Anda di halaman 1dari 23

PARAGRAF

Paragraf atau alenia adalah


gabungan kalimat yang
bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan.
Persyaratan Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu:
Kesatuan (Kohesi), yaitu seluruh kalimat dalam paragra
hanya membicarakan satu ide pokok.
Kepaduan (Koherensi), yaitu rangkaian kalimat dalam paragra
berkesinambungan secara logis. Kesinambungan tersebut
terwujud dengan memenfaatkan repetisi kata dan frasa, kata
ganti, kata dan frasa penghubung.
Kalimat yang membentuk paragraf
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
Kalimat utama adalah kalimat yang berisi
ide pokok atau ide utama paragraf.
Kalimat penjelas adalah kalimat yang
berfungsi menjelaskan atau mendukung
kalimat utama paragraf.
Ciri kalimat utama
merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri
sendiri
mengandung permasalahan yang potensial
untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut
mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus
dihubungkan dengan kalimat lain
dapat dibentuk tanpa bantuan kata hubung
Ciri kalimat penjelas
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
arti kalimat inti kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan
dengan kalimat lain dalam satu paragraf
pembentuknya sering memerlukan bantuan kata sambung
isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan
lain yang bersifat mendukung kalimat utama.
Jenis Paragraf Berdasarkan Letak
Kalimat Utama
Berdasarkan letak kalimat utamanya paragraf
dibedakan atas empat macam, yaitu:
(1). Paragraf Deduktif, yaitu kalimat utama
yang terletak di awal paragraf. Paragraf ini
meyajikan pokok permasalah terlebih dahulu,
lalu menyusul uraian atau rincian paragraf.
(2). Paragraf Induktif, yaitu kalimat utama yang
terletak di akhir paragraf. Paragraf ini
menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah
diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf
berupa kesimpulan.
(3). Paragraf Deduktif Induktif (campuran), yaitu
kalimat utama yang terletak di awal dan dan di akhir
paragraf. Kalimat akhir paragraf ini umumnya
menegaskan kembali ide pokok/gagasan utama yang
terdapat di awal paragraf.
(4). Paragraf Kalimat Utama Menyebar, yaitu seluruh
kalimat dalam satu paragraf merupakan kalimat utama.
Paragraf ini biasanya terdapat dalam uraian-uraian yang
bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan
fiksi.
Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya
Berdasarkan sifat isinya paragraf dapat digolongkan atas lima
macam :
Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian
atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada
waktu kejadian. Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir
seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu
itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-
tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan
tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki
itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor
singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia
terjatuh tak sadarkan diri.
Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan
suatu objek sehingga pembaca seakan bisa
melihat, mendengar, atau merasa objek yang
digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan
dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-
cirinya: ada objek yang digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu
yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang
kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar
disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung
sekali mirip dengan para wanita palestina.
Eksposisi, yaitu paragraf yang memaparkan suatu
fakta atau kejadian tertentu yang bersifat memberikan
informasi kepada pembaca. Contoh:

Anemia adalah salah satu kondisi yang bisa


menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Namun, jika
kondisi ini menimpa anak-anak maka kemungkinan besar
si kecil bisa memiliki nilai IQ (intelligence quotient) yang
lebih rendah dibandingkan anak sehat. Bayi yang baru
lahir umumnya memiliki kandungan zat besi di dalam
tubuhnya sebesar 250 mg (80 ppm) yang berasal dari
ibunya selama masa kehamilan. Namun, hal ini akan
menurun selama 6 bulan pertama kehidupan sehingga
membutuhkan asupan zat besi dari makanan lain selain
ASI.
Argumentasi, yaitu paragraf yang membahas
suatu masalah dengan bukti-bukti atau alasan
yang mendukung dan bersifat sugestif
(meyakinkan) kepada membaca.
Contoh:
Dalam laporan Environmental Protection Agency
(EPA), pencemaran udara di dalam ruangan berakibat
cukup serius. Setiap tahun paling tidak 26 ribu orang
meninggal akibat pencemaran di dalam ruangan.
Sedangkan, menurut laporan WHO terdapat paling tidak
1,25 juta orang mengalami gangguan kesehatan akibat
pencemaran udara. Hal ini tentu menjadi PR bagi kita
semua untuk menanggulangi pemcemaran udara.
Persuasi, yaitu paragraf yang mempromosikan sesuatu
dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Contoh:
Orangtua harus waspada jika seorang anak tidak bertambah berat badannya atau
bahkan turun. Menurut dr. Titi Sekarindah, Sp.GK, yang pertama harus dilakukan
adalah mengawasi apakah anak menghabiskan porsi makanannya. Bila tidak, cari tahu
apakah itu karena anak bosan dengan menu yang disajikan. Tak ada salahnya
mencoba mencari menu baru. Orangtua harus punya grafik untuk mengukur kenaikan
berat badan anak, seperti kartu KMS.
Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf berkaitan erat dengan posisi


kalimat utama karena kalimat utamalah yang
mengandung ide pokok paragraf juga bergantung pada
paragraf berdasarkan isinya.
Pola pengembangan paragraf tersebut terbagi atas:
Pola Definisi, yaitu paragraf yang menjelaskan sesuatu
dengan jelas dengan konjungsi (adalah, ialah, yaitu)
agar mudah dimengerti.
Contoh:
Istilah demokrasi biasanya diterjemahkan dengan kata
kedaulatan rakyat. Ungkapan tersebut sering diartikan dengan
pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi
dalam pengertian ini hanya menggambarkan satu segi dari
pengertian demokrasi yang sebenarnya. Pada hakikatnya,
demokrasi merupakan sistem mentalitas untuk membina kehidupan
bersama dalam masyarakat. Mentalitas yang dimaksud ialah
mentalitas dalam pengertian cara berpikir, bersikap dan berbuat.
Pola Proses, yaitu suatu urutan dari tindakan-tindakan atau
perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau
peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut.
1) penulis harus mengetahui perincian- perincian
secara menyeluruh.
2) penulis harus membagi proses tersebut atas
tahap-tahap kejadiannya.
3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-
detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat
seluruh prose dengan jelas.
Contoh:
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan
untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat
digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah.
Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu,
tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu
dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih.
Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah
dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah.
Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan
berseri-seri.
Pola Contoh, yaitu paragraf yang memberikan contoh agar mudah dipahami.
Contoh atau ilustrasi inilah yang memberikan penjelasan akan kebenaran ide
atau gagasan paragraf.

Contoh:
Di Singapadu sekarang kita bisa menyaksikan kecak yang dipertunjukan dalam
waktu kurang dari satu jam, bahkan bila diperlukan konsumen, pertunjukan bisa lebih
singkat lagi. Demikian pula, tarian-tarian lainnya dapat kita saksikan dalam bentuk yang
condensed. Di pantai-pantai yang terbaik di bagian selatan Bali, terutama di kawasan
Sanur, orang banyak yang terkejut dan sedih melihat semakin ciutnya daerah bebas
mereka untuk melakukan upacara yang mereka perlukan tanpa harus minta izin terlebih
dahulu. Lebih menyedihkan lagi bagi mereka apabila pada suatu saat terpancang papan
pengumuman DILARANG MASUK. Salam dalam bahasa Inggris hallo di Bali sekarang
ternyata berkembang menjadi bermacam-macam arti; paling sedikit ada dua arti. Arti yang
pertama, salam ramah tamah bisa yang ditujukan pada orang asing, dan yang kedua,
Tuan belilah barang dagangan saya. Contoh-contoh di atas merupakan gambaran bahwa
betapa bergesernya nilai-nilai sosial dan agama di kawasan Bali.
Pola Kausal (sebabakibat), yaitu Pengembangan
paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan
sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak
sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai
perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat
juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,
sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu
perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya.
Contoh:
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen.
Akibatnya, Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi
3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan
tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita
mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7
ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004,
neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak
itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997
mencapai 2,5 juta ton.
Pola Umum Khusus (Deduksi), yaitu
paragraf yang ide pokoknya terdapat dalam
kalimat pertama.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat
sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah
menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya membuka usaha
baru.
Pola Khusus Umum (Induksi), yaitu paragraf
yang ide pokoknya terdapat dalam kalimat
terakhir paragraf sebagai kesimpulan umum.
Contoh:
Pemerintah telah menjadikan Pulau Komodo
sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung Kulon,
pemerintah mebuat cagar alam untuk pelestarian
badak bercula satu. Selain itu, sejumlah Undang-
Undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari
incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan
pemerintah untuk melestarikan hewan-hewan
langka.
Contoh:
Kalau anda gemar tanaman hias, tentu anda mengenal dengan
baik cara menanam dan merawatnya dalam taman. Pada tanaman,
diperlukan ketrampilan mengolah tanah dan memberi pupuk, seperti
memberi perhatian khusus, yaitu menyirami tepat waktu agar kelak
memberi hasil yang memuaskan. Begitu pula dengan merawat
anak, diperlukan kemampuan memberi makanan yang bergizi,
pembentukan kepribadian, serta perhatian khusus, yaitu memberi
kasih sayang agar kelak anak tumbuh dengan sehat, cerdas, dan
bermoral baik. Pada dasarnya, proses merawat taman sama denga
proses merawat anak dalam keluarga keduanya sama-sama
memerlukan ketrampilan dan perhatian khusus.
Pola Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda
atau nonbenda yang memiliki persamaan ciri seperti sifat,
bentuk, ukuran, dan lain-lain
Contoh:
Penyelidikan tentang tempramen dan watak manusia telah dilakukan
sejak dahulu kala. Hippo Crates dan Galenus mengemukakan bahwa
manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat zat
cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golongan tersebut yaitu sanguistis
(banyak darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah
ubah. Kemudian kolerisi (banyak empedu kuning) adalah manusia yang
memiliki sifat garang, hebat, lekas marah, dan agresif. Selanjutnya,
flogmatis (banyak lendirnya) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak
mudah berubah dan lamban. Terakhir, melankolis (banyak empedu hitam)
memiliki sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.

Anda mungkin juga menyukai