Anda di halaman 1dari 10

Oleh KELOMPOK 5

3E
NAMA KELOMPOK
Visqi Ninda (201401193)
Dian Novianto (201401194)
Oka Dyaningwan (201401195)
Citra Arum N (201401196)
Kharisma Murega (201401197)
Henisyah E.A (201401198)
PENGERTIAN
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus/ rangsangan dari luar. (Skinner,
1938)
Terapi perilaku secara formal didefinisikan sebagai
penggunaan prinsip dan paradigma belajar yang
ditetapkan secara eksperimental untuk mengatasi
perilaku tidak adaptif (Wolpe, 1982).
Ciri Dan Tujuan Terapi Perilaku
Ciri Behavior Therapy :
Berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik
Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling
Menggembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien
Penilaian yang objektif terhadap tujuan konseling.

Tujuan Behavior Therapy


Menurut George & Cristiani (dalam Gunarsa, 2007) adalah :
Mengubah perilaku yang tidak sesuai pada klien
Membantu klien belajar dalam proses pengambilan keputusan secara lebih efisien.
Mencegah munculnya masalah di kemudian hari.
Memecahkan masalah perilaku khusus yang diminta oleh klien.
Mencapai perubahan perilaku yang dapat dipakai dalam kegiatan kehidupannya.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
Pembuatan tujuan terapi antara terapis dan klien di awal sesi terapi dan hal
itu dijadikan acuan keberhasilan proses terapi.
Memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu
diperbaharui.
Waktu konseling relatif singkat.
Kekurangan:
Konseling atau terapi behavior bersifat dingin (kaku),
Kurang menyentuh aspek pribadi,
Bersifat manipulatif,
Mengabaikan hubungan antar pribadi
Tahap-Tahap Terapi Perilaku
Melakukan Assesment
Menetapkan tujuan (goal setting)
Implementasi teknik
Evaluasi dan pengakhiran
Teknik-Teknik Terapi Perilaku
Desensitisasi sistematik
Kondisioning operan (penguatan positif)
Flooding
Latihan Asertif
Terapi Aversi
Pembentukan tingkah laku model (role model)
Kasus
Ny.Z, berusia 45 tahun, seorang Ibu rumah tangga, masuk rumah sakit
1 minggu yang lalu. Riwayat keluhan sakit kepala hebat sebelum masuk
rumah sakit. Keluarga mengatakan Ny.Z sering merasa sakit kepala dan
mata terasa nyeri bila terkena cahaya yang terang. Akibatnya, Ny.Z
tidak pernah mau kamarnya dibuka, ia juga marah dan akhirnya
menangis karena merasakan nyeri. Ketika keluarga lupa bahwa Ny.Z
terganggu dengan adanya cahaya dan kemudian reflek menyalakan
lampu menjadikan pasien marah dan meraung-raung kesakitan.
Sehingga, Ny.Z memiliki persepsi bahwa dirinya takut terhadap cahaya.
Setelah diperiksa dokter, diagnosa medis Ny.Z adalah Meningitis.
Dokter menyarankan pasien untuk dilakukan terapi dan pemberian
obat. Setelah mengetahui diagnosa dan berita ini, pasien tampak
gelisah, cemas, sering marah-marah dan tidak semangat menjalani
terapi. Ia merasa bahwa sakit yang dideritanya tidak bisa sembuh.
Teknik terapi perilaku yang digunakan untuk Ny.Z yaitu Desentisiasi
Sistemik kaena menangani tentang fobia dengan cara relaksasi dan
pembangunan hirarki.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai