Anda di halaman 1dari 30

HIDROSEFALUS EC.

SUSPECT
MENINGITIS
Disusun Oleh :
Mayshia Prazitya Shakti

Pembimbing :
Dr. dr. Arie Ibrahim Sp. BS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN


RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA
JUNI 2017
1
KASUS IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun
Alamat : Jl. Wiraguna dalam RT.7
Pendidikan terakhir : Swasta
Suku : Jawa
Agama : Islam
MRS : 30 Mei 2017

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal 2 Juni


2017 dengan anak kandung pasien.

2
Keluhan Utama
Anamnesis Pusing berputar sejak 2 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD AWS dengan pusing berputar sejak 2
bulan yang lalu. Menurut anak kandung pasien, pasien merasa
seperti benda disekelilingnya bergerak dan goyang. Pusing
berputar dirasakan muncul tiba-tiba, tidak berdasarkan perubahan
posisi, dan hilang timbul. Awalnya pusing berputar dirasakan tidak
terlalu sering, namun lama kelamaan frekuensi serangan menjadi
lebih sering. Tiap serangan hanya berlangsung beberapa menit
saja kemudian membaik. Sejak keluhan ini muncul, nafsu makan
dan minum pasien juga menurun, akibatnya badan pasien sering
terasa lemas dan berat badan pasien juga dirasa menurun.
3
Pasien kemudian dirawat di ruang flamboyan dan mendapatkan
pengobatan. Pada hari ke-3 perawatan, kesadaran pasien
Anamnesis menurun secara tiba-tiba. Dari anamnesis didapatkan, sebelumnya
pasien juga mengeluhkan adanya nyeri kepala yang dirasakan
sejak 2 minggu terakhir, nyeri terasa pada seluruh kepala seperti
tertekan dan seperti mau pecah, namun muncul hanya kadang-
kadang saja sehingga pasien tidak terlalu menghiraukan keluhan
ini. Sebelumnya pasien juga sempat mengeluhkan demam yang
dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan muntah sebanyak 1 kali.
Tidak ada keluhan batuk pilek sebelumnya, batuk lama, ataupun
batuk darah. Tidak ada keluhan kejang, penglihatan kabur ataupun
penglihatan ganda. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada
keluhan.
Kemudian dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala cito pada pasien
dan didiagnosis hidrosefalus. Pasien kemudian dikonsulkan
kespesialis bedah saraf. 4
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Anamnesis
Pasien tidak pernah mengalami kejang dari saat kecil hingga
sekarang.
Pasien memiliki riwayat penyakit jantung, dan rutin kontrol di poli
jantung serta mengkonsumsi obat secara teratur.
Riwayat operasi kepala, cedera kepala, ataupun MRS
sebelumnya disangkal.
Riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, ataupun alergi obat
disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak terdapat anggota keluarga lain yang menderita penyakit
yang serupa dengan yang dialami pasien.
Riwayat batuk lama dalam keluarga disangkal, di tetangga dan
5
lingkungan sekitar tidak diketahui. Tidak ada riwayat penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, ataupun alergi obat
Kesadaran : E1V1M4
Tanda Vital
Pemeriksaan Tekanan darah : 110/70
Fisik Frekuensi nadi : 96 x/menit, reguler, kuat angkat
Frekuensi napas : 22 x/menit
Temperatur : 37,0o C per axila

Kepala dan Leher


Kepala : normosefali, diameter frontooksipital 57 cm,
fontanela tertutup, sefal hematoma (-)
Mata : mata simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), Refleks Cahaya (+/+), Pupil Isokor (3mm/3mm), mata
cowong (-/-)
Hidung : kelainan bentuk (-), rhinorea (-/-)
Telinga : kelainan bentuk (-), otorhea (-/-)
Leher : jejas (-), deformitas tulang leher (-), kaku kuduk
(+), tidak ada pembesaran KGB
Thoraks-Cardiovaskuler
Inspeksi : Bentuk dan gerak dinding dada simetris dextra =
Pemeriksaan sinistra, retraksi (-), Ictus cordis tampak di ICS V MCL sinistra
Fisik Palpasi : gerakan dinding dada simetris dextra = sinistra,
Ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), Rhonki (+/+), S1S2 tunggal
reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), organomegali (-), turgor
kulit kembali cepat
Perkusi : Timpani seluruh kuadran
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat (+), oedem (-), capillary refill test < 2
detik
Kesan umum : sakit berat
Pemeriksaan GCS : E1V1M4
Rangsang meningeal : Kaku kuduk (+)
Neurologis
Pemeriksaan nervus kranialis
Nervus kranialis I : tde
Nervus kranialis II :
OD OS
Ketajaman
penglihatan
tde tde
Lapang pandang
Funduskopi

Nervus kranialis III, IV, VI :


Posisi : esotropia
Pupil : ukuran 3 mm, bulat, isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+)
Gerakan bola mata : tde

Nervus kranialis V : refleks kornea (+)
Pemeriksaan Nervus kranialis VII : tde
Nervus kranialis VIII : tde
Neurologis Nervus kranialis IX dan X :
- Posisi arkus faring : normal, uvula ditengah
- Refleks menelan/muntah : tde
- Suara : tde
Nervus kranialis XI :
- m. sternocleidomastoideus : tde
- m. trapezius : tde
- Nervus kranialis XI : tde
Refleks fisiologis Sensorik
Biseps : +/+ - Raba : tde
Pemeriksaan
Triseps : +/+ - Nyeri : tde
Neurologis Patella : +/+ - Suhu : tde
Achilles : +/+

Refleks patologis
- Babinski : +/+
- Chaddok : +/+
- Klonus : -/-

Refleks Motorik

Superior Inferior
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Pergerakan
tde tde tde tde
Kekuatan
Darah Lengkap (30 Mei 2017)

Pemeriksaan Leu 13.100 Na 128 Ur 28,5

Penunjang Hb 11,5 K 3,7 Cr 0,9


HCT 33,5 % Cl 99 CT 2
Tro 324.000 GDS 134 LED 21 mm/jam
HbsAg NR 112 NR

CT-Scan Kepala
Kesan : hidrosefalus
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis/ Diagnosis Kerja
Hidrocephalus ec susp meningitis
penatalaksan
CHF
aan/
prognosis Penatalaksanaan
EVD

Prognosis
Dubia
Meningitis peradangan pada selaput otak
(Harsono, 2003).

Distribusi Frekuensi Meningitis

Manusia Tempat

Determinan
Tinjauan Waktu

Pustaka Host Agen

MENINGITIS Lingkungan

14
Manifestasi Klinis
trias meningitis seperti demam,
nyeri kepala dan kaku kuduk.
Gejala lain seperti mual muntah,
penurunan nafsu makan, mudah Diagnosis
mengantuk, fotofobia, gelisah,
Pemeriksaan fisik yang dapat
kejang, penurunan kesadaran
mendukung diagnosis meningitis
biasanya adalah pemeriksaan
rangsang meningeal (Sidharta, 2009).
Pemeriksaan penunjang :
- Lumbal Punksi
- Foto Thoraks
- CT Scan
Penatalaksanaan
Prinsip Umum Terapi
Pemberian cairan, eletrolit, antipiretik, analgesik, dan terapi penunjang lain
yang penting untuk pasien penderita meningitis akut
Terapi antibiotika empirik harus diberikan sesegera mungkin untuk
menghilangkan mikroba penyebab. Terapi antibiotik harus paling tidak
selama 48-72 jam atau sampai diagnosa ditegakkan

Terapi Farmakologis
Deksametason sebagai terapi adjuvan, juga sering digunakan pada kasus
meningitis anak, karena dapat menyebabkan perbaikan yang nyata pada
konsentrasi glukosa dan laktat CSS serta juga mnurunkan dengan nyata
kejadian gangguan neurologi yang umum berkaitan dengan meningitis
Pemilihan obat-obatan antibiotika, harus terlebih dahulu dilakukan kultur
darah dan Lumbal Punksi guna pembrian antibiotika disesuaikan dengan
kuman penyebab.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan
serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana
terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada satu
atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid.

Tinjauan Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak

Pustaka seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan


gangguan sirkulasi CSS (Wijaya, 2006).
HIDROSEFALUS

18
Klasifikasi

Hidrosefalus tipe obstruksi / non Hidrosefalus tipe komunikans


komunikans :

Terjadi bila CSS otak terganggu Jarang ditemukan


(Gangguan di dalam atau pada sistem Terjadi peningkatan tekanan
ventrikel yang mengakibatkan cairan serebrospinal tanpa
penyumbatan aliran CSS dalam sistem disertai penyumbatan sistem
ventrikel otak) ventrikel
Terjadi peningkatan tekanan cairan Terjadi karena proses
serebrospinal yang disebabkan obstruksi berlebihan atau gangguan
pada salah satu tempat pembentukan penyerapan (Gangguan di
likuor, antara pleksus koroidalis sampai luar sistem ventrikel).
tempat keluarnya dari ventrikel IV
melalui foramen Magendi dan Luschka.
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Gejala klinis bervariasi sesuai Pengukuran dan pemantauan


dengan umur penderita. Gejala lingkar kepala anak dapat diukur
yang tampak berupa gejala akibat melalui grafik lingkar kepala standar
tekanan intracranial yang meninggi (pada anak)
Gejala hidrosefalus yang dapat Papiledema funduskopi
ditemui pada usia tua yaitu :
gangguan mental dan fungsi
Pemeriksaan Penunjang
kognitif, nyeri kepala, nyeri leher,
mual hingga muntah, pandangan
X-Ray kepala
kabur, penglihatan ganda (terkait
Pemeriksaan LCS
palsy N.VI), spastik, dan mudah
Ventrikulografi
mengantuk..
CT Scan
Penatalaksanaan
Terapi Medikamentosa
Obat yang sering digunakan adalah (Wijaya, 2006):
Asetasolamid Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125mg/hari, dosis
ini dapat ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari
Furosemid Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau
injeksi iv 0,6 mg/kgBB/hari.

Terapi Operatif
Operasi pintas/Shunting
Ada 2 macam :
Eksternal CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya
sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi
hidrosefalus tekanan normal.
Internal CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota
tubuh lain.
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
Pasien Tn. S usia 60 tahun, awalnya datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 2 bulan SMRS. Dari anamnesis didapatkan, sebelumnya pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri kepala yang dirasakan sejak 2 minggu terakhir.
Sebelumnya pasien juga sempat mengeluhkan demam yang dirasakan sejak
1 bulan terakhir, dan muntah sebanyak 1 kali, muntah tidak menyembur, dan
Hidrosefalus
berisi makanan. Tidak ada keluhan batuktimbul
pilekakibat terjadibatuk
sebelumnya, ketidak
lama,
seimbangan
ataupun batuk darah. Tidak ada keluhanantara produksi
kejang, dengan
penglihatan absorpsi
kabur ataupundan
gangguan
penglihatan ganda. Buang air besarsirkulasi
dan buangCSSair (Wijaya,
kecil tidak2006).
ada keluhan.

22
PEMBAHASAN
Hal yang sesuai Hal yang tidak sesuai
Gejala hidrosefalus yang dapat ditemui
Angka kejadian hidrosefalus pada
pada usia tua yaitu : gangguan mental
dan fungsi kognitif, nyeri kepala
orang tua lebih rendah dibanding
(terutama saat pagi hari), nyeri leher pada anak (Nelson, 2016). Adapun
(menandakan adanya herniasi tonsilar), bentuk hidrosefalus yang sering
mual hingga muntah, pandangan kabur ditemukan pada usia tua yaitu
, penglihatan timbulhydrocephalus
(akibat dari papilledema)Hidrosefalus akibat terjadiex vacuo dan normal
ketidak
ganda (terkait palsy N.VI), spastik, dan antara pressure
seimbangan produksihydrocephalus (NPH).
dengan absorpsi dan
mudah mengantuk. Namun gejala Dimana hydrocephalus ex vacuo
hidrosefalus tidak terlalugangguan
khas pada sirkulasi CSS (Wijaya, 2006).
dapat disebabkan karena proses
pasien ini.
Pada anamnesa dapat diketahui adanya
alami ataupun trauma yang
trias meningitis seperti demam, nyeri menyebabkan gangguan pada otak
kepala dan kaku kuduk. dan penyusutan volume otak.
23
PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN FISIK
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan GCS : E1V1M4, dengan
pemeriksaan meningeal sign kaku kuduk (+). Pemeriksaan saraf
kranialis sulit dievaluasi. Refleks fisiologis dalam batas normal, refleks
patologis Babinski (+/+), Chaddok (+/+), pemeriksaan sensorik dan
motorik sulit dievaluasi. Pemeriksaan
Hidrosefalus laboratorium
timbul dalam
akibat terjadi batas
ketidak
normal, dengan hasil seimbangan
CT Scan kepala kesan
antara hidrosefalus.
produksi dengan absorpsi dan
gangguan sirkulasi CSS (Wijaya, 2006).

24
PEMBAHASAN
Hal yang sesuai Hal yang tidak sesuai
Pada pasien ini dilakukan Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik pasien
pemeriksaan CT scan, dimana sudah mengalami penurunan kesadaran
pemeriksaan CT Scan dapat sehingga hasil temuan pemeriksaan fisik
membantu mendiagnosis hidrosefalus pada pasien ini tidak khas.
hidrosefalus terutama pada gejala Pada pasien dengan kecurigaan meningitis,
yang tidak khas. dapat dilakukan pemeriksaan foto toraks
Pada pasien dengan kecurigaan untuk melihat adanya infeksi sebelumnya
meningitis dapat dilakukan analisa pada paru-paru misalnya pada pneumonia
cairan cerebrospinal dengan syarat dan tuberculosis.
tidak ditemukan adanya
peningkatan tekanan intracranial,
untuk menganalisa jumlah sel dan
protein cerebrospinal. Namun pada
pasien ini hasilnya belum diketahui.
25
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
Hidrosefalus + CHF
Ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang
dalam hal ini adalah CT scan kepala.

Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak


seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan
gangguan sirkulasi CSS (Wijaya, 2006).

26
PEMBAHASAN
Hal yang sesuai Hal yang tidak sesuai
Diagnosis ditegakkan melalui Perlu dilakukannya pemeriksaan
anamnesis dan pemeriksaan fisik tambahan seperti pemeriksaan foto
serta penunjang berupa CT scan toraks untuk menunjang diagnosis
dan analisis cairan cerebrospinal meningitis.

27
PEMBAHASAN
PENATALAKSANAAN
EVD CITO

Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak


seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan
gangguan sirkulasi CSS (Wijaya, 2006).

28
PEMBAHASAN
Hal yang sesuai Hal yang tidak sesuai
Umumnya, terapi pembedahan Hidrosefalus merupakan salah satu
pada hidrosefalus adalah kegawatdaruratan bedah saraf non traumatika,
operasi pintas/shunting dimana komplikasi dari hidrosefalus sendiri
ataupun ventrikulostomi. bervariasi mulai dari gangguan fungsi kognitif,
Namun pada pasien ini kehilangan fungsi visual yang dapat menjadi
dilakukan EVD (External permanen, hingga bahkan dapat menyebabkan
Ventricular Drain), dimana pada kematian apabila terlambat diketahui. Dalam hal
keadaan emergensi, dapat ini penting untuk diketahui sejak dini, mengingat
dilakukan tindakan ini untuk hal ini dapat mengancam nyawa. Pada kasus ini,
penyelamatan jiwa pasien mengabaikan keluhan yang dirasakan,
(Muralidharan, 2015). dan baru memeriksakan keluhan ke dokter
setelah keluhan dirasa sangat mengganggu
29

THANK YOU!

30

Anda mungkin juga menyukai