perlakukan seperti
d. Elevate Fraktur
Memar jaringan
Adanya trauma jaringan lunak akibat gaya
langsung pada anggota gerak
Tanda dan Gejala
-nyeri
-bengkak
-memar/kebiruan
-kelemahan
Amputasi
Terpisahnya organ atau jaringan dari
tubuh
Perdarahan bisa hebat
Sebabkan kecacatan dan kematian
bila tidak di tangani dengan baik
Penanganan luka amputasi

Perdarahan

(gambar)

Balut tekan Torniquet


pita lebar
Penanganan luka amputasi
Bagian yang teramputasi
- Bersihkan jaringan
- Bungkus dengan kassa steril
- Masukan dalam kantong
plastik kering
- Masukan dalam tempat
berisi es
Kompartemen syndrom
Sindrom Kompartemen terjadi ketika
perdarahan dan edema interstisial dalam
kompartemen otot

Gejala Klinis
Nyeri berat
Masive pembengkakan
Nyeri
Berkurangnya motorik, Pulsasi dan
sensori
Pemeriksaan penunjang
( soft tissue)
Kompartemen
syndrom fasiotomi
Obyek yang menancap
(impaled obyek )
Karena suatu sebab benda tajam
tertancap pada tubuh
Bisa meyebabkan cedera pada organ lain
Obyek yang menancap
(impaled obyek )

Penanganan
Jangan cabut benda yang menancap
Fixasi dan imobilisasi
Obyek yang menancap di lepas di meja
operasi
Pembidaian
Tindakan awal dan utama
pada fraktur dan dislokasi

Tujuan:
1. Mencegah pergerakan fragmen fraktur
2. Mencegah cedera baru
3. Mengurangi nyeri
4. Memudahkan transport
Jenis jenis bidai
1. Bidai keras
terbuat dari bahan keras
(kayu, logam,karton, dll)
Soft splint
Air splint dan vacum splint
Hanya pada extremitas
Tidak di pakai pada evakuasi udara
Splint Traksi
Hanya pada
extremitas bawah
Imobilisasi fraktur
dengan menarik
daerah fraktur
Mencegah spasme
otot
Mencegahkerusakan neurovaskuler
Bidai Improvisasi
Dibuat bahan seadanya yang tersedia
Gendong dan bebat
Dengan mitela
Memanfaatkan tubuh penderita
Prinsip pembidaian
Pada dislokasi melewati tulang
Pada fraktur melewati 2 sendi
3 dimensi
Periksa GSS sebelum dan sesudah
pembidaian
Perdarahan hentikan dahulu
Posisi anatomis
Contoh cedera alat gerak
1. Patah tulang selangka

Penatalaksanaan
a. Fixasi
b. Kolaborasi
analgetik

Gmbr
2.Fraktur Angkle
Penatalaksanaan
Pertahankan posisi kaki dengan fixasi
menggunakan bidai
3. Tulang ekor retak
Penatalaksanaan
- Bawa ke RS dengan
posisi telungkup
- Observasi kesadaran Os
4. Patah tulang siku

Penatalaksanaan
-pasang bidai dari ujung
jari sampai dengan bahu
5. Patah tulang Femur

Penatalaksanaan
- Pasang bidai
- Jika fr terbuka, hentikann perdarahan
6.Patah tulang kaki
6.Patah tulang pinggul
Penatalaksanaan
1. Satukan semua kaki,
imobilisasi
2. Control perdarahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai