Anda di halaman 1dari 20

Presentasi Kasus

TETANUS

Pembimbing : dr. Mamun, Sp.PD.

M. HELRINO FAJAR G4A015110


NADIA HANIFAH G4A015182

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
PURWOKERTO
2016
Identitas Pasien

Nama : Tn. S
Usia : 75 tahun
Alamat : Banjaranyar RT 2/9 Pekuncen, Kabupaten
Bunyumas
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Tanggal masuk : 24 Agustus 2016
Tanggal periksa : 4 September 2016
Ruang rawat : Asoka
No. CM : 00257987
Anamnesis
Keluhan Utama : Kejang
Keluhan Tambahan : Kaku pada badan, mulut sulit dibuka, luka kaki kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSMS pada tanggal 1 September 2016 dengan keluhan
kejang sejak kemarin. Kejang terjadi selama 3 4 kali dalam 1 hari, dengan durasi
15 20 detik. Kejang terjadi seluruh tubuh terasa kaku, kedua mata pasien terbuka,
pasien menyangkal adanya demam, nyeri kepala hebat maupun muntah tanpa mual
sebelum kejang. Pasien juga menyangkal adanya penurunan kesadaran sebelum,
sesaat, dan setelah kejang.
Pasien mengaku kaki kirinya terluka saat berjalan tidak menggunakan alas kaki di
pekarangan rumah sekitar 2 minggu yang lalu. Pasien mengaku luka tersebut hanya
dicuci dengan air mengalir dan di tutup kassa. Luka tersebut semakin lama semakin
melebar hingga timbul nanah. Pasien juga mengeluh seluruh badan terasa kaku,
terutama dada, punggung, dan tengkuk. Keluhan kaku-kaku ini terjadi sejak 8 hari
yang lalu. Sekitar 3 hari yang lalu, pasien mengeluh tidak dapat membuka mulut lebar
seperti biasanya, sehingga sulit untuk pasien makan dan minum. Pasien menyangkal
adanya keluhan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Pasien mengaku
semakin lama keluhan-keluhan terasa semakin memberat, hingga akhirnya pasien
dibawa keluarga ke IGD RSMS.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat keluhan yang serupa : disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat sakit kuning/liver : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat konsumsi obat-obatan : disangkal
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluhan yang sama : disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat sakit kuning/liver : disangkal
Pemeriksaan Fisik
KU/Kes : lemah/CM Status Lokalis
TTV Pulmo
TD : 100/70 mmHg Hemithorax D=S, VF D=S,
Sonor seluruh lap paru,
Nadi : 76 x/menit, reguler Sdv +/+, St -/-
RR : 32 x/menit
Cor
S : 36,9 C
S1>S2, M(-), G(-)
Status Generalis Abdomen
Kepala : Mesochepal
Datar, BU (+) N, Timpani,
Mata : CA-/-, SI-/- perut papan (+)
Hidung : Nch (-) Ekstremitas
Mulut : Bibir & lidah Ulkus (+) plantar pedis
sianosis (-), risus sinistra
sardonicus (+), trismus (+)
Edema -/-/-/-,
Leher : JVP 5+2 cm,
deviasi trakea (-) sianosis -/-/-/-
Pemeriksaan Penunjang
Lab DL 12/1/16

No Jenis Pemeriksaan Hasil Ket.


1 Hb 11,9 (N)
2 Leukosit 7160 /ul (N)
3 Ht 38 % (L)
4 Eritrosit 4,3 x 106/L (L)
5 Trombosit 188000/ L (N)
6 SGOT 139 U/L (H)
7 SGPT 75 U/L (H)
8 Ureum 22,2 mg/dL (H)
9 Kreatinin 0.73 mg/dL (N)
10 GDS 97 mg/dL (N)
Diagnosis
Tetanus Grade III

Terapi
Farmakologi Non Farmakologi
IVFD RL 20 tpm Bed rest.
Diet cair Diet tinggi kalori tinggi protein
Inj. Metronidazol 3 x 500 mg (IV) Perawatan Luka
PO Cefixime 2 x 1 tablet Fisioterapi
PO Diazepam 2 x 5 mg tab Edukasi penyakit kepada pasien
PO Ranitidin 2x1 tab meliputi terapi, komplikasi
penyakit, prognosis penyakit.
Prognosis
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Definisi
Gangguan neurologis yang ditandai dengan
meningatnya tonus otot dan spasme, yang
disebabkan oleh tetanospamin, suatu toksin protein
kuat yang dihasilkan oleh clostiridium tetani.
Etiologi
Clostiridium tetaniFamili Flaviviridae (DEN-1, DEN-2, DEN-
3 dan DEN-4).
Bakteri ini terdapat dimana-mana, dengan habitat
alamnya di tanah
gram positif berbentuk batang yang selalu bergerak,
dan merupakan bakteri anaerob obligat yang
menghasilkan spora
Bentuk vegetatif C. tetani tetanolisin dan
tetanospasmin
Epidemiologi
tetanus terutama ditemukan pada negara-
negara kurang dan sedang berkembang
satu juta kasus tetanus di dunia per tahunnya
yang terutama ditemukan di negara kurang
berkembang
Insiden tetanus pada orang dengan imunisasi
lengkap sangat jarang yaitu 4:100.000.000
Insiden dan mortalitas lebih tinggi pada kelompok
usia neonatus dan > 50 tahun dibandingkan
kelompok umur lain
Patogenesis
port de entry

Kondisi anaerob

tetanospamin dan tetanolisin

Toksin diabsorpsi di neuromuscular junction, kemudian
bermigrasi melalui jaringan perineural ke susunan saraf pusat/
Toksin melalui pembuluh limfe dan darah ke susunan saraf
pusat.

mempengaruhi jalur inhibisi

aktivitas saraf motorik tak terkendali

Spasme otot
Manifestasi klinis
Tetanus lokal
spasme dan peningkatan tonus otot terbatas pada otot-
otot di sekitar tempat infeksi tanpa tanda-tanda sistemik
Tetanus sefalik
bentuk khusus tetanus lokal yang mempengaruhi otot-otot
nervus kranialis terutama di daerah wajah.
dapat timbul setelah otitis media kronik maupun cidera
kepala (kulit kepala, mata dan konjungtiva, wajah, telinga,
atau leher).
timbul dalam 1-2 hari setelah cidera antara lain fasial palsi
akibat paralisis nervus VII (paling sering), disfagia, dan
paralisis otot-otot ekstraokuler serta ptosis akibat paralisis
nervus III
Manifestasi klinis
Tetanus generalisata
Trismus
Spasem otot wajah (risus sardonicus)
kekakuan leher
kesulitan menelan
rigiditas otot abdomen
Opistotonus
Kejang otot yang akut, paroksismal, tidak terkoordinasi, dan
menyeluruh tanpa gangguan kesadaran
Manifestasi klinis
Tetanus neonatorum
disebabkan proses pertolongan persalinan yang tidak steril
serupa dengan tetanus general.
Tatalaksana
Membuang sumber tetanoplasmin
Luka harus dibersihkan secara menyeluruh dan didebridement
Metronidazole diberikan secara iv dengan dosis inisial 15 mg/kgBB
dilanjutkan dosis 30 mg/kgBB/hari setiap 6 jam selama 7-10 hari.
penicillin procain 50.000-100.000 U/kgBB/hari selama 7-10 hari
Netralisasi toksin yang tidak terikat
ATS dengan dosis 100.000-200.000 unit diberikan 50.000 unit intra-
muskular dan 50.000 unit intravena pada hari pertama, kemudian
60.000 unit dan 40.000 unit intramuskuler masing-masing pada hari
kedua dan ketiga
human tetanus immunoglobulin (HTIG)
Pengobatan suportif
ditangani di ICU
Ruangan gelap dan tenang
Penanganan jalan napas merupakan prioritas
Anti kejang :
Diazepam 0,5 1 mg / kgBBi.v
Klorpromazin25 75 mg / 4 jam i.m
Fenobarbital50 100 mg / 4 jam i.m
Prognosis
1. Ringan; bila tidak adanya kejang umum
(generalized spsme)
2. Sedang; bila sekali muncul kejang umum
3. Berat ; bila kejang umum yang berat sering terjadi.

Komplikasi
Kerusakan Hepar
Sindrom Syok Dengue
Komplikasi
Sistem organ Komplikasi
Jalan napas Aspirasi, spasme laring, obstruksi terkait penggunaan
sedatif.
Respirasi Apneu, hipoksia, gagal napas tipe I dan II, ARDS,
komplikasi akibat ventilasi mekanis jangka panjang
(misalnya pneumonia), komplikasi trakeostomi.
Kardiovaskular Takikardia, hipertensi, iskemia, hipotensi, bradikardia, aritmia,
asistol, gagal jantung.
Renal Gagal ginjal, infeksi dan stasis urin.

Gastrointestinal Stasis, ileus, perdarahan.

Muskuloskeletal Rabdomiolisis, myositis ossificans circumscripta, fraktur


akibat spasme.
Lain-lain Penurunan berat badan, tromboembolisme, sepsis,
Pencegahan

Perawatan luka
Pemberian antitoksin setelah luka
Imunisasi
DAFTAR PUSTAKA
Ang J. 2003. Tetanus.(online)
www.chmkids.org/upload/docs/imed/TETANUS.pdf, diakses 8 Oktober2016
Cook T, Protheroe R, Handel J. 2001. Tetanus: a review of the literature. British
Journal of Anaesthesia. 87(3):477-87.
Cottle LE, Beeching NJ, Carrol ED, Parry CM. 2011. Tetanus. Available at:
https://online.epocrates.com/u/2944220/Tetanus+infection.
Edlich RF, Hill LG, Mahler CA, Cox MJ, Becker DG, Jed H. Horowitz M, et al.
2003. Management and Prevention of Tetanus. Journal of Long-Term Effects
of Medical Implants.13(3):139-54.
Ismanoe, Gatoet. 2009. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Jakarta : InternalPublishing
Laksmi, Ni Komang Saraswita. 2014. Penatalaksanaan Tetanus : CDK-
222/vol.41 no.11
Maliawan, Sri. 2009. Diagnosis dan Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang
Belakang. Jakrta : CV Sagung Seto
Ogunrin O. Tetanus - A Review of Current Concepts in Management. Journal
of Postgraduate Medicine. 2009;11(1):46-61.
Samuels, AM. 2008. Tetanus, Manual of Neurologic Therapeutic, ed. 2 nd.
Boston : Little Brown, and Company.
Todar K. 2007. The Microbiological World: Tetanus. (Online)
http://textbookofbacteriology.net/themicrobialworld/Tetanus.html, diakses 8
Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai