Contoh:
Di Singapadu sekarang kita bisa menyaksikan kecak yang dipertunjukan dalam
waktu kurang dari satu jam, bahkan bila diperlukan konsumen, pertunjukan bisa lebih
singkat lagi. Demikian pula, tarian-tarian lainnya dapat kita saksikan dalam bentuk yang
condensed. Di pantai-pantai yang terbaik di bagian selatan Bali, terutama di kawasan
Sanur, orang banyak yang terkejut dan sedih melihat semakin ciutnya daerah bebas
mereka untuk melakukan upacara yang mereka perlukan tanpa harus minta izin terlebih
dahulu. Lebih menyedihkan lagi bagi mereka apabila pada suatu saat terpancang papan
pengumuman DILARANG MASUK. Salam dalam bahasa Inggris hallo di Bali sekarang
ternyata berkembang menjadi bermacam-macam arti; paling sedikit ada dua arti. Arti yang
pertama, salam ramah tamah bisa yang ditujukan pada orang asing, dan yang kedua,
Tuan belilah barang dagangan saya. Contoh-contoh di atas merupakan gambaran bahwa
betapa bergesernya nilai-nilai sosial dan agama di kawasan Bali.
Pola Kausal (sebabakibat), yaitu Pengembangan
paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan
sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak
sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai
perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat
juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,
sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu
perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya.
Contoh:
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen.
Akibatnya, Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi
3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan
tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita
mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7
ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004,
neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak
itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997
mencapai 2,5 juta ton.
Pola Umum Khusus (Deduksi), yaitu
paragraf yang ide pokoknya terdapat dalam
kalimat pertama.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat
sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah
menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya membuka usaha
baru.
Pola Khusus Umum (Induksi), yaitu paragraf
yang ide pokoknya terdapat dalam kalimat
terakhir paragraf sebagai kesimpulan umum.
Contoh:
Pemerintah telah menjadikan Pulau Komodo
sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung Kulon,
pemerintah mebuat cagar alam untuk pelestarian
badak bercula satu. Selain itu, sejumlah Undang-
Undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari
incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan
pemerintah untuk melestarikan hewan-hewan
langka.
Contoh:
Kalau anda gemar tanaman hias, tentu anda mengenal dengan
baik cara menanam dan merawatnya dalam taman. Pada tanaman,
diperlukan ketrampilan mengolah tanah dan memberi pupuk, seperti
memberi perhatian khusus, yaitu menyirami tepat waktu agar kelak
memberi hasil yang memuaskan. Begitu pula dengan merawat
anak, diperlukan kemampuan memberi makanan yang bergizi,
pembentukan kepribadian, serta perhatian khusus, yaitu memberi
kasih sayang agar kelak anak tumbuh dengan sehat, cerdas, dan
bermoral baik. Pada dasarnya, proses merawat taman sama denga
proses merawat anak dalam keluarga keduanya sama-sama
memerlukan ketrampilan dan perhatian khusus.
Pola Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda
atau nonbenda yang memiliki persamaan ciri seperti sifat,
bentuk, ukuran, dan lain-lain
Contoh:
Penyelidikan tentang tempramen dan watak manusia telah dilakukan
sejak dahulu kala. Hippo Crates dan Galenus mengemukakan bahwa
manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat zat
cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golongan tersebut yaitu sanguistis
(banyak darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah
ubah. Kemudian kolerisi (banyak empedu kuning) adalah manusia yang
memiliki sifat garang, hebat, lekas marah, dan agresif. Selanjutnya,
flogmatis (banyak lendirnya) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak
mudah berubah dan lamban. Terakhir, melankolis (banyak empedu hitam)
memiliki sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.