Anda di halaman 1dari 87

PPN Pajak Pertambahan Nilai dan

PPnBM Pajak Penjualan Barang Mewah

1
Agenda

1. Konsep Umum PPN

2. PKP dan DPP

3. Administrasi PPN

4. Diskusi kasus

2
Pengertian Umum

PPN adalah Pajak atas Konsumsi


Barang atau jasa

Di Dalam Daerah Pabean

OLEH

Orang Pribadi
Badan

3
Karakteristik PPN

Pajak Obyektif
Pajak Tidak Indirect
Langsung Substraction
Method

Non kumulatif KARAKTERISTIK Multi stage

Konsumsi
Dalam Negeri
Consumption type
VAT

4
CIRI PPN

Pengenaan PPN dilaksanakan Sistem


FAKTUR
Setiap terjadinya Penyerahan BKP/JKP, wajib
dibuatkan Faktur Pajak

Faktur Pajak Perupakan


Bukti Pungutan PPN

Faktur Pajak Faktur Pajak


Bagi Penjual Bagi Pembeli
merupakan bukti merupakan bukti
PAJAK KELUARAN PAJAK MASUKAN

5
OBYEK PPN

Impor BKP
Penyerahan BKP Penyerahan JKP

Pemanfaatan BKP di
daerah pabean OBYEK PPN Pemanfaatan JKP

Ekspor BKP berwujud Ekspor JKP


Ekspor BKP tidak
berwujud

Dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak

6
Objek Pajak Pertambahan Nilai

Penyerahan Barang Kena Pajak, Jasa Kena Pajak di dalam Daerah


Pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
Impor Barang Kena Pajak;
Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, Jasa Kena Pajak
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud, Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak

7
Daerah Pabean

Wilayah RI yand didalamnya berlaku


ketentuan Kepabeanan
(UU No 10/1995)

1 Darat
Ruang udara di
dan atasnya
2 Perairan

Tempat tertentu di zona


3 Ekonomi Eksklusif

4 Landas Kontinen

8
BARANG

BARANG ADALAH

BARANG BARANG TIDAK


BERWUJUD BERWUJUD

BARANG BERGERAK CONTOH :


HAK ATAS MEREK
DAGANG
HAK PATEN
HAK CIPTA
BARANG TIDAK
BERGERAKLandas
Kontinen

9
PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK (BKP)

PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK ADALAH


:SETIAP KEGIATAN PENYERAHAN BARANG KENA
PAJAK

YANG DIKENAKAN
PAJAKBERDASARKAN
UU PPN

10
Penyerahan Barang Kena Pajak

Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian


Pengalihan BKP karena perjanjian sewa beli dan leasing
Pengalihan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang
Pemakaian sendiri dan/atau pemberian Cuma-Cuma

PT. A perusahaan penghasil topi. Dalam rangka ulang tahun memberikan


kepada seluruh karyawan dan keluarganya topi hasil produksi perusahaan
sebanyak 10.000 unit. Harga jual topi 100ribu, harga pokok produksi 60ribu.
PT. C perusahaan penghasil susu formula. Dalam rangka kegiatan CSR
perusahaan, memberikan kepada rumah yatim susu formula sebanyak
5.000pack. Harga jual per pack 60ribu, harga pokok 40ribu.

11
Penyerahan Barang Kena Pajak

Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau


aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan
Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau
sebaliknya dan penyerahan antar cabang
Penyerahan BKP secara konsinyasi

12
Penyerahan - Perjanjian

Penyerahan Barang Kena Pajak oleh


Pengusaha Kena Pajak dalam rangka
perjanjian pembiayaan yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari
Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang
membutuhkan Barang Kena Pajak

13
Pemakaian untuk Tujuan Produktif

Pemakaian Barang Kena Pajak dan atau


pemanfaatan Jasa Kena Pajak untuk tujuan
produktif belum merupakan penyerahan
Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak
sehingga tidak terutang Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

14
Bukan Penyerahan Barang Kena Pajak

Penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar


sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang
Penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan
utang-piutang;
Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke
cabang atau antar cabang dalam hal Pengusaha
Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajak
terutang;

15
Bukan Penyerahan Barang Kena Pajak

Pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka


penggabungan,peleburan,pemekaran, pemecahan, dan
pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan
pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah Pengusaha
Kena Pajak;
Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas
perolehannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.

16
JASA

SETIAP KEGIATAN PELAYANAN BERDASARKAN SUATU


PERIKATAN/PERBUATAN HUKUM ,YANG MENYEBABKAN

SUATU BARANG
FASILITAS
KEMUDAHAN
HAK

TERSEDIA UNTUK DIPAKAI


TERMASUK

JASA YG DILAKUKAN UNTUK MENGHASILKAN BARANG KARENA


PESANAN ATAU PERMINTAANDGN BAHAN & ATAS PETUNJUK DARI
PEMESANTERMASUK
17
JASA KENA PAJAK (JKP)

SETIAP KEGIATAN PELAYANAN TERMASUK JASA YG DILAKUKAN


BERDASARKAN SUATUPERIKATAN UNTUK MENGHASILKAN
/PERBUATAN HUKUM YG BARANGKARENA PESANAN ATAU
MENYEBABKANSUATU BARANG PERMINTAAN DGN BAHAN
/FASILITAS/KEMUDAHAN /HAK DAN/ATAU PETUNJUK DARI
TERSEDIAUNTUK DIPAKAI PEMESAN

YANG DIKENAKAN PAJAK


BERDASARKAN UU PPN

18
JASA KENA PAJAK (JKP)

SETIAP KEGIATAN PEMBERIAN


JASA KENA PAJAK

TERMASUK

PEMAKAIAN PEMBERIAN
SENDIRI JKP CUMA-CUMA

OLEH PKP

19
PEMANFAATAN JKP DAN BKP

PEMANFAATAN JKP DAN BKP TIDAK BERWUJUD DARI


LUAR DAERAH PABEAN

SETIAP KEGIATAN PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH


PABEAN DI DALAM DAERAH PABEAN

SETIAP KEGIATAN PEMANFAATAN BKP TIDAK BERWUJUD DARI


LUAR DAERAH PABEAN KARENA SUATU PERJANJIAN DI DALAM
DAERAH PABEAN.

20
IMPORT, EXPOR DAN PERDAGANGAN

ADALAH SETIAP KEGIATAN


MEMASUKKAN BARANG DARI LUAR
IMPOR DAERAH PABEAN KE DLM DAERAH
PABEAN

ADALAH SETIAP KEGIATAN


MEMASUKKAN BARANG DARI LUAR
EXPOR DAERAH PABEAN KE DLM DAERAH
PABEAN

ADALAH SETIAP KEGIATAN


MEMASUKKAN BARANG DARI LUAR
PERDAGANGAN DAERAH PABEAN KE DLM DAERAH
PABEAN

21
Non Barang Kena Pajak

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran


yang diambil langsung dari sumbernya;
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh rakyat banyak
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya,
meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha
jasa boga atau katering;
4. Emas batangan, dan surat berharga.

22
Non Jasa Kena Pajak

1. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik;


2. Jasa di bidang pelayanan sosial;
3. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko;
4. Jasa keuangan
5. Jasa asuransi
6. Jasa di bidang keagamaan;
7. Jasa di bidang pendidikan;
8. Jasa kesenian dan hiburan

23
Non Jasa Kena Pajak

9. jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa


angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri;
10. jasa tenaga kerja;
11. jasa perhotelan;
12. jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan secara umum;
13. jasa penyediaan tempat parkir;
14. jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
15. jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
16. jasa boga atau katering

24
BADAN

SEKUMPULAN ORANG DAN ATAU


MODAL YANG MERUPAKAN KESATUAN

BAIK YANG MELAKUKAN USAHA MAUPUN YANG TIDAK


MELAKUKAN USAHA

MELIPUTI :
PERSEROAN TERBATAS;
PERSEROAN KOMANDITER;
PERSEROAN LAINNYA;
BUMN / BUMD;
FIRMA, KONGSI; KOPERASI; DANA PENSIUN;
PERSEKUTUAN; PERKUMPULAN; YAYASAN; ORGANISASI
MASSA; ORGANISASI SOSPOL DAN SEJENISNYA; LEMBAGA;
BUT DAN BENTUK BADAN LAINNYA.

25
PENGUSAHA

ORANG PRIBADI BADAN

DALAM KEGIATAN USAHA ATAU


PEKERJAANNYA

MENGHASILKAN BARANG;
MENGIMPOR BARANG;
MENGEKSPOR BARANG;
MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
MELAKUKAN USAHA JASA;-
MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD /
JASA DARI LUAR DAERAH PABEAN.

26
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

PENGUSAHA

YANG MELAKUKAN
PENYERAHAN BPK/JKP

YANG DIKENAKAN PAJAK


BERDASARKAN UU PPN

TIDAK TERMASUK PENGUSAHA KECIL, KECUALIPENGUSAHA


KECIL YANG MEMILIH UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP

27
Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha yang melakukan penyerahan BKP


wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, dan wajib
memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah yang terutang.
Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak

28
MENGHASILKAN

1 MENJADI
KEGIATAN MENGOLAH MELALUI BARANG BARU
PROSES MENGUBAH BENTUK ATAU
SIFAT SUATU BARANG DARI BENTUK
ASLINYA MENJADI DAYA
GUNA BARU

2 KEGIATAN MENGOLAH SUMBER DAYA ALAM

3 MENYURUH ORANG PRIBADI ATAU BADAN MELAKUKAN


KEGIATAN TERSEBUT PADA HURUF 1 DAN 2 DI ATAS

29
DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP)

HARGA JUAL

PENGGANTIAN YANG DIPAKAI


SEBAGAI DASAR
NILAI IMPOR UNTUK
MENGHITUNG
PAJAK YANG
NILAI EKSPOR TERUTANG

NILAI LAIN YANG DITETAPKAN


MENKEU

30
HARGA JUAL

NILAI BERUPA UANG

TERMASUK

SEMUA BIAYA YANG DIMINTA ATAU SEHARUSNYA


DIMINTA OLEH PENJUAL

KARENA PENYERAHAN
BPKP
TIDAK
TERMASUK

PPN YANG DIPUNGUT MENURUT UU PPN& POTONGAN


HARGA YG DICANTUMKAN DALAM FAKTUR PAJAK
31
PENGGANTIAN

NILAI BERUPA UANG

TERMASUK

SEMUA BIAYA YG DIMINTA ATAU SEHARUSNYA


DIMINTA OLEH PEMBERI JASA

KARENA PENYERAHAN JKP

TIDAK
TERMASUK

PPN YANG DIPUNGUT MENURUT UU PPN& POTONGAN HARGA


YG DICANTUMKAN DLMFAKTUR PAJAK
32
NILAI IMPOR
NILAI BERUPA UANG

YANG MENJADI DASAR PENGHITUNGANBEA MASUK


DITAMBAH PUNGUTAN LAINNYA YG DIKENAKAN
PAJAKBERDASARKANKETENTUAN DLM PERUNDANG-
UNDANGANKEPABEANAN

UNTUK IMPOR BPKB

TIDAK
TERMASUK

PAJAK YANG DIPUNGUT MENURUT UU


33
HARGA JUAL

Nilai berupa uang


Termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual Barang Kena
Pajak.
Tidak termasuk PPN dan potongan harga yang
tercantum dalam faktur pajak.
Yang termasuk dalam pengertian biaya yang merupakan unsur harga jual,
antara lain : pengangkutan, asuransi, bantuan teknik, pemeliharaan, dan
garansi.

34
PENGGANTIAN

Nilai berupa uang


Termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa
Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.
Tidak termasuk PPN dan potongan harga yang
tercantum dalam faktur pajak.

35
NILAI IMPOR

Nilai berupa uang yang menjadi Dasar


penghitungan bea masuk
Ditambah pungutan yang dikenakan sesuai
Undang-Undang Pabean.
Tidak termasuk PPN/PPn BM.
Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + Bea Masuk
PPN = 10% x Nilai Impor

36
NILAI EKSPOR

Nilai berupa uang


Termasuk biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir, yaitu,
nilai yang tercantum dalam dokumen PEB
(Pemberitahuan Ekspor Barang yang telah
difiat muat oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai).
PPN Ekspor = 0% x Nilai Ekspor

37
DPP Nilai Lain

Jenis-jenis nilai lain :


Harga jual atau penggantian setelah dikurangi laba
kotor
Perkiraan harga jual rata-rata
Harga pasar wajar
Persentase tertentu dari harga jual, tagihan atau
imbalan-Harga faktual yang dianggap wajar

38
DPP Nilai Lain

Pemakaian Sendiri :
DPP = Harga Pokok Penjualan (Harga jual atau
Penggantian dikurangi laba bruto)
PPN = 10% X Harga Pokok Penjualan.
Pemberian Cuma-Cuma :
DPP = Harga Pokok Penjualan (Harga Jual atau
Penggantian dikurangi laba bruto)
PPN = 10% X Harga Pokok Penjualan

39
DPP Nilai Lain

Penyerahan BKP dan/atau JKP dari pusat ke


cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP
dan/atau JKP antar cabang DPP = Harga Jual
atau penggantian dikurangi laba kotor
PPN = 10% x Harga Jual atau penggantian
dikurangi laba kotor

40
DPP atas Transaksi dengan Valuta Asing
Apabila harga jual atau penggantian menggunakan
valuta asing, Dasar Pengenaan Pajak-nya dihitung
dengan :
Nilai konversi menurut Keputusan Menteri Keuangan (Kurs
KMK) yang berlaku pada saat pembuatan Faktur Pajak (per
tanggal Faktur Pajak).
Dalam hal penyerahan kepada Pemungut PPN (WAPU),
menggunakan nilai konversi menurut KMK yang berlaku
pada saat pembayaran atas harga jual BKP/JKP yang
bersangkutan (Lihat ; Pemungut PPN)
Kurs menurut KMK tersebut di atas diumumkan secara
periodik (setiap pekan sekali) yang berlaku untuk masa
satu pekan

41
DPP atas penyerahan BKP yang tergolong mewah

Penyerahan BKP yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh


PKP yang menghasilkan BKP yang Tergolong Mewah atau atas
impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah, Dasar
Pengenaan Pajak tidak termasuk PPN dan PPnBM

Penyerahan BKP yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh


PKP selain Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak
yang Tergolong Mewah atau impor, Dasar Pengenaan Pajak
termasuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dikenakan
atas perolehan atau atas impor Barang Kena Pajak yang
Tergolong Mewah tersebut.

42
Tarif PPN

Sebesar 10%
Kecuali untuk ekspor yang dikenakan tarif 0%
- ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
- ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
- ekspor Jasa Kena Pajak.

43
Jenis Pemungut PPN

Sejak tanggal 1 Januari 2004, Pemungut PPN (Pembeli


Khusus) terdiri dari (563/KMK.03/2003) :
Bendaharawan Pemerintah baik Pusat maupun
Daerah, yang dananya dari APBN/APBD.
Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
Badan Usaha Milik Negara dan Milik Daerah

44
Pemungut PPN

PPN yang terutang atas transaksi penyerahan BKP/JKP


dipungut oleh PKP Penjual.
Pembeli BKP/JKP wajib membayar kepada PKP Penjual
sebesar harga jual ditambah PPN (10%).
Apabila pembeli BKP/JKP tersebut berstatus Pemungut PPN
(Pembeli Khusus), PPN yang terutang atas transaksi
penyerahan BKP/JKP tidak dipungut oleh PKP Penjual,
melainkan disetor langsung ke kas negara oleh Pemungut
PPN tersebut.
Pemungut PPN hanya membayar kepada PKP Penjual sebesar
harga jual, sedangkan PPN-nya (10%) disetor langsung ke kas
negara.

45
Jenis Pemungut PPN

Dalam hal harga jual atau penggantian telah


termasuk PPN, maka PPN yang terutang atas
penyerahan BKP/JKP tersebut dihitung dengan
formula : 10/110 x harga jual atau penggantian.

46
Faktur Pajak

Faktur Pajak adalah bukti


pungutan pajak yang dibuat oleh
Pengusaha Kena Pajak atas
penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak.

47
FAKTUR PAJAK STANDAR

Faktur Pajak yang paling sedikit memuat keterangan


tentang :
Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang
menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak Pembeli Barang
Kena Pajak atau Penerima JasaKena Pajak;
Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau
Penggantian, dan potongan harga;
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
Kode, Nomor Seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak;
dan
Nama, dan tanda tangan yang berhak menandatangani
Faktur Pajak;

48
49
50
51
FAKTUR PAJAK GABUNGAN

Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak


Standar untuk semua penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang
terjadi selama 1 (satu) bulan takwim kepada
pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa
Kena Pajak yang sama

Saat pembuatan faktur pajak gabungan paling


lama pada akhir bulan penyerahan.

52
53
54
55
Saat Pembuatan Faktur Pajak Standar

Faktur Pajak Standar yang diterbitkan


setelah melewati jangka waktu 3 (tiga)
bulan sejak saat Faktur Pajak Standar
seharusnya dibuat adalah bukan
merupakan Faktur Pajak Standar.

56
Rangkapan Faktur Pajak

Faktur Pajak Standar paling sedikit


dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang
peruntukannya masing-masing
sebagai berikut :
Lembar ke-1, disampaikan kepada
Pembeli Barang Kena Pajak atau
Penerima Jasa Kena Pajak
Lembar ke-2, untuk arsip Pengusaha
Kena Pajak yang menerbitkan Faktur
Pajak Standar.

57
KODE FAKTUR PAJAK STANDAR

2 (dua) digit Kode Transaksi;


1 (satu) digit Kode Status; dan
3 (tiga) digit Kode Cabang.

58
KODE TRANSAKSI
01 penyerahan kepada selain Pemungut PPN
02 penyerahan kepada Pemungut PPN Bendaharawan Pemerintah
03 penyerahan kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendaharawan
Pemerintah)
04 penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain kepada selain Pemungut PPN;
05 penyerahan yang Pajak Masukannya di Deemed kepada selain Pemungut
PPN;
06 penyerahan Lainnya kepada selain Pemungut PPN;
07 penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya Tidak Dipungut kepada
selain Pemungut PPN;
08 digunakan untuk penyerahan yang Dibebaskan dari pengenaan PPN atau
PPN dan PPn BM kepada selain Pemungut PPN;
09 digunakan untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D kepada selain Pemungut PPN

59
KODE STATUS

0 Normal
1 Penggantian

60
NOMOR SERI FAKTUR PAJAK STANDAR

2 (dua) digit Tahun Penerbitan; dan


8 (delapan) digit Nomor Urut.

Nomor Urut pada Nomor Seri Faktur Pajak


Standar harus dibuat secara berurutan, tanpa
perlu dibedakan antara Kode Transaksi, Kode
Status Faktur Pajak Standar dan mata uang
yang digunakan.

61
Penomoran Faktur

Penerbitan Faktur Pajak Standar


dimulai dari Nomor Urut 1 (satu)
pada setiap awal tahun takwim mulai
bulan Januari, kecuali bagi
Pengusaha Kena Pajak yang baru
dikukuhkan, Nomor Urut 1 (satu)
dimulai sejak Masa Pajak Pengusaha
Kena Pajak tersebut dikukuhkan.

62
Faktur Pajak Standar Salah

Faktur Pajak Standar yang cacat, rusak salah


dalam pengisian, atau salah dalam
penulisan, sehingga tidak memuat
keterangan yang lengkap, jelas dan benar,
Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan
Faktur Pajak Standar tersebut dapat
menerbitkan Faktur Pajak Standar
Pengganti

63
Faktur Pajak Hilang

Pengusaha Kena Pajak yang


menerbitkan maupun pihak yang
menerima Faktur Pajak Standar
tersebut dapat membuat copy
dari arsip Faktur Pajak Standar

64
Pambatalan Faktur Pajak

Apabila terjadi pembatalan transaksi


penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak
Standar-nya telah diterbitkan, maka
Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan
Faktur Pajak Standar harus melakukan
pembatalan Faktur Pajak Standar

65
Faktur Pajak Pengganti

Penerbitan Faktur Pajak Standar Pengganti atau pembatalan


Faktur Pajak Standar hanya dapat dilakukan paling lambat 2
(dua) tahun sejak Faktur Pajak Standar yang diganti atau
dibatalkan tersebut diterbitkan.
Sepanjang terhadap Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai dimana Faktur Pajak Standar yang diganti
atau dibatalkan tersebut dilaporkan, belum dilakukan
pemeriksaan dan atas Pajak Pertambahan Nilai yang
tercantum dalam Faktur Pajak Standar tersebut belum
dibebankan sebagai biaya.

66
NOTA RETUR
NOTA RETUR DIBUAT DALAM HAL TERJADI PENGEMBALIAN BKP DARI
PEMBELI KEPADA PENJUAL, KECUALI JIKA DIGANTI DENGAN BKP
YANG JENIS, TYPE, JUMLAH DAN HARGANYA SAMA
FUNGSI NOTA RETUR :
BAGI PENJUAL : MENGURANGI PAJAK KELUARAN PADA MASA PAJAK
DITERIMANYA NOTA RETUR
BAGI PEMBELI : MENGURANGI PAJAK MASUKAN PADA MASA PAJAK
DIBUATNYA NOTA RETUR

67
ISI MINIMAL NOTA RETUR

NOMOR URUT NOTA RETUR


NOMOR SERI DAN TANGGAL FP ATAS BKP YANG
DIKEMBALIKAN
NAMA, ALAMAT DAN NPWP PEMBELI BKP YANG
DIKEMBALIKAN
NAMA, ALAMAT, NPWP PENJUAL YANG MENERBITKAN FP
JENIS DAN HARGA JUAL BKP YANG DIKEMBALIKAN
PPN/PPNBM YANG DIKEMBALIKAN
TANGGAL PEMBUATAN NOTA RETUR
TANDA TANGAN PEMBELI

68
Pengkreditan Pajak Masukan

Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan


dengan Pajak Keluaran untuk Masa Pajak yang sama.
Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum berproduksi
sehingga belum melakukan penyerahan yang terutang
pajak, Pajak Masukan atas perolehan dan/atau impor
barang modal dapat dikreditkan.
Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan
Faktur Pajak yang memenuhi persyaratan)

69
Pajak Masukan

Apabila dalam suatu Masa Pajak:


PK > PM, selisihnya yang harus disetor ke kas
negara oleh PKP paling lambat akhir bulan
berikutnya
PM > PK, selisihnya dapat direstitusi atau
dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya, atau
direstitusi pada akhir tahun buku (pengecualian
untuk pengusaha tertentu yang bergerak dalam
bidang ekspor BKP, BKP Tidak Berwujud, JKP,
penyerahan kepada pemungut, belum berproduksi
dan tidak dipungut PPN)

70
Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan

perolehan BKP atau JKP, pemanfaatan BKP tidak


berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah
Pabean, sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak;
perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha;
perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor
berupa sedan dan station wagon, kecuali merupakan
barang dagangan atau disewakan

71
Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak
perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam atau tidak
mencantumkan nama, alamat, dan Nomor Pokok
Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau
penerima Jasa Kena Pajak;

72
Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan

pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak


Berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak
dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat 6
perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak yang Pajak Masukannya ditagih dengan
penerbitan ketetapan pajak;

73
Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan

perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak


yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan MasaPajak Pertambahan
Nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan
pemeriksaan; dan
perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal
atau Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha Kena
Pajak berproduksi sebagaimana dimaksud pada
ayat

74
Kredit Pajak Masukan

Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, tetapi


belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran
pada Masa Pajak yang sama, dapat
dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling
lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa
Pajak yang bersangkutan sepanjang belum
dibebankan sebagai biaya dan belum
dilakukan pemeriksaan

75
Kredit Pajak Masukan

Apabila dalam suatu Masa Pajak Pengusaha Kena


Pajak selain melakukan penyerahan yang terutang
pajak juga melakukan penyerahan yang tidak
terutang pajak, sedangkan Pajak Masukan untuk
penyerahan yang terutang pajak tidak dapat diketahui
dengan pasti, jumlah Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan untuk penyerahan yang terutang pajak
dihitung dengan menggunakan pedoman yang diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.

76
Penghapusan Piutang

Penghapusan piutang tidak mengakibatkan


penyesuaian (koreksi) atas :
Pajak Keluaran bagi Pengusaha Kena Pajak penjual,
artinya PKP Penjual tidak diperkenankan
membatalkan (menarik kembali) Pajak Keluaran
yang telah dilaporkan dalam SPT-nya.
Pajak Masukan bagi PKP pembeli atau penerima
jasa, artinya PKP Pembeli tidak perlu membatalkan
Pajak Masukan yang telah dikreditkan dalam SPT-
nya.

77
BKP yang Dibeli Musnah/Rusak Karena Bencana Alam atau
Kondisi Force Majeure

Tidak mengakibatkan penyesuaian (koreksi) atas


Pajak Masukan yang telah dikreditkan atau
dibebankan sebagai biaya oleh pembeli.
Pajak Masukan atas barang yang musnah atau
rusak tersebut tetap dapat dikreditkan.

78
Kesalahan dalam Pemungutan Pajak

Apabila pajak yang telah dipungut tersebut telah disetor dan


dilaporkan, maka PKP yang bersangkutan tidak dapat
meminta kembali (restitusi).
Pajak yang salah dipungut tersebut dapat diminta kembali
oleh pihak yang terpungut, sepanjang belum dikreditkan atau
belum dibebankan sebagai biaya.
Kesalahan pemungutan dapat berupa ; seharusnya tidak
terutang PPN tetapi dipungut PPN, atau terjadi pemungutan
PPN yang jumlahnya lebih besar dari yang seharusnya
terutang.

79
PEDOMAN PENGHITUNGAN PPN
MASUKAN BAGI PENGUSAHA

45/PMK.03/2008

80
81
82
83
84
85
86
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 87
87

Anda mungkin juga menyukai