140/90 mmHg atau lebih, atau di atas 135/85 mmHg pada pengukuran ABPM atau HBPM. Hipertensi derajat 2: tekanan darah klinis 160/100 mmHg atau lebih, atau di atas 150/95 mmHg pada pengukuran ABPM atau HBPM. Hipertensi berat: tekanan darah klinis sistolik 180 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih. Cara Mendiagnosis Hipertensi: Diukur setidaknya 2x/jam pada waktu bangun Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) Ukur sampai minimal 14x, lalu hasilnya dirata- ratakan Tekanan darah klinisi 140/90 mmHg atau lebih Pengukuran 2x sehari (pagi dan malam), tiap kali pengukuran dilakukan 2x jeda 1 menit Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) Pengukuran dilakukan selama minimal 4 hari (hasil yg diambil adalah setelah hari 1) Memulai Terapi Apabila pasien <80 tahun, hipertensi derajat 1 dan memiliki salah satu hal di bawah ini: a) Kerusakan target organ (Hipertrofi ventrikel kiri, gagal ginjal kronis, hypertensive retinopathy). b) Penyakit jantung dan pembuluh darah. c) Penyakit ginjal. d) Diabetes Maka terapi obat antihipertensi dapat mulai diberikan.
Apabila pasien hipertensi derajat 2 dengan usia
berapapun, terapi obat antihipertensi dapat diberikan. Apabila pasien < 40 tahun dan hipertensi derajat 1 namun tidak ada kerusakan target organ, serta riwayat penyakit kardiovaskular, ginjal, dan diabetes, maka disarankan konsultasi kepada dokter spesialis untuk menemukan penyebab sekunder dari hipertensi tersebut. Pasien berusia 55 80 tahun dan >80 tahun dapat diberikan pengobatan antihipertensi yang sama. Target Pengobatan
< 80 < 140/90 mmHg
Syarat: setelah melakukan pengobatan
tahun Apabila monitoring dgn ABPM / HBPM
<135/85 mmHg
> 80 < 150/90 mmHg
Syarat: setelah melakukan pengobatan
tahun Apabila monitoring dgn ABPM / HBPM
< 145/85 mmHg Pemeriksaan untuk Risiko Kerusakan Target Organ: Urin Darah Fundus EKG
Rasio Glukosa Melihat Melihat
albumin : Elektrolit adanya kelainan kreatinin (natrium- hypertensive jantung Hematuria kalium) retinopathy Mikroalbu- Kreatinin minuria Estimasi GFR Kolesterol total Kolesterol HDL Algoritma Pengobatan Intervensi Gaya Hidup Kurangi konsumsi alkohol. Kurangi minum kopi dan produk berkafein lainnya. Kurangi asupan garam atau substitusi garam natrium. Jangan berikan suplemen kalium, kalsium, atau magnesium.