Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

TUBERKULOSIS PARU
OLEH:

YOEL RAY SORGIA SEMBIRING MELIALA

1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
LATAR BELAKANG

TB paru masih merupakan salah satu penyakit infeksi


paling banyak di dunia.
Pada tahun 2014, terdapat sekitar 9,6 juta penduduk
dunia yang menjadi penderita TB paru baru.
Dari angka tersebut, 4 juta diantaranya berada di
kawasan Asia. Dan dari angka tersebut 1 juta
diantaranya merupakan penduduk Indonesia.
Insidens TB paru di Indonesia lebih tinggi disbanding
insidens TB paru di Asia.
Angka kematian pasien TB di Indonesia merupakan
peringkat ke-4 di Asia, setelah Timor Leste, Myamar
dan Bangladesh.

3
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran klinis dan


penatalaksanaan serta perjalanan penyakit pasien
yang mengalami Tuberkulosis Paru?

4
TUJUAN PENULISAN

Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis tentang


Tuberkulosis Paru.
Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran terhadap
kasus Tuberkulosis Paru pada pasien secara
langsung.
Untuk memahami perjalanan penyakit pada pasien
Tuberkulosis Paru.

5
MANFAAT PENULISAN

Memperkokoh landasan teoritis ilmu kedokteran di


bidang ilmu penyakit dalam, khususnya mengenai
Tuberkulosis Paru.
Sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin
mendalami lebih lanjut topik topik yang berkaitan
dengan Tuberkulosis Paru.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
TUBERKULOSIS PARU

A. Defenisi
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman Tuberkulosis
(Mycobacterium tuberculosis) yang ditularkan
melalui udara (droplet nuclei) saat seorang pasien
tuberkulosis paru batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang
lain saat bernapas

8
TUBERKULOSIS PARU

B. Etiologi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Class : Actinobacteria
Order : Actinomycetales
Family : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Species : Mycobacterium tuberculosis
TUBERKULOSIS PARU

C. Klasifikasi
Berdasarkan patologis
TB paru primer
TB paru sekunder
Berdasarkan aktifitas radiologis
TB minimal
Moderately advanced TB
Forth advanced TB

10
TUBERKULOSIS PARU

Berdasarkan WHO 2010


Secara Anatomis
TB Paru
TB Ekstraparu
Berdasarkan Riwayat Pengobatan
Kasus baru
Kasus dengan riwayat pengobatan
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Bakteriologik
BTA positif
BTA negatif
Berdasarkan Status HIV
Status HIV positif
Status HIV negatif
Status HIV tidak diketahui

11
TUBERKULOSIS PARU

D. Epidemiologi
Pada tahun 2015, angka insidens TB paru berkisar 10,4
juta.
60% penderita TB berada di India, Indonesia, China,
Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan.
Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 1,02 juta
kasus TB paru baru.
Selain itu terdapat 78 ribu pasien TB paru dengan status
HIV positif.
Angka mortalitas TB paru dengan HIV negative di
Indonesia mencapai 100 ribu kematian di tahun 2015.
Pada HIV positif mencapai 26 ribu.

12
TUBERKULOSIS PARU

13
TUBERKULOSIS PARU

14
TUBERKULOSIS PARU

G. Diagnosis

15
TUBERKULOSIS PARU

H. TATALAKSANA
Tujuan
Menyembuhkan pasien dan mengembalikan
kualitas hidup dan produktivitas.
Mencegah kematian.
Mencegah kekambuhan.
Mengurangi penularan.
Mencegah terjadinya resistensi obat

16
TUBERKULOSIS PARU

17
TUBERKULOSIS PARU

18
TUBERKULOSIS PARU

19
TUBERKULOSIS PARU

20
TUBERKULOSIS PARU

KOMPLIKASI
Komplikasi dini
Pleuritis
Efusi pleura
Empiema
Laringitis
Poncet's arthropathy
Komplikasi lanjut
SOPT
Fibrosis paru
ARDS

21
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT
22
Nomor Rekam Medis : 00.69.55.24
Tanggal Masuk 15 Januari 2017 Dokter Ruangan :
dr. Rasyidah

Jam 22.30 WIB Dokter Chief of Ward :


dr. Jubilate P. S.
dr. Zulfahmi

Ruang Rindu A-2 Dokter Penanggung


III.1.6 Jawab Pasien :
dr. Imelda Rey, Sp.PD

23
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Rajumi Sitompul
Umur : 52 tahun
Jenis Kelmin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Petani
Suku : Batak Toba
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Huta Patar Sigurung-gurung,
Kec. Pahae Jae, Kab.
Tapanuli Utara

24
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Batuk
Telaah :Hal ini dialami sejak OS sejak 1 minggu yang lalu. Batuk
pasien berdahak, terkadang disertai bercak darah, namun pasien
kesulitan mengeluarkan dahaknya. Darah pada dahak hanya
berupa bercak (< 1cc). Keluhan batuk pasien semakin parah di
malam hari. Pasien merasakan nyeri di dada ketika batuk, dan terasa
gatal di tenggorokan. Menurut pengakuan pasien, keluhan ini sudah
sering muncul sejak 2 tahun yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
sesak ketika bernafas. Pasien merasa tidak bebas bernafas, tidak bisa
menarik nafas secara dalam. Sebelumnya pasien pernah berobat ke
RSUD Tarutung dan diberi obat dengan bungkus berwarna merah
berisi pil berwarna merah muda. Setelah meminum obat tersebut,
pasien mengalami kencing berwarna merah, sehingga pasien
berhenti meminum obat tersebut karena takut dengan efek samping
obat. Pasien mengkonsumsi obat tersebut hanya sekitar 1 minggu.
Keluhan mual muntah tidak dijumpai. Pasien juga mengeluhkan nyeri
di pinggang, sehingga pasien lebih nyaman dengan posisi badan
seperti terlipat (kepala menyentuh kasur diantara kedua kaki).
25
Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus.
Volume kencing pasien juga sangat sedikit, dalam sehari
pasien hanya kencing kurang dari 1 gelas air mineral.
Keluhan ini sudah dirasakan selama kira-kira sebulan
terakhir. Menurut pasien, pasien jauh lebih kurus
dibanding 2 tahun yang lalu, berat badan pasien
berkurang kira-kira 20 kg. Pasien merokok sejak usia 15
tahun, dengan jumlah minimal 2 bungkus per hari. Pasien
juga sering meminum tuak dan begadang sejak usia 20
tahun. Riwayat penyakit tekanan darah tinggi dan
kencing manis tidak dijumpai. Riwayat keluarga dengan
penyakit/keluhan yang sama tidak dijumpai.

RPT : TB Paru
RPO : FDC (Fixed-Dose Combination) OAT
26
ANAMNESIS ORGAN
Jantung
Sesak Napas :+ Edema :-
Angina Pektoris :- Palpitasi :-
Lain-lain :-
Saluran Pernafasan
Batuk-batuk : + Asma, bronkitis : -
Dahak : +, bercak darah
Lain-lain : sulit mengeluarkan dahak.
Saluran Pencernaan
Nafsu Makan : Penurunan BB : 20 kg
Keluhan menelan : + Keluhan Defekasi : -
Keluhan Perut :+ Lain-lain :-
Saluran Urogenital
Sakit Buang Air Kecil : + BAK Tersendat : +
Mengandung Batu : +
Keadaan urin : sedikit, keruh, kadang sedikit merah
Haid :- Lain-lain :- 27
Sendi dan tulang
Sakit Pinggang :+ Keterbatasan Gerak: +
Keluhan Persendian :- Lain lain :-
Endokrin
Haus/polidipsi :- Gugup :-
Poliuri :- Perubahan Suara :+
Polifagi :- Lain-lain :-
Saraf Pusat
Sakit kepala : - Hoyong :-
Lain-lain :-
Darah dan pembuluh darah
Pucat : + Perdarahan : -
Petechiae: - Purpura : -
Lain-lain : -

ANAMNESIS FAMILI : Tidak ada keluarga dengan keluhan yang


sama
28
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
STATUS PRESENS :
Keadaan Umum : Sedang
Keadaan Penyakit : Berat
Sensorium : Compos mentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 87x/i
Pernafasan : 20 x/i
Temperatur: : 37,9C

Pancaran Wajah : Lemah Refleks Fisiologis : +/+


Sikap Paksa :- Refleks Patologis : -/-

Anemia (+/+), Ikterus (-/-), Dispnu (-) Sianosis (-), Edema (-),
Purpura (-)
Keadaan Gizi :

BW= ___BB___x 100%


TB-100
BW = __47__x100%
168-100
BW = 69%
Kesan: Underweight 29
KEPALA
Mata : konjungtiva palpebra pucat (+/+),
ikterus (-/-), pupil : isokor, ukuran reflek
cahaya direk (+/+)
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Mulut :
Lidah : dbn
Gigi geligi : caries media, edentulous multiple
Tonsil/faring : dbn

30
LEHER :
Struma tidak membesar
Posisi trakea : medial TVJ : R-2 cm H2O
THORAX DEPAN
Inspeksi
Bentuk : Simetris Fusiformis
Pergerakan : Tidak ada ketinggalan
Palpasi
Nyeri tekan :-
Fremitus suara : SF kanan = kiri, mengeras
Iktus : tidak teraba
Perkusi
Paru
Batas Paru-Hati R/A : Relatif ICS V LMCS
Absolut ICS V LMCS
Peranjakan : +/- 1 cm

31
Jantung
Batas Atas Jantung : ICS III linea parasternalis
dextra
Batas Kiri Jantung : 1 cm medial LMCS ICS IV-V
Batas Kanan Jantung : ICS IV Linea Parasternalis
Auskultasi
Paru
Suara pernafasan : Bronkial pada kedua lapangan
paru
Suara Tambahan : Ronkhi basah minimal pada kedua
lapangan bawah paru
Jantung
M1>M2, P2>P1, T1>T2, A2>A1 desah sistolik (-) desah
diastolik (-)
HR = 87 x/i reguler

32
THORAX BELAKANG
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP: Bronkial pada kedua lapangan paru
ST: Ronkhi basah minimal pada kedua lapangan
bawah paru
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : Membesar asimetris
Gerakan Lambung/Usus : Tidak terlihat
Vena Kolateral :-
Caput Medusa :-
Palpasi
Dinding Abdomen : Distensi H/L/R tidak teraba
HATI
Pembesaran :-
Permukaan :-
Pingir :-
Nyeri Tekan :-

33
LIMFA
Pembesaran :-
GINJAL
Ballotement : -
UTERUS/OVARIUM
TUMOR :-
Perkusi :-
Pekak Hati :-
Pekak Beralih :-
Auskultasi
Peristaltik usus : Normoperistaltik
Lain-lain :-
PINGGANG
Nyeri Ketuk Sudut Kosto Vertebra : -
INGUINAL : tdk dilakukan pemeriksaan
GENITALIA LUAR : tdk dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR : dbn

34
ANGGOTA GERAK ATAS ANGGOTA
GERAK BAWAH :
Kiri/Kanan
Deformitas sendi :- Edema : - -
Lokasi :- Arteri Femoralis :+ +
Jari tabuh :- Arteri Tibialis Posterior : + +
Tremor Ujung Jari :- Arteri Dorsalis Pedis :+ +
Telapak tangan
Sembab :- Refleks KPR :+ +
Sianosis :- Refleks APR :+ +
Eritema Palmaris :- Refleks Fisiologis :+ +
Lain-lain :- Lain-lain : - -

35
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN

Darah Kemih Tinja


Hb : 9,2 g % Warna : Kuning Keruh Warna : Hijau kehitaman
Eritrosit : 3,63 x 106/mm3 Protein : +3 Konsistensi : Lunak
Leukosit : 19,01 x103 /mm3 Reduksi : - Eritrosit : -
Trombosit : 215 x 103/mm3 Bilirubin : - Leukosit : -
Ht : 28% Urobilinogen : + Amoeba/ \kista : -
Hitung jenis :
Eosinofil : 1,40% Sedimen Telur/cacing
Basofil : 0,10% Eritrosit: penuh Ascaris: -
Neutrofil : 86,40 Leukosit: penuh Ankylostoma: -
Limfosit : 4,50% Silinder: - T. trichiua: -
Monosit : 7,60% Epitel: 0-1 Kremi: -
36
RESUME

Anamnesis> Keadaan Umum : Tussis


Telaah :
Telah berlangsung sejak 2 terakhir, hilang
timbul. Timbul kembali 1 minggu terakhir.
Sputum (+), hemoptisis (+), penurunan BB
(+), merokok (+) >30 tahun, konsumsi
alkohol (+) >30 tahun, anoreksia (+),
disfagia (+), konsumsi OAT FDC (+),
putus berobat (+).

STATUS PRESENS Keadaan Umum : Sedang 37


PEMERIKSAAN FISIK Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/80mmHg
HR : 87x/i
RR :20 x/i
T : 37,9C
Kepala : mata konjungtiva palpebra
pucat +/+
Thorax:
Inspeksi : Bentuk simetris fusiformis
Palpasi : SF mengeras, kanan=kiri.
Auskultasi: SP: Bronkial
ST: Ronkhi basah di kedua lap paru.
Abdomen
Inspeksi: Bentuk membesar asimetris
Palpasi: Distensi, nyeri tekan quadran
inferior dextra
Nyeri ketuk sudut costovertebrae dextra
(+)

:LABORATORIUM RUTIN Darah : Anemia


Kemih : Proteinuria (+3)
38
DIAGNOSA BANDING 1. TB Paru putus berobat + Hidronefrosis
dextra dd/ susp.Tumor Ginjal +
Nefrolitiasis bilateral + Anemia ec
penyakit kronis
2. CAP + Hidronefrosis dextra dd/ susp.
Tumor Ginjal + Nefrolitiasis bilateral +
Anemia ec penyakit kronis.
3. HAP + Hidronefrosis dextra dd/ susp.
Tumor Ginjal + Nefrolitiasis bilateral +
Anemia ec penyakit kronis.
4. Mikosis Paru + Hidronefrosis dextra dd/
susp. Tumor ginjal + Nefrolitiasis bilateral
+ Anemia ec defisiensi besi
5. Tumor paru + Hidronefrosis dextra dd/
susp. Tumor ginjal +Nefrolitiasis bilateral
+ Anemia ec defisiensi besi.
DIAGNOSA SEMENTARA TB Paru putus berobat + Hidronefrosis
dextra dd/ susp.Tumor Ginjal + Nefrolitiasis
bilateral + Anemia ec penyakit kronis
39
PENATALAKSANAAN 1. Tirah Baring
2. Diet MB
3. O2 2-4 L/I via nc
4. IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
5. Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam/IV
6. Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
7. Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
8. Azitromicin 1x500 mg tab
9. N-Acetylcystein 3x200 mg tab
10.Ambroxol syr 3x I Cth
11.Paracetamol 3x500 mg tab k/p

40
RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK

1. Darah rutin 7. CT-Scan Abdomen

2. Urinalisa & Feses rutin 8. RFT

3. BTA Sputum 3x, Kultur Sputum 9.

4. Foto Thorax 10.

5. Foto Abdomen 11.

6. USG Abdomen 12.

41
BAB 4
FOLLOW UP
42
Tanggal S O A P
15 - 16 Perut Sensorium: Compos Hepatoma dd Therapy:
Januari sebelah mentis Liver Abses Tirah baring
2017 kanan TD: 100/60 mmHg Pneumonia dd TB O2 2-4 L/i via nc
membesar, HR: 120 x/i paru k/p
nyeri (+) RR: 22 x/i Anemia ec Diet Hati III
Sesak (+), Temp: 37,9 0C penyakit kronis dd IVFD Dextrose 5%
Batuk (+), Mata: Anemis (+/+) defisiensi besi 10gtt/I mikro
Dahak (+) Thorax: Inj Ceftriaxon 1
SP: Bronkial di kedua gr/12 jam/IV
lapangan paru. Inj Ranitidine 50
ST: Ronkhi basah di mg/12 jam/IV
kedua lapangan Inj Ketorolac 30
paru. mg/8 jam/IV
Abdomen: Asimetris Azitromicyn tab
membesar, nyeri 1x500 mg
tekan (+) N-Acetyl cysteine
Darah Rutin (15-01- 3x 200 mg
2017):
Hb: 9,2 g/dl Rencana
Eritrosit: 3,63 LFT, HST, RFT,
juta/L Fibrinogen, D-
Leukosit: 19.010 Dimer,
/L USG Abdomen 43
Tanggal S O A P
15 - 16 MCH: 25,3 pg
Januari MCHC: 33,1 g/dL
2017 RDW: 19,5%
MPV: 8,8 fL
PCT: 0,19 %
PDW: 7,7 %
Urinalisa (16-01-2017)
Warna: Kuning keruh
Kejernihan: Keruh
Bau: -
Buih: Putih
P/R/B/U: +2/-/-/+
Sedimen
Eri/Leu/Epi:+/+/+
Feses Rutin (16-01-
2017)
Warna: Hijau
kehitaman
Konsistensi: Lunak
Ery/Leu/Amoeba/Kist
a/Telur Cacing: -/-/-/-
/-
44
Tanggal S O A P
17 - 18 Perut Sensorium: Compos TB Paru dd Therapy
Januari sebelah mentis pneumonia Tirah baring
2017 kanan TD: 120/80 mmHg Hidronefrosis O2 2-4 L/i via nc
membesar, HR: 96 x/i dextra dd tumor k/p
nyeri (+) RR: 24 x/i ginjal Diet MB
Sesak (+), Temp: 38,3 0C Anemia ec IVFD NaCl 0,9%
Batuk (+), Mata: Anemis (+/+) penyakit kronis 20gtt/i mikro
Dahak (+) Thorax: dd defisiensi Inj Ceftriaxon 1
SP: Bronkial di besi gr/12 jam/IV
kedua lapangan Paracetamol
paru. 3x500 mg k/p
ST: Ronkhi basah di Ambroxol 3x1sdt
kedua lapangan
paru. Rencana
Abdomen: Asimetris Konsul Urologi
membesar, nyeri
tekan (+)
Faal Hemostasis (17-
01-2017)
Ferritin : 502,12
ng/mL
Besi : 15 g/dL
TIBC: 142 g/dL 45
Tanggal S O A P
17 - 18 Foto Thorax (17-01-
Januari 2017)
2017 Kesan: TB Paru lama
aktif dengan infeksi
sekunder.
BTA
I: Scanty
II: Negatif
III: Positif (8)
USG Abdomen (17-
01-2017)
Kesan: Hidronefrosis
ginjal kanan

46
Tanggal S O A P
19-20 Perut Sensorium: Compos TB Paru dd Therapy
Januari sebelah mentis pneumonia Tirah baring
2017 kanan TD: 120/80 mmHg Hidronefrosis O2 2-4 L/i via nc
membesar, HR: 96 x/i dextra k/p
nyeri (+) RR: 24 x/i Susp.Tumor Diet MB
Sesak (+), Temp: 38,3 0C Ginjal IVFD NaCl 0,9%
Batuk (+), Mata: Anemis (+/+) Nefrolitiasis 20gtt/i mikro
Dahak (+) Thorax: bilateral Inj Ceftriaxon 1
SP: Bronkial di Anemia ec gr/12 jam/IV
kedua lapangan penyakit kronis Paracetamol
paru. dd defisiensi 3x500 mg k/p
ST: Ronkhi basah di besi Ambroxol 3x1sdt
kedua lapangan
paru. Rencana
Abdomen: Asimetris Keluarga pasien
membesar, nyeri meminta PAPS
tekan (+) (Pulang Atas
Permintaan
Sendiri) dengan
alasan tidak ada
yang menjaga di
RS.
47
DISKUSI KASUS
Teori Pasien
Tuberkulosis Paru adalah penyakit Pasien pria berusia 52 tahun datang
menular langsung yang disebabkan dengan keluhan batuk disertai dahak
oleh kuman Tuberkulosis dengan bercak darah disertai sesak.
(Mycobacterium tuberculosis) yang
ditularkan melalui udara (droplet
nuclei) saat seorang pasien tuberkulosis
paru batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup
oleh orang lain saat bernapas.

Faktor Resiko TB paru: Pasien berusia 52 tahun dengan riwayat


a. Merokok merokok sejak usia 15 tahun dengan
b. Umur jumlah 2 bungkus per hari. Pasien juga
c. Lingkungan memiliki kebiasaan meminum tuak dan
d. Lifestyle (pola hidup) bergadang sejak usia 20 tahun.

48
Gejala Klinis Berdasarkan anamnesa dan
a. Demam. pemeriksan fisik, pada pasien
b. Malaise. ditemukan demam, penurunan berat
c. Berat badan turun. badan sekitar 20 kg, serta pasien juga
d. Rasa lelah. tampak tidak bersemangat untuk
e. Batuk/ batuk darah. beraktifitas karena lemas dan terasa
f. Sesak nafas. lelah terus-menerus. Pasien juga batuk
g. Nyeri dada. berdahak, dan pada dahak terkadang
h. Sering terserang flu. terdapat bercak darah. Pasien
mengeluhkan nyeri dada jika batuk
dan terkadang merasakan sesak saat
bernafas.

Pemeriksaan Penunjang Pada pasien telah dilakukan


Sputum 3DS : Minimal salah satu + pemeriksaan radiologi berupa foto
Radiologi : Fibrosis, infiltratal Control thorax serta pemeriksaan sputum 3DS.
Pada pemeriksaan radiologi,
disimpulkan terdapat tanda-tanda TB
paru lama aktif. Sementara
berdasarkan pemeriksaan sputum, 1
pemeriksaan negative, 1 scanty, dan 1
positif.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan terhadap TB paru
Lini Pertama pasien belum dilakukan karena
a. Isoniazid menunggu hasil pemeriksaan
b. Rifampisin sputum 3DS dan kultur sputum.
c. Pirazinamid Keluarga pasien memilih pulang
d. Etambutol atas permintaan sendiri (PAPS) di
e. Streptomisin hari hasil sputum DS3 keluar.

Lini Kedua
a. Kanamisin
b. Amikasin
c. Kuinolon
KESIMPULAN

Pasien pria, berusia 52 tahun datang dengan keluhan batuk


disertai dahak yang berbercak darah. Pasien juga mengeluhkan
sesak saat bernafas. Pasien juga mengeluhkan nyeri di perut
kanan seperti ditusuk-tusuk. Dari pemeriksaan fisik, dijumpai
konjungtiva palpebral inferior pasien anemis, pada pemeriksaan
thorax pasien terdapat stem fremitus yang mengeras, nyeri
tekan, serta suara nafas bronkial disertai suara tambahan
berupa ronkhi basah. Pada pemeriksaan abdomen terlihat
abdomen membesar asimetris dengan nyeri tekan di perut
kanan, pada palpasi teraba massa di perut kanan yang
immobile, konsistensi keras, permukaan kasar,serta nyeri tekan
positif. Dari pemeriksaan penunjang berupa foto thorax,
ditemukan tanda TB paru lama aktif. Sementara dari
pemeriksaan sputum 3DS, hasilnya berupa -/scanty/+.
51
Pada pemeriksaan USG Ginjal, disimpulkan terdapat hidronefrosis
bilateral dengan susp. Tumor ginjal kanan serta nefrolitiasis
bilateral. Pasien sudah diterapi dengan aktifitas berupa tirah
baring, tindakan suportif berupa O2 2-4 L/i via nc k/p dan IVFD
Dextrose 5% 10gtt/I mikro. Pasien juga diberikan diet hati III di hari
pertama dan kedua, dan seterusnya diganti menjadi diet MB.
Sementar terapi medikamentosanya terdiri dari Inj Ceftriaxon 1
gr/12 jam/IV, Inj Ranitidine 50 mg/12 jam/IV, Inj Ketorolac 30
mg/8 jam/IV, Azitromicyn tab 1x500 mg, N-Acetyl cysteine 3x 200
mg serta Ambroxol 3x1sdt.
Di hari keenam perawatan, keluhan batuk pasien
berkurang, demikian juga sesaknya. Namun keluhan nyeri perut
tidak berubah. Keluarga pasien memutuskan PAPS dengan
alasan tidak ada yang bisa menjaga pasien di rumah sakit. 52

Anda mungkin juga menyukai